5 minute read

Menyiapkan Lokasi Wisata di Era

Menyiapkan Lokasi Wisata

di Era New Normal

Advertisement

Persiapan pelaksanaan protokol kesehatan di setiap lokasi wisata agar dapat mencegah penularan virus corona terus dilakukan. Salah satunya terlihat tatkala Perhutani KPH Bandung

Selatan yang pada Kamis, 11 Juni 2020, bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah

Kabupaten Bandung, bersamasama mengadakan kunjungan ke sejumlah wana wisata. Lokasi-lokasi wisata yang dikunjungi bersama saat itu adalah Punceling Ciwidey, Situ

Cisanti Pangalengan, Cibolang

Hot Spring Pangalengan, dan

Wana Wisata Bumi Perkemahan

Gunung Puntang Cimaung

Banjaran. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka verifikasi persiapan pelaksanaan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata, untuk pencegahan penyebaran wabah dan dampak Covid-19.

Di dalam kesempatan itu,

Administratur Perhutani KPH

Bandung Selatan, Tedy Sumarto, menegaskan kesiapan pihaknya jika lokasi wisata di Perhutani KPH

Bandung Selatan dibuka kembali.

Pemerintah mencanangkan gerakan Adaptasi Kebiasaan Baru yang lazim dikenal dengan sebutan new normal. Di dalam kenormalan baru, ada sejumlah kebiasaan baru yang harus kita jalankan agar aktivitas ekonomi tetap berjalan tetapi tetap menjalankan seluruh protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Kegiatan-kegiatan terkait persiapan penerapan adaptasi kebiasaan baru itu lantas dilakukan di semua sektor. Termasuk sektor wisata - yang sangat terdampak selama penerapa PSBB - bersiap melakukan banyak penyesuaian agar tetap dapat beroperasi di tengah era new normal. Begitu juga wisata di lahan Perhutani.

Sebab, kata dia, pihaknya sudah sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan sarpra (sarana dan prasarana) pendukung untuk pelaksanaan protokol Covid-19 di lokasi wisata. “Perhutani KPH Bandung Selatan telah melengkapi persyaratan sarpra dan SOP sesuai protokol pencegahan Covid-19, dan telah siap apabila lokasi wisata kembali dibuka. Batasan-batasan bagi pengunjung pun telah dibuat dan diharapkan saat dibuka nanti pengunjung juga lebih disiplin dalam penerapan protokol Covid-19,” jelasnya.

Tedy menambahkan, persyaratan untuk sarpra yang sudah dilakukan di wana wisata di lahan Perhutani antara lain sudah tersedia fasilitas hand sanitizer untuk mencuci tangan, serta thermogun untuk memantau suhu tubuh di pintu masuk lokasi. Sedangkan untuk batasan-batasan, Perhutani

Foto: Gandi S/Kompersh KPH Bandung Selatan

Foto: Iman/Kompersh KPH Garut

dan LMDH sudah siap untuk mengingatkan para pengunjung agar selalu memakai masker serta melaksanakan physicaldistancing dengan cara menghindari bersentuhan fisik secara langsung.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Yoharman Syamsu, mengatakan, akibat wabah virus corona, beberapa perusahaan dan pengusaha pariwisata mengalami rugi. “Untuk itu, dalam rangka persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kami dari Disbudpar Pemkab Bandung melakukan verifikasi ke lokasi wisata di seluruh wilayah Perhutani KPH Bandung Selatan, sebelum lokasi-lokasi wisata tersebut dibuka kembali. Adapun hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa protokol pencegahan penyebaran Covid-19 telah dilaksanakan sesuai prosedur,” jelasnya.

Wisata Era New Normal

Persiapan pembukaan dan pengoperasian lokasi wisata di era new normal juga dibarengi dengan peningkatan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru. Di

Dudung menambahkan, Perhutani KPH Garut sudah membuat Instruksi Kerja (IK) menyesuaikan era new normal yang siap berkolaborasi dengan Kemenparekraf, ataupun Pemda Kabupaten Garut dan para pihak terkait dalam hal ini Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, untuk mengembangkan wisata Desa, dan berharap bisa menjamin keamanan, kebersihan serta kenyamanan para pendaki ataupun wisatawan.

dalam rangka itu, Perhutani KPH Garut menjadi narasumber pada acara pertemuan yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dalam rangka meningkatkan daya dukung Gunung Cikuray sebagai destinasi wisata pendakian di Garut yang siap dikunjungi setelah periode pandemi Covid-19.

Acara pertemuan tersebut dilangsungkan di Hotel Fave, Jalan Keresek Cibatu, Kota Garut, Jawa Barat, 18 Juni 2020. Turut serta dalam pertemuan itu, perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tingkat Provinsi dan Kabupaten, pengurus dan anggota Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), dan para kepala pemerintahan tingkat Kecamatan Cikuray.

Saat itu, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, pada paparan yang disampaikan oleh Junior Manager Bisnis (JMB), Dudung Suhaeri, mengatakan bahwa obyek wisata yang dikelola Perhutani adalah hasil kerja sama dengan mitra usaha dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang sudah terikat perjanjian kerja sama dengan Perhutani. Dudung menambahkan, Perhutani KPH Garut sudah membuat Instruksi Kerja (IK) menyesuaikan era new normal yang siap berkolaborasi dengan Kemenparekraf, ataupun

Foto: Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

Pemda Kabupaten Garut dan para pihak terkait dalam hal ini Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, untuk mengembangkan wisata Desa, dan berharap bisa menjamin keamanan, kebersihan serta kenyamanan para pendaki ataupun wisatawan.

Sementara itu, dari pihak Kemenparekraf, Marshal Ariabudyatama, menyampaikan, Kemenparekraf akan menyelenggarakan kegiatan padat karya revitalisasi kawasan Gunung Cikuray. Kegiatan padat karya itu merupakan kerja sama dengan AFGI melalui kegiatan penyemprotan disinfektan, penanaman pohon, dan bakti sosial kebersihan sepanjang jalur pendakian menuju Gunung Cikuray, serta perbaikan fasilitas camp perkemahan, agar tercipta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di area wisata.

Kepala Disparbud Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar, menyampaikan misi-instansinya adalah mewujudkan Kabupaten Garut sebagai daerah tujuan wisata utama di Jawa Barat, karena Garut punya destinasi produk khusus. Budi Gan Gan menambahkan, Garut memiliki Wisata Kuliner dan Belanja yang berada di kawasan Sukaregang,

Tarogong, Pengkolan, dan lain-lain. Begitupun wisata Bahari di pantai, wisata alam di pegunungan, air terjun, juga terdapat wisata budaya.

Di Lokasi Wisata Kedu

Sosialisasi adaptasi kebiasaan baru juga dilakukan di wilayah Perhutani KPH Kedu Selatan. Pada Jumat, 5 Juni 2020, Perhutani KPH Kedu Selatan mengadakan sosialisasi kebiasaan normal baru pada pengelolaan obyek wisata di wilayahnya. Sosialisasi dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom meeting. Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, memimpin kegiatan tersebut. Acaranya diikuti oleh jajaran kantor dan lapangan, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan selaku mitra pengelola wisata Perhutani, di antaranya dari Pantai Lampon, Pantai Surumanis, wisata Bukit Hud, Pantai Menganti, wisata Bukit Pentulu Indah, dan pengelola wisata Bukit Sikrikil.

Di kesempatan itu, Yudha Suswardhanto menyampaikan agar seluruh komponen perusahaan dan mitra kerjanya, dalam situasi pandemi Covid-19, tetap beraktivitas untuk memertahankan kinerja dan selalu produktif. “Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan dan mitra kerja, kita harus melaksanakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dengan melakukan kebiasaan normal baru dengan perilaku hidup sehat dan bersih. Terlebih di lokasi wisata yang langsung menghadapi orang yang membutuhkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam berwisata,” ujarnya.

Selanjutnya, dipaparkan kebiasaan normal baru yang harus dilakukan di lokasi wisata. Di antaranya, pihak pengelola harus secara periodik melakukan sterilisasi tempattempat yang sering disentuh dan dikunjungi wisatawan, melakukan pengecekan suhu tubuh, menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mengatur jarak antar pengunjung di loket maupun tempat umum, menerapkan aturan tentang keharusan memakai masker bagi pengelola dan pengunjung wisata, mengganti pakaian petugas sesaat setelah bertugas, serta memasang papan imbauan untuk mematuhi semua protokol kesehatan.

Di kesempatan itu, Ketua LMDH Sengkuyung Makmur, Sukiran, mewakili para pengelola wisata, menyatakan siap untuk melaksanakan kebiasaan normal baru tersebut. Dan pihaknya juga berharap obyek wisata dapat dibuka kembali seperti semula. Tentu saja pembukaan obyek wisata itu dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan seperti yang disosialisasikan itu.

Ya, adaptasi kebiasaan baru perlu terus disosialisasikan. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari yang sejalan dengan protokol kesehatan juga terus

dilakukan. Bravo! • Tim Kompersh Kanpus

This article is from: