9 minute read

Dari Hutan Bisnis Berkembang

Perhutani selalu mengayunkan langkah baru dan melahirkan hal-hal baru di dalam perjalanan bisnisnya. Termasuk melahirkan dan menjalankan bisnis baru dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dapat digali dari hutan. Pengembangan komoditas baru semisal tebu, melakukan ekspansi dengan ekspor produk industri kayu, hingga menjadi pioneer dan role model dalam penerapan dekarbonisasi, merupakan hal-hal baru yang diwujudkan Perhutani. Di dalam konteks bisnis, pengembangan hal-hal baru dalam bisnis perusahaan dimaknai sebagai diversifikasi. Dan hal terkait diversifikasi adalah hal yang positif.

Turut serta dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Semangat itulah yang tertangkap di wajah-wajah para pemangku kepentingan tatkala mengikuti kegiatan insan-insan Perhutani yang melakukan Panen Perdana Tebu di kawasan hutan Perum Perhutani. Ya, Perhutani melakukan panen tebu pertama kali di kawasan hutan Perum Perhutani di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang, pada Kamis, 9 September 2022.

Advertisement

Tebu yang dipanen itu sebelumnya ditanam di atas lahan seluas 387 hektare dengan potensi tebu giling sebesar 30.000 ton, di kawasan Perhutani KPH Jombang. Penanaman tebu di kawasan hutan tersebut dilakukan sebagai langkah peningkatan ketahanan pangan nasional. Maka, semangat untuk turut serta meningkatkan ketahanan pangan nasional itulah yang terasa saat panen perdana itu berlangsung.

Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah pemangku kepentingan. Di antaranya Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan, Rachman Ferry Isfianto; Direktur Operasi Perhutani, Natalas Anis Harjanto; Direktur PTPN X, Tuhu Bangun; dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Yudi Ermawan. Pengembangan agroforestry tebu secara mandiri di kawasan Perhutani KPH Jombang tersebut merupakan implementasi dari salah satu inisiatif strategis Perum Perhutani yang telah ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta masuk ke dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Perhutani.

Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

Di kesempatan itu, Natalas Anis Harjanto mengatakan, pengembangan agroforestry tebu mandiri tersebut sesungguhnya merupakan hal baru bagi Perhutani. Dan hal baru itu menjadi sebuah inovasi dalam peningkatan produktivitas kawasan hutan sekaligus berkontribusi dalam penambahan revenue perusahaan.

“Sebagai bentuk kolaborasi bersama mitra BUMN yang kompeten dalam budi daya tebu dan industri gula, Perhutani menjalin sinergi bersama PTPN X, PTPN XI, dan RNI, termasuk melibatkan pabrik-pabrik gula dalam binaan PTPN dan RNI,” katanya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat juga akan dilakukan pemanenan tebu di Perhutani KPH Ngawi. Panen tebu seluas 187 hektare itu memiliki potensi produksi tebu giling hingga 15.000 ton.

Eksportir Gula di Masa Depan

Di kesempatan yang sama, Rachman Ferry Isfianto menyampaikan harapannya. Ia berharap agar ke depan Indonesia bisa menjadi eksportir gula. Caranya antara lain dengan memanfaatkan hutan yang kurang produktif di wilayah kerja Perum Perhutani, sehingga menjadi hutan produktif.

“Yaitu dengan menjadikan hutan sebagai penyokong ketahanan di sektor gula, baik melalui mekanisme kerja sama pemanfaatan hutan, atau Perhutani melaksanakan sendiri seperti ATM (Agroforestry Tebu Mandiri). Karena Pak Menteri menyampaikan, BUMN tidak boleh menjadi Menara Gading, tetapi harus bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitar hutan,” terangnya.

Perhutani sendiri telah melalui aspek legal, sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2021 telah mengesahkan 8.000 hektare untuk selanjutnya dilakukan secara bertahap menjadi seluas 18.256 hektare kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024. Di tahun 2022, luas pengembangan agroforestry tebu mandiri itu akan dilanjutkan seluas 1.758 hektare.

Dengan menjadikan hutan sebagai penyokong ketahanan di sektor gula, baik melalui mekanisme kerja sama pemanfaatan hutan, atau Perhutani melaksanakan sendiri seperti ATM (Agroforestry Tebu Mandiri). Karena Pak Menteri menyampaikan, BUMN tidak boleh menjadi Menara Gading, tetapi harus bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitar hutan,” terang Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan, Rachman Ferry Isfianto.

Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

“Kami, selaku manajemen Induk Perhutani Group, optimis akan masa depan perusahaan melihat produktivitas Inhutani I saat ini, khususnya pasca merger. Tentunya hal tersebut masih bisa ditingkatkan dengan mengoptimalkan berbagai aspek yang telah dijalankan saat ini, mulai dari tenaga kerja, modal, bahan baku, mesin, metode atau prosedur yang digunakan, hingga pasar,” tutur Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro.

Letaknya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemerintah telah mencanangkan tahun 2025 sebagai tahun swasembada gula konsumsi. Sedangkan tahun 2030 dicanangkan sebagai tahun swasembada gula industri. Dan Perhutani siap menjalin kolaborasi dengan PTPN dan RNI untuk mewujudkan hal tersebut.

Ekspor Produk Industri Kayu

Ekspansi dan perluasan cakupan bisnis Perum Perhutani juga terlihat dari pengembangan bisnis kayu. Pada Senin, 26 September 2022, melalui anak perusahaannya, Inhutani I, Perhutani melakukan pelepasan ekspor produk industri kayu. Ekspor sebanyak 2 Full Container Load (FCL) dengan volume 42,72 m3 tersebut dilakukan ke negara tujuan Australia dan Jepang. Acara pelepasan ekspor tersebut dilakukan di Pabrik Industri Kayu PT Inhutani I di Gresik.

Pelepasan ekspor produk dengan nilai $ 40,9 atau 609 juta rupiah tersebut dilakukan oleh Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pahala Nugraha Mansury. Ia didampingi Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto; dan Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, beserta jajaran.

Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro mengungkapkan, realisasi ekspor industri kayu Perhutani Group melalui PT Inhutani I pada tahun 2022 hingga bulan Agustus mencapai 94 FCL dengan volume sebanyak 1.820 m3 dengan nilai $ 1.755 atau 24,68 milyar rupiah. Ekspor tersebut dilakukan ke pangsa pasar di 5 benua dengan negara tujuan USA, Belgia, UK, Jerman, Australia, Jepang, Korea dan Ethiopia. Sedangkan hingga akhir tahun 2022 diproyeksikan rencana ekspor sebanyak 229 FCL dengan volume 2.676 m3 .

“Kami, selaku manajemen Induk Perhutani Group, optimis akan masa depan perusahaan melihat produktivitas Inhutani I saat ini, khususnya pasca merger. Tentunya hal tersebut masih bisa ditingkatkan dengan mengoptimalkan berbagai

Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

aspek yang telah dijalankan saat ini, mulai dari tenaga kerja, modal, bahan baku, mesin, metode atau prosedur yang digunakan, hingga pasar,” tutur Wahyu.

Sementara itu, Direktur Utama Inhutani I, Oman Suherman, menegaskan, produk-produk hasil produksi Industri Kayu Gresik telah memenuhi standar Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Saat ini, kapasitas terpasang pabrik Industri Kayu Gresik adalah 6.000 m3 per tahun dan telah terpenuhi sebesar 3.000 m3 per tahun. Produk yang dihasilkan berupa wood working product yang diproses berdasarkan spesifikasi dari calon pembeli (job order).

“Produk utama yang dihasilkan antara lain adalah Moulding, S4S/ S2S/E4E, Door Component, Furniture. Sedangkan sub produknya antara lain Solid Laminated Board, Finger Join Laminated Board, dan Finger Join Stick. Untuk Ekspor kali ini, jenis produk yang dikirimkan ke Sydney Australia yaitu Wood Door jenis kayu Meranti Merah, dan yang ke Hakata Jepang adalah produk Wood E2E jenis kayu Keruing,” tambahnya.

Seperti diketahui, Perum Perhutani memiliki empat Pabrik Industri Kayu di Pulau Jawa. Keempatnya yaitu Industri Kayu Brumbung, Industri Kayu Cepu, Industri Kayu Gresik, dan Perhutani Plywood Industri (PPI) Kediri. Selain itu, terdapat dua Pabrik Industri Kayu milik Anak Perusahaan Inhutani I yaitu Unit Manajemen Industri (UMI) Gresik Jawa Timur dan UMI Juata di Kalimantan Timur.

Di dalam kesempatan tersebut, Pahala Nugraha Mansury juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako kepada masyarakat di sekitar Unit Manajemen Industri Gresik Inhutani I. Bantuan tersebut diserahkan sebagai wujud kepedulian dan kehadiran nyata perusahaan bagi masyarakat.

Sebelumnya, Pahala mengunjungi lokasi agroforestry tebu mandiri Perhutani yang berlokasi di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang. Pengembangan lokasi agroforestry tebu mandiri Perhutani itu merupakan langkah strategis Perhutani dalam mendorong terwujudnya ketahanan pangan nasional.

Pahala menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan produksi gula nasional. Sehingga, diharapkan 3 hingga 5 tahun mendatang Indonesia sudah bisa mencapai kondisi swasembada gula konsumsi. Salah satu hal yang dilakukan untuk mencapai target itu adalah mengidentifikasi lahanlahan yang saat ini kurang produktif. Lahan-lahan yang saat ini kurang produktif itu dioptimalkan untuk ditanami komoditas tebu, dengan tetap memertahankan kelestarian hutan untuk keseluruhan.

Perdagangan Karbon

Hal lain dalam pengelolaan bisnis baru Perhutani adalah perdagangan karbon. Hal itu diwujudkan dengan sikap Perum Perhutani untuk memegang teguh komitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target Net

Perum Perhutani memegang teguh komitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060. Komitmen mendukung pencapaian Net Zero Emission itu dilakukan dengan sinergi bersama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (VCM BUMN)

Zero Emission 2060. Komitmen mendukung pencapaian Net Zero Emission itu dilakukan dengan sinergi bersama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (VCM BUMN).

Penandatanganan Letter of Intent (LoI) itu dalam rangkaian acara SOE International Conference yang merupakan bagian dari agenda Road to G20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, 18 Oktober 2022. Penandatanganan LoI tersebut dilakukan Perum Perhutani bersama PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan sebagai fasilitator yaitu PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Penandatanganan disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury.

Pahala menyampaikan, Kementerian BUMN sangat serius dalam upaya untuk bisa menjadi pioneer dan role model dalam penerapan dekarbonisasi. Selain itu, perlu adanya inisiatif untuk bisa menurunkan emisi secara end to end.

LoI tersebut merupakan bentuk keseriusan Kementerian BUMN dalam mencapai Net Zero Emission BUMN 2060 dengan membangun ekosistem rendah emisi di lingkup BUMN melalui skema VCM. Di dalam skema VCM, semua BUMN berpotensi menjadi seller maupun buyer. BUMN yang telah memenuhi target pengurangan emisi di sektornya dan masih memiliki kelebihan karbon kredit dari inisiatif penurunan emisi yang telah dilakukan, dapat menjadi seller. Sementara BUMN yang masih belum memenuhi target penurunan emisi di sektornya secara mandiri, dapat berpotensi sebagai buyer.

Menurut Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, Perum Perhutani yang bergerak di sektor kehutanan, berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission BUMN 2060. “Dengan melakukan pengelolaan Sumber Daya Hutan secara lestari yang meliputi proses bisnis perencanaan, pemanfaatan, rehabilitasi, dan perlindungan hutan, Perhutani memiliki potensi sebagai penyerap karbon, karena kemampuan kawasan hutan dalam menyerap emisi lebih besar (sequester) dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan,” ungkap Wahyu.

Potensi tersebut diimplementasikan Perum Perhutani dengan menetapkan inisiatif strategis perusahaan yang telah dimulai pada tahun ini. Salah satunya melalui pengembangan proyek Nature Based Solutions (NBS), yaitu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan pemanfaatan alam berkelanjutan untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan. Diharapkan, Perhutani mampu bertindak sebagai perusahaan penyerap sediaan karbon dan selanjutnya dapat diperdagangkan melalui skema carbon trading.

Di dalam implementasi inisiatif strategis tersebut, Perhutani berkolaborasi dengan BUMN lain, yaitu PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE), melalui kesepakatan dalam bentuk Head of Agreement untuk melaksanakan proyek NBS. Perhutani dan PPI akan bertindak sebagai seller credit carbon, menjual credit carbon kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk mencapai target penurunan emisinya.

Sebagai langkah diversifikasi dan perluasan bidang usaha, langkahlangkah dan proyeksi Perhutani tersebut secara bisnis merupakan hal yang positif. Diversifikasi adalah salah satu strategi manjur yang kerap dilakukan perusahaanperusahaan dunia. Pelaksanaan diversifikasi terbukti seringkali bisa meningkatkan profitabilitas bisnis, sekaligus mengamankan keuangan saat suatu produk tidak lagi laku di pasaran. Diversifikasi adalah perluasan produk, baik barang atau jasa, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan, penjualan, dan keuntungan perusahaan. Diversifikasi adalah strategi operasional bisnis yang kerap kali digunakan, agar profit yang diterima oleh perusahaan

semakin besar. • DR/PR/2022-IX-21/PR/2022-

IX-24/PR/2022-X-27

This article is from: