rimbadaya
Di Ponorogo, LMPSDH Wono Karso
Kembangkan Budi Daya Porang Tanaman jenis umbi-umbian ini sangat potensial untuk dikembangkan. Dan Perhutani memiliki peluang besar untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian itu. Sebab, porang adalah tanaman yang dapat tumbuh di antara tegakan. Maka, porang sangat baik untuk ditanam di lahan Perhutani. Yaitu di antara tegakan pohon jati. Hal itulah yang mendorong Perhutani di banyak wilayah mengembangkan budi daya porang, tentu dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya dengan Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) Wono Karso di Ponorogo.
H
ari Minggu, 7 Juni 2020, puluhan warga Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berkumpul. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun memberikan sosialisasi dan fasilitasi Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) kepada Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) Wono Karso, Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu dilakukan dengan pola kemitraan. Karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan perlu mendapatkan sosialisasi tentang pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu.
52 DUTA Rimba
Administratur Perhutani KPH Madiun, Wakhid Nurdin, melalui Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pulung, Engkus Sumantri, mengatakan, PLDT mendasari pola kemitraan kehutanan. Untuk melaksanakan PLDT dengan pola kemitraan itu, mereka menjalaninya dengan terlebih dahulu melakukan pembuatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perhutani dan LMPSDH. “Tanaman porang bisa menggantikan tanaman polowijo seperti jagung, ketela, padi. Apalagi budi daya porang tidak membutuhkan pengolahan lahan secara intensif sehingga kesuburan tanah dan fungsi ekologi tetap terjaga,” ujarnya. Engkus menambahkan, pihaknya sangat mendukung rencana
LMPSDH Wono Karso yang akan membudidayakan tanaman porang di wilayah wengkonnya. Lahan di wilayah wengkonnya yang dijadikan lokasi budi daya porang itu seluas 329.9 Hektare, berada di RPH Setonggo, BKPH Pulung, KPH Madiun. “Untuk rencana awal 50 hektare dulu. Itu cukup sebagai usaha produktif LMPSDH di sektor ketahanan pangan,” imbuh Engkus. Sementara itu, Ketua LMPSDH Wono Karso, Suprianto, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perum Perhutani KPH Madiun yang telah memfasilitasi rencana LMPSDH dalam mengembangkan budi daya tanaman porang. “Nantinya, kami anggota LMPSDH sambil memelihara tanaman porang di lahan hutan,
NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020