4 minute read
• Proof of Concept Teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar
Widastama Angga Permana
Staff Pelaksana Bidang SIG PDE
Advertisement
Proof of Concept
Teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar
Insan-insan Perhutani selalu menghadirkan inovasi dan hal baru dalam setiap langkah kerja pengelolaan hutan. Tentu, inovasi yang mereka hasilkan selalu bertujuan untuk lebih memudahkan pekerjaan, sekaligus sebagai sumbangsih untuk memperkaya khazanah pengetahuan dalam hal pengelolaan hutan dan lingkungan hidup pada umumnya. Seperti yang dilakukan insan Perhutani di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur. Mereka melahirkan Proof of Concept (POC) Teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar untuk Mendukung Inventarisasi Sumber Daya Hutan (SDH).
Penggunaan teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar akan membuat pemantauan pengelolaan tanaman di hutan selanjutnya akan lebih mudah, efisien, dan menghasilkan beberapa tipe data, yang bisa dijadikan bahan analisa untuk keperluan-keperluan berikutnya.
Sehingga, pelaksanaan Proof of
Concept (POC) Teknologi Drone
Lidar dan Backpack Lidar menjadi hal yang positif untuk mendukung proses inventarisasi sumber daya hutan (SDH). Dasar pelaksanaan kegiatan tersebut adalah Surat Direktur
Perencanaan dan Pengembangan
Perum Perhutani Nomor
Foto: Dok. Penulis
Foto: Dok. Penulis
0465/045.5/PP/2022 tentang Proof of Concept (POC) Teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar untuk Mendukung Inventarisasi SDH. Sebagai lahan untuk uji program tersebut adalah tiga petak yang terdapat di kawasan hutan Perhutani KPH Cianjur.
Lokasi pertama percobaan tersebut adalah Petak 4e-1, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cibeber, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukanagara Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur. Jenis tanaman di lahan seluas 4.35 Hektare Petak 4e-1 itu adalah Pinus. Tahun Tanam 1996.
Lokasi kedua percobaan tersebut berada di Petak 4e-2, RPH Cibeber, BKPH Sukanagara Utara, KPH Cianjur. Di lahan seluas 3.00 Hektare di Petak 4e-2 itu, ditanaman tanaman jenis Pinus. Tahun Tanam 2018
Sedangkan lokasi ketiga percobaan penerapan POC teknologi Drone Lidar dan Backpack Lidar tersebut terdapat di Petak 5d, RPH Cikalong Kulon, BKPH Ciranjang Utara, KPH Cianjur. Di lahan seluas 5.90 Hektare yang terdapat di Petak 5d itu, terdapat jenis tanaman jati dengan Tahun Tanam 1997.
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam inovasi itu adalah Drone dan Handheld Lidar. Kedua alat itu dapat membantu melakukan pemantauan dengan hasil yang baik.
Drone LiDAR adalah drone yang dibuat untuk membawa sensor LiDAR. Sensor LIDAR digunakan untuk mengumpulkan data menjadi model 3D yang detail untuk berbagai jenis aplikasi dan industri.
Drone Lidar merupakan sebuah wahana terbang yang dipasangi sebuah sensor lidar. Drone Lidar itu bekerja dengan cara memancarkan gelombang cahaya dari sensor lidar yang nantinya akan dipantulkan kembali pada receiver lidar dan dikonversi menjadi poin-poin yang dinamakan point cloud. Cara kerja alat ini adalah dengan menempelkan alat sendor lidar pada Drone (UAV) dengan spesifikasi tertentu, yang nantinya akan menyapu dari atas obyek yang akan diukur ketika drone tersebut diluncurkan.
Sedangkan Handheld Lidar merupakan sebuah alat ukur yang dapat memancarkan gelombang
cahaya dari sensor lidar yang nantinya akan dipantulkan kembali pada receiver lidar. Cara kerja alat ini adalah dengan memancarkan gelombang lidar dengan angle 360° dengan radius 25 m, dengan cara dipegang mengelilingi obyek yang akan diukur.
LiDAR (Light Detection and Ranging) adalah sebuah teknologi peraba jarak jauh optik yang mengukur properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan/atau informasi lain dari target yang jauh. Metode untuk menentukan jarak menuju obyek atau permukaan adalah dengan menggunakan pulsa laser. Seperti teknologi radar, yang menggunakan gelombang radio daripada cahaya, jarak menuju obyek ditentukan dengan mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan.
Teknologi LIDAR memiliki aplikasi dalam bidang geodesi, arkeologi, geografi, geologi, geomorfologi, seismologi, peraba jarak jauh, dan fisik atmosfer. Sebutan lain untuk LIDAR adalah ALSM (Airborne Laser Swath Mapping) dan altimetri laser. Akronim LADAR (Laser Detection and Ranging) sering digunakan dalam konteks militer. Sebutan radar laser juga digunakan tetapi tidak berhubungan, karena menggunakan cahaya laser dan bukan gelombang radio yang merupakan dasar dari radar konvensional.
Output yang Dihasilkan
Output yang dihasilkan dari inovasi tersebut adalah berupa point cloud. Point Cloud tersebut bisa dijadikan beberapa tipe data. Di antaranya adalah DSM, DTM, DEM, Orthopoto, yang bisa dijadikan analisa untuk kepentingankepentingan tertentu. Antara lain mengetahui kontur lapangan, tinggi pohon, volume pohon, dan diameter pohon.
Rencana tindak lanjut dari hasil tersebut adalah mengolah data yang dihasilkan. Data hasil uji coba itu selanjutnya akan dibandingkan dengan data sensus tanaman dengan area yang sama. Data sensus yang dibandingkan dengan data hasil uji coba tersebut meliputi data tentang jumlah tegakan, diameter pohon, dan volume pohon.
Rencana tindak lanjut yang lain adalah melaksanakan pelatihan terkait pemahaman mengenai LIDAR dan aplikasinya terhadap inventarisasi sumber daya hutan. Juga selanjutnya mengetahui tingkat keakurasian LIDAR. Tingkat keakurasian LIDAR bisa diketahui dari hasil sensus yang dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan Drone dan Handheld Lidar. •
Foto: Dok. Penulis