8 minute read
Wedding Party at Lawu Green Forest
Di dalam konteks bisnis, ada banyak peluang berseliweran di seputar pengelolaan hutan. Senagai BUMN, seperti juga badan usaha yang lain, Perhutani pun selalu memanfaatkan peluang yang datang, dengan mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki. Salah satu potensi itu adalah keindahan alam di wilayahnya. Dan itulah yang dioptimalkan oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds. Mereka memanfaatkan peluang maraknya konsep outdoor wedding party yang alami yang saat ini mulai banyak diminati masyarakat. Bagaimana jalannya pemanfaatan tempat wisata Lawu Green Forest (LGF) sebagai lokasi outdoor wedding party itu?
Sebuah resepsi pernikahan berkonsep garden party itu terlihat di tempat wisata Lawu Green Forest (LGF), Magetan, Jumat, 23 September 2022. Ya, saat pernikahan adalah momen sakral yang sangat penting dalam hidup seseorang. Setiap orang menginginkan pernikahan mereka adalah peristiwa sekali selama hidup. Artinya, semua pasangan suami-istri akan menginginkan agar momen pernikahan mereka menjadi peristiwa paling berkesan, sehingga akan selalu menjadi kenangan terindah. Salah satu caranya adalah dengan menghelat resepsi pernikahan dengan konsep yang menarik.
Advertisement
Konsep outdoor wedding party di lokasi yang natural saat ini mulai banyak diminati warga untuk menjadi tema acara resepsi pernikahan mereka. Lokasi yang natural itu banyak sekali terdapat di kawasan hutan Perhutani. Maka, tak salah jika kini mulai banyak anggota masyarakat yang menjadikan lokasilokasi di Perhutani untuk tempat resepsi berkonsep outdoor wedding party itu. Hal itulah yang terlihat di tempat wisata Lawu Green Forest (LGF), Magetan, yang menjadi lokasi prosesi pernikahan, Jumat, 23 September 2022.
Wisata LGF yang masuk wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds itu kini merupakan salah satu destinasi wisata berbasis hutan yang menarik. Tepatnya, LGF berada di Petak 75a, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan, KPH Lawu Ds. Luas wilayahnya 26,2 hektare. Kawasan hutan LGF masuk kelas hutan lindung.
Sebelum diluncurkan sebagai alternatif lokasi penyelenggaraan resepsi pernikahan berkonsep natural, LGF dikenal sebagai salah satu lokasi wana wisata pilihan di Magetan. Salah satu daya tarik unggulan LGF adalah tempat berkemah. Area Camping Ground di LGF bisa dibilang lebih asyik ketimbang tempat-tempat lain. Sebab, pengunjung dapat menikmati suasana perkemahan di bawah tegakan pohon besar tristania yang tinggi menjulang dengan aroma khas yang alami.
Manager LGF, Radina Amalia, mengatakan, tren yang menjangkiti kalangan milennials sekarang ini adalah back to nature (kembali ke alam, red). Banyak kalangan, khususnya mereka yang tinggal di perkotaan, ingin mendapatkan kembali suasana alam yang asri dan asli. Termasuk jika mereka ingin bertamasya, kini pilihan mereka kerap jatuh ke lokasi-lokasi wisata alam.
“Untuk merespon tren tersebut, kami menyediakan fasilitas untuk kegiatan outdoor party. Hal yang menyolok dari wisata LGF ini adalah pemandangan alamnya dengan pohon-pohan besar berjajar. Pemandangan itu sangat cocok untuk konsep acara rustic wedding yang mulai diminati kalangan muda saat ini,” jelasnya.
Berkaitan dengan Selera
Radina Amalia melanjutkan, LGF beranjak untuk menjadi pilihan masyarakat yang ingin membuat resepsi pernikahan di alam. Sebab, LGF memiliki banyak daya tarik alamiah yang menarik. “Jadi bisa dibilang, LGF adalah venue acara wedding yang sangat recommended. Ada view outdoor yang cantik, juga bangunan yang estetik,” ujarnya.
Menurut Amalia, pihaknya tidak membatasi konsep yang ingin diusung konsumen untuk acara pernikahan. Sebab, umumnya hal itu berkaitan dengan selera mereka. Yang penting, konsep dan pelaksanaan acaranya tetap menjaga kelestarian hutan di LGF.
“Untuk vendor Wedding Organizer (W.O), dekorasi, dan hiburan, kami bebaskan. Silakan customer membawa sendiri pilihannya. Hal ini karena berkaitan dengan selera. Juga sekaligus untuk men-support para pelaku usaha di sektor industri kreatif di bidang seni dan wedding,” kata Amalia lagi.
Secara terpisah, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Loesy Triana, menyampaikan terima kasih kepada jajaran manajemen LGF yang sudah mulai berbenah. Ia menyambut baik langkah bisnis manajemen LGF untuk menjadikan LGF sebagai lokasi acara pra nikah (prewedding) ataupun pernikahan.
“Kita berharap, semoga ke depan LGF banyak diminati Event
Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds
Organizer (E.O) untuk lokasi prewedding maupun pernikahan. Semoga ke depannya lebih baik dan semakin banyak pengunjung, sehingga bisa mensejahterakan karyawan dan menambah pendapatan Perhutani,” tutup Loesy.
Rustic Wedding Party
Terbukanya peluang bisnis di LGF itu tak lepas dari kian besarnya hasrat masyarakat yang ingin mewujudkan tema pernikahan yang sudah lama diimpikan. Sebab, seperti telah disebutkan, hari pernikahan merupakan hari penting dan istimewa bagi semua orang. Dan kini, tema pernikahan rustic wedding party di tempat yang alami bisa menjadi salah satu opsi. Di sisi itulah terdapat peluang besar bagi LGF.
Resepsi pernikahan bertema rustic wedding memang kian populer di banyak negara. Termasuk di Indonesia. Apalagi jika pasangan pengantin itu menginginkan suasana pernikahan yang santai, natural namun romantis, dan suasananya segar. Sudah pasti dekorasi rustic wedding party sangat cocok untuk mereka. Tema rustic wedding juga dianggap hemat biaya karena lebih menekankan pada aspek kreativitas.
Ada sejumlah ciri-ciri rustic wedding yang umumnya ada dalam konsep pernikahan tersebut. Di antaranya adalah penggunaan warna natural dalam dekorasi, tampilan gaya unfinished, material handmade dan vintage, menonjolkan perpaduan kayu dan batu, serta terdapat ornamen bunga liar dan lampu gantung.
Gaya rustic menonjolkan kesan apa adanya. Sebab, rustic diartikan sebagai berkarat, kasar, hingga berkesan pedesaan. Nah, dalam penataan dan dekorasi, gaya rustic lebih menonjolkan pada kesan apa adanya atau alami.
Meskipun diartikan berkarat dan berkesan pedesaan, gaya rustic yang kini menjadi tren jauh dari kesan tua apalagi kuno. Sebab, untuk aplikasi gaya desain atau dekorasi, tampilan rustic dapat diolah dengan sentuhan modern. Bahkan dapat dipadukan dengan desain minimalis dan vintage.
Gaya rustic sering digunakan sejak abad ke-18 oleh masyarakat pedesaan di Amerika. Hal ini bisa dilihat dari bangunan rumah orang Amerika yang menggunakan batuan bertekstur kasar dan kontras. Seperti dikutip kompas.com, gaya dekorasi pernikahan rustic juga menginspirasi pilihan pesta para artis Hollywood. Di Indonesia, desain rustic pun tak asing karena terlihat dari hunian orang-orang Indonesia zaman dahulu yang biasanya didominasi material kayu dan batu.
Memilih gaya rustic untuk pesta pernikahan tergantung pada kreativitas dan keinginan si empunya acara. Namun, upayakan menghindari hal yang berlebihan, karena rustic lebih mengedepankan sesuatu yang alami dan sederhana.
Warna yang sering digunakan pada pernikahan bertema rustic wedding adalah warna-warna natural semisal coklat, abu-abu, dan putih. Meskipun berwarna pucat, warna natural tersebut dapat dipadukan dengan warna-warna pastel yang tak mencolok. Misalnya, kursi tamu berwarna coklat dapat dipadukan dengan pita berwarna kontras. Dekorasi dengan warna natural itu akan memberikan kesan hangat dan tenang.
Gaya rustic berhubungan dengan desain apa adanya, tanpa proses finishing. Sehingga, konsep ini memakai furnitur yang terkesan unfinished atau memilih venue pernikahan yang mempunyai lantai dan dinding yang belum diselesaikan. Hal itu semakin menambah kesan rustic dalam pesta pernikahan Anda.
Berkaitan dengan konsep pedesaan, dekorasi bertema rustic sering menggunakan material kayu dan batu. Untuk material kayu, biasanya yang digunakan adalah kayu yang terlihat usang atau kayu yang tidak dicat. Warna
Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds
kayu pun tidak harus coklat. Pasangan pengantin dapat saja memadukannya dengan kayu berwarna putih.
Dekorasi rustic wedding sebenarnya menguji kreativitas si empunya acara. Selain dapat memercantik detail dekorasi dengan barang-barang bekas atau vintage, mereka dapat membuat dekorasi dari barang-barang handmade. Dan jangan lupa, dekorasi rustic tidak lengkap tanpa adanya lampulampu yang berderet menyala dan memercantik acara pesta pernikahan itu. Bunga yang dipilih dalam dekorasi rustic pun berbeda dengan bunga yang dipakai di tema-tema pernikahan yang lain. Biasanya, tema rustic menggunakan bunga liar, seperti bunga wild rose, hortensia, dan lain sebagainya.
Lawu Green Forest
Wana Wisata Lawu Green Forest (LGF) kini sedang hits di kalangan traveller dan warga Magetan. Wana wisata LGF berada di Jalan Sarangan-Cemoro Sewu Kilometer 5, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Letak LGF tidak jauh dari Mojosemi Forest Park. Lokasi LGF cukup mudah untuk dijangkau. Dari Tempat Wisata Telaga Sarangan, pengunjung cukup melanjutkan jalan mendaki sedikit lagi, kira-kira 2 km.
Udara di wana wisata LGF cukup sejuk dan asri. Tetapi, karena lokasinya ada di lereng Gunung Lawu, maka pengunjung perlu bersiap-siap untuk membawa pakaian tebal pengusir hawa dingin. Apalagi pada malam hari. Udara dingin bisa menyergap hingga suhu 14 derajat celcius. Bahkan bisa mencapai 7 derajat celcius jika sedang puncak udara dingin.
Wana Wisata LGF mengelola lahan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur seluas empat hektare. Selain taman hutan dan taman anggrek, LGF menyediakan fasilitas restoran, outbound, camping ground, wahana permainan, dan taman hutan. Tiket masuk ke LGF pun terjangkau, hanya Rp 5.000. LGF buka setiap hari pukul 08.00 WIB-17.00 WIB.
Lokasi wana wisata di Kabupaten Magetan yang kekinian itu bisa jadi destinasi para penyuka wisata untuk berakhir pekan. LGF juga cocok sekali bagi masyarakat yang ingin menikah atau melakukan foto pre-wedding dengan latar belakang pepohonan yang asri.
Di LGF juga ada restoran berkonsep family restaurant yang siap memanjakan selera pengunjung dengan sajian aneka masakan berbahan iga, daging sapi, ayam, ikan, bebek, sate dan lain-lain. Di restoran ini ada minuman yang cocok diseruput saat hawa dingin. Yaitu Wedang JKJS (Jahe, Kencur, Jeruk, Serai). Juga ada kopi, teh, dan aneka jus buah yang harganya Rp 5.000 - Rp 9.000 per gelas. Untuk makanan, harganya berkisar Rp 18.000 - Rp 35.000 per porsi. Yang unik, restoran joglo itu konsep interirornya tradisional dan cukup menarik.
Radina Amalia mengatakan, saat membuka lahan untuk LGF, mereka tidak menebang pohon besar, tetapi hanya pohon perdu. Menurut dia, tata letak Joglo Restaurant disesuaikan dengan letak pohon. Radina Amalia melanjutkan, pihaknya juga menyiapkan rumah penginapan dan villa, dengan konsep bangunan Jawa karena menyatu dengan alam
“LGF menawarkan ratusan spesies tanaman anggrek di taman anggrek. Ada ATV juga untuk berkeliling di antara pepohonan. Ada sejumlah spot selfie, outbound, camping ground, dan parkir LGF cukup luas,” tambah Radina Amalia.
Jadi, LGF punya banyak nilai unggul yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik unggulan itu adalah lokasinya yang sangat representatif sebagai tempat outdoor wedding party. Hmm...• DR/
Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds
Lwu/Eko