3 minute read

Di Ponorogo, LMPSDH Wono Karso Kembangkan Budi Daya Porang

Tanaman jenis umbi-umbian ini sangat potensial untuk dikembangkan. Dan Perhutani memiliki peluang besar untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian itu. Sebab, porang adalah tanaman yang dapat tumbuh di antara tegakan. Maka, porang sangat baik untuk ditanam di lahan Perhutani. Yaitu di antara tegakan pohon jati. Hal itulah yang mendorong Perhutani di banyak wilayah mengembangkan budi daya porang, tentu dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya dengan Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMP SDH ) Wono Karso di Ponorogo.

Hari Minggu, 7 Juni 2020, puluhan warga Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berkumpul. Di hari itu, Perhutani

Advertisement

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

Madiun memberikan sosialisasi dan fasilitasi Pemanfaatan Lahan Di

Bawah Tegakan (PLDT) kepada

Lembaga Masyarakat Pengelola

Sumber Daya Hutan (LMPSDH)

Wono Karso, Desa Pulung,

Kecamatan Pulung, Kabupaten

Ponorogo, Jawa Timur.

Pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu dilakukan dengan pola kemitraan. Karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan perlu mendapatkan sosialisasi tentang pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu. Administratur Perhutani KPH Madiun, Wakhid Nurdin, melalui Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pulung, Engkus Sumantri, mengatakan, PLDT mendasari pola kemitraan kehutanan. Untuk melaksanakan PLDT dengan pola kemitraan itu, mereka menjalaninya dengan terlebih dahulu melakukan pembuatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perhutani dan LMPSDH.

“Tanaman porang bisa menggantikan tanaman polowijo seperti jagung, ketela, padi. Apalagi budi daya porang tidak membutuhkan pengolahan lahan secara intensif sehingga kesuburan tanah dan fungsi ekologi tetap terjaga,” ujarnya. Engkus menambahkan, pihaknya sangat mendukung rencana LMPSDH Wono Karso yang akan membudidayakan tanaman porang di wilayah wengkonnya. Lahan di wilayah wengkonnya yang dijadikan lokasi budi daya porang itu seluas 329.9 Hektare, berada di RPH Setonggo, BKPH Pulung, KPH Madiun.

“Untuk rencana awal 50 hektare dulu. Itu cukup sebagai usaha produktif LMPSDH di sektor ketahanan pangan,” imbuh Engkus.

Sementara itu, Ketua LMPSDH Wono Karso, Suprianto, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perum Perhutani KPH Madiun yang telah memfasilitasi rencana LMPSDH dalam mengembangkan budi daya tanaman porang. “Nantinya, kami anggota LMPSDH sambil memelihara tanaman porang di lahan hutan,

Foto : Yudi/Kompersh KPH Madiun

Foto : Yudi/Kompersh KPH Madiun

dapat ikut serta dalam menjaga keamanan hutan dari kebakaran ataupun perusakan hutan,” ujarnya.

Optimalisasi Lahan

Kelestarian hutan dan kehidupan ekonomi masyarakat desa hutan merupakan dua isu yang penting dalam pengelolaan hutan. Pada saat muncul masalah kerusakan hutan, seringkali yang dianggap penyebabnya adalah masyarakat desa hutan.

Terkait dengan isu tersebut, muncul alternatif pemanfaatan lahan hutan dengan tujuan melakukan optimalisasi lahan hutan. Hal itu ditempuh untuk mendukung perekonomian masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar hutan, tanpa menimbulkan gangguan berupa kerusakan hutan. Aktivitas optimalisasi lahan hutan itu lantas disebut lokasi Pemanfaatan Lahan Di bawah Tegakan.

Salah satu wujud optimalisasi lahan hutan itu adalah dengan memanfaatkan lahan yang ada di bawah tegakan untuk ditanami pohon lain. Pohon lain yang ditanam di bawah tegakan itu pada akhirnya juga dikembangkan dan dibudidayakan. Salah satu pola Budi dayanya adalah dengan sistem tumpang sari.

Salah satu tanaman yang dibudidayakan di bawah tegakan itu adalah porang. Budi daya porang tersebut dilakukan di bawah tegakan tanaman jati, karena tanaman jenis umbi-umbian bernama porang itu merupakan tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%.

Tanaman Porang

Porang adalah tanaman umbi-umbian dari marga Amorphophallus. Manfaat umbi porang adalah dapat digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan jelly. Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung.

Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai emulsifier dan pengental makanan, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.

Di banyak lokasi, Perhutani menyambut baik dan mendukung LMDH yang merintis dan mengembangkan porang secara swadaya. Budi daya porang merupakan sinergi yang baik antara Perhutani dengan masyarakat. Sebab, dengan pembudidayaannya porang, tegakan hutan akan terjaga dan tanaman porang pun sangat menjanjikan di masa depan.

Selanjutnya, budi daya porang dapat dijadikan usaha produktif masyarakat. Yaitu dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, sehingga masyarakat dapat sejahtera dan hutan lestari pun akan terwujud. Bravo! • DR/Mdn/

Aru

This article is from: