6 minute read

Siap Siaga Antisipasi Musibah

Siap Siaga

Antisipasi Musibah

Advertisement

Salah satu hal yang selalu menjadi perhatian dalam pengelolaan hutan sehari-hari adalah ancaman terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Menyikapi hal itu, insan-insan Perhutani selalu menjaga kesiapan dalam mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran hutan. Sekaligus juga meningkatkan kesiagaan untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan, jika musibah itu sampai terjadi. Sehingga dampak yang mungkin ditimbulkan dari musibah kebakaran yang mungkin terjadi itu pun dapat lebih ditekan. Salah satu wujud kesiapan dan kesiagaan mengantisipasi musibah adalah dengan menggelar Apel Siaga Dalkarhutla di setiap Kesatuan Pemangkuan Hutan.

Kesiagaan mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan insan-insan

Perhutani. Salah satu bentuk kesiagaan itu terlihat saat Perhutani

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

Tuban bersama stakeholder setempat menggelar apel siaga dan simulasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Dalkarhutla). Apel tersebut dilaksanakan di Resort

Pemangkuan Hutan (RPH)

Ngimbang, Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH)

Sundulan, KPH Tuban, Rabu, 7

September 2022. Administratur Perhutani KPH

Tuban, Miswanto, hadir dalam apel itu. Ia mengatakan, pihaknya memandang pelaksanakan apel siaga dan simulasi Dalkarhutla merupakan kegiatan yang penting, sehingga hal itu menjadi agenda yang rutin dilakukan setiap tahun. Selain untuk memastikan kesiapan insan-insan Perhutani mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran hutan dan lahan, apel itu juga bertujuan untuk menyamakan persepsi unsurunsur terkait, mulai dari TNI, Polri, Dinas-Dinas di Kabupaten Tuban, hingga pemangku kepentingan yang lain, termasuk juga seluruh jajaran petugas Perhutani.

Menurut Miswanto, untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan yang disebabkan oleh kebakaran, perlu dilakukan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pengendalian kebakaran hutan dilakukan melalui upaya pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca-kebakaran. Semua upaya itu memerlukan koordinasi di antara pihak-pihak terkait.

“Kami berharap pada musim kemarau ini masyarakat yang ada di sekitar hutan tidak melakukan kegiatan yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, seperti membakar serasah daun kering dan lainnya,” kata Miswanto lagi.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kasat Samapta Polres Tuban, Chakim Amrullah, yang hadir mewakili Kapolres Tuban, mengatakan, semua pihak perlu saling membantu dan bekerjasama dengan baik dalam setiap upaya pengendalian kebakaran hutan yang ada di wilayah hutan Kabupaten Tuban.

“Dengan adanya apel siaga Dalkarhutla ini, harapannya semua petugas dan masyarakat bisa bersinergi untuk saling membantu, bahu-membahu dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.

Foto: Tole Suryadi/Kompersh KPH Tuban

Apel Siaga di Tambakselo

Gelaran apel kesiap siagaan juga diadakan Perhutani KPH Purwodadi. Mereka melaksanakan Apel Siaga Antisipasi Kebakaran Hutan Tahun 2022 pada Rabu, 14 September 2022. Apel itu digelar di Petak 127, RPH Tambakselo, BKPH Karangasem, KPH Purwodadi. Secara administratif pemerintahan, lokasinya termasuk wilayah Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Sekitar 110 orang menghadiri kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari segenap Kepala BKPH, Kepala RPH, serta perwakilan Mandor Polter KPH Purwodadi. Hadir juga Camat Wirosari, perwakilan dari Instansi Kepolisian Resort Grobogan, Komando Distrik Militer (Kodim) 0717 Grobogan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan, Perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kecamatan Wirosari, serta Anggota Pramuka Saka Wanabakti Kwartir Cabang Grobogan.

Saat memberikan sambutan dalam apel tersebut, Administratur Perhutani KPH Purwodadi, Dian Rakhmawati, menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya Apel Siaga di wilayah kerja mereka adalah untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, apel juga dimaksudkan untuk menekan terjadinya kebakaran hutan tahun

Foto: Kompersh KPH Purwodadi

2022, khususnya di dalam kawasan hutan Perum Perhutani KPH Purwodadi.

“Total luas hutan KPH Purwodadi adalah 19.636,5 hektare, dengan Kelas Perusahaan Hutan Jati. Sehingga, kawasan hutan ini mempunyai sifat karakteristik mudah terbakar, karena pohon jati pada musim kemarau menggugurkan daunnya. Hal ini sangat rawan terhadap bahaya kebakaran,” pesannya.

Dian juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada jajaran keamanan dan semua stakeholders terkait, yang telah berupaya dan selalu siap siaga untuk menjaga hutan dari kemungkinan terjadinya kebakaran. Lebih lanjut, Dian mengajak segenap jajaran untuk bersamasama meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan di lapangan, melalui deteksi dini, patroli pencegahan kebakaran hutan, serta sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sebelum kebakaran hutan terjadi dan meluas.

“Apabila terjadi hal-hal yang perlu penanganan khusus terkait orang yang sengaja membakar hutan, maka perlu langkahlangkah penegakan hukum agar menimbulkan efek jera,” imbuhnya.

Apel kemudian dilanjutkan dengan simulasi atau peragaan cara pemadaman kebakaran. Namun sebelum melaksanakan simulasi pemadaman kebakaran, salah satu Petugas dari BPBD Kabupaten Grobogan, Masrichan, lebih dulu menyampaikan hal-hal teknis pemadaman api. Di sela menyampaikan uraiannya, ia juga mengingatkan tentang bencana hidrometeorologi yang mungkin akan dirasakan dalam kurun waktu 1-2 bulan ini.

“Perum Perhutani agar dapat membantu BPBD dalam mengurangi dampak risiko bagi masyarakat atas perubahan cuaca yang sangat ekstrim,” harapnya.

Antisipasi Musim Kemarau

Di wilayah kerjanya, Perhutani KPH Nganjuk juga menggelar apel siaga pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kegiatan yang digelar dalam rangka mengantisipasi kemungkinan besar terjadinya kebakaran karena akan datangnya musim kemarau itu dilaksanakan di lokasi wana wisata Manyung, Rabu, 8 September 2022. Wana Wisata Manyung berada di petak 13b, yang termasuk wilayah RPH Malangbong, BKPH Bagor, KPH Nganjuk.

Wana wisata Manyung merupakan wana wisata edukasi yang dirintis oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sambirobyong. Wana wisata edukasi Manyung menyasar pasar dengan segmen anak-anak dan remaja, sehingga wahana dan fasilitas yang dibangun di dalam lokasi itu bernuansa permainan. Misalnya kolam renang.

Di kesempatan itu, Wakil Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Sumanto Budi Hartono, mewakili Administratur Perhutani KPH Nganjuk, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk antisipasi sejak dini kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2022. Terutama pada musim kemarau.

Sumanto menjelaskan, keberadaan personel Polisi Hutan (Polhut) di wilayah kerja Perhutani KPH Nganjuk memang

Foto: Sukoco Koco/Kompersh KPH Nganjuk

tidak seimbang jika dibandingkan dengan luas wilayah kerjanya. “Untuk itu, kami menginstruksikan kepada segenap jajaran, khususnya petugas keamanan hutan, agar mengedepankan pembinaan dan pendekatan dengan melakukan komunikasi sosial kepada seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, ia menguraikan tentang tugas Pembinaan, pendampingan dan pengawalan hutan dari kemungkinan terjadinya musibah kebakaran. Menurut dia, para petugas Polisi Hutan di masa depan akan menjadi garda depan dalam menjalankan tugas-tugas itu.

“Polisi Hutan Teritorial atau Polhuter dapat mengikuti perubahan itu. Dan mereka memiliki kemampuan tugas untuk menjadi garda terdepan dalam mengamankan dan memastikan pengamanan hutan di masa depan. Maka, Polhut dituntut harus mampu dan dapat menjalankan fungsinya dalam hal pembinaan, pendampingan, dan pengawalan, guna menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat tentang arti kelestarian hutan,” Sumanto menjelaskan.

Sementara itu, Kapolsek Bagor, AKP Susilo, menyatakan, pihaknya juga siap mendukung tugas Perhutani. “Kami juga siap jika anggota kami bersinergi dengan petugas keamanan Perhutani dalam rangka melaksanakan patroli prevenfentif maupun operasi represif atau penegakan hukum jika diperlukan,” tegasnya.

Dalkarhutla

Persoalan pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah masalah yang penting dalam pengelolaan hutan. Demikian pentingnya, sehingga soal Dalkarhutla telah diatur dalam peraturan khusus. Soal Dalkarhutla telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32/ MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

Di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut, diatur hal-hal yang terkait Dalkarhutla. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang disebut Dalkarhutla menurut Peraturan Menteri tersebut meliputi usaha/ kegiatan/tindakan pengorganisasian, pengelolaaan sumber daya manusia dan sarana prasarana serta operasional pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi dan penyelamatan, dan dukungan manajemen pengendalian kebakaran hutan dan/atau lahan.

Maksud disusunnya Peraturan Menteri tersebut adalah sebagai norma, standar, kriteria, dan pedoman atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan operasional, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan usaha/ kegiatan/tindakan dalkarhutla untuk para pihak terkait, sehingga terjaminnya efektifitas dan efisiensi jangkauan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.Ruang lingkup Peraturan Menteri itu meliputi Organisasi Dalkarhutla; Sumber daya Manusia Dalkarhutla; Sarana Prasarana Dalkarhutla; Operasional Dalkarhutla; Pengembangan Inovasi Dalkarhutla; Pemberdayaan Masyarakat dan Kerja Sama Kemitraan; Pelaporan, Pengawasan dan Evaluasi; Penghargaan dan Sanksi; serta Pembiayaan. • DR/Tbn/Erz/

Pwd/EP/Ngj/skc

This article is from: