5 minute read

• Perhutani Terus Bangun Sinergi dengan LMDH

Perhutani

Terus Bangun Sinergi dengan LMDH

Advertisement

Di dalam pengelolaan hutan, Perum Perhutani selalu menjalin dan membangun sinergi dengan masyarakat di sekitar hutan. Khususnya dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pemberdayaan masyarakat melalui LMDH pun menjadi agenda yang selalu dijalankan di semua wilayah kerja Perhutani.

Sinergi yang terjalin harmonis di antara Perum Perhutani dengan LMDH terlihat di semua wilayah kerjanya. Misalnya di Demak, ketika Perhutani KPH Semarang melakukan kegiatan pembinaan dan pendampingan kepada LMDH Wargo Manunggal dalam rangka pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Sabtu, 8 Mei 2021. LMDH Wargo Manunggal tersebut terletak di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Kegiatan pembinaan dan pendampingan itu dilakukan di lokasi Wisata Sendang Wuluh, Desa Jragung. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan KPH Semarang, Suharno; Kepala Desa Jragung, Edy Susanto; serta Ketua LMDH Wargo Manunggal, Mochammad Soni. Mereka hadir di kesempatan itu bersama jajaran masing-masing.

Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin, melalui KSS Komunikasi Perusahaan KPH Semarang, Suharno, menyampaikan, kerja sama dan sinergi dengan LMDH akan terus mereka jalin. Ia menambahkan, semua lembaga yang bekerjasama dengan Perhutani dan memiliki usaha harus segera membentuk KUPS dengan klasifikasi Blue, Silver, Gold, dan Platinum. Masing-masing klasifikasi tersebut menunjukkan pencapaian serta terdapat indikator dan eviden yang harus dipenuhi.

“Untuk klasifikasi Blue, indikatornya sudah ditetapkan sebagai KUPS, potensi usaha sudah teridentifikasi, sudah mempunyai eviden yakni Surat Keputusan (SK) Kelompok tentang KUPS dan list potensi usaha. Sedangkan klasifikasi Silver, indikatornya ditambah dengan sudah tersusunnya Rencana Kerja Usaha (RKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Dokumen RKU/RKT, serta Surat Keputusan (SK) Pengurus Unit Kerja,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Ketua LMDH Wargo Manunggal,

Foto: Suharno Harno Kompersh KPH Semarang

Mochammad Soni, menyatakan, pihaknya akan segera membentuk KUPS untuk wisata Sendang Wuluh. Diupayakan, KUPS yang dibentuk dengan minimal klasifikasi Silver.

Di kesempatan yang sama, Kepala Desa Jragung, Edy Susanto, menyatakan, sangat mendukung pengembangan Wisata Sendang Wuluh bersama dengan LMDH Wargo Manunggal. Seraya berharap, pengembangan wisata Sendang Wuluh akan terlaksana dan berjalan dengan baik.

“Kami akan kembangkan dan sudah kami usulkan untuk menggunakan dana desa. Semoga pengembangannya dapat terlaksana dengan baik dan sukses,” pungkasnya.

Porang di Malang

Kerja sama Perhutani dengan LMDH juga terlihat di Malang. Perhutani KPH Malang bekerja sama dengan LMDH Wana Lestari, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kerja sama itu dalam rangka memerluas pengembangan budi daya tanaman porang.

Ihwal kerja sama itu dijelaskan Administratur Perhutani KPH Malang, Hengki Herwanto, Senin, 21 Juni 2021. Hengki mengatakan, perluasan budi daya tanaman porang tersebut berada di Petak 18AD, 19A, 20A, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Rejosari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sengguruh, KPH Malang.

“Umbi porang sudah menjadi salah satu komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang sangat bagus. Untuk itu, diharapkan dari hasil panen porang nantinya dapat menambah penghasilan masyarakat,” ujarnya.

Hengki Herwanto menambahkan, pihaknya telah lama mengembangkan tanaman porang di beberapa tempat. Misalnya di RPH Rejosari dan lainnya. Sebab, porang adalah salah satu tanaman yang sangat mudah dipelihara dan ditanam, baik berupa umbi porang ataupun katak dari porang.

“Porang mampu hidup dan tumbuh dengan baik di bawah tegakan kayu pada hutan produksi yang rindang maupun di tanah lapang, perawatan dan pemeliharaan sangat mudah, serta tidak bersifat merusak struktur hara tanah sehingga kesuburan dari hutan dapat tetap terpelihara,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua LMDH Wana Lestari, Kasidi, mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih

“Porang mampu hidup dan tumbuh dengan baik di bawah tegakan kayu pada hutan produksi yang rindang maupun di tanah lapang, perawatan dan pemeliharaan sangat mudah, serta tidak bersifat merusak struktur hara tanah sehingga kesuburan dari hutan dapat tetap terpelihara,” imbuh Administratur Perhutani KPH Malang, Hengki Herwanto.

Foto: Yayat Sudrajat/Kompersh KPH Purwakarta

kepada Perhutani karena Perhutani sudah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengelola lahan di kawasan hutan untuk kegiatan agroforestry porang yang akan dikembangkan di pangkuan desanya.

“Tanaman porang ini memiliki risiko rendah dan sangat mudah perawatannya. Maka dirasa perlu untuk dikembangkan. Pemasarannya juga sangat mudah. Pengembangan tanaman porang ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat,” ungkapnya.

Porang di Purwakarta

Pengembangan budi daya tanaman porang juga menjadi obyek kerja sama Perhutani KPH Purwakarta bersama LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari. Rabu, 21 Juni 2021, kerja sama Perhutani KPH Purwakarta bersama LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari mulai mengembangkan budi daya tanaman porang di Petak 1b RPH Campaka-Cibungur, BKPH Sadang, KPH Purwakarta.

Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Uum Maksum, menyambut baik dan mendukung budi daya tanaman porang yang telah dirintis oleh LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari. “Pengembangan tanaman Porang di KPH Purwakarta dilaksanakan dalam bentuk kerja sama pemanfaatan kawasan hutan dengan sistem pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT), terutama pada tegakan jati. Tanaman porang ini mempunyai sifat khusus, yaitu toleran terhadap naungan 40%–60%, sehingga cocok untuk pertumbuhannya. Dengan adanya pengembangan tanaman porang di lahan Perhutani, semoga bisa menjadi harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Porang Lestari, Wagiyanto, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah menyetujui kerja sama kemitraan pemanfaatan kawasan hutan dengan budi daya tanaman porang. “Mudahmudahan kerja sama ini saling menguntungkan dan bisa mengangkat perekonomian petani sekitar hutan,” katanya.

Wagiyanto menambahkan, dalam pengelolaan budi daya tanaman porang ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Pertama, aspek pengelolaan kesuburan tanaman. Kedua, aspek nutrisi untuk tanaman. Serta yang ketiga adalah aspek pengelolaan hama dan penyakit tanaman.

Porang sendiri merupakan tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri yang saat ini tengah menjadi primadona petani di Tanah Air. Sebab, harganya cukup menjanjikan serta komoditi ini diminati oleh pasar ekspor dengan negara tujuan semisal Jepang, China, Taiwan, dan Korea. Ditambah budi daya tanaman umbi-umbian ini yang cukup mudah, banyak petani hutan tertarik mengembangkan budi daya tanaman porang. Begitu pula yang membuat kerja sama pengembangan budi daya tanaman porang dengan LMDH di sejumlah wilayah Perum Perhutani menjadi hal yang juga menjanjikan. • DR/Smg/

Sho/Mlg/Spy/Pwk/Ai

This article is from: