6 minute read

Eko Wahyudi (Dir. Keu. Perum Perhutani

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

Eko Wahyudi Direktur Keuangan Perum Perhutani "Berikan yang Terbaik untuk Perhutani"

Advertisement

Secara angka-angka, sebenarnya Perhutani harus bangga karena performance-nya menunjukkan kinerja keuangan yang masih Likwid, Solvable, dan cukup Profitable. Ucapan optimis itu datang dari Direktur Keuangan Perhutani, Eko Wahyudi. Tetapi, Eko juga menekankan, insan-insan Perhutani juga harus selalu memberikan kinerja terbaiknya, karena kita semua pun tahu bahwa pendapatan dan laba Perhutani mengalami penurunan performance. Sehingga, perlu kerja keras untuk menjaga agar di masa depan perusahaan tetap exist dan sustain. Lalu apa lagi pendapatnya tentang Perhutani? Simak pandangannya berikut ini.

Di Perum Perhutani, Eko Wahyudi memang termasuk nama baru. Tetapi, di bidang keuangan, ia bukan anak kemarin sore. Rentang pengalaman lelaki kelahiran Baturaja, 27 November 1963, ini terbilang cukup panjang di bidang keuangan dan perbankan. Pengalaman dan jam terbang yang cukup tinggi di bidang keuangan dan perbankan itulah yang menjadi bekal buat suami dari

Wahyuningsih ini untuk mengemban tugas sebagai Direktur Keuangan

Perum Perhutani.

Sebelum bergabung dengan Perum Perhutani sebagai Direktur Keuangan, Eko Wahyudi pernah menjabat sebagai Pemimpin Wilayah BRI Surabaya, Malang, Palembang dan Padang. Terhitung sejak 17 Oktober 2019, ia resmi menjadi bagian keluarga besar Perhutani. Di entitas kehutanan yang kini menjadi lapangan tugasnya, Eko diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam pengelolaan keuangan Perhutani dan turut membawa perusahaan ini menjadi perusahaan bergengsi di bidang kehutanan di dunia. Eko Wahyudi menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Jenjang S2 ia tuntaskan di Jurusan Agribisnis, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Walaupun catatan pendidikan formal bapak satu putra itu tidak di bidang ekonomi, tetapi jam terbangnya sebagai tenaga profesional telah menunjukkan kualitas dirinya di bidang ekonomi dan keuangan.

Di tengah kesibukannya yang padat sebagai seorang profesional, Eko Wahyudi selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

keluarga. Anaknya, Andrian Juliano, telah menyelesaikan pendidikan S1 dan kini bekerja di salah satu BUMN.

Tiga Prioritas Utama

Tahun ini Perhutani berusia 59 tahun. Usia itu boleh dikatakan merupakan usia yang matang. Tetapi, tantangan yang harus dihadapi juga terus hadir. Di usia itu, menurut catatan Eko Wahyudi, ada 3 hal yang harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kinerja Perhutani saat ini.

Prioritas pertama, menurut Eko, insan Perhutani harus punya sense of target. Maksudnya, khususnya di jajaran bisnis, kita harus tahu dan paham terhadap target. Selain itu, juga harus tahu dan paham cara mengeksekusinya. Juga tahu dan paham tentang apa akibatnya jika target tersebut tidak atau kurang tercapai. "Prioritas kedua seluruh insan Perhutani harus memiliki sense

of belonging, sense of target, dan sense of crisis. Insan Perhutani harus memiliki sense of belonging, maksudnya, kita harus merasa memiliki perusahaan ini, sehingga kita harus memberikan yang 'terbaik' untuk Perhutani," katanya.

Prioritas ketiga yang harus diperhatikan adalah sense of crisis. Peka terhadap kondisi yang terjadi di sekitar kita. Misalnya di saat dunia mengalami pandemi covid-19 yang dampaknya pun sampai ke negara kita seperti saat ini. Di saat seperti ini, tentu produksi dan pendapatan kita tidak bisa optimal. "Maka, sense yang kita harapkan adalah pemahaman bahwa jika produksi atau pendapatan tidak optimal, harus ada kesadaran untuk meminimalkan biaya-biaya yang belum urgent. Hal ini mengingat overhead cost tetap kita keluarkan, misalnya gaji, listrik, sewa, dan lainlain. Jika tidak diimbangi dengan efisiensi, akan menggangu cash flow kita," tuturnya.

Eko menyebut, secara angka angka, sebenarnya insan Perhutani harus bangga bahwa Kinerja Keuangan Perhutani masih Likwid, Solvable, dan Cukup Profitable. Meskipun kita semua juga tahu bahwa pendapatan dan Laba perusahaan mengalami penurunan performance. Maka, perlu ada langkah positif untuk menjaga agar kinerja perusahaan tetap baik. "Kita perlu kerja keras untuk menjaga agar ke depan perusahaan tetap exist dan sustainable. Hal ini disebabkan beban perusahaan dari sisi biaya pegawai yang sangat besar (di atas 40%), kewajiban pasca kerja yang besar, beban pajak yang terus meningkat, dan lain-lain," ujarnya.

Optimalkan Kerja Sama Menurut Eko Wahyudi, di masa depan Perhutani tidak bisa lagi terus menerus menggantungkan

revenue atau pendapatan hanya dari hasil kayu saja. Apalagi, potensi tebang kayu dengan kualitas terbaik (A3) kini semakin terbatas. Di masa depan, menurut Eko, bisnis pariwisata dan bisnis lain yang cepat men-generate revenue harus banyak menjadi perhatian. "Proporsi pendapatan pariwisata saat ini sekitar 7%. Hal itu sangat mungkin untuk dikembangkan. Apalagi, pemerintah dan beberapa Kepala Daerah secara agresif mengembangkan wisata untuk mengeruk devisa, yang tentu inline dengan tujuan kita untuk meningkatkan pendapatan dari sektor ini. Dibutuhkan kreatifitas dan inovasi dari kita untuk menstimulan wisatawan agar berkunjung ke lokasi wisata kita," katanya.

Khusus kayu, menurut Eko, di masa depan mungkin kita harus mengurangi proporsi penanaman kayu yang hasilnya jangka panjang, dan mengubahnya menjadi menanam kayu yang masa panennya lebih singkat, contohnya biomasa dan minyak kayu putih. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperkuat cash flow perusahaan, untuk menutup Fixed cost atau over head cost kita yang terus meningkat.

Di bagian lain, Eko juga menyoroti cara dan strategi Perhutani untuk mengoptimalkan kerja sama bisnis dengan banyak pihak, termasuk LMDH/KULIN KK. Menurut dia, kerja sama dengan LMDH/KULIN KK harus tetap kita jaga dan kita perkuat. Sebab, keberadaan LMDH/KULIN KK di samping ikut serta menjaga aset dan kelestarian hutan, kita juga dapat tetap bersinergi untuk meningkatkan pendapatan Perhutani lewat profit sharing.

Perhutani juga harus menggarap serius agroforestry. Di sisi keuangan, Eko menuturkan, khusus agroforestry, yang saat ini berlangsung harus kita pertahankan, bahkan harus kita tingkatkan. Selanjutnya, yang harus kita sosialisasikan adalah bagaimana menjaga kelestarian hutan, di samping kita memeroleh profit sharing untuk meningkatkan pendapatan kita.

Lantas, sejauhmana efektivitas pemasaran produk-produk Perhutani secara online lewat website tokoperhutani.com? Dari sisi keuangan, apa saja catatan Direktur Keuangan terhadap cara pemasaran online tersebut? "Menurut hemat saya, di era sekarang, penjualan produk secara online adalah suatu kebutuhan. Di samping simplify pelayanannya, juga perlu untuk menjaga akuntabilitas. Yang penting bahwa kita harus evaluasi efektifitas dari

Di masa depan Perhutani tidak bisa lagi terus menerus menggantungkan revenue atau pendapatan hanya dari hasil kayu saja. Apalagi, potensi tebang kayu dengan kualitas terbaik (A3) kini semakin terbatas. Di masa depan, menurut Eko, bisnis pariwisata dan bisnis lain yang cepat men-generate revenue harus banyak menjadi perhatian.

yang sudah dilaksanakan saat ini," ujarnya.

Pekerja Menjadi Pemasar

Di masa depan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan insan-insan Perhutani untuk meningkatkan kinerja dan juga menaikkan pendapatan bagi perusahaan. Eko mengatakan, di masa depan, mengingat revenue Perum Perhutani dihasilkan dari menjual kayu, getah, pariwisata, dan lain-lain, seluruh pekerja dituntut menjadi pemasar. "Seluruh pekerja dituntut menjadi pemasar. Minimal misalnya, jika kita berpariwisata hendaknya di obyek wisata Perhutani, di samping juga memromosikan ke keluarga dekat, tetangga, bahkan orang lain," ujar Eko.

Di bagian akhir, Eko menyebut, banyak potensi yang masih bisa dikembangkan dan digarap optimal. "Masih banyak potensi yang belum dioptimalkan. Misalnya atas assets kita, dengan cara pemasangan billboard/spanduk/galery ATM, balon udara, dan lain sebagainya di obyek atau spot-spot strategis. Atau dengan menjalin kerja sama dengan investor (BOT, joint operation, dan lain-lain. Harus kita lakukan mapping yang comprehensive atas potensi tersebut," tegasnya.

Jadi, perlu kesadaran penuh dari seluruh insan Perhutani untuk terus mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di dalam Perhutani. Kesadaran akan meningkatkan rasa memiliki dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja. Peningkatan kinerja diharapkan akan menaikkan kesejahteraan pegawai. Seluruh insan Perhutani harus memberikan yang terbaik untuk Perhutani.

Perhutani berubah,

Perhutani bisa,

Perhutani luar biasa.

• Tim Kompersh Kanpus

This article is from: