8 minute read

• Dari Lapangan Kunjungan Kerja Direktur Utama

Dari Lapangan

Kunjungan Kerja Direktur Utama

Advertisement

Salah satu agenda kerja Direktur Utama Perum Perhutani adalah melakukan kunjungan kerja ke unit-unit kerja perusahaan. Turun ke bawah, meninjau lapangan, merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Bukan sekadar mengontrol kinerja seluruh personel di lapangan, tetapi lebih jauh dari itu, kehadiran pemimpin di tengah karyawan senyatanya memberikan motivasi besar untuk meningkatkan kinerja optimal dan meraih prestasi kerja yang tinggi. Begitulah yang terlihat dalam rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani dalam dua bulan terakhir.

Sejumlah pemangku kepentingan hadir bersama Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, di Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute (PeFi), pada Selasa, 15 Juni 2021. Di hari itu, Direktur Utama Perum Perhutani melakukan kunjungan kerja di Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute (PeFi), dalam rangka koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora, serta mengikuti Paparan terkait Kelestarian Pengelolaan Hutan Jawa bersama Universitas Gajah Mada.

Kunjungan kerja tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora, Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Blora, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Blora, Komandan Distrik Militer (Dandim) Blora, Komandan 410 Alugoro Blora, Kepala Perhutani Forestry Institute, Pengajar dari Universitas Gajah Mada (UGM), serta segenap Jajaran Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu dan KPH Randublatung. Rangkaian kegiatan didahului pembahasan tentang kerja sama pengelolaan hutan bersama Pemerintah Kabupaten Blora. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan rapat bersama tim dari Universitas Gajah Mada (UGM), yang membahas mengenai “Kelestarian Pengelolaan Hutan Jawa”.

Kegiatan tersebut bertempat di meeting room Café Djati, Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute. Setelah pelaksanaan rapat bersama dengan tim dari Universitas Gajah Mada, acara pun dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke beberapa titik lokasi di wilayah Perhutani KPH Cepu.

Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menyampaikan rencana kerja sama dalam pengelolaan hutan di Kabupaten Blora. Menurut dia, pada pelaksanaan pengelolaan hutan tersebut, nantinya akan dilakukan penyiapan lahan-lahan yang dapat dikelola atau dimanfaatkan oleh para pemuda Kabupaten Blora. Wahyu juga mengungkapkan, kunjungan kali ini bertujuan ingin mendengarkan secara langsung paparan tim Universitas Gajah Mada mengenai proses budidaya hingga produksi tanaman pinus.

“Lahan yang akan dipergunakan dalam kerja sama pengelolaan hutan tersebut berada di sekitar kawasan hutan, dan berdekatan dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Terkait mekanisme kerja samanya, nanti

Foto: Reza Bima/Kompersh PeFi Blora

Foto: Asep Senjaya/Kompersh KPH Banten akan dibahas lebih lanjut antara Perum Perhutani bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Blora, H. Aries Rohman, menyatakan dukungan secara langsung terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah Kabupaten Blora. Pihaknya mengusulkan agar anak-anak muda yang memiliki talenta dapat mengikuti kegiatan penanaman di sekitar hutan, dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat daerah. Misalnya, menanam porang dan lain-lain.

Sedangkan Kepala Perhutani Forestry Institute, Yahya Amin, mengatakan, sebelumnya pihaknya telah merekomendasikan beberapa calon peneliti yang memang telah menguasai bidangnya kepada Direktur terdahulu, terkait pelaksanaan penelitian. Misalnya Peneliti Tanaman Jati Plus Perhutani (JPP), kayu putih, pinus bocor getah, dan lain-lain.

Di tempat yang sama, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Muhammad Naiem, menyampaikan beberapa hal terutama mengenai kayu putih, sengon, jati, dan pinus. Menurut dia, tanaman-tanaman tersebut memerlukan penanganan lebih serius dan strategi yang khusus, agar ke depannya dapat menjadi salah satu produk yang mampu menghasilkan pendapatan besar. Sehingga, tanaman-tanaman tersebut mampu menambah profit perusahaan.

Tetap Semangat Capai Target

Beberapa hari kemudian, Direktur Utama Perum Perhutani juga melakukan kunjungan kerja ke Perhutani KPH Banten. Kunjungan kerja itu berlangsung pada Rabu, 23 Juni 2021. Di dalam kunjungan tersebut, Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro didampingi oleh Sekretaris Perusahaan, Asep Dedi Mulyadi; Kepala Divisi Pemasaran, Eka Wahyu Sukartiko; Wakil Kepala Divisi Regional (Wakadivre) Sumber Daya Hutan (SDH), Sudarwanto; Wakadivre Bisnis, Purwanto; Kepala Departemen (Kadep) Pemasaran, Tedi Sumarto; Kadep Produksi dan Ekowisata (PE), Dadan Wahyu Wardana; dan General Manager (GM) Pemasaran Kayu, Aras Agus.

Rangkaian acara kunjungan kerja tersebut diawali dengan pertemuan di Kantor Perhutani KPH Banten. Selanjutnya, rombongan menuju Kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sobang dengan waktu tempuh ± 3 jam. Di dalam pertemuan di Kantor BKPH Sobang yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam tersebut, Dirut Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyampaikan arahan tentang perlunya meningkatkan etos kerja sesuai Tata Nilai Perusahaan.

Lebih lanjut, Wahyu Kuncoro menjelaskan perlunya meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Wahyu pun mengharapkan insan-insan Perhutani tetap semangat dalam berusaha untuk mencapai target, dan terus berkomunikasi, berkoordinasi, serta selalu membangun sinergi antar jajaran dalam menjalankan tugas.

“Saya diminta tetap menjaga cashflow operasional Perhutani agar tetap positif, dan kita harus terus meningkatkan potensi pendapatan. Ada keyakinan, pendapatan kita belum optimum. Sebisa mungkin mandiri di DivreDivre,” ungkapnya.

Wahyu menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap jajaran petugas lapangan yang telah bekerja maksimal. Ia juga berpesan untuk

Foto: Kompersh KPH Sukabumi

tetap bersemangat dalam melakukan pekerjaan, serta menjaga kesehatan, terlebih lagi di tengah kondisi pandemi saat ini.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Banten, Noor Rochman, di kesempatan tersebut menyampaikan, produksi tebangan jati dan rimba telah memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Jumlahnya hampir 87% dari pendapatan Perhutani KPH Banten.

“Kami sangat berharap dengan adanya kunjungan Direktur Utama Perhutani ini, dapat memberikan semangat bagi jajaran petugas lapangan di KPH Banten,” ujarnya.

Setelah pertemuan tersebut, rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi tebangan tahun 2020. Tujuannya untuk melihat kondisi jalan angkutan dan sisa persediaan kayu tahun 2020 di Petak 2d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sobang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sobang, KPH Banten. Yang unik, mereka pergi ke lokasi tersebut dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Sadapan dan Persemaian Pinus

Awal Mei 2021, Perhutani KPH Sukabumi menerima kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. Tepatnya pada Selasa, 4 Mei 2021, Wahyu Kuncoro melakukan kunjungan kerja ke Wisata Alam Gua Buni Ayu di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciguha, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikawung, KPH Sukabumi. Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, beserta jajaran manajemen KPH Sukabumi menyambut kedatangan Dirut Perhutani yang dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Sekretaris Perusahaan, Asep Dedi Mulyadi; serta Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Amas Wijaya.

Di dalam kunjungan kerja tersebut, Dirut Perhutani berkesempatan melihat secara langsung kegiatan pengelolaan hutan bidang sadapan pinus dan pembuatan persemaian jenis pinus di RPH Ciguha. Dan di kesempatan tersebut, Wahyu kuncoro menyerahkan secara simbolis bingkisan lebaran kepada sepuluh orang perwakilan tenaga penyadap getah pinus.

Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap jajaran petugas bidang kegiatan sadapan pinus. Terutama para penyadap getah pinus yang ia sebut merupakan garda terdepan dalam proses produksi getah pinus. Ia juga berpesan kepada para penyadap untuk tetap bersemangat dalam melakukan pekerjaan serta menjaga kesehatan, terlebih pada kondisi pandemi saat ini.

“Sadapan pinus ini memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar bagi Perusahaan. Untuk itu, kepada segenap petugas serta penyadap selaku mitra Perhutani, agar menjaga semangat serta kesehatan dalam bekerja untuk menjaga kestabilan pendapatan bagi Perusahaan,“ ujarnya.

Di sela kunjungan tersebut, Wahyu Kuncoro juga melakukan diskusi bersama jajaran manajemen KPH Sukabumi. Diskusi itu terkait dengan kegiatan pengelolaan hutan. Dia berharap hasil diskusi tersebut dapat menjadi bahan masukan bagi Perusahaan.

Sementara itu, Asep Setiawan pada kesempatan tersebut menyampaikan, sadapan getah pinus di KPH Sukabumi memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Ia menyebut, hampir sekitar 70% dari pendapatan Perhutani KPH Sukabumi ditunjang dari sadapan pinus.

Foto: Djel Mohamad/Kompersh Divre Jatim

“Kami sangat berharap, dengan adanya kunjungan Direktur Utama Perhutani, dapat memberikan semangat bagi jajaran petugas dan mitra sadapan getah pinus di KPH Sukabumi,” ujarnya.

LMDH Percontohan Nasional Rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perhutani tersebut berdampak positif bagi karyawan. Sebab, mereka merasakan, kehadiran pemimpin di tengah karyawan sebagai pembawa motivasi besar bagi karyawan.

Kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani terus berlanjut. Senin, 7 Juni 2021, Wahyu Kuncoro menyerahkan bantuan senilai 60 juta rupiah kepada tiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ketiga LMDH penerima bantuan itu adalah LMDH Sukowono, LMDH Rimba, dan LMDH Wono Lestari.

Kegiatan penyerahan bantuan tersebut dilakukan bersama Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rachman Ferry Isfiyanto, dalam kunjungan kerja ke Wisata Siti Sundari. Wisata Siti Sundari terletak di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Lokasi Wisata Siti Sundari yang dikelola oleh LMDH Wono Lestari itu tepatnya berada di wilayah RPH Senduro, BKPH Senduro, KPH Probolinggo.

Menurut Wahyu Kuncoro, Desa Burno merupakan salah satu Desa yang menjadi pusat percontohan nasional dalam program Pengelolaan Perhutanan Sosial. Kabupaten Lumajang dianggap berhasil karena memiliki LMDH Wono Lestari dengan usaha yang bisa mendorong dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar hutan. Ia pun menuturkan, ada dua LMDH yang dijadikan program pemerintah sebagai percontohan atau pilot project dalam pengembangan Perhutanan Sosial dan pengelolaannya di bawah Perhutani.

“Salah satunya di sini, yakni di KPH Probolinggo. Serta satu lokasi lainnya di Garut, Jawa Barat,” terangnya.

Keberhasilan LMDH Wono Lestari dalam mengembangkan tanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) berupa rumput gajah, budi daya pisang, lebah madu, hingga pemerahan susu sapi dan pengembangan wisata, menjadikannya salah satu dari 9 kelompok Perhutanan Sosial terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfiyanto, berpesan agar potensi hutan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya dengan selalu memerhatikan keberlanjutan fungsi kawasan dalam pemanfaatannya.

LMDH Wono Lestari memiliki jumlah anggota sebanyak 367 orang yang mengolah lahan hutan seluas 940 hektare. Bahkan kini seluruh anggotanya sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) yang diharapkan membuat petani tergerak untuk turut menjaga hutan.

Rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perhutani tersebut berdampak positif bagi karyawan. Sebab, mereka merasakan, kehadiran pemimpin di tengah karyawan sebagai pembawa motivasi besar bagi karyawan. Tentu, diharapkan muaranya adalah agar seluruh insan Perum Perhutani dapat meningkatkan kinerja optimal dan meraih prestasi kerja yang tinggi. • DR/

PeFi/Rb/Btn/AJB/Skb/Tfk/DivreJatim/Mnr

This article is from: