4 minute read
Kelola dan Kembangkan Bisnis Baru
Kelola dan Kembangkan
Bisnis Baru
Advertisement
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas semua nikmat yang Dia berikan. Semoga kita semua selalu Dia lindungi di manapun kita berada.
Khususnya dari wabah pandemi
Covid-19 yang belum sepenuhnya hilang. Insan-insan Perhutani yang saya cintai. Perum Perhutani diamanahi mengelola kawasan hutan negara.
Di dalam proses pengelolaan hutan negara, Perhutani selalu menyeimbangkan aspek-aspek people, planet, dan profit. Sejumlah strategi pengelolaan usaha pun kita lakukan. Termasuk dengan selalu berinovasi dan melahirkan langkahlangkah serta hal-hal baru dalam perjalanan bisnis Perhutani. Salah satunya adalah dengan mengembangkan budi daya tanaman yang dapat tumbuh di bawah tegakan. Contoh tanaman yang dibudidayakan di antara tegakan itu adalah tebu. Dan tebutebu itu pun telah kita lakukan.
Antara lain, awal September 2022 kita lakukan Panen Perdana Tebu di kawasan hutan Perum Perhutani KPH
Jombang, yang sebelumnya ditanam di atas lahan seluas 387 hektare dengan potensi tebu giling sebesar 30.000 ton. Di dalam waktu dekat juga akan dilakukan pemanenan tebu seluas 187 hektare di kawasan Perhutani
KPH Ngawi, dengan potensi produksi tebu giling hingga 15.000 ton. Pengembangan agroforestry tebu secara mandiri di kawasan Perhutani KPH Jombang adalah implementasi dari salah satu inisiatif strategis Perhutani yang telah ditetapkan Kementerian BUMN, serta masuk ke dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Perhutani. Hal itu untuk mendukung program pemerintah Indonesia agar bisa menjadi eksportir gula di masa depan.
Insan-insan Perhutani yang saya banggakan.
Perum Perhutani juga terus melakukan ekspansi dan perluasan cakupan bisnis. Pengembangan bisnis kayu kita lakukan dengan melepas ekspor produk kayu ke luar negeri. Salah satunya, melalui anak perusahaannya, Inhutani I, Perhutani melakukan pelepasan ekspor produk industri kayu sebanyak 2 Full Container Load (FCL) dengan volume 42,72 m3 ke Australia dan Jepang, akhir September 2022.
Perlu saya sampaikan, hingga bulan Agustus 2022, realisasi ekspor industri kayu Perhutani Group melalui PT Inhutani I tahun 2022 mencapai 94 FCL dengan volume 1.820 m3 dengan nilai $ 1.755 atau 24,68 Milyar Rupiah. Ekspor tersebut dilakukan ke pangsa pasar di 5 benua dengan negara tujuan USA, Belgia, UK, Jerman, Australia, Jepang, Korea dan Ethiopia. Diproyeksikan, hingga akhir tahun 2022 rencana ekspor 229 FCL dengan volume 2.676 m3 .
Selaku manajemen Induk Perhutani Group, kami optimis akan masa depan perusahaan melihat produktivitas Inhutani I saat ini, khususnya pasca merger. Produktivitas itu tentu masih bisa ditingkatkan dengan mengoptimalkan berbagai aspek yang telah dijalankan saat ini. Mulai dari tenaga kerja, modal, bahan baku, mesin, metode atau prosedur yang digunakan, hingga pasar.
Kita juga menegaskan, produkproduk hasil produksi Perhutani yang antara lain diterapkan di Industri Kayu Gresik telah memenuhi standar Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Saat ini, kapasitas terpasang pabrik Industri Kayu Gresik adalah 6.000 m3 per tahun dan telah terpenuhi sebesar 3.000 m3 per tahun. Produk yang dihasilkan di sana beragam, di antaranya berupa wood working product yang diproses berdasarkan spesifikasi dari calon pembeli (job order).
Perum Perhutani sendiri di Pulau Jawa memiliki empat Pabrik Industri Kayu. Yaitu Industri Kayu Brumbung, Industri Kayu Cepu, Industri Kayu Gresik, dan Perhutani Plywood Industri (PPI) Kediri. Juga
Dok. Kom PHT®2020
Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani
terdapat dua Pabrik Industri Kayu milik Anak Perusahaan, PT Inhutani I, yaitu Unit Manajemen Industri (UMI) Gresik Jawa Timur dan UMI Juata di Kalimantan Timur.
Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan.
Pengelolaan bisnis baru Perhutani yang lain adalah perdagangan karbon, sebagai bentuk komitmen Perhutani mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Komitmen mendukung pencapaian Net Zero Emission itu dilakukan dengan sinergi bersama sejumlah perusahaan BUMN, dengan melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (VCM BUMN).
Penandatanganan Letter of Intent (LoI) itu dilakukan dalam rangkaian acara SOE International Conference yang merupakan bagian dari agenda Road to G20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), medio Oktober 2022. Penandatanganan LoI yang disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury, tersebut dilakukan oleh Perum Perhutani bersama PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan sebagai fasilitator yaitu PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Penandatanganan LoI tersebut merupakan bentuk keseriusan Kementerian BUMN dalam mencapai Net Zero Emission BUMN 2060, dengan membangun ekosistem rendah emisi di lingkup BUMN melalui skema VCM.
Di dalam skema VCM, semua BUMN berpotensi menjadi seller maupun buyer. BUMN yang telah memenuhi target pengurangan emisi di sektornya dan masih memiliki kelebihan karbon kredit dari inisiatif penurunan emisi yang telah dilakukan, dapat menjadi seller. Sementara BUMN yang masih belum memenuhi target penurunan emisi di sektornya secara mandiri, dapat berpotensi sebagai buyer.
Perum Perhutani juga berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission 2060. Antara lain dengan melakukan pengelolaan Sumber Daya Hutan secara lestari, yang meliputi proses bisnis perencanaan, pemanfaatan, rehabilitasi, dan perlindungan hutan. Perhutani memiliki potensi sebagai penyerap karbon, karena kemampuan kawasan hutan dalam menyerap emisi lebih besar (sequester) dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan.
Insan-insan Perhutani yang berbahagia.
Kita tentu gembira dan bersemangat melakukan seluruh ekspansi bisnis yang kita lakukan ini. Hal itu sebagai suatu usaha untuk memperbesar ukuran perusahaan. Baik itu dilihat dari skala produksi, maupun cakupan pasar yang diakibatkan oleh adanya peningkatan permintaan produk dari perusahaan. Tetapi, selain gembira, kita juga harus terus menjaga semangat untuk terus berusaha semaksimal mungkin memberikan kinerja terbaik kita. Karena semangat yang tinggi itulah yang akan memberikan energi untuk menjaga perusahaan tetap tegak, melangkah ke depan, serta terus bergerak maju dan berjaya. • DR
Foto: Dok. Perhutani