MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 84

Page 1

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

M A JA L A H

P E R H U TA N I

RIMBA utama

Menjawab Kebutuhan Rekreasi

di Tengah Pandemi warisan RIMBA

Jejak Pahlawan Revolusi di Tugu Agil Kusumodiyo, Hutan Randublatung RIMBA Daya

Di Ponorogo, LMPSDH Wono Karso Kembangkan

Budi Daya Porang

tetap Bekerja di Tengah Pandemi

Covid-19



SalamRedaksi

Mengarungi Adaptasi Pengarah Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani Penanggung Jawab Asep Rusnandar Sekretaris Perusahaan Pemimpin Redaksi Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Redaktur Pelaksana Suharsono Sekretaris Redaksi Ardya Setya Nurvrandita Redaktur Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar, Aga Prasetya Script Editing and Layout Duta Rimba Art Work Perwakilan - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten Alamat Redaksi

Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id

Perum Perhutani

@PerumPerhutani

Perum Perhutani

PerumPerhutani

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Kebiasaan Baru

Dok. Kom PHT®2019

ISSN: 2337-6791

Salam Rimba. Rimbawan pembaca yang budiman. Apa kabar? Mudah-mudahan Anda semua dan keluarga selalu sehat wal'afiat dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Walau saat ini kita dan dunia masih harus menjalani hari-hari dengan adaptasi kebiasaan baru seiring berjalannya prosedur kesehatan sesuai dengan protokol pencegahan persebaran virus corona. Setelah sebelumnya kita menjalani Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah pencegahan persebaran virus corona, maka adaptasi kebiasaan baru ini perlu dilakukan agar kehidupan ekonomi dapat tetap berjalan, tetapi upaya memutus rantai penularan virus corona itu pun tetap terus dilakukan. Begitu pula insan-insan Perhutani telah menjalankan aktivitas sehari-hari. Tetapi harus ada kebiasaan-kebiasaan baru yang dilakukan seiring berjalannya kembali aktivitas kerja, karena sesungguhnya wabah ini belum berakhir. Bagaimana cara insan-insan Perhutani menerapkan proses adaptasi kebiasaan baru sekaligus melakukan sosialisasi tentang hal itu kepada masyarakat desa hutan? Simak informasi tentang hal itu di rubrik Prima Rimba dan Rimba Utama. Tetapi, walau proses kerja masih berada di fase adaptasi kebiasaan baru, aktivitas ekonomi dan bisnis tetap harus berjalan. Kinerja terbaik dan prestasi unggul tetap harus diraih. Nah, itulah yang ditunjukkan insan-insan Perhutani. Ragam prestasi dan penghargaan masih tetap dapat mereka dapatkan di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih belum berakhir. Rangkaian prestasi itu dapat dilihat di rubrik Rimba Khusus. Rimbawan pembaca yang budiman. Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) yang menjangkiti dunia memberikan banyak pelajaran bagi kita semua. Justru di tengah kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal) di antara kondisi masih berjangkitnya wabah pandemi virus corona itu, ada banyak kreativitas dapat dilakukan. Termasuk di sektor usaha dan bisnis. Nah, informasi-informasi seputar hal itu menjadi tema rubrik-rubrik di Duta Rimba edisi Mei-Juni 2020 yang ada di hadapan Anda ini. Simak saja seluruh sajian informasi kami di Duta Rimba. Seiring ucapan selamat membaca, kami menyelipkan doa, mudah-mudahan kita semua selalu sehat wal'afiat, senantiasa terjaga dari wabah pandemi Covid-19, dan sukses menjalani hari-hari. Selamat membaca, Rimbawan Pembaca yang Budiman. Semoga bermanfaat. Salam! • DR

DUTA Rimba 1


semairimba

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Jaga Semangat Tetap Tinggi di Tengah Pandemi

4

PRIMA RIMBA • Bersyukur dan Berbagi

6

10

RIMBA UTAMA Tetap Bekerja di Tengah Pandemi Covid-19 10 Masker, Madu dan Vitamin untuk Masyarakat, Cegah Penyebaran Covid-19 14 Menyiapkan Lokasi Wisata di Era New Normal 18 Menjawab Kebutuhan Rekreasi di Tengah Pandemi 22 • Geliat Kinerja di Tengah Wabah 26 • • • •

RIMBA KHUSUS • Raih Prestasi di Tengah Pandemi 30 • Mendulang Apresiasi dan Prestasi di Tengah Pandemi 34 LENSA • Geliat Perhutani di Tengah Pandemi 38 42 SOBAT RIMBA 46 LINTAS RIMBA

RIMBA DAYA • Di Ponorogo, LMPSDH Wono Karso Kembangkan Budi Daya Porang

52

WARISAN RIMBA • Jejak Pahlawan Revolusi di Tugu Agil Kusumodiyo, Hutan Randublatung

30 56

56

ENSIKLO RIMBA • Merindukan Kicau Gelatik Jawa

60

socio rimba • Bersama Masyarakat, Perhutani Bedah Rumah di Sukalaksana Cianjur

64

rimba opini • Melibatkan Partisipasi Sosial dalam Pengembangan Pariwisata Perhutani

66

ENVIRO RIMBA • Peringati Hari Lingkungan Hidup, 56.000 Mangrove Ditanam di Cilacap

72

74

WISATA RIMBA • Dari Kawasan Galunggung, Curug Cikahuripan Menyapa

74

INOVASI • Kerja Sama Penerapan Teknologi Tepat Guna di Masa Pandemi Covid-19 78

POJOK KPH • Di Telawa, Antisipasi Keamanan Hutan dan Karhutla Terus Dilakukan 2 DUTA Rimba

82 NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


SobatRIMBA

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

di Tengah Pandemi

R

imbawan Perum Perhutani yang saya banggakan. Bagaimana kabar Anda semua? Saya berharap, Anda dan kita semua selalu sehat wal'afiat dan senantiasa bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari. Semangat yang tinggi perlu untuk terus kita jaga, walaupun saat ini kita masih berada di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 lalu. Insan-insan Perhutani yang saya hormati. Rasanya kita semua saat ini sudah sangat akrab dengan pemberitaan dan informasi seputar Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) atau wabah pandemi virus corona. Penyakit virus corona (Covid-19) sebagaimana kita ketahui, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Virus corona sendiri merupakan suatu jenis mikroorganisme yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan

4 DUTA Rimba

khusus. Tetapi, sebagian orang lain yang tertular penyakit ini kemudian mengalami kondisi yang lebih serius. Sebagian kondisi yang lebih serius itu umumnya disebabkan karena orang tersebut memiliki riwayat penyakit yang lain, sehingga virus corona yang masuk ke tubuhnya lantas berkembang menjadi komplikasi penyakit bagi orang tersebut. Virus corona yang menyebabkan wabah pandemi Covid-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh lalu menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Siapa pun dapat tertular virus ini, saat menghirup udara yang mengandung virus tersebut. Apalagi jika Anda berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi Covid-19. Anda juga dapat tertular Covid-19 jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda.

Dok. Kom PHTÂŽ2020

Jaga Semangat Tetap Tinggi

Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani

Mengingat kondisi seperti itulah, pemerintah lantas menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Sebab, dengan pembatasan itu, diharapkan potensi penularan virus dapat diminimalkan, karena minimnya kemungkinan orang berkumpul dalam jarak dekat. Selain menjaga jarak, kita semua juga dapat mencegah penularan virus corona itu dengan selalu mengenakan masker dan sering mencuci tangan. Namun, pergerakan ekonomi dan bisnis tetap harus berjalan. Kita tidak pernah tahu kapan wabah pandemi Covid-19 ini akan berakhir, sementara aktivitas bisnis yang terhenti selama PSBB berlaku harus juga dikerjakan. Maka, pemerintah pun bersikap. Pemerintah memutuskan untuk menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru atau yang lazim disebut New Normal. Di dalam era New Normal, kita tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk melaksanakan pekerjaan dan menjalankan bisnis, tetapi tetap memerhatikan protokol kesehatan sesuai prosedur pencegahan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Gandi/Kompersh KPH bandung Selatan

persebaran virus corona. Antara lain dengan selalu mengenakan masker, senantiasa menjaga jarak, dan sering mencuci tangan. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan. Di tengah kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru dan masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, kita tetap harus menjaga semangat. Semangat yang tinggi akan membuat kinerja terus meningkat. Dan kinerja yang meningkat akan menjadi pemicu diraihnya prestasi. Maka, penting bagi kita untuk selalu menjaga semangat

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

tetap tinggi. High spirit Will keep the flag stand. Dan saya sangat mengapresiasi insan-insan Perhutani yang tetap bersemangat, bahkan melahirkan ragam prestasi dalam menjalankan dan meningkatkan kinerja. Prestasi demi prestasi itu dibuktikan dengan raihan berbagai penghargaan. Nah, semangat tinggi untuk terus berprestasi itulah yang perlu terus kita pupuk, agar produktivitas kerja kita kian meningkat, dan revenue perusahaan juga meningkat. Dengan begitu, kita akan dapat bersaing dengan mantap.

Insan-insan Perhutani yang saya hormati dan banggakan. Mari kita selalu menjaga semangat dan meningkatkan produktivitas. Semoga dengan menjaga semangat itu, kita akan tetap mampu memenangkan persaingan, kendati masih berada di tengah era new normal. Dengan adaptasi kebiasaan baru, kita bisa tetap memenangkan persaingan, dan mewujudkan visi kita, menjadi perusaha terdepan di bidang pengelolaan sumber daya hutan. Salam! Wahyu Kuncoro

DUTA Rimba 5


primarimba

Bersyukur dan

Berbagi

Insan-insan Perhutani tak pernah lupa asal-usul dan hakikat pencapaian mereka. Insan-insan Perhutani selalu yakin bahwa pencapaian dan pendapatan yang diraih bukan semata-mata hasil jerih payah mereka semata, tetapi juga karena rahmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa. Kesadaran itulah yang mendasari perilaku insan-insan Perhutani untuk selalu bersyukur atas apa yang telah mereka raih. Rasa syukur itu juga diwujudkan dengan aktivitas saling berbagi kepada sesama. Momentum bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri pun menjadi saat yang tepat. Bersyukur dan berbagi menjadi aktivitas Perhutani di saat itu.

B

ersyukur adalah menerima segala apa pun yang diberikan tuhan, menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan, dan berterima kasih atas semua pemberian Tuhan. Wujud rasa syukur itu bukan sekadar ucapan dalam doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan, tetapi juga dengan berbagi kebahagiaan dengan sesama makhluk Tuhan. Apalagi, dalam momen bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini yang berlangsung di tengah situasi berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Sangat baik jika rasa syukur itu diwujudkan dengan aktivitas berbagi. Dan itulah yang dilakukan insan-insan Perhutani di sejumlah lokasi. Tengok saja aktivitas berbagi yang dilakukan Perhutani Kesatuan

6 DUTA Rimba

Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan. Di dalam rangka mewujudkan rasa peduli dan tanggap terhadap wabah pandemi Covid-19, Perhutani KPH Parengan membagikan masker dan takjil pada Selasa, 19 Mei 2020. Aktivitas itu mereka lakukan di Pos Patroli Tunggal Mandiri (PTM) 11 wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parengan Utara dan PTM 16 BKPH Parengan Selatan. Administratur Perhutani KPH Parengan, Badaruddin Amin, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian sosial karyawan-karyawati Perhutani KPH Parengan. Kepedulian sosial yang diwujudkan untuk mengungkapkan rasa syukur itu dilakukan dengan membantu masyarakat yang membutuhkan akibat terkena dampak pandemi Covid-19 di wilayah Desa sekitar hutan.

Takjil dan masker tersebut dibagikan langsung oleh karyawankaryawati Perhutani KPH Parengan kepada orang-orang yang melintas di sepanjang jalan Desa Parang Batu menuju Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Juga kepada orang-orang yang melintas di depan PTM 16 wilayah BKPH Parengan Selatan di Desa Pacing. Menurut Badaruddin Amin, kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian karyawan-karyawati Perhutani KPH Parengan kepada masyarakat. “Hal seperti ini sangat perlu dilakukan. Apalagi dengan adanya dampak Covid-19. Meskipun kita berbuat dalam bentuk yang kecil, namun semoga bisa bermanfaat dan membantu masyarakat,” ujarnya.

Menebar Manfaat Menanggapi kegiatan berbagi tersebut, salah satu warga Desa

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Kompersh KPH Parengan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 7


Foto: Tri/Kompersh KPH Kediri

Wukirharjo yang menerima takjil dan masker itu, Suwarno, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani. Pemberian takjil dan masker, kata dia, akan sangat bermanfaat. “Masker yang diberikan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama pada saat akan keluar rumah, karena pada saat pandemi Covid-19 ini kita diwajibkan untuk menggunakan masker,” ujarnya. Sementara itu, Badaruddin Amin menyebut, momentum ini saat yang tepat untuk saling berbagi. “Bulan Ramadhan ini adalah saat yang tepat untuk berbagi, karena ada hak orang lain dari rezeki yang kita dapatkan. Mari kita berbuat kebaikan dengan mengharap Ridho Allah SWT,” imbuh Badaruddin Amin. Aktivitas itu pun terlihat di tempat dan suasana yang berbeda. Misalnya di Perhutani KPH Lawu DS.. Pada Jumat, 22 Mei 2020, mereka memberikan bingkisan lebaran berupa sembako yang berisi beras, gula, dan minyak goreng. Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar hutan yang bekerja sebagai penyadap getah pinus di wilayah kerja Perhutani KPH Lawu DS. Paket sembako tersebut diberikan kepada 8.595 orang tenaga kerja hutan di 5 wilayah Kabupaten, yaitu Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan. Para tenaga kerja hutan itu berprofesi sebagai penyadap getah pinus. Di

Foto: Eko/Kompersh KPH Lawu Ds

primarimba

dalam momen pembagian paket sembako tersebut, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada tenaga kerja hutan yang selama ini menjadi mitra kerja dalam pengelolaan sumber daya hutan di Perhutani. “Harapannya, semoga bingkisan yang dibagikan ini dapat menambah semangat dan meringankan beban kebutuhan pokok sehari-hari di masa pandemi

“Adanya kegiatan menyadap getah pinus dan tebangan di hutan, sangat besar dampaknya bagi kami untuk menambah penghasilan sehari-hari selain dari bertani,” kata Sarwono, salah seorang penyadap getah dari Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kare, mewakili semua penyadap dan pekerja lainnya. 8 DUTA Rimba

Covid -19 dalam menyambut Idul Fitri 1441 Hijriyah,” ujar Asep. Sementara itu, Sarwono, salah seorang penyadap getah dari Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kare, mewakili semua penyadap dan pekerja lainnya yang menerima bantuan bingkisan tersebut, mengaku sangat senang atas perhatian Perhutani. Ia juga berharap agar Perhutani selalu melibatkan mereka sebagai tenaga kerja di lapangan. “Adanya kegiatan menyadap getah pinus dan tebangan di hutan, sangat besar dampaknya bagi kami untuk menambah penghasilan seharihari selain dari bertani,” katanya.

Bingkisan Lebaran di Kediri Aksi peduli kepada mitra kerjanya juga ditunjukkan Perhutani KPH Kediri. Insan-insan Perhutani KPH Kediri, pada Jumat, 22 Mei 2020, membagikan paket sembako sebanyak 8.936 paket. Paket-paket

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

tersebut diberikan kepada mitra kerja mereka di bidang produksi kayu dan non kayu yang ada di wilayah kerja Perhutani KPH Kediri. Tenaga kerja tersebut antara lain adalah penyadap getah pinus, tenaga tebangan, dan blandong. Paket-paket sembako tersebut diserahkan secara simbolis oleh Administratur Perhutani KPH Kediri, Mustopo, kepada segenap Asisten Perhutani (Asper). Aktivitas itu bertempat di Kantor BKPH Kediri, Jalan Dr. Saharjo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Penyerahan paket sembako tersebut dilakukan bersamaan dengan dilakukannya kegiatan apel keamanan hutan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Apel tersebut diikuti segenap jajaran di bawah Perhutani KPH Kediri. Di dalam apel tersebut, Mustopo mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan dan mitra kerja Perhutani atas kerja sama selama ini dalam segala bidang pekerjaan. Ia juga meminta kepada seluruh jajaran dan mitra kerja untuk tetap semangat dan saling bersinergi. “Sembako ini sangat berarti bagi yang menerimanya, karena di tengah Pandemi Covid-19 kondisi ekonomi juga terganggu. Semoga bantuan ini sedikitnya dapat membantu dalam mencukupi kebutuhan pokok untuk beberapa hari,” kata Mustopo. Mewakili penerima bantuan,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Kaseni dan Suwanto mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan Perhutani KPH Kediri kepada mereka. Mereka berdua merupakan penyadap asal Dusun Kletak, Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. “Selama ini, selain bertani, hidup kami tergantung dari pekerjaan menyadap getah pinus di Perhutani. Karena itu kami berharap, semoga Perhutani semakin maju dan kami pun akan terus bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan getah pinus”, kata Kaseni yang diiyakan Suwanto.

Bingkisan Lebaran di Bogor Kegiatan sosial serupa itu juga terlihat di Bogor. Perhutani KPH Bogor secara serentak mendistribusikan bingkisan lebaran Idul Fitri 1441 H kepada mitra kerja penyadap getah pinus di semua wilayah kerja Perhutani Bogor. Aktivitas itu dilakukan pada Sabtu, 23 Mei 2020. Bingkisan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Administratur Perhutani KPH Bogor, Ahmad Rusliadi, kepada Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Leuwiliang, Iwan Kusnawan, bertempat di Kantor BKPH Jasinga-Leuwiliang. Selanjutnya, secara serentak penyerahan paketpaket bingkisan itu dilakukan di lapangan dengan diwakili oleh

masing–masing BKPH di 6 lokasi wilayah satuan kerja. Yaitu di Kantor Perhutani KPH Bogor, BKPH Bogor, BKPH Jonggol, BKPH JasingaLeuwiliang, BKPH Parungpanjang, dan TPK. Penyerahan bingkisanbingkisan tersebut seluruhnya dilakukan secara simbolis di seluruh wilayah KPH Bogor. Mewakili Administratur Perhutani KPH Bogor, Iwan Kusnawan, mengatakan, bingkisan yang dibagikan itu sejumlah 147 paket sembako, yang isinya terdiri dari beras, minyak goreng, dan gula pasir. Penyerahannya dilakukan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan, dengan harapan agar sebagian rejeki yang dibagikan kepada mitra kerja bisa berkah dan bermanfaat. Para penyadap yang menerima bingkisan lebaran itu menyatakan gembira menerimanya. Hal itu antara lain dituturkan salah seorang pekerja penyadap, Asep. Ia menyebut, dirinya merasa sangat senang dan bersyukur setelah menerima bingkisan lebaran tersebut. Ia pun lantas menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perhutani KPH Bogor. “Bingkisan Lebaran ini sangat dibutuhkan di saat perayaan hari raya lebaran ini. Dan Bingkisan Lebaran ini sangat ditunggu-tunggu keluarga di rumah. Melalui pemberian Bingkisan Lebaran ini, tampak jelas adanya rasa kekeluargaan yang tinggi antara Perhutani dan pekerja hutan. Kami berharap, semoga ke depan Perhutani lebih jaya lagi,” ujarnya. Bersyukur dan berbagi. Lewat aktivitas di momen Ramadan dan Idul Fitri, dua kata itu memiliki makna mendalam. Apalagi di tengah masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19 ini. Bersyukur dan berbagi pun menjadi kian bermakna. Dan mudah-mudahan manfaatnya pun akan kian mendalam dirasakan. Semoga .• Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 9


RIMBAutama

Tetap Bekerja di Tengah Pandemi

Covid-19

Seperti warga dunia lainnya, bangsa Indonesia pun masih berada di tengah berjangkitnya wabah pandemi Corona Virus Desease (Covid-19). Tetapi, kehidupan harus terus berjalan. Ekonomi harus terus bergerak. Maka, kita harus berdamai dengan keadaan dan menjalani hidup di antara pandemi. Rumusan itulah yang mendasari berlakunya penerapan adaptasi kebiasaan baru yang lazim disebut kenormalan baru (new normal). Begitu pula insaninsan Perhutani, yang tetap beraktivitas di tengah penerapan new normal. Lalu seperti apa dinamika persiapan dan penerapan adaptasi kebiasaan baru di Perhutani?

S

ejak Februari 2020, wabah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Setelah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah antisipasi untuk menangkal penyebaran virus, sejak Mei 2020 pemerintah menyerukan untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru (New Normal) agar roda ekonomi dapat tetap berjalan. Dan langkah persiapan pun terus dilakukan. Antara lain dengan rutin melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan kegiatan sehari-hari di tengah kondisi New Normal. Sosialisasi pun tampak di wilayah-wilayah kerja Perum Perhutani. Misalnya di Madura. Pada Jumat, 29 Mei 2020, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura mengadakan sosialisasi

10 DUTA Rimba

tentang persiapan penerapan New Normal kepada seluruh jajaran karyawan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Madura. Kegiatan itu dilakukan secara virtual dan dipimpin langsung oleh Wakil Administratur Perhutani KPH Madura, Samiwanto. Agenda tersebut masih dilakukan secara virtual, karena memang saat itu masih berlaku PSBB. Melalui Samiwanto, Administratur Perhutani KPH Madura, Rumhayati, mengatakan, kegiatan sosialisasi tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan Perhutani terhadap program Pemerintah. Sikap Perhutani yang mendukung kebijakan pemerintah itu tertuang melalui Surat Keputusan Direksi tentang tindak lanjut Antisipasi skenario “The New Normal” karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari tatanan baru kenormalan.

Menurut dia, lepas dari penerapan PSBB, bukan berarti bebas melakukan apa saja seperti sebelum berjangkitnya pandemi. Tetap harus ada kebiasaankebiasaan baru yang dilakukan seiring berjalannya kembali aktivitas kerja, karena sesungguhnya wabah ini belum berakhir. “Kita tetap dalam koridor protokol kesehatan yang berlaku, termasuk menyusun metode pembelajaran New Normal dan pembentukan kesadaran bagi masing-masing karyawan maupun masyarakat tentang cara-cara menghindari dan melindungi diri dari virus tersebut untuk disiplin mencegah potensi penularannya,” kata pria yang akrab disapa Totok itu. Totok melanjutkan, sosialisasi pemberlakuan pola hidup normal yang baru atau New Normal yang

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Tumin Kompersh KPH Probolinggo

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 11


Di Rembang Aktivitas sosialisasi pemberlakuan New Normal juga terlihat di Rembang. Perhutani KPH Mantingan pada Kamis, 4 Juni 2020, melakukan sosialisasi the New Normal itu kepada karyawan dan mitra kerja LMDH. Seperti di Madura, sosialisasi itu juga dilakukan secara virtual. Sosialisasi yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi video conference tersebut diikuti oleh seluruh jajaran Perhutani KPH Mantingan, meliputi seluruh Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH), Resort Pemangkuan Hutan (RPH), Sub Seksi, dan karyawan

12 DUTA Rimba

Foto: Kompersh KPH Mantingan

akan segera dilaksanakan di Indonesia terkait pandemi Covid-19 itu termasuk antisipasi skenario The New Normal BUMN. Yaitu, supaya setiap satuan organisasi melakukan kampanye gerakan optimisme dalam menghadapi hal tersebut. Kampanye dijalankan melalui penggunaan hastag #Covid Safe pada setiap kegiatan atau media yang relevan, dengan tetap menjaga kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19. Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sabuk Hijau, Salaman, menyampaikan, dirinya siap membantu Perhutani dalam menyosialisasikan kegiatan tersebut ke seluruh anggotanya dan masyarakat yang ada di wilayahnya. Bahkan, pihaknya mendukung dan berterima kasih atas perhatian Perhutani untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap memerhatikan protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas. “Kami sangat berterima kasih kepada Perhutani yang telah melibatkan organisasinya untuk mengikuti kegiatan tersebut secara virtual,” ucapnya.

Foto: Kompersh KPH Madura

rimbaUTAMA

Kantor KPH, serta perwakilan anggota LMDH dari tiap-tiap BKPH. Di dalam kesempatan itu, Wakil Administratur Perhutani KPH Mantingan, Dwi Anggoro Kasih, dalam kapasitas sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Perhutani KPH Mantingan, menyampaikan, kegiatan sosialisasi tesebut perlu dilakukan. Sebab, semua pihak terkait, baik Perhutani maupun seluruh stakeholder, diharuskan memahami dan melaksanakan kebiasaan baru dalam seluruh aktivitas pekerjaan dan kegiatan harian lainnya dalam situasi pandemi Covid-19. “Kita harus mematuhi seluruh protokol kesehatan demi keselamatan bersama. Ke mana saja harus memakai masker, siap

dengan hand sanitizer, sering mencuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak dengan orang lain, serta sebisa mungkin menghindari kerumunan,” ujarnya. Sementara salah seorang Anggota LMDH dari BKPH Ngiri, Supangat, memberikan tanggapan positif dan menyatakan dirinya mengapresiasi atas berjalannya sosialisasi tersebut. Pihaknya menyatakan siap mendukung dan menerapkan seluruh kegiatan New Normal sesuai protokol yang berlaku. Dan pihaknya pun berjanji akan meneruskan informasi tersebut kepada Anggota LMDH yang lain.

Di Probolinggo Hal sama juga terlihat di Probolinggo. Menghadapi

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Kompersh KPH Cepu

berlakunya era New Normal, Perhutani KPH Probolinggo juga melakukan sosialisasi tentang Protokol Pencegahan Covid-19 kepada jajarannya dan mitra kerja. Kegiatan sosialisasi itu dilakukan secara virtual pada Selasa, 2 Juni 2020. Sosialisasi yang dilakukan melalui video conference dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting tersebut dipimpin langsung oleh Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Imam Suyuti. Kegiatannya mengikutsertakan jajaran Perhutani KPH Probolinggo, Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), dan perwakilan LMDH di wilayah kerja KPH Probolinggo. Mereka mengikuti video conference dari tempat berbeda. Di dalam kesempatan tersebut, Imam Suyuti menyampaikan, sosialisasi tersebut perlu dilakukan, mengingat di beberapa tempat yang sudah berhasil melewati zona merah dan kuning menjadi zona hijau dari Covid-19, akan diterapkan tatanan baru yang dikenal sebagai New Normal dalam protokol pencegahan Covid-19. “Dengan sosialisasi ini diharapkan kalangan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

internal Perhutani dan pihak eksternal khususnya mitra kerja akan siap dengan pola hidup tatanan baru dalam menyongsong New Normal,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid 19 Perhutani KPH Probolinggo, Bambang Kridho Handoko, mengatakan, dengan diadakannya sosialisasi tersebut, pihaknya berharap jajaran internal Perhutani dan mitra kerjanya mampu menyesuaikan diri saat beraktivitas secara efektif dalam kondisi pandemi dan tetap dalam koridor rasa aman. Sehingga, produktivitas pun dapat tetap berjalan. “Untuk kondisi terkini di wilayah kerja Perhutani KPH Probolinggo, mulai dari kantor KPH sampai dengan Kantor BKPH dan lapangan (hutan) yang berada di wilayah zona merah, masih menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” katanya.

Di Cepu Langkah antisipasi dan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru juga dilakukan dengan aksi langsung yang konkret. Antara lain dengan

aktif membagikan masker, karena memakai masker merupakan salah satu kebiasaan baru yang harus dilakukan dalam era New Normal. Hal itu terlihat di Cepu. Perhutani KPH Cepu pada Rabu, 13 Mei 2020, membagikan 500 buah masker kepada masyarakat dan pekerja hutan di wilayah BKPH Nanas. Administratur Perhutani KPH Cepu, melalui wakilnya, Andrie Syailendra, membagikan masker tersebut secara simbolis. Aksi pembagian secara simbolis itu dilakukan dengan didampingi Kepala Desa Bleboh, Leles Budiyanto. Kegiatan pembagian masker tersebut dengan mengacu pada protokol covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di kesempatan itu, Andrie Syailendra mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian Perhutani KPH Cepu. Hal itu juga sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 yang sudah merebak ke mana-mana. Sementara Leles Budiyanto menyampaikan terima kasih atas bantuan masker dari Perhutani KPH Cepu tersebut. Dan pihaknya juga mengingatkan kepada warganya agar mengutamakan keselamatan dan kesehatan dalam beraktivitas kerja, serta selalu menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit. langkah-langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran virus corona perlu terus dilakukan. Seiring dengan itu, aktivitas kerja sehari-hari pun harus terus dilakukan. Maka, adaptasi kebiasaan baru pun harus terus diberlakukan. Agar kegiatan ekonomi tetap berjalan dan langkah pencegahan penyakit pun dapat tetap bergerak. Seiring dengan doa yang juga terus dipanjatkan, semoga wabah pandemi ini segera berakhir. Dan kita semua selalu sehat wal afiat. • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 13


Foto: Kompersh KPH Majalengka

rimbaUTAMA

14 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Masker, Madu dan Vitamin untuk Masyarakat,

Cegah Penyebaran

Covid-19

Corona Virus Desease 2019 sudah masuk ke Indonesia. Vaksin untuk mengatasinya belum ditemukan. Yang dapat dilakukan saat ini adalah semaksimal mungkin mencegah penyebaran virus corona. Seiring dengan itu, juga harus selalu menjaga kondisi tubuh agar selalu sehat dan fit. Di saat kondisi tubuh kita prima, sistem kekebalan tubuh akan bekerja menjaga tubuh sehingga virus tidak dapat bersarang di dalam tubuh. Salah satu cara melakukan langkah pencegahan virus itu, selain dengan selalu membersihkan lingkungan dan menyiapkan cairan disinfektan serta hand sanitizer, juga dengan selalu mengonsumsi makanan sehat, vitamin, dan madu.

M

adu menjadi salah satu makanan sehat yang dicari orang di saat berjangkitnya wabah pandemi ini. Madu diyakini dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh kita. Di Perhutani, madu merupakan salah satu produk unggulan. Maka, menyikapi wabah pandemi, insaninsan Perhutani pun menunjukkan kepedulian sosial. Di sejumlah tempat, mereka berbagi kepada masyarakat. Masker untuk pencegahan penyebaran virus, serta vitamin dan madu untuk menjaga

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

kondisi tubuh dibagikan kepada masyarakat di sejumlah daerah. Di Majalengka, dalam rangka mencegah penyebaran Virus Corona, Perhutani KPH Majalengka menggelar bakti sosial pada Selasa, 5 Mei 2020. Di antaranya, mereka memberikan 1.034 pcs masker dan 517 botol madu murni Perhutani kepada pegawai Perhutani KPH Majalengka, petani hutan, pemungut daun kayu putih, blandong kayu, penyadap getah pinus, dan pekerja minyak kayu putih. Kegiatan pembagian masker dan madu itu dilakukan di wilayah BKPH

Majalengka, BKPH Ciwaringin, dan BKPH Cibenda. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Wakil Administratur Perhutani KPH Majalengka, Ridwan Nur Anwar, kepada petani dan penyadap Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mekarwangi, Desa Cinta Asih, Kecamatan Cingambul, Majalengka. Tepatnya di wilayah Petak 14, RPH Jahim, BKPH Talaga. Acaranya dihadiri oleh pengurus LMDH, penyadap getah pinus, dan jajaran Perhutani KPH Majalengka. Administratur Perhutani Majalengka, melalui Ridwan Nur Anwar, mengatakan, pihaknya memberikan masker dan madu kepada masyarakat, dalam upaya melakukan pencegahan Covid-19. Masker dan madu itu diharapkan dapat membantu menjaga stamina dan kesehatan, baik bagi petugas Perhutani, Petani Hutan dalam wadah LMDH, maupun penyadap getah di hutan. “Ini merupakan bentuk kepedulian Perhutani kepada masyarakat petani di sekitar hutan dan Mitra kerja Perhutani," ujar Ridwan. Di kesempatan itu, salah satu penyadap dan petani hutan, Rohman, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Majalengka, atas kepeduliannya kepada penyadap petani hutan. Ia pun mengapresiasi

DUTA Rimba 15


rimbaUTAMA

Foto: Kompersh KPH Majalengka

pemberian madu dan masker yang dibutuhkan saat ini dalam pencegahan virus corona yang merajalela di seluruh dunia. "Semoga Perhutani dan mitra kerja semakin maju dan sejahtera," pungkasnya.

Kepedulian sosial juga ditunjukkan Anggota Pramuka Satuan Karya Wanabakti Perhutani KPH Blora, Jumat, 8 Mei 2020. Di hari itu, mereka berpartisipasi dalam rangka upaya pencegahan penyebaran Covid–19 di Kabupaten Blora. Aktivitas tersebut berupa bakti sosial dengan membagikan ratusan masker kepada pengguna jalan raya Kota Blora. Bakti sosial tersebut dilaksanakan di tiga tempat, yaitu di jalan raya depan Kejaksaan Negeri Blora, Blok T, dan Alun– Alun Kabupaten Blora. Ketiga lokasi itu dipilih, karena di tempattempat tersebut masih banyak dijumpai pengguna jalan yang tidak mengenakan masker. Ketua Harian Saka Wanabakti Perhutani KPH Blora, Sylvia Koesoemaningrum, mewakili Administratur Perhutani KPH Blora (Ketua Pinsaka Wanabakti), menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian generasi muda Pramuka Saka Wanabakti dalam rangka ikut serta mencegah penyebaran Covid-19. “Kami berharap kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi masyarakat dan semoga wabah Covid–19 di Kabupaten Blora ini bisa segera berakhir,” ujar Sylvia. Di kesempatan yang sama, Wardi, seorang pengguna jalan yang berasal dari desa Bangkle, Kecamatan Kota Blora, mengucapkan terima kasih kepada Anggota Pramuka. “Semoga Virus Corona ini segera berakhir dan kegiatan perekonomian kita bisa berjalan seperti semula,” ujarnya pula .

16 DUTA Rimba

Foto: Anik Purwaningsih/Kompersh KPH Jatirogo

Bakti Sosial di Blora

Masker dan Madu di Jatirogo Perhutani KPH Jatirogo juga melakukan kegiatan untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di wilayah kerjanya. Sabtu, 9 Mei 2020, mereka membagikan paket yang berisi vitamin dan masker kepada petugas lapangan di masing-masing BKPH. Salah satu lokasi pembagian tersebut dilakukan di Petak 53 yang merupakan Pos Patroli Tunggal Mandiri (PTM) wilayah RPH Banjarworo, BKPH Bahoro. Di sana, paket vitamin dan masker itu diserahkan oleh Wakil Adminstratur Perhutani KPH Jatirogo, Irawan Bintoro Aji, kepada petugas lapangan. Penyerahan paket itu disaksikan oleh Asisten Perhutani (Asper) BKPH Bahoro, Tarsimin. Saat menyampaikan keterangan di kesempatan terpisah, Administratur Perhutani KPH Jatirogo, Panca PM Sihite,

mengatakan, pembagian paket tersebut merupakan bentuk upaya Perhutani untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini merupakan wujud kepedulian Perhutani KPH Jatirogo. Apalagi, dikhawatirkan ada di antara personelnya yang melaksanakan tugas keamanan hutan di lapangan yang kemungkinan terpapar. “Pemberian vitamin tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan imun para petugas di lapangan agar tidak mudah terserang virus,” ujar Panca. Menurut dia, di samping pembagian paket tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang sudah membuat wilayah Kecamatan Jatirogo masuk Zona Merah di Kabupaten Tuban, Perhutani KPH Jatirogo juga melakukan protokol kesehatan yang telah diedarkan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Hermawanto/Kompersh KPH Gundih

Foto: Kompersh KPH Padangan

bagian Timur, Yeni Ernaningsih, usai penyerahan suplemen di Pos PTM 2, menambahkan, pemberian suplemen tersebut sangat diperlukan oleh personel Polisi hutan (Polhut). Suplemen dan vitamin itu dibutuhkan guna menjaga stamina tubuh mereka sewaktu menjalankan tugas dalam menjaga aset dan potensi SDH di wilayah kerjanya. “Semoga suplemen ini dapat bermanfaat dan menjadikan motivasi bagi personel kami yang bertugas di lapangan. Sebagai dampak pandemi Covid-19, kita harus berjuang bersama, sehingga keadaan bisa segera pulih serta kita dapat beraktifitas normal kembali,” pungkas Yeni.

Di Gundih

pemerintah. Di antaranya yaitu menerapkan physical distancing atau menjaga jarak satu sama lain, selalu rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari kerumunan dengan masyarakat di sekitar hutan.

Vitamin dan Masker di Padangan Sementara itu, dalam rangka meningkatkan stamina bagi petugas lapangan di saat wabah pandemi Covid-19, Perhutani KPH Padangan membagikan suplemen dan vitamin di Pos Patroli Tunggal Mandiri (PTM) yang ada di wilayah kerjanya, Senin 18 Mei 2020. Suplemen dan vitamin dibagikan Administratur Perhutani KPH Padangan, Loesy Triana, bersamaan dengan kegiatan patroli gangguan keamanan hutan di wilayah Perhutani KPH Padangan. Patroli itu diikuti oleh segenap jajaran Perhutani KPH Padangan beserta Perwira Pembina (Pabin)

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

dari Polri beserta anggota Polisi Hutan Mobil (Polhutmob). Sedangkan sasaran pembagian paket tersebut adalah di PTM 1 wilayah RPH Kaliaren BKPH Kaliaren Barat dan PTM 2 wilayah RPH Sukorejo BKPH Tegaron. Di kesempatan tersebut, Loesy Triana menyampaikan, pemberian suplemen dan vitamin itu untuk meningkatkan imunitas daya tahan tubuh khususnya untuk personel di lapangan. Hal ini merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 yang sedang mewabah saat ini. “Ini salah satu kepedulian kami kepada jajaran yang dilapangan, semua harus berawal dari kita terlebih dahulu agar dapat menjadi contoh terhadap orang sekitar dalam upaya memutus rantai penyebaran virus yang mewabah ini,” kata Loesy. Sementara itu, Wakil Administratur wilayah Padangan

Hal yang sama juga dilakukan Primer Koperasi Karyawan Rukun Agawe Santoso, Perhutani KPH Gundih. Pada Kamis, 6 Mei 2020, mereka memberikan bantuan masker sebanyak seribu lembar untuk semua karyawan dan mitra pekerja Perhutani KPH Gundih. Ketua Primkopkar Rukun Agawe Santoso, Yunasri, menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis dan diterima oleh Administratur Perhutani KPH Gundih, Agus Priantono di ruang kerjanya. Di kesempatan itu, Agus Priantono memberikan apresiasi kepada Primkopkar Perhutani KPH Gundih atas kepedulian mereka menyisihkan sisa hasil usahanya untuk kepentingan sosial. Terutama untuk kesehatan karyawan dan mitra kerja Perhutani. Sedangkan Yunasri mengatakan, pembagian masker tersebut sebagai bentuk partisipasi Primkopkar dalam upaya pencegahan wabah Covid-19. “Selain masker, kami juga membagikan antiseptik dan brosur berisi edukasi tentang pencegahan Covid-19,” ujarnya. • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 17


rimbaUTAMA

Menyiapkan Lokasi Wisata

P

di Era New Normal

ersiapan pelaksanaan protokol kesehatan di setiap lokasi wisata agar dapat mencegah penularan virus corona terus dilakukan. Salah satunya terlihat tatkala Perhutani KPH Bandung Selatan yang pada Kamis, 11 Juni 2020, bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung, bersamasama mengadakan kunjungan ke sejumlah wana wisata. Lokasi-lokasi wisata yang dikunjungi bersama saat itu adalah Punceling Ciwidey, Situ Cisanti Pangalengan, Cibolang Hot Spring Pangalengan, dan Wana Wisata Bumi Perkemahan Gunung Puntang CimaungBanjaran. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka verifikasi persiapan pelaksanaan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata, untuk pencegahan penyebaran wabah dan dampak Covid-19. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto, menegaskan kesiapan pihaknya jika lokasi wisata di Perhutani KPH Bandung Selatan dibuka kembali.

18 DUTA Rimba

Pemerintah mencanangkan gerakan Adaptasi Kebiasaan Baru yang lazim dikenal dengan sebutan new normal. Di dalam kenormalan baru, ada sejumlah kebiasaan baru yang harus kita jalankan agar aktivitas ekonomi tetap berjalan tetapi tetap menjalankan seluruh protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Kegiatan-kegiatan terkait persiapan penerapan adaptasi kebiasaan baru itu lantas dilakukan di semua sektor. Termasuk sektor wisata - yang sangat terdampak selama penerapa PSBB - bersiap melakukan banyak penyesuaian agar tetap dapat beroperasi di tengah era new normal. Begitu juga wisata di lahan Perhutani. Sebab, kata dia, pihaknya sudah sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan sarpra (sarana dan prasarana) pendukung untuk pelaksanaan protokol Covid-19 di lokasi wisata. “Perhutani KPH Bandung Selatan telah melengkapi persyaratan sarpra dan SOP sesuai protokol pencegahan Covid-19, dan telah siap apabila lokasi wisata kembali dibuka. Batasan-batasan bagi pengunjung pun telah dibuat dan diharapkan

saat dibuka nanti pengunjung juga lebih disiplin dalam penerapan protokol Covid-19,” jelasnya. Tedy menambahkan, persyaratan untuk sarpra yang sudah dilakukan di wana wisata di lahan Perhutani antara lain sudah tersedia fasilitas hand sanitizer untuk mencuci tangan, serta thermogun untuk memantau suhu tubuh di pintu masuk lokasi. Sedangkan untuk batasan-batasan, Perhutani

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Gandi S/Kompersh KPH Bandung Selatan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 19


Foto: Iman/Kompersh KPH Garut

rimbaUTAMA

dan LMDH sudah siap untuk mengingatkan para pengunjung agar selalu memakai masker serta melaksanakan physical distancing dengan cara menghindari bersentuhan fisik secara langsung. Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Yoharman Syamsu, mengatakan, akibat wabah virus corona, beberapa perusahaan dan pengusaha pariwisata mengalami rugi. “Untuk itu, dalam rangka persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kami dari Disbudpar Pemkab Bandung melakukan verifikasi ke lokasi wisata di seluruh wilayah Perhutani KPH Bandung Selatan, sebelum lokasi-lokasi wisata tersebut dibuka kembali. Adapun hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa protokol pencegahan penyebaran Covid-19 telah dilaksanakan sesuai prosedur,” jelasnya.

Wisata Era New Normal Persiapan pembukaan dan pengoperasian lokasi wisata di era new normal juga dibarengi dengan peningkatan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru. Di

20 DUTA Rimba

Dudung menambahkan, Perhutani KPH Garut sudah membuat Instruksi Kerja (IK) menyesuaikan era new normal yang siap berkolaborasi dengan Kemenparekraf, ataupun Pemda Kabupaten Garut dan para pihak terkait dalam hal ini Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, untuk mengembangkan wisata Desa, dan berharap bisa menjamin keamanan, kebersihan serta kenyamanan para pendaki ataupun wisatawan. dalam rangka itu, Perhutani KPH Garut menjadi narasumber pada acara pertemuan yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dalam rangka meningkatkan daya dukung Gunung Cikuray sebagai destinasi wisata pendakian di Garut yang siap dikunjungi setelah periode pandemi Covid-19. Acara pertemuan tersebut dilangsungkan di Hotel Fave, Jalan Keresek Cibatu, Kota Garut, Jawa Barat, 18 Juni 2020. Turut serta dalam pertemuan itu, perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tingkat Provinsi dan Kabupaten, pengurus dan anggota Asosiasi

Pemandu Gunung Indonesia (APGI), dan para kepala pemerintahan tingkat Kecamatan Cikuray. Saat itu, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, pada paparan yang disampaikan oleh Junior Manager Bisnis (JMB), Dudung Suhaeri, mengatakan bahwa obyek wisata yang dikelola Perhutani adalah hasil kerja sama dengan mitra usaha dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang sudah terikat perjanjian kerja sama dengan Perhutani. Dudung menambahkan, Perhutani KPH Garut sudah membuat Instruksi Kerja (IK) menyesuaikan era new normal yang siap berkolaborasi dengan Kemenparekraf, ataupun

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

Pemda Kabupaten Garut dan para pihak terkait dalam hal ini Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, untuk mengembangkan wisata Desa, dan berharap bisa menjamin keamanan, kebersihan serta kenyamanan para pendaki ataupun wisatawan. Sementara itu, dari pihak Kemenparekraf, Marshal Ariabudyatama, menyampaikan, Kemenparekraf akan menyelenggarakan kegiatan padat karya revitalisasi kawasan Gunung Cikuray. Kegiatan padat karya itu merupakan kerja sama dengan AFGI melalui kegiatan penyemprotan disinfektan, penanaman pohon, dan bakti sosial kebersihan sepanjang jalur pendakian menuju Gunung Cikuray, serta perbaikan fasilitas camp perkemahan, agar tercipta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di area wisata. Kepala Disparbud Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar, menyampaikan misi-instansinya adalah mewujudkan Kabupaten Garut sebagai daerah tujuan wisata utama di Jawa Barat, karena Garut punya destinasi produk khusus. Budi Gan Gan menambahkan, Garut memiliki Wisata Kuliner dan Belanja yang berada di kawasan Sukaregang,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Tarogong, Pengkolan, dan lain-lain. Begitupun wisata Bahari di pantai, wisata alam di pegunungan, air terjun, juga terdapat wisata budaya.

Di Lokasi Wisata Kedu Sosialisasi adaptasi kebiasaan baru juga dilakukan di wilayah Perhutani KPH Kedu Selatan. Pada Jumat, 5 Juni 2020, Perhutani KPH Kedu Selatan mengadakan sosialisasi kebiasaan normal baru pada pengelolaan obyek wisata di wilayahnya. Sosialisasi dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom meeting. Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, memimpin kegiatan tersebut. Acaranya diikuti oleh jajaran kantor dan lapangan, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan selaku mitra pengelola wisata Perhutani, di antaranya dari Pantai Lampon, Pantai Surumanis, wisata Bukit Hud, Pantai Menganti, wisata Bukit Pentulu Indah, dan pengelola wisata Bukit Sikrikil. Di kesempatan itu, Yudha Suswardhanto menyampaikan agar seluruh komponen perusahaan dan mitra kerjanya, dalam situasi pandemi Covid-19, tetap beraktivitas untuk memertahankan kinerja dan

selalu produktif. “Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan dan mitra kerja, kita harus melaksanakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dengan melakukan kebiasaan normal baru dengan perilaku hidup sehat dan bersih. Terlebih di lokasi wisata yang langsung menghadapi orang yang membutuhkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam berwisata,” ujarnya. Selanjutnya, dipaparkan kebiasaan normal baru yang harus dilakukan di lokasi wisata. Di antaranya, pihak pengelola harus secara periodik melakukan sterilisasi tempattempat yang sering disentuh dan dikunjungi wisatawan, melakukan pengecekan suhu tubuh, menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mengatur jarak antar pengunjung di loket maupun tempat umum, menerapkan aturan tentang keharusan memakai masker bagi pengelola dan pengunjung wisata, mengganti pakaian petugas sesaat setelah bertugas, serta memasang papan imbauan untuk mematuhi semua protokol kesehatan. Di kesempatan itu, Ketua LMDH Sengkuyung Makmur, Sukiran, mewakili para pengelola wisata, menyatakan siap untuk melaksanakan kebiasaan normal baru tersebut. Dan pihaknya juga berharap obyek wisata dapat dibuka kembali seperti semula. Tentu saja pembukaan obyek wisata itu dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan seperti yang disosialisasikan itu. Ya, adaptasi kebiasaan baru perlu terus disosialisasikan. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari yang sejalan dengan protokol kesehatan juga terus dilakukan. Bravo! • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 21


rimbaUTAMA

Menjawab

Kebutuhan Rekreasi

di Tengah Pandemi Era new normal sudah bergulir. Kehidupan sehari-hari beranjak aktif kembali. Kendati harus membiasakan dengan gaya hidup baru semisal mengenakan masker di wajah dan selalu menjaga jarak aman, aktivitas ekonomi sudah berjalan. Inilah yang disebut new normal. Adaptasi atas kebiasaan baru perlu diterapkan, mengingat wabah pandemi masih berjangkit dan virus corona masih ada di sekitar kita. Aktivitas yang mulai berjalan itu juga terlihat di sektor wisata. Setelah “tiarap” selama berlakunya PSBB, kini sejumlah lokasi wisata mulai dibuka kembali. Sebab, rekreasi senyatanya adalah salah satu kebutuhan manusia. Lalu bagaimana lokasi-lokasi wisata itu menjawab kebutuhan rekreasi di tengah pandemi?

A

ktivitas itu ditunjukkan Pusat Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusdikbang SDM) Perhutani di Madiun. Mereka mulai membuka pelayanan fasilitas untuk umum. Salah satunya adalah menerima kunjungan dari pihak eksternal yang melakukan kegiatan wisata edukasi hutan kota di lingkungannya. Seperti yang dilakukan oleh Paguyuban Perhutani Madiun (Paperma) saat mengunjungi Pusdikbang SDM Perhutani, Kamis, 11 Juni 2020.

22 DUTA Rimba

Bukan hanya Paperma yang hadir dalam kunjungan tersebut. Selain Paperma, kegiatan tersebut juga diikuti oleh beberapa pengunjung lainnya yang datang dari Kota Madiun. Mereka ingin melihat secara langsung dari dekat 7 obyek yang ada di dalam lingkungan Pusdikbang SDM Perhutani, antara lain Forest Café & d’Arboretum, Apartemen Pandita Wana, Guest House Eboni, Koperasi, Arboretum Selatan, Inspiration Room, dan Gedung Graha Wanajava Pusdikbang SDM Perum Perhutani. Di kesempatan itu, Plt Kepala Pusdikbang SDM Perum Perhutani,

Haris Tri Wahjunita, menuturkan, kegiatan edukasi wisata tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pengunjung mengenai beberapa fasilitas yang ada di dalam lingkup Pusdikbang SDM Perum Perhutani. “Kunjungan kali ini akan memberikan edukasi terutama kepada masyarakat Kota Madiun, bahwa saat ini Pusdikbang SDM Perhutani tidak hanya melayani kegiatan Pendidikan dan Pelatihan dalam lingkup internal perusahaan saja, akan tetapi juga melayani penyewaan fasilitas untuk umum dan pengenalan Pendidikan Lingkungan. Harapan kami, nantinya

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Rudy Kompersh Pusdikbang SDM

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 23


hal ini juga akan memberikan peningkatan optimalisasi aset bagi perusahaan,” ucapnya. Di dalam rangkaian kegiatan tersebut, pengunjung mendapatkan informasi mengenai program sewamenyewa fasilitas dan juga edukasi mengenai Agroforestry (berkebun) dan agribisnis (peternakan). Kegiatan wisata edukasi tersebut berjalan dengan lancar. Kegiatannya tetap memberlakukan prosedur new normal kepada pengunjung, semisal wajib mengenakan masker, mencuci tangan, mengurangi kontak secara langsung, dan menjaga jarak antar pengunjung. Para pengunjung menyatakan senang dengan kegiatan di hari itu. Salah satunya diungkapkan oleh salah satu pengunjung dari kota Madiun, Erni Noviyanti Hidayat, mengatakan, kegiatan wisata edukasi di Pusdikbang SDM Perum Perhutani adalah suatu kegiatan yang menarik dan memberikan kesan positif. Selain itu, katanya, ia akan merekomendasikan kepada masyarakat Kota Madiun untuk mengadakan acara di Pusdikbang SDM Perum Perhutani. “Kunjungan ini sangat luar biasa. Saya sangat terkesan sekali untuk berkunjung di hutan kota yang berada di Kota Madiun. Ternyata Pusdikbang SDM Perum Perhutani ini sangat representative untuk mengadakan acara besar seperti pernikahan atau acara pertemuan,” ungkapnya.

Kampung CIherang Buka Kembali Kegiatan sehari-hari pun mulai bergeliat di lokasi wisata seiring berjalannya prosedur kesehatan di era new normal. Tengok saja aktivitas di Perhutani KPH Sumedang. Setelah keluarnya surat rekomendasi dari Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda

24 DUTA Rimba

Foto: Kompersh KPH Sumedang

rimbaUTAMA

dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang, Perhutani KPH Sumedang bersama Pengelola Wana Wisata Kampoeng Ciherang membuka kembali Wana Wisata Kampoeng Ciherang, Sabtu, 20 Juni 2020. Hadir dalam kegiatan pembukaan kembali wana wisata tersebut, Administratur Perhutani KPH Sumedang Asep Setiawan beserta jajarannya, dan Pengelola Wana Wisata Kampoeng Ciherang. Surat rekomendasi Disparbudpora Kabupaten Sumedang tersebut menerangkan bahwa Wana Wisata tersebut telah memenuhi persyaratan untuk dibuka kembali. Di dalam kegiatan tersebut, Administratur Perhutani KPH Sumedang, Asep Setiawan, menyampaikan, Perhutani akan melakukan evaluasi secara rutin terkait penerapan protokol covid-19 di kawasan wisata. “Kami akan terus mengevalusi penerapan protokol di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini, supaya kenyaman dan keamanan pelanggan tetap terjaga sesuai dengan Tata Nilai Perhutani

yaitu Integritas, Inovatif, Fokus Pada Pelanggan, Unggul (INTIKU),” ucapnya. Sementara itu, salah satu pengunjung yang hadir saat pembukaan kembali wana wisata tersebut, Fajar Eko, menyampaikan, dirinya tidak terganggu dengan adanya protokol ini dan tidak mengurangi niat untuk berwisata. “Saya telah mendapatkan berita bahwa Kampoeng Ciherang akan dibuka kembali. Dengan serangkaian pemeriksaan agar dapat masuk pun tidak menjadi persoalan karena tujuannya adalah menjaga keamanan dan kenyamanan kami selaku pelanggan,” tuturnya.

Mustika Taman Anggrek Aktivitas wisata di new normal juga dilakukan di Ciamis. Perhutani KPH Ciamis pada Rabu, 24 Juni 2020, mengadakan pemeriksaan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai Protokol Covid New Normal dalam rangka persiapan dibukanya kembali Wisata Mustika Taman Anggrek. Kegiatannya bertempat di Wisata Alam Taman

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Cecep Darso/Kompersh KPH Ciamis

Anggrek, wilayah BKPH Banjar Utara, RPH Gadung, KPH Ciamis. Wisata Taman Anggrek ini akan dibuka kembali pada tanggal 26 Juni 2020 dengan mengadakan acara sederhana. Di antaranya adalah santunan anak yatim dan panti jompo, acara taushiyah, dan doa bersama. Administratur Perhutani KPH Ciamis, Jerry Purwo Nugroho, melalui Asper (Asisten Perhutani) BKPH Banjar Utara, Otong Karya, mengatakan, sesuai Peraturan Walikota Banjar Nomor P/1079/443/ SETDA/2020, lokasi wisata Mustika Taman Anggrek akan diaktifkan kembali dengan mematuhi protokol kesehatan, baik terhadap petugas maupun terhadap wisatawan. “Bagi masyarakat silahkan kembali berwisata ke Mustika Taman anggrek, namun tetap harus memerhatikan kondisi kesehatan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan covid-19, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan yang lainnya,” ungkapnya. Otong menambahkan, di lokasi wisata pihaknya sudah memersiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan prosedur sesuai protokol kesehatan covid-19. Misalnya papan imbauan, tempat cuci tangan, dan pihaknya juga menyiapkan petugas di beberapa titik untuk memerhatikan kegiatan pengunjung. Aturan protokol covid new normal ini berlaku untuk semua orang, baik petugas, pengunjung, maupun mitra kerja.

“Dengan dibukanya wisata Mustika Taman Anggrek ini, diharapkan ke depannya dapat menjadi angin segar untuk masyarakat wilayah Kota Banjar dan tetap sebagai kebanggaan bagi masyarakat kota Banjar, bahwa Mustika Taman Anggrek ini merupakan ikonnya wisata di kota Banjar,” tambahnya. Otong berharap dengan kembali dibukanya beberapa lokasi wisata di kawasan Perhutani ini, dapat memulihkan kembali pendapatan masyarakat khususnya yang ikut beraktivitas di lokasi wisata, serta meningkatkan pendapatan untuk Perhutani. Sedangkan Jeni Cahyani mewakili CV 6 Saudara sebagai mitra kerja sama pengelola wisata, mengucapkan terima kasih kepada

“Kami sudah siapkan semaksimal mungkin sesuai standar protokol covid, dari mulai papan imbauan sampai penempatan petugas. Insya Allah wisata kami sudah sesuai standar protokol covid. Jadi wana wisata ini aman buat berkunjung dan berwisata,” pungkas Otong NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Perhutani KPH Ciamis dan Pemkot Banjar yang telah memberikan rekomendasi untuk dibukanya kembali wisata kebanggaan masyarakat Kota Banjar itu. “Kami sudah siapkan semaksimal mungkin sesuai standar protokol covid, dari mulai papan imbauan sampai penempatan petugas. Harapan kami, dengan dibukanya kembali wisata ini pengunjung dapat mematuhi aturan yang berlaku, dan pengunjung maupun petugas dapat saling menjaga kesehatan. Insya Allah wisata kami sudah sesuai standar protokol covid. Jadi wana wisata ini aman buat berkunjung dan berwisata,” pungkasnya. Semua aturan dan protokol kesehatan yang diberlakukan sejatinya bukan untuk membatasi aktivitas, tetapi sebaliknya justru untuk memberikan rasa nyaman karena akan melindungi pengunjung dari risiko penularan penyakit. Semuanya untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat, pengunjung, dan pengelola. • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 25


rimbaUTAMA

Geliat Kinerja

di Tengah Wabah Berjangkitnya wabah pandemi Covid-19 belum berakhir. Pemerintah pun mencanangkan adaptasi kebiasaan baru yang lazim disebut new normal. Artinya, pekerjaan tetap berjalan walaupun di tengah kondisi wabah. Tentu saja pelaksanaan pekerjaan di tengah berjangkitnya wabah harus terus memerhatikan protokol kesehatan dan pencegahan penyebaran virus corona. Hal itulah yang dinamakan kenormalan baru. Itu pula yang terjadi pada insan-insan Perhutani. Mereka tetap bekerja dan berkarya walaupun dengan banyak penyesuaian, termasuk penandatanganan perjanjian kerja sama lewat video conference. Seperti apa konkretnya?

H

al baru yang boleh jadi akan menjadi bagian dari jalan sejarah terlihat di Pasuruan. Pada Kamis, 14 Mei 2020, Perhutani KPH Pasuruan melakukan penandatanganan kerja sama bidang hukum perdata dan tata usaha negara (Datun) dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan. Yang penting untuk dicatat dalam sejarah adalah bahwa perjanjian kerja sama itu dilakukan melalui video conference. Penandatanganan naskah kerja sama itu berupa Memorandum of Understanding (MoU). Kerja sama yang ditandatangani tersebut adalah upaya untuk meningkatkan sinergitas dalam memercepat proses penyelesaian permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara yang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Pasuruan. Penandatanganan secara daring melalui video conference itu dilakukan oleh Administratur

26 DUTA Rimba

Perhutani KPH Pasuruan, Ida Jatiyana, bersama Kepala Kejaksaan Negeri Pasuruan, Ramdhanu Dwiyantoro. Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Ida Jatiyana, dalam keterangannya mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpisah pada instansi masing–masing dengan menggunakan video conference. Hal itu sesuai protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu protokol kesehatan itu adalah melakukan physical distancing. “Semoga dengan adanya MoU ini dapat membawa kebaikan bagi semua pihak serta memberikan manfaat terutama dalam menjalankan tugas pengelolaan hutan yang bersinggungan dengan hukum,” jelas Ida Jatiyana.

Tindak Lanjut Tingkat Pusat Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Pasuruan, Ramdhanu Dwiyantoro, menyampaikan, MoU

ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang dilakukan oleh pimpinan di tingkat pusat. Menurut dia, kerja sama tersebut merupakan salah satu penjabaran dalam rangka tugas pokok Kejaksaan RI dalam memberikan bantuan hukum, pelayanan hukum, dan pertimbangan hukum, kepada para institusi, stakeholder terkait selain aparatur negara yang melaksanakan fungsifungsinya sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang yang berlaku. “Baik itu stakeholder yang sifatnya profit oriented maupun non profit dalam rangka untuk menyukseskan pekerjaan di lapangan, agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat berjalan lancar tanpa kendala apapun. Yang artinya melaksanakan tugas fungsi sesuai aturan hukum yang berlaku,” terang Ramdhanu. Ramdhanu pun berterimakasih kepada jajaran Perhutani KPH Pasuruan yang telah melakukan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Dedi C/Kompersh KPH Pasuruan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 27


rimbaUTAMA komunikasi, koordinasi melaksanakan acara tersebut dengan sebenarbenarnya. “Ke depan kerja sama ini bisa kita tindaklanjuti dengan beberapa langkah-langkah hukum sesuai dengan tugas dan fungsi dengan sebenarbenarnya. Selanjutnya akan diawali dengan membuat surat kuasa khusus bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan Perhutani KPH Pasuruan mempunyai kendala atau memerlukan bantuan hukum dengan lebih cermat dan seksama,” imbuhnya.

diperpanjang kembali. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, menegaskan kepada LMDH Jati Kuncoro agar dapat memenuhi target yang telah ditetapkan dari Perhutani sesuai dengan isi PKS. “Kami juga berharap kerja sama ini memberi manfaat yang lebih luas lagi baik untuk Perhutani, LMDH, maupun penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitarnya,” ujarnya. Sementara itu, Supeno selaku Ketua LMDH Jati Kuncoro, menyampaikan terima kasih

kepada Perhutani KPH Ngawi atas diterimanya pengajuan proposal kerja sama pengolahan daun kayu putih serta pembuatan tempat untuk pengolahan minyak kayu putih di desanya tersebut. Di kesempatan yang sama, Tamin selaku Kepala Seksi Kelola Sosial Perhutani KPH Ngawi, menambahkan agar setelah ditandatanganinya PKS tersebut, LMDH segera melakukan kegiatan produksi minyak kayu putih. Sehingga, nantinya aktivitas tersebut bisa menunjang pendapatan perusahaan. • Tim Kompersh Kanpus

Kerja Sama di Ngawi

Foto: Ratih Kartiningtyas/Kompersh KPH Ngawi

Pelaksanaan penandatanganan jalinan kerja sama secara jarak jauh itu juga terlihat di aula Kantor Perhutani KPH Ngawi, Rabu, 10 Juni 2020. Di hari itu, Perhutani KPH Ngawi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengolahan Daun Kayu Putih dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Kuncoro, Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Penandatanganan PKS yang disepakati di hari itu berlaku selama satu tahun dan selanjutnya bisa

28 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 29


RIMBAkhusus

Raih Prestasi

di Tengah Pandemi

Wabah pandemi Covid-19 masih berjangkit. Virus corona masih ada di sekitar kita. Tetapi bukan berarti hal itu membuat kita harus berhenti berkarya. Di tengah kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal), insan-insan Perhutani justru terus menunjukkan karya dan prestasi. Rangkaian prestasi itu pun mendapat apresiasi kalangan eksternal. Apresiasi dan penghargaan itu menunjukkan pengakuan atas prestasi Perhutani. Yang walau di tengah kondisi pandemi tak pernah henti mengukir prestasi.

S

ebagai sebuah entitas, Perum Perhutani kembali menunjukkan prestasi pada pertengahan Mei 2020. Salah satunya ditunjukkan ketika Perum Perhutani dinyatakan meraih penghargaan Corporate Branding PR Award 2020. Ajang itu diselenggarakan oleh Iconomics, dan dilaksanakan dengan cara Virtual Awarding yang disiarkan di 64 stasiun RRI, RRI NET TV, ICONOMICS TV, dan YouTube live streaming, Kamis, 14 Mei 2020. Penghargaan tersebut diberikan oleh Founder and CEO Iconomics, Bram S. Putro, kepada Perum

30 DUTA Rimba

Perhutani yang diterima oleh Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Rusnandar. Penghargaan yang diberikan itu berupa penghargaan Corporate Branding PR Award 2020 untuk kategori Forestry. Melalui Conference Zoom, acara tersebut diikuti oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, Johnny G Plate; Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Agung Laksamana; Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin; serta Founder and CEO Iconomics, Bram S. Putro. Saat memberikan kata sambutan, Bram S. Putro menyampaikan,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Adehika Kompersh Kanpus

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 31


Foto: Adehika Kompersh Kanpus

rimbakhusus

“Pandemi Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Sehingga, Public Relations (PR) harus fokus terhadap sesuatu yang dapat dikendalikan. Kami mengajak kepada semua pihak untuk fokus dalam perspektif melihat peluang,” kata Agung. ajang Indonesian Corporate Branding PR Award 2020 merupakan sebuah ajang apresiasi dari para audiens kepada kerja keras Public Relations (PR) yang ada di perusahaan atau lembaga. “Dalam kondisi wabah Covid-19 yang mengubah banyak hal. Peran PR sangat dibutuhkan dalam membangun citra dan reputasi perusahaan dan juga bangsa Indonesia,” kata Bram. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Agung Laksamana

32 DUTA Rimba

menegaskan, industri PR saat ini berada di teritori yang berubah. Sebab, saat ini PR menghadapi tantangan baru di tengah kondisi memasuki era physical distancing yang menghasilkan perubahan perilaku fundamental. Perilaku tersebut lazim disebut sebagai the new normal. “Pandemi Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Sehingga, PR harus fokus terhadap sesuatu yang dapat dikendalikan. Kami mengajak

kepada semua pihak untuk fokus dalam perspektif melihat peluang,” kata Agung.

Bangun Citra Positif Sedangkan saat berbicara sebagai keynote speaker, Menkominfo, Johnny G Plate, menyampaikan pesan kepada seluruh insan PR untuk turut menjaga dan merawat Indonesia. “Semua harus berperan sebagai PR. Artinya bukan soal profesi. Hal-hal yang dilakukan PR, misalkan membuat citra yang positif untuk Indonesia, memberikan informasi yang objektif dan membawa spirit positif harus dapat dilakukan oleh kita semua,” kata Johnny. Di kesempatan yang sama, Asep Rusnandar menyatakan, tantangan dari bidang Humas Perhutani sebagai pengelola sumber daya hutan di Pulau Jawa saat ini cukup dinamis. Tantangan itu sejalan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : UU Wahyudin Kompersh KPH Tasikmalaya

dengan hadirnya tantangan yang hadir di berbagai bidang saat ini. Termasuk adanya wabah pandemi Covid-19 yang membuat peran humas kini menjadi sangat penting bagi perusahaan. “Perhutani tetap membangun citra positif perusahaan dengan menjalin interaksi yang baik dengan publik. Hubungan baik dengan masyarakat desa hutan dan mitra kerja dalam masa pandemi covid 19 dengan memberikan bantuan ribuan botol madu sebagai suplemen dalam menjaga imunitas tubuh serta masker agar masyarakat tetap sehat,” ucap Asep.

Pekerja Teladan Bukan hanya di tingkat perusahaan. Penghargaan atas raihan prestasi juga didapatkan personel Perhutani. Hal itu ditunjukkan Anggota Polhutan Mobil Perhutani KPH Tasikmalaya, Engkos Kosasih.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Pada Senin, 8 Juni 2020, Engkos Kosasih mendapatkan penghargaan sebagai Pekerja Teladan Peringkat ke-1 se-Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2020. Pelaksanaan pemilihan Pekerja Teladan Tahun 2020 tersebut diikuti oleh sekitar 20 orang dari masingmasing perwakilan karyawan BUMN, BUMD, dan Perusahaan swasta seKabupaten Tasikmalaya. Di Kantor Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya, Eddy Nurmana, memberikan penghargaan itu mewakili Bupati Tasikmalaya. Engkos Kosasih hadir langsung untuk menerima penghargaan tersebut. Wakil Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Yuyu Rahayu, saat mendampingi Engkos menerima penghargaan tersebut, mengucapkan selamat

kepada Engkos Kosasih yang telah terpilih sebagai pekerja teladan seKabupaten Tasikmalaya Tahun 2020. Sementara itu, di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, mengatakan, untuk mendapatkan penghargaan tersebut tentunya harus melewati berbagai proses. Ia berharap, semoga raihan penghargaan itu dapat memotivasi karyawan lainnya agar lebih bersemangat dalam menjalankan rutinitas kerja sesuai tupoksi masing-masing. Sehingga, semangat itu menumbuhkan suasana yang akan terasa lebih kompetitif dan membuat pekerja lebih produktif lagi dalam menjalankan pekerjaannya. Di sela pemberian penghargaan tersebut, Eddy Nurmana mengatakan, kegiatan Pemilihan Pekerja Teladan ini dilaksanakan setiap tahun. Di ajang tahunan itu, pihaknya merupakan panitia penilaian dan seleksi melalui berbagai tes yang dilakukan dan hasilnya telah diumumkan tanggal 20 April 2020. Namun, karena situasi sedang berada di tengah berjangkitnya pandemi Covid-19, maka penyerahan penghargaannya dilakukan tanggal 8 Juni 2020. Engkos Kosasih menyampaikan terima kasih dan syukur atas dukungan semua pihak, sehingga ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Pekerja Teladan ke-1 Tingkat Kabupaten Tasikmalaya. “Ini juga tentunya tidak lepas dari dukungan dan do’a mulai dari jajaran manajemen dan seluruh karyawan- karyawati Perhutani KPH Tasikmalaya,” ujar Engkos. Jadi begitu. Wabah pandemi tak layak membuat prestasi berhenti bersemi. Sebaliknya, wabah pandemi justru memicu karya kian mekar dan prestasi semakin banyak. Selamat! . • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 33


rimbakhusus

Mendulang

Apresiasi dan Prestasi di Tengah Pandemi Rangkaian prestasi masih diraih insan-insan Perhutani. Kendati terdapat sejumlah pembatasan aktivitas lantaran kondisi lingkungan yang masih beradaptasi dengan masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, prestasi dan kinerja tak surut. Termasuk juga apresiasi pihak eksternal yang diberikan atas sigap dan tanggapnya insaninsan Perhutani terhadap penanganan kondisi terkait persebaran virus corona di lingkungannya.

34 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Eli Kompersh KPH Bandung Utara

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 35


rimbakhusus

36 DUTA Rimba

Foto: Eli Kompersh KPH Bandung Utara

P

ada Selasa, 23 Juni 2020, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengunjungi Wana Wisata Pasir Langlang Panyawangan (Ujung Aspal). Kunjungan mereka dalam rangka tugas, guna memastikan penerapan protokol kesehatan covid-19 di lokasi wisata telah dilakukan dengan tertib. Hadir dalam kunjungan tersebut, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cisalak, Wawan, beserta jajaran. Hadir pula Kabid Pariwisata, Irpan Suryana; Kasi Trantib, Agus Syamsudin; Babinsa, Saep Toip; Bhabinkamtibmas, Yusep S. Menanggapi hal tersebut, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, mengatakan, pihaknya menyambut baik tindakan pengecekan tersebut sebagai upaya antisipasi terhadap penyebaran wabah pandemi covid-19 di kawasan wisata Langlang Panyawangan. Menurut dia, penerapan protokol kesehatan

pencegahan Covid-19 di lokasi wana wisata Langlang Panyawangan sudah diterapkan. Antara lain dengan telah disediakan sarana untuk mencuci tangan, hand sanitizer, tanda jaga jarak, dan banner imbauan. “Untuk para petugas sudah disiapkan alat pelindung diri seperti masker, face shield, alat pengecek suhu tubuh, penyemprotan disinfektan dan lainnya. Kami berharap, dengan upaya ini bisa mencegah terjadinya penyebaran

Covid-19 di area wisata,” katanya. Komarudin pun mengimbau kepada pengunjung agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Misalnya dengan selalu mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman. Sementara itu, salah satu Tim Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Kiarapedes, Agus Syamsudin, menyatakan, lokasi Wana Wisata Pasir Langlang Panyawangan sudah

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

Kabar gembira juga datang dari Perhutani KPH Semarang. Menjelang akhir Juni 2020, mereka dinyatakan menjadi Juara III dalam lomba ketangkasan Polisi Khusus dalam rangka Peringatan HUT Bhayangkara ke-74. Lomba tersebut digelar di Mapolres Demak. menerapkan standar protokol kesehatan covid-19 dengan baik, menghadapi Era Normal Baru. Oleh sebab itu, pihaknya mengapresiasi upaya Perhutani KPH Bandung Utara untuk mencegah penyebaran covid-19 di lokasi wisata. “Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Perhutani yang ikut serta dalam mendukung upaya pemutusan rantai penyebaran covid-19,” ujarnya. Meskipun begitu, Agus Syamsudin mengatakan, kita tidak boleh terlena dengan keadaan. Haris selalu waspada dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Karena itu, pihaknya juga tetap mengingatkan agar semua pihak selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan covid-19.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Juara Ketiga Kabar gembira juga datang dari Perhutani KPH Semarang. Menjelang akhir Juni 2020, mereka dinyatakan menjadi Juara III dalam lomba ketangkasan Polisi Khusus dalam rangka Peringatan HUT Bhayangkara ke-74. Lomba tersebut digelar di Mapolres Demak, Rabu, 24 Juni 2020. Lomba ketangkasan penggunaan tongkat dan borgol tersebut diikuti oleh Satuan Polisi Khusus dari berbagai instansi se-wilayah Kabupaten Demak. Pesertanya di antaranya dari SatPol PP, Polsus Lapas, serta Security Instansi dan Perusahaan. Mewakili Administatur Perhutani KPH Semarang, Pabin Jagawana KPH Semarang, Kompol Ina Sujarwati, tampil menerima

penghargaan juara ketiga tersebut. Ina menyatakan, ia merasa senang Anggota Polisi Hutan binaannya mampu meraih Juara III dalam lomba tersebut. Keterampilan penggunaan tongkat dan borgol tersebut diperlukan untuk upaya perlindungan diri petugas, disamping menambah percaya diri serta efektifitas dalam mengamankan tersangka kejahatan di hutan," tegasnya. Sementara Kapolres Demak, AKBP R Fidelis Purna Timoranto, di kesempatan itu menyampaikan, satuan polisi khusus semisal SatPol PP, Polsus, dan Satpam sebagai mitra Polri, harus selalu meningkatkan kemampuan dalam menggunakan alat pengamanan. Juga terus meningkatkan kemampuan bela diri. Sebab, dua hal itu sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Intinya adalah profesionalisme. Dan itulah yang ditunjukkan insan-insan Perhutani. Buah dari kesungguhan dan profesionalisme itu adalah apresiasi dan penghargaan atas prestasi yang diraih. Selamat • Tim Kompersh Kanpus

DUTA Rimba 37


geliat Perhutani

di tengah pandemi

38 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • mei MEI - juni JUNI • 2020


LENSA

NO. 84 • TH. 14 • mei MEI - juni JUNI • 2020

DUTA Rimba 39


40 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • mei MEI - juni JUNI • 2020


LENSA

NO. 84 55 • TH. 9 14••november MEI - juni mei JUNI •-2020 desember • 2014

DUTA Rimba 41


SobatRIMBA

42 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 43


SobatRIMBA

44 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 45


lintasrimba

Di Jember,

Foto: Agus Sulaiman/Kompersh KPH Jember

Persepsi Perhutanan Sosial Disatukan

Jember - Persepsi tentang pelaksanaan program Perhutanan Sosial di lapangan perlu disamakan. Guna menyamakan persepsi itulah, Perhutani Kesatuan Pemangtkuan Hutan (KPH) Jember mengadakan silaturahmi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Silo Kabupaten Jember dan Pemerintahan Desa (Pemdes) Sumberjati. Acaranya diadakan di Wana Wisata Religi “Bhujuk Mellas”, tepatnya di Petak 50b Resort Pemangkuan Hutan

46 DUTA Rimba

(RPH) Sumberjati, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sempolan, KPH Jember, Kamis, 11 Juni 2020. Kegiatan tersebut diadakan untuk mencari titik temu tentang pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial. Sebab, dalam pelaksanaannya di lapangan, masih ada perbedaan penafsiran terhadap implementasi Peraturan Menteri (Permen) Nomor P.83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial. Silaturahmi tersebut

merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Koordinasi (Rakor) tingkat kabupaten yang diadakan beberapa waktu sebelumnya. Salah satu hasil Rakor itu adalah menyamakan persepsi bagi semua pihak sampai tingkat pelaksana di lapangan, sehingga pemahaman tentang Perhutanan Sosial jadi satu suara. Administratur Perhutani KPH Jember, Rukman Supriatna, menjelaskan, masih terdapat penafsiran berbeda tentang Perhutanan Sosial di tingkat

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Agus Sulaiman/Kompersh KPH Jember

tapak, khususnya masalah lahan. “Perhutanan Sosial bukan bagibagi lahan, tetapi bagaimana kita bisa meningkatkan manfaat lahan kawasan hutan bagi kesejahteraan masyarakat dengan tidak berupaya untuk menguasai dan memiliki lahan kawasan hutan,” katanya. Rukman menegaskan, masyarakat tidak dibebani biaya sedikit pun dalam proses pengajuan Perhutanan Sosial kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sehingga, kita wajib

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

menjaga kemurnian jiwa Perhutanan Sosial dari pihak-pihak yang sengaja mengambil keuntungan tertentu. Di acara itu, Kapolsek Sempolan, AKP Suyanto, mengatakan, sinergi tiga pilar di Kecamatan Silo semakin kuat untuk mendukung program Perhutanan Sosial. “Kita sangat mendukung agar keberadaan sumber daya hutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dapat menjaga kestabilan ekosistem alam,” ujarnya. Di dalam silaturahmi itu,

Camat Silo, Nunung Agus A., menyampaikan, momen diskusi sangat baik untuk terus dilakukan dalam rangka membangun sinergitas tiga pilar. Sehingga, semua pihak dapat memahami program negara dalam mengelola sumber daya hutan yang bertujuan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. “Kita harus waspada, jangan sampai proses implementasi pengelolaan hutan ini terkontaminasi dengan meningkatnya suhu politik,” tegasnya • Kom-PHT/Jbr/Ags

DUTA Rimba 47


lintasrimba

Bersama TNI,

Foto: Sugiono/Kompersh KPH Jombang

Perhutani KPH Jombang Siaga Pengamanan Hutan

Jombang - Jumat, 22 Mei 2020, Perhutani KPH Jombang bersama Anggota Koramil Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, melakukan siaga pengamanan hutan jelang hari raya Idul Fitri. Kegiatan itu dilakukan di wilayah RPH Gempol, BKPH Gedangan, KPH Jombang. Pengamanan tersebut diikuti 10 personel Anggota Polisi Hutan (Polhut) beserta Anggota Koramil Mojowarno, dibagi di beberapa tempat. Yaitu, siaga di Kantor BKPH dan patroli secara bergantian di petak-petak produktif, dan dilanjutkan siaga gabungan di

48 DUTA Rimba

Pos 5 Petak 31, RPH Sumberjo, BKPH Jabung. Administratur Perhutani KPH Jombang, Beddi Taviffudin, menegaskan, ia sangat mengapresiasi jajarannya di lapangan yang telah bersinergi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi keamanan hutan. Ia berpesan kepada jajarannya agar tetap semangat, siap dan tanggap di tengah situasi pandemi Covid-19 serta tetap menjaga kesehatan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Menurut Kepala RPH Gempol, Sutopo, kegiatan patroli keamanan

hutan sengaja lebih diperketat, baik secara preventif dan persuasif. Hal itu dilakukan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) serta pihak terkait. Sementara Babinsa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Andik Miftahudin, mengatakan, mereka berupaya melakukan patroli bersama untuk mengantisipasi halhal yang tak diinginkan di wilayah tugasnya. “Seperti yang dilakukan ini, kami bersinergi dengan Perhutani dalam upaya menjaga keamanan hutan menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya. • Kom-PHT/Jbg/Ars

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Di PLTU Lontar,

Pengolahan Wood Chip Akan Dilakukan di lahan PLTU sendiri. Sedangkan bahan baku biomassa akan dipasok dari Perhutani. Hal itu untuk memudahkan proses perizinan penyediaan bahan baku dan proses tata usaha hasil hutannya. Peneliti Ahli dari Puslitbang Perhutani, Iwan Gunawan, menerangkan, alur proses produksi dan kebutuhan lahan yang diperlukan untuk memroduksi wood chip dari biomasa. Untuk pengolahan wood chip tahap pertama, kerja sama sebanyak 8 ton, dibutuhkan lahan seluas 120 m2 (3 blok). Kebutuhan

lahan bisa mencapai 600 m2 jika wood chip yang diproduksi 60 ton. Manager Operasional IP, Yudi Hidayat, menjelaskan, secara umum PLTU di bawah manajemen PT Indonesia Power seperti PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Suralaya, dan PLTU Adipala, secara bertahap akan melakukan cofiring batu bara dengan biomassa kayu. Sebelum operasionalisasi cofiring tersebut, diperlukan kajian untuk uji kompabilitas serta uji performance cofiring batu bara dan wood chip. • Kom-PHT/Puslitbang/HRT-AW

Foto: Harnoto Kompersh Puslitbang Perhutani

Tangerang - Rabu, 24 Juni 2020, Perum Perhutani melakukan survei lapangan rencana lokasi pemrosesan wood chip di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Tangerang, yang dikelola PT Indonesia Power. Kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Kerja Sama Penyediaan Biomassa untuk Cofiring PLTU dan pertemuan virtual sebelumnya yang membahas tahap-tahap kegiatannya. Tim PMU Biomassa Perhutani, Puslitbang, serta Perhutani KPH Banten, ikut dalam pertemuan itu. Staf Khusus PMU Pengembangan Tanaman Biomassa, Citasari HS, mewakili Kepala Departemen PMU Biomasa, menyampaikan, wood chip yang diperlukan PLTU untuk cofiring batubara akan diolah dan diproses oleh instalasi yang akan dibangun

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 49


lintasrimba

Perhutani Ikuti RDPU Panja

Foto: Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

Komisi X DPR RI

Surakarta - Perhutani KPH Surakarta bersama pengelola wana wisata Lawu Park dan Sakura Hills Tawangmangu mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang digelar secara virtual oleh Panitia Kerja (Panja) Komisi X DPR RI yang membidangi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pariwisata, Kamis, 25 Juni 2020. RDPU tersebut diikuti juga oleh pengelola wisata Monkey Forets Bali, Himpunan Pemandu Wisata Kalimantan Timur, serta para pelaku UMKM semisal pengusaha rambak

50 DUTA Rimba

Dorokdokcu Bandung, Dapur Balikpapan, Asosiasi Pengrajin, dan Pengusaha Batik Pekalongan, serta Komunitas Pemangkas Rambut Garut. Kegiatan tersebut bertujuan mengetahui kesiapan para pelaku wisata menyambut era new normal dan mendapatkan masukan terkait dampak pandemi covid-19 terhadap aktivitas UMKM. Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, mengatakan, wisata Perhutani siap dengan tatanan new normal dalam pengelolaan wisatanya.

Sugi mengharapkan, DPR RI memberikan suport penuh untuk para pelaku wisata karena wisata punya multiplayer efect yang luas ke segala bidang. Sementara itu, Pengelola Wisata Sakura Hills, Parmin S., menyampaikan usulan agar pengelola wisata mendapatkan bantuan APD dan stimulus keringanan pajak wisata, mengingat selama pandemi pengelola wisata menutup lokasi wisata tetapi tetap mengeluarkan biaya pemeliharaan dan gaji karyawannya. • Kom-PHT/Ska/Ipk

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Tak Ada Laporan Ketidaksesuaian dalam Audit PHPL Penilikan IV di

Foto: Kompersh KPH Pekalongan Barat

Pekalongan Barat

Pekalongan - Setelah sepekan (15 - 19 Juni 2020) diaudit, Perhutani KPH Pekalongan Barat menggelar closing meeting audit Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Penilikan IV bersama auditor PT Equality Indonesia, Jumat, 19 Juni 2020. Closing audit merupakan rangkaian akhir audit jarak jauh untuk penilikan kinerja Perhutani KPH Pekalongan Barat, sebagai sampel dari kinerja PHPL Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yang telah mendapat sertifikat PHPL periode pengelolaan hutan sebelumnya. Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat, Gunawan Catur HR, menyampaikan, selama ini

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Perhutani telah bekerja serius untuk tetap bisa memertahankan tingkat kinerja seperti periode yang lalu, sehingga berhak mendapatkan kembali sertifikat PHPL seperti sebelumnya. “Audit tahun ini di KPH Pekalongan Barat dengan sampling di tiga BKPH yaitu BKPH Salem, Bumijawa, dan Moga. Kami bersyukur dengan audit jarak jauh ini karena dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran baru untuk memberikan eviden kinerja secara virtual, menyampaikan keterangan dan berkomunikasi dengan baik dari jarak jauh, ” ucapnya. Gunawan melanjutkan, yang terpenting hasil auditnya baik

dari aspek produksi, prasyarat, lingkungan, sosial dan ekonomi, termasuk verifikasi legalitas kayu, mencapai nilai baik, tidak ada Laporan Ketidaksesuaian (LKS) antara dokumen dan kinerjanya. Hanya sedikit yang perlu observasi lagi. Hal itu juga ditegaskan pihak auditor PT Equality Indonesia diwakili Lead Auditor, Slamet Mulyadi. Menurut dia, dari aspekaspek yang diaudit ada beberapa yang masih perlu observasi lagi. “Untuk hal-hal yang perlu diobservasi lagi sifatnya melengkapi eviden. Maka, agar segera disampaikan kelengkapan eviden dokumennya,” ujarnya. • Kom-PHT/ Pkb/Sae

DUTA Rimba 51


rimbadaya

Di Ponorogo, LMPSDH Wono Karso

Kembangkan Budi Daya Porang Tanaman jenis umbi-umbian ini sangat potensial untuk dikembangkan. Dan Perhutani memiliki peluang besar untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian itu. Sebab, porang adalah tanaman yang dapat tumbuh di antara tegakan. Maka, porang sangat baik untuk ditanam di lahan Perhutani. Yaitu di antara tegakan pohon jati. Hal itulah yang mendorong Perhutani di banyak wilayah mengembangkan budi daya porang, tentu dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Salah satunya dengan Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) Wono Karso di Ponorogo.

H

ari Minggu, 7 Juni 2020, puluhan warga Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berkumpul. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun memberikan sosialisasi dan fasilitasi Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) kepada Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) Wono Karso, Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu dilakukan dengan pola kemitraan. Karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan perlu mendapatkan sosialisasi tentang pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan di bawah tegakan itu.

52 DUTA Rimba

Administratur Perhutani KPH Madiun, Wakhid Nurdin, melalui Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pulung, Engkus Sumantri, mengatakan, PLDT mendasari pola kemitraan kehutanan. Untuk melaksanakan PLDT dengan pola kemitraan itu, mereka menjalaninya dengan terlebih dahulu melakukan pembuatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perhutani dan LMPSDH. “Tanaman porang bisa menggantikan tanaman polowijo seperti jagung, ketela, padi. Apalagi budi daya porang tidak membutuhkan pengolahan lahan secara intensif sehingga kesuburan tanah dan fungsi ekologi tetap terjaga,” ujarnya. Engkus menambahkan, pihaknya sangat mendukung rencana

LMPSDH Wono Karso yang akan membudidayakan tanaman porang di wilayah wengkonnya. Lahan di wilayah wengkonnya yang dijadikan lokasi budi daya porang itu seluas 329.9 Hektare, berada di RPH Setonggo, BKPH Pulung, KPH Madiun. “Untuk rencana awal 50 hektare dulu. Itu cukup sebagai usaha produktif LMPSDH di sektor ketahanan pangan,” imbuh Engkus. Sementara itu, Ketua LMPSDH Wono Karso, Suprianto, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perum Perhutani KPH Madiun yang telah memfasilitasi rencana LMPSDH dalam mengembangkan budi daya tanaman porang. “Nantinya, kami anggota LMPSDH sambil memelihara tanaman porang di lahan hutan,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : Yudi/Kompersh KPH Madiun

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 53


Foto : Yudi/Kompersh KPH Madiun

rimbadaya

dapat ikut serta dalam menjaga keamanan hutan dari kebakaran ataupun perusakan hutan,” ujarnya.

Optimalisasi Lahan Kelestarian hutan dan kehidupan ekonomi masyarakat desa hutan merupakan dua isu yang penting dalam pengelolaan hutan. Pada saat muncul masalah kerusakan hutan, seringkali yang dianggap penyebabnya adalah masyarakat desa hutan. Terkait dengan isu tersebut, muncul alternatif pemanfaatan lahan hutan dengan tujuan melakukan optimalisasi lahan hutan. Hal itu ditempuh untuk mendukung perekonomian masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar hutan, tanpa menimbulkan gangguan berupa kerusakan hutan. Aktivitas optimalisasi lahan hutan itu lantas disebut lokasi Pemanfaatan Lahan Di bawah Tegakan. Salah satu wujud optimalisasi lahan hutan itu adalah dengan

54 DUTA Rimba

memanfaatkan lahan yang ada di bawah tegakan untuk ditanami pohon lain. Pohon lain yang ditanam di bawah tegakan itu pada akhirnya juga dikembangkan dan dibudidayakan. Salah satu pola Budi dayanya adalah dengan sistem tumpang sari. Salah satu tanaman yang dibudidayakan di bawah tegakan itu adalah porang. Budi daya porang tersebut dilakukan di bawah tegakan tanaman jati, karena tanaman jenis umbi-umbian bernama porang itu merupakan tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%.

Tanaman Porang Porang adalah tanaman umbi-umbian dari marga Amorphophallus. Manfaat umbi porang adalah dapat digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan jelly. Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung.

Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai emulsifier dan pengental makanan, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang. Di banyak lokasi, Perhutani menyambut baik dan mendukung LMDH yang merintis dan mengembangkan porang secara swadaya. Budi daya porang merupakan sinergi yang baik antara Perhutani dengan masyarakat. Sebab, dengan pembudidayaannya porang, tegakan hutan akan terjaga dan tanaman porang pun sangat menjanjikan di masa depan. Selanjutnya, budi daya porang dapat dijadikan usaha produktif masyarakat. Yaitu dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, sehingga masyarakat dapat sejahtera dan hutan lestari pun akan terwujud. Bravo! • DR/Mdn/ Aru

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 55


warisanrimba

Jejak Pahlawan

Revolusi

di Tugu Agil Kusumodiyo, Hutan Randublatung Ada satu ungkapan dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang begitu dalam menancap di ingatan kita. Tentang pentingnya mengenal, mengenang, dan menghargai para pahlawan. Ungkapan itu adalah “Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya”. Dan salah satu cara menghargai jasa para pahlawan itu adalah dengan menapaktilasi jejak langkahnya, dan menyambangi lokasi yang dapat mengingatkan kita kepada jejak langkah pahlawan itu.

A

da momen menarik yang terjadi di kawasan hutan Randublatung menjelang akhir bulan Juni 2020. Saat itu, menjelang Peringatan Hari Bhayangkara ke–74, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung menjadi tuan rumah dalam acara ziarah untuk mengenang pahlawan revolusi. Acaranya digelar pada Senin, 29 Juni 2020, di Monumen Tugu Agil Kusumodiyo. Tugu tersebut terletak di kawasan hutan, tepatnya di Petak 112, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Jati Kusumo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungkambu, KPH Randublatung.

56 DUTA Rimba

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke–74 yang jatuh 1 Juli. Acara tersebut dihadiri jajaran Polres (Kepolisian Resor) Blora, TNI Kodim 0721, Pemkab Blora, Forkopimcam Randublatung, dan jajaran Perum Perhutani. Seluruh jalannya acara tersebut dipimpin oleh Kapolres Blora, AKBP Ferry Irawan. Saat menyampaikan sambutan, AKBP Ferry Irawan menyampaikan, mengenang pahlawan merupakan sarana untuk memupuk rasa cinta tanah air. Selain itu, juga untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita yang telah menyerahkan jiwa dan raga untuk membela dan memertahankan NKRI. Tak lupa, di kesempatan itu

Ferry Irawan menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah merawat Monumen Tugu Agil Kusumodiyo dan menjadi tuan rumah acara tersebut. Monumen Tugu Agil Kusumodiyo adalah salah satu monumen bersejarah yang mengingatkan pada peristiwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Peristiwanya berkaitan dengan Madiun Affair tahun 1948. Di dalam rangkaian peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, dua putra terbaik bangsa Indonesia telah gugur di kawasan hutan tersebut. Mereka yaitu Kolonel Soenandar dan AKBP Agil Kusumodiyo. Mereka berdua gugur sebagai Ratna dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, akibat

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : Suharmanto Kompersh KPH Randublatung

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 57


Foto : Suharmanto Kompersh KPH Randublatung

warisanrimba

keganasan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ketika itu, mereka berdua yang merupakan pucuk pimpinan TNI dan Polri di wilayah Karesidenan Pati pada masa itu, diculik dan dibawa ke kawasan hutan tersebut. Di kawasan hutan itulah mereka berdua lantas gugur sebagai kesuma bangsa. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Randublatung, Achmad Basuki, memberikan keterangan, kegiatan tersebut merupakan wujud sinergi yang harmonis antara Perhutani dengan seluruh elemen bangsa. Sebab, sudah menjadi kewajiban Perhutani untuk selalu bersinergi dengan TNI/Polri dan seluruh masyarakat, serta melestarikan situs sejarah

58 DUTA Rimba

perjuangan pahlawan bangsa yang berada di wilayahnya.

Pemberontakan PKI Kedua pahlawan yang jasanya diabadikan di monumen tersebut adalah korban kekejaman dan pemberontakan PKI. Pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948 itu merupakan peristiwa kelam yang telah merenggut banyak nyawa ulama dan tokohtokoh agama. Peristiwa Madiun tahun 1948 dan pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 merupakan dua peristiwa yang merupakan bukti betapa hebatnya ancaman komunisme di Indonesia. Betapa komunisme merupakan bahaya

laten yang harus terus diwaspadai. Sejarah mencatat, Peristiwa Madiun 1948 dilakukan anggota PKI dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama Front Demokrasi Rakyat (FDR). Pemberontakan PKI Madiun 1948 menyusul jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada masa itu. Penyebab jatuhnya kabinet Amir akibat kegagalannya pada perundingan Renville yang merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya, 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). Organisasi ini didukung oleh Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Mereka melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan pemogokanpemogokan kerja bagi buruh. Selain itu melakukan pembunuhan ulama dan pejuang kemerdekaan. Adapun tujuan mereka adalah ingin meruntuhkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Segala cara pun mereka lakukan demi memuluskan misinya. Sebelum Peristiwa Madiun, PKI juga telah melakukan kekacauan di Solo (Surakarta) hingga menewaskan banyak perwira TNI AD dan tokoh pejuang 1945. Oleh PKI, daerah Surakarta dijadikan daerah yang kacau (wildwest). Sedangkan Madiun dijadikan PKI sebagai basis gerilya.

Korban Kekejaman PKI Kolonel Soenandar dan AKBP Agil Kusumodiyo. Keduanya adalah pucuk pimpinan TNI/ Polri di wilayah Karasidenan Pati pada masa itu. Mereka diculik dari Kabupaten Pati dan dibawa oleh PKI ke hutan jati di wilayah Kecamatan Randublatung,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : Suharmanto Kompersh KPH Randublatung

Blora. Di sana, mereka dipaksa untuk menandatangani persetujuan gerakan pemberontakan PKI di Pati. Namun keduanya menolak. Karena penolakan mereka, akhirnya mereka gugur setelah dieksekusi (ditembak) dengan badan terikat pada pohon jati. Jenazah mereka ditemukan terikat dengan luka tembak di pinggiran hutan di Randublatung. Kemudian, di tempat ini dibangunlah tugu monumen Agil Kusumodiyo. Kapolres Blora, AKBP Ferry Irawan, menyebutkan, kegiatan peringatan Hari Bhayangkara di Randublatung itu adalah salah satu wujud kebersamaan TNI, Polri, dengan pemerintah setempat, untuk memupuk rasa cinta tanah air serta untuk mengenang para pahlawan. “Inti dari kegiatan ini adalah sebagai wujud kebangaan kepada para pahlawan, sekaligus untuk memupuk rasa cinta tanah air. Apalagi ini menjelang Hari Bhayangkara ke-74,” ucap kapolres.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Kolonel Soenandar dan AKBP Agil Kusumodiyo. Keduanya adalah pucuk pimpinan TNI/ Polri di wilayah Karasidenan Pati pada masa itu. Mereka diculik dari Kabupaten Pati dan dibawa oleh PKI ke hutan jati di wilayah Kecamatan Randublatung, Blora. Di sana, mereka dipaksa untuk menandatangani persetujuan gerakan pemberontakan PKI di Pati. Ziarah Terbesar Yusmanto, salah satu purnawirawan sekaligus Ketua PP Polri Blora yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut, menceritakan bahwa ziarah kali ini adalah yang terbesar yang digelar selama dirinya pensiun dari tugas kepolisian. “Kegiatan ini adalah yang terbesar. Kegiatan ini melibatkan TNI, Polri, pemerintah setempat serta melibatkan purnawirawan. Tentunya kami bangga,” ucap Yusmanto. Mengingat kembali ucapan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, kita perlu

selalu mengingat, mengenang, dan menghargai jasa para pahlawan. Hal itu akan memupuk jiwa dan semangat nasionalisme serta cinta tanah air di dalam diri bangsa Indonesia. Maka, peran Perhutani sebagai tuan rumah peringatan Hari Bhayangkara di lokasi monumen yang mengingatkan pada jejak sejarah di hutan Randublatung itu dapat dikatakan sebagai sumbangsih Perhutani bagi negeri. Sebagaimana sumbangsih Perhutani dalam memelihara dan menjaga monumen tersebut. • DR/ Rdb/Hmt

DUTA Rimba 59


ensikloRIMBA

Merindukan Kicau

Gelatik Jawa Di masa lalu, orang Jawa sangat menyukai suara kicauan burung ini. Kini, suara kicauannya kian jarang terdengar. Kendati belum masuk kategori punah, tetapi keberadaan burung Gelatik Jawa di alam bebas memang kian terasa berkurang. Padahal, burung Gelatik Jawa memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Jawa, khususnya. Maka, wajar jika ada sejumlah kalangan yang menyatakan, merindukan kicau burung Gelatik Jawa ini. Ingin tahu lebih dalam tentang burung kecil ini? Simak saja.

B

urung Gelatik Jawa memiliki nama ilmiah Padda oryzivora. Burung ini adalah sejenis burung pengicau yang berukuran kecil. Ukuran tubuhnya memang tidak besar. Panjang burung ini rata-rata lebih kurang 15 cm. Burung Gelatik Jawa berasal dari suku Estrildidae. Ciri-ciri burung Gelatik Jawa adalah memiliki kepala hitam, pipi putih, dan paruh merah yang berukuran besar. Burung Gelatik Jawa dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda, dan lingkaran merah di sekitar matanya. Ciri itu serupa, baik burung jantan maupun betina. Saat muda, burung Gelatik Jawa berwarna coklat. Asep Ayat dalam bukunya “Panduan Lapangan: Burungburung Agroforest di Sumatera” (2011), mendeskripsikan Gelatik Jawa memiliki bulu berwarna terang, berukuran kurang lebih 16 cm, dan berparuh merah. Burung Gelatik

60 DUTA Rimba

Jawa yang telah memasuki usia dewasa, kepalanya hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, tubuh bagian atas dan dada kelabu, perut merah muda, ekor bawah putih, ekor hitam. Sementara di usia remaja, ciri Gelatik Jawa adalah kepala merah muda dengan mahkota kelabu, dada merah muda. Iris merah, paruh merah muda, kaki merah. Menurut Asep, habitat Gelatik Jawa tersebar di hutan, perkebunan, permukiman, dan persawahan. Sedangkan untuk kebiasaan, burung ini bersifat sangat sosial, saling menyelisik di tempat bertengger. Sewaktu berebut tempat sarang, Gelatik Jawa suka menggoyangkan badan dengan gerakan yang rumit. Burung ini merupakan satwa endemik dari Indonesia. Habitatnya di Indonesia banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Di alam, burung Gelatik Jawa ditemukan di hutan padang rumput, sawah, dan lahan budi daya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.

Perilaku Gelatik Jawa yang spesifik antara lain adalah senang berkelompok dan cepat berpindahpindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung Gelatik Jawa betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya. Spesies Gelatik Jawa merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung. Salah satu sebabnya karena suara kicauannya. Maka, penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini, lantas menyebabkan populasi Gelatik Jawa menyusut pesat.

Habitat Asli Gelatik Jawa merupakan burung endemis Pulau Jawa, Bali, dan Madura. Habitat aslinya ada di tiga pulau itu. Tetapi, kemampuan adaptasinya yang baik membuat Gelatik Jawa tersebar luas mulai dari Sulawesi, Maluku, Malaysia, Sri Lanka, Filipina, hingga Australia.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Google

Sayangnya, populasi Gelatik Jawa (Padda oryzivora) kini mulai sedikit dan sulit ditemukan di habitat aslinya akibat perburuan untuk dijadikan hewan peliharaan. Jumlah individu dewasa globalnya di alam kini diperkirakan 1.000 – 2.499 individu. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) pun telah menetapkan status Java Sparrow atau Gelatik Jawa sebagai Genting (Endangered/EN) atau dua langkah menuju kepunahan di alam liar. Tetapi, di Gorontalo justru Gelatik Jawa cukup mudah dilihat.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Dilaporkan, Gelatik Jawa ada di Kota Gorontalo dan Kota Marisa, Ibu Kota Kabupaten Pohuwato. Di Gorontalo, Gelatik Jawa kerap terlihat di taman kota dan kebun kelapa masyarakat. Titik pertemuan Gelatik Jawa juga ada di sejumlah ruang publik yang memiliki pepohonan. Di halaman yang memiliki pepohonan semisal rumah adat, halaman kantor pos, halaman sekolah dasar, dan halaman Bank, Gelatik Jawa juga kerap ditemukan. Sementara di Kota Marisa, sebelah barat Gorontalo, Gelatik Jawa kerap dijumpai di semak-semak dan kebun kelapa masyarakat.

Karakteristik pohon sarang yang telah diidentifikasi yaitu pohon yang memiliki diameter lebih dari 70 centimeter, terdapat tumbuhan epifit semisal tanaman anggrek dan tanaman paku, ada lubang, dan biasanya ditumbuhi jenis beringin. Gelatik Jawa mengalami keterancaman karena dijadikan sebagai satwa peliharaan. Permintaan untuk dijadikan hewan peliharaan inilah yang menyebabkan aktivitas perburuan terhadap Gelatik Jawa tinggi. Faktor lain adalah semakin menyempitnya habitat Gelatik Jawa akibat alih fungsi lahan.

DUTA Rimba 61


Foto: Google

ensikloRIMBA

Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia

Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Passeriformes Famili :

Estrildidae Genus : Padda Spesies : Padda oryzivora

Mudah Ditangkap Peningkatan kategori keterancaman Gelatik Jawa dari Rentan (Vulnerable/VU) menjadi Genting (EN), disebabkan penangkapan oleh masyarakat. Menurut Biodiversity Officer Burung Indonesia, di Gorontalo burung Gelatik Jawa mampu beradaptasi di sekitar ruang publik dan juga permukiman. Hal ini yang kerap membuat burung Gelatik Jawa menjadi mudah ditangkap. Ketika Ignatius Pramana Yudha, Presiden Indonesian Ornithologist’s Union atau Perhimpunan Ornitolog Indonesia, melakukan pengamatan burung tanggal 9 Desember 2018 di Taman Kota Gorontalo, ia menemukan sekitar 50-an Gelatik Jawa. Seperti dilansir laman kompas.com, Ignatius Pramana Yudha mengatakan, ruang terbuka

62 DUTA Rimba

hijau menjadi tempat bertengger dan bersarang burung dari suku Estrildidae ini. Penangkapan Gelatik Jawa untuk memenuhi kebutuhan pasar burung peliharaan baik di wilayah domestik maupun internasional diperkirakan sudah terjadi sejak lama. Puncaknya pada dekade 1960-an hingga 1970an. Kebiasan Gelatik Jawa berhimpun di satu pohon menyebabkan burung ini mudah ditangkap secara massal. Di kalangan petani di Indonesia, Gelatik Jawa sering dianggap hama karena kerap memakan padi. Selain itu, kompetisi secara ekologis dengan burung gereja (Passer montanus) diperkirakan menjadi salah satu alasan mengapa populasinya menurun. Di dalam Jurnal Media Konservasi edisi Desember 2006, disebutkan, para peneliti melakukan pengamatan

perilaku harian yang menunjukkan aktivitas paling banyak dilakukan Gelatik Jawa, yaitu lebih dari 10 persen adalah melompat, memanggil, diam berdiri, dan menelisik. Perilaku harian pada individu jantan dan betina Gelatik Jawa memiliki pola hampir sama. Meski demikian, individu jantan cenderung lebih aktif dan dominan ketimbang betina. Selama pengamatan, para peneliti tidak menemui adanya perilaku yang mengarah kawin pada Gelatik Jawa yang telah berpasangan. Artinya, mereka setia pada satu pasangan. Diduga, hal ini disebabkan tingginya tingkat pertentangan (perilaku agonistik) yang ditunjukkan oleh individu-individu lain di dalam kandang, sehingga menimbulkan situasi lingkungan tidak tenang. Aktivitas yang hanya ditunjukkan oleh gelatik jantan ialah berkicau yang lebih bervariasi, sementara betina tidak bisa. Di dalam penelitian tersebut, burung-burung Gelatik Jawa ditempatkan dalam kandang yang terdiri atas tiga ruang, masingmasing berukuran 185 cm panjang, 180 cm lebar, dan 110 cm tinggi. Ketika diteliti, aktivitas harian dimulai sekitar pukul 05.45 sampai pukul 06.05, segera setelah bangun dari tidur. Aktivitas pertama adalah memanggil, dilanjutkan aktivitas lainnya. Aktivitas harian itu berakhir pada 17.50 sampai pukul 18.05, yaitu bersamaan dengan datangnya waktu tidur. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, Gelatik Jawa dievaluasi rentan pada IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES Appendiks II. Bahkan kini Gelatik Jawa pun terancam punah di habitat aslinya dalam waktu singkat. Sekarang kita bahkan telah sulit untuk menemukan burung gelatik di persawahan atau ladang. Karena itulah kita merindukan suara kicauannya. • DR/Tim Kompersh Kanpus

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 63


sociorimba

Bersama Masyarakat,

Perhutani Bedah Rumah di Sukalaksana Cianjur

Foto: Ridar/Kompersh KPH Cianjur

Di tengah kehidupan, kerap kali kita menemukan kelompok masyarakat yang “kurang mampu” secara ekonomi dibandingkan kelompok lain dalam masyarakat. Mereka kerap kali mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kepada mereka inilah, bentuk-bentuk kepedulian sosial perlu diberikan oleh anggota masyarakat lain. Seperti itu pula yang dilakukan Perhutani KPH Cianjur. Seperti apa konkretnya?

64 DUTA Rimba

A

da banyak cara untuk membantu sesama manusia yang termasuk kelompok kurang mampu secara ekonomi. Salah satunya dengan berupaya meringankan kebutuhan pokok mereka. Seperti kita ketahui, manusia memiliki kebutuhan pokok yaitu sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Dan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan papan itu. Bentuk kegiatan yang dipilih Perhutani KPH Cianjur itu adalah bedah rumah. Sebagai bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, Perhutani KPH Cianjur bersama Kelompok Masyarakat Peduli, melaksanakan kegiatan bedah rumah yang kondisinya sudah sudah kurang layak huni. Kegiatan itu dilakukan hari Jumat, 12 Juni 2020, di Kampung Cimapag RT01/01, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri antara lain oleh Administratur Perhutani KPH Cianjur yang diwakili oleh Asper (Asisten Perhutani) BKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi, serta perwakilan dari kelompok masyarakat peduli yaitu Fuad Faizal dan TB Tanjung Jaya, serta komponen masyarakat yang lainnya. Menurut Asper BKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi, pemberian

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Rumah Sehat Hingga saat ini, masih banyak anggota masyarakat yang memiliki rumah tempat tinggal yang masuk kategori tidak layak huni. Sebenarnya, rumah layak huni harus memenuhi standar rumah yang sehat. Rumah sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga yang tinggal di dalamnya. Persyaratan kesehatan rumah tinggal telah dirumuskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999. Rumah sehat menurut peraturan tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, Bahan Bangunan. Rumah yang sehat tidak terbuat dari bahan bangunan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen. Kedua, komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis, semisal lantai dan dinding yang kedap air dan mudah dibersihkan, serta bumbung rumah

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Foto: Ridar/Kompersh KPH Cianjur

bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Perum Perhutani kepada masyarakat yang tidak mampu dan memerlukan bantuan, terutama para penghuni rumah yang tidak layak huni. Diharapkan, bedah rumah itu dapat memberikan sedikit solusi bagi persoalan pemenuhan kebutuhan pokok mereka. “Kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi KPH Cianjur dan Masyarakat Peduli dalam membantu masyarakat yang kurang mampu agar bisa menikmati tempat tinggal yang layak huni. Kali ini kami memberikan bantuan berupa bahan material bangunan untuk dipergunakan dalam pembangunan rumah ini,” jelasnya.

yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir. Ketiga, pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dan tidak menyilaukan. Keempat, kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan, antara lain suhu udara nyaman berkisar 18°C sampai dengan 30°C, kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%, konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam, pertukaran udara (air exchange rate) 5 kaki kubik per menit per penghuni, konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam, serta konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3. Kelima, ventilasi atau luas penghawaan alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai. Keenam, binatang penular penyakit semisal tikus tidak ada yang bersarang di dalam rumah. Ketujuh, tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kedelapan, tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman. Kesembilan, pengelolaan limbah yang baik. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan

tidak mencemari permukaan bumi. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah. Dan kesepuluh, kepadatan hunian ruang tidur yang terperhatikan. Luas ruang tidur minimal 8 meter persegi dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang yang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun.

Perhutani Peduli Sosial Aktivitas Perhutani KPH Cianjur yang melakukan Bedah Rumah tersebut menunjukkan betapa Perhutani sangat peduli terhadap kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitarnya. Kepedulian itu diwujudkan dengan saling membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tersebut. Dan salah satu kebutuhan mendasar masyarakat adalah keberadaan rumah yang sehat sebagai tempat tinggal. Kepedulian sosial Perhutani itu juga mendapat apresiasi dari masyarakat. Termasuk lembaga swadaya masyarakat. Misalnya, mewakili lembaga Masyarakat Peduli, Fuad Faizal mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan perhatian terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Di antaranya dengan melakukan kegiatan bedah rumah bagi warga mayarakat yang membutuhkan. • DR/Cjr/Rds

DUTA Rimba 65


rimbaopini

Melibatkan Partisipasi Sosial

dalam Pengembangan Pariwisata Perhutani

S

ebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi kewenangan mengelola 2,42 juta hektare hutan negara yang tersebar di Pulau Jawa dan Madura, Perum Perhutani memegang peran vital dalam menjamin keberadaan kawasan hutan sebagai penunjang daya dukung lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Maksud dan tujuan perusahaan yang tertuang dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010 adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum, berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, berdasarkan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari dan tata kelola perusahaan. Pasal tersebut juga menegaskan, perusahaan dapat menyelenggarakan kegiatan usaha lain berupa optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki untuk trading house, agroindustrial complex, agrobisnis, properti, pergudangan, pariwisata, hotel, resort, rest area, rumah sakit, pertambangan galian C, prasarana

66 DUTA Rimba

telekomunikasi, pemanfaatan sumber daya air, dan sumber daya alam lainnya. Tetapi, pengembangan usaha yang sangat potensial bagi peningkatan pendapatan Perum Perhutani adalah Pariwisata, Hotel, dan Resort. Ketiganya merupakan satu kesatuan. Pengembangan kawasan wisata modern sekarang menggunakan model pengembangan integrated resorts (kawasan wisata terpadu). Konsep kawasan wisata modern itu memadukan unsurunsur Public Area, antara lain pertokoan souvenir, art shop/art gallery, outbond, ride horses, health club, area permainan anak-anak/ keluarga, wahana hiburan (bioskop 3 dimensi, kebun binatang, water boom, boom-boom car, roll coaster dan lain-lain), tersedianya atraksi baik atraksi panorama alam maupun atraksi budaya (suguhan tari-tarian daerah), transportation trip (gondola, sky line, kereta kelinci dan lain-lain). Juga terdapat sarana dan prasarana resort semisal perhotelan, restoran, spa indoor, heritage dan lain-lain. Dan adanya obyek penunjang semisal kegiatan Agroforestry antara lain kebun anggrek, taman kupu-kupu, taman burung, hasil olahan kayu, dan non kayu, air madu dalam kemasan, kebun stroberi, green house farming dan lain-lain.

Oleh: Ir. Mubarak N.A. Sigit, MM*)

Konsep pariwisata yang dikembangkan Perum Perhutani memadukan konsep wisata alam dan melibatkan partisipasi masyarakat. Konsep ini dikenal sebagai Ekowisata/ Ecotourism. Konsep Eko wisata atau ecotourism adalah salah satu kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam dan aspek pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat desa hutan/masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata dapat memberikan kontribusi dalam visi yang berkaitan dengan warisan budaya masyarakat untuk pengembangan produk pariwisata. Partisipasi masyarakat diwujudkan dalam modal sosial berupa kesadaran sosial masyarakat di daerah tujuan wisata tersebut. Partisipasi masyarakat desa hutan/ masyarakat lokal itu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kepedulian dalam pengembangan usaha di tempat tujuan wisata. Misalnya, masyarakat terlibat dalam pengamanan tempat wisata, mengelola parkir, dan memiliki usaha pertokoan souvenir, art shop/art gallery atau restoran/warung di lokasi

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : Dok. Ir. Sigit Mubarak, MM

pariwisata, perhotelan/penginapan, jasa guide/pemandu wisata, travel/ agen perjalanan/transportasi wisata, pengembangan bakat semisal kerajinan/handy craft serta keterampilan seni budaya (pentas seni dan festival tari-tarian daerah setempat).

Berbasis Kemasyarakatan Proses perencanaan pengembangan pariwisata di Perum Perhutani tentu harus melibatkan langsung partisipasi masyarakat setempat atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Koperasi Masyarakat Desa Hutan (KMDH)

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Itu sebagai bagian tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sekurang-kurangnya masyarakat dapat turut serta menikmati nilai ekonomi sebagai implikasi pengembangan pariwisata. Paradigma pengelolaan hutan di Perum Perhutani berbasis kemasyarakatan (Community Based Forest Management atau CBFM). Maka, pengembangan pariwisata Perum Perhutani harus memerhatikan aspirasi, partisipasi dan persepsi masyarakat di sekitarnya. Umumnya, masyarakat

punya persepsi positif terhadap pengembangan pariwisata tersebut. Masyarakat umumnya sadar pengembangan pariwisata itu untuk meningkatkan kualitas hidup dan memungkinkan masyarakat menjadi lebih cerdas, memiliki pergaulan lebih luas, sehingga berdampak kepada peningkatan kualitas perekonomian, lingkungan fisik, dan sosial budaya. Jadi, masyarakat antusias terhadap pengembangan pariwisata. Sehingga, berbagai potensi sumber daya yang dimiliki masyarakat setempat semisal keindahan alam pegunungan/panorama alam, pantai, situs budaya, dan keanekaragaman

DUTA Rimba 67


seni budaya masyarakat lokal dapat berkembang. Perlu kesadaran terhadap pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism Development) yang dapat didefinisikan sebagai aktivitas masyarakat lokal (daerah tujuan wisata) untuk memromosikan berbagai nilai dan menciptakan suatu masyarakat yang diisi energi, manfaat alam, seni budaya, sejarah, industri, orang-orang berbakat, dan keterlibatan para pihak, baik investor maupun pemerintah daerah. Hal itu memungkinkan daerah tujuan wisata dapat dikembangkan dan dibangun berdasarkan usaha-usaha kolaboratif semua pihak. Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat juga dapat disebut “Sustainable Tourism Development” atau Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. Artinya, bentuk pariwisata yang dikembangkan secara harmonis dengan sungguh-sungguh memerhatikan aspirasi masyarakat yang bersifat bottom up. Juga sangat responsif terhadap segala bentuk partisipasi masyarakat lokal. Masyarakat lokal berperan aktif dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan setiap derap langkah pembangunan di wilayah mereka. Salah satu contoh Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat adalah pengembangan dan pembangunan pariwisata di Pulau Bali. Di Nusa Dua, Pantai Sanur, Pantai Kuta, Pantai Lovina, Kintamani, Bedugul, Ubud, dan lain-lain, pengembangan dan pembangunan pariwisata sudah demikian terpadu. Baik Pengelola Obyek Wisata, Pamong Desa, Pemuka Adat/Agama atau pedande, dan kelompok keamanan adat/ pecalang, Pemerintah Daerah, Investor dan pihak lainnya berpikir,

68 DUTA Rimba

Foto : Dok. Ir. Sigit Mubarak, MM

rimbaopini

berdiskusi dan membuat kawasan wisata terintegrasi (integrated resorts). Kawasan wisata terpadu (integrated resorts) adalah pembangunan kawasan wisata yang terencana dan sungguh-sungguh diarahkan untuk menyediakan berbagai fasilitas wisata yang bersifat eksklusif. Hotel-hotel mewah di kawasan wisata ini senantiasa menyediakan sesuatu yang unik dan benar-benar berbeda di mata wisatawan, baik berupa wisata pantai, rekreasi di atas dan di bawah laut, aktivitas boating, diving, snorkling, surfing, kolam renang, lapangan tenis, jogging track, tempat khusus untuk pentas seni budaya, panorama alam yang indah, tinggalan-tinggalan sejarah (heritage), situs budaya, dan lainlain. Masyarakat yang berdomisili di kawasan pariwisata yang pada awalnya mempunyai aktivitas kehidupan tradisional mulai terdorong untuk mengambil langkahlangkah baru untuk memanfaatkan berbagai peluang ekonomi yang muncul sebagai akibat kehadiran wisatawan di kawasan wisata tersebut.

Partisipasi Masyarakat Lokal Wisatawan dalam melaksanakan aktivitas parawisata tentu tak puas hanya mendapatkan sajian keindahan panorama alam saja. Mereka juga butuh berbagai sajian atraksi lain, sehingga perlu diversifikasi atraksi wisata, semisal pentas seni budaya yang jadi daya tarik di mata wisatawan. Kebutuhan wisatawan untuk menikmati berbagai atraksi di kawasan wisata itu ternyata mampu memotivasi masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam bentuk lain, yaitu menyuguhkan atraksi seni budaya. Partisipasi masyarakat lokal dalam pertunjukan seni budaya mulai tumbuh dan mendapat respon positif dari pengelola kawasan wisata. Jadi, partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan potensi budaya dan panorama alam di kawasan wisata itu telah mampu memberikan nilai tambah terhadap kepuasan wisatawan yang memanfaatkan fasilitas kawasan wisata. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata juga sangat menonjol dalam kegiatan yang bernuasa bisnis dengan membuka Art Shop/Art Gallery untuk kebutuhan para wisatawan.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto : Dok. Ir. Sigit Mubarak, MM

Banyaknya art shop/art gallery atau toko souvenir/handy craft yang dikelola masyarakat lokal membuat wisatawan punya pilihan lebih banyak ketika berbelanja di kawasan wisata. Aktivitas wisatawan di kawasan wisata dengan fasilitas atraksi/ permainan yang lengkap seperti atraksi wisata alam di laut seperti diving, snorkling, surfing dan boating ini, dimana tidak semua wisatawan memiliki pengalaman dalam memanfaatkan fasilitas tersebut, sehingga masih banyak wisatawan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

dalam tahap belajar. Sehingga ini bisa menjadi peluang bagi penduduk lokal untuk menjadi instruktur/mengajar wisatawan bagaimana menggunakan berbagai alat untuk kepentingan menikmati aktraksi alam, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berprofesi sebagai instruktur pariwisata. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal dengan berprofesi sebagai instruktur pariwisata banyak memberikan manfaat kepada wisatawan yang menikmati liburan mereka di obyek tujuan wisata.

Partisipasi masyarakat lokal juga tumbuh karena peluang kerja yang ditimbulkan oleh berbagai aktivitas di kawasan wisata. Pengoperasian berbagai fasilitas yang ada di dalam kawasan wisata membuat kebutuhan tenaga kerja pada berbagai posisi dan bidang kian meningkat, meski sebagian besar masyarakat lokal ada di posisi bawahan semisal tenaga keamanan, office boy, resepsionis atau tenaga operator lainnya. Kualitas sumber daya manusia yang berkompetensi di bidang pariwisata perlu ditingkatkan dengan melakukan pembinaan, pelatihan dan pendidikan agar dapat diaplikasikan dalam pengembangan industri pariwisata. Di dalam realitanya, aktivitas kepariwisataan tidak hanya dikelola masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat luar yang memiliki kompetensi dan modal usaha. Mereka juga membawa budaya yang berbeda. Tiada pilihan lain, untuk kesinambungan usaha yang sedang digeluti, suasana keterbukaan sangat dibutuhkan. Masyarakat lokal juga tidak menolak perubahan, karena perubahan itu sendiri adalah suatu konsekuensi dari sebuah proses pembangunan, yang dampaknya juga telah dirasakan secara signifikan. Bagi masyarakat lokal, ikut berpartisipasi secara langsung serta memberi kesempatan masyarakat luar ikut berpartisipasi akan mampu menciptakan sinergi, yang dapat memercepat proses pembangunan di wilayah mereka. Akhirnya dapat meningkatkan kualitas masyarakat lokal secara keseluruhan. Tiada pilihan lain. Hanya profesionalisme kunci keberhasilan dalam pembangunan yang dilakukan masyarakat. Hal ini sangat disadari masyarakat lokal

DUTA Rimba 69


rimbaopini yang sangat terbuka dan adoptif dengan banyak belajar dari pengalaman serta melihat langsung profesionalisme yang dibawa masyarakat luar saat berpartisipasi dalam pembangunan di wilayah mereka.

Perum Perhutani punya banyak sumber daya pariwisata, baik sumber daya alam (pantai, pegunungan maupun hutan), sumber daya budaya (lokasi pariwisata dekat dengan masyarakat yang punya potensi seni budaya tinggi), sumber daya minat khusus, serta sumber daya manusia. Elemen sumber daya, misalnya air, pepohonan, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam dll, menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata dan memuaskan kebutuhan manusia (wisatawan). Banyak sekali tempat pariwisata yang dikembangkan Perum Perhutani di Pulau Jawa yang sudah terkenal, bahkan menjadi Ikon pariwisata. Misalnya Pantai Pulo Merah, Pantai Grajagan di Banyuwangi, Pantai Tanjung Papuma di Jember, Pantai Pasir Putih di Situbondo, Pantai Pangandaran di Ciamis, Air terjun Coban Rondo, Wana Wisata Srambang di lereng Gunung Lawu, dan lain-lain. Pengelolaan Pariwisata Perum Perhutani mengarah kepada Pengembangan Ekoturisme, yaitu mengelola pariwisata dengan membangun dan menjaga kondisi lingkungan alam atau memiliki kesadaran bahwa pariwisata dapat sebagai instrumen untuk menunjang upaya pelestarian lingkungan. Tugas menjaga kelestarian lingkungan bukan saja tanggung jawab Perum Perhutani selaku pengelola pariwisata. Juga harus didukung oleh masyarakat luas, khususnya penduduk setempat. Dan penduduk

70 DUTA Rimba

Foto : Dok. Ir. Sigit Mubarak, MM

Potensi Sumber Daya

setempat akan mendukung jika mereka mendapat manfaat dari lingkungan yang lestari itu, berupa peningkatan kesejahteraan hidup. Guna meningkatkan pelayanan terhadap para wisatawan baik wisatawan luar negeri (turis asing) dan wisatawan nusantara/dalam negeri, maka Perum Perhutani banyak membangun sarana dan prasarana penunjang pariwisata, agar menjadi representatif sebagai bagian kegiatan ekoturisme. Pengembangan ekoturisme selain harus banyak mengeluarkan biaya investasi untuk kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan seperti jalan, listrik, ketersediaan air bersih, telekomunikasi, terminal/lahan perparkiran yang memadai, jembatan, jaringan listrik/penerangan dll. Pembangunan prasana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksebililitas suatu obyek wisata, yang

pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Pembangunan prasarana wisata perlu koordinasi yang mantap antara instansi terkait (Pemerintah Daerah), pengelola wisata (Perhutani), Investor (Pihak Ketiga), dan Masyarakat Lokal. Sebab, pembangunan prasarana wisata juga tidak hanya berada di dalam kawasan wisata. Juga di luar kawasan wisata, semisal bank, apotik, pusat perbelanjaan, salon kecantikan, pompa bensin, restoran/ rumah makan, hotel, rumah sakit, jasa transportasi/travel/biro perjalanan, jasa rental mobil/sepeda motor/ sepeda gunung, dan sebagainya. Di dalam praktik, pengelolaan pariwisata Perum Perhutani masih tergolong konvensional, yaitu melakukan kegiatan pembangunan pariwisata yang berorientasi peningkatan jumlah pengunjung wisata (berorientasi pada peningkatan pendapatan semata), dan kurang memertimbangkan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


pelibatan partisipasi masyarakat lokal, pemda dan pihak-pihak lain. Maka, pengembangan kawasan wisata Perum Perhutani masih belum terpadu dengan pengembangan potensi ekonomi masyarakat lokal. Belum pula mengakomodasi bakat keterampilan seni budaya masyarakat lokal. Dan belum proaktif melibatkan pemerintah daerah dalam perencanaan pariwisata, yaitu dalam pembuatan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang disinkronkan dengan pengembangan kawasan wisata Perhutani. Guna kepentingan pembangunan regional, hendaknya perencanaan pengembangan pariwisata Perhutani melibatkan masyarakat lokal, Pemerintah Daerah, dan multy stake holder yang berkepentingan

Di dalam rangka promosi obyek wisata Perum Perhutani, yang perlu didorong untuk diwujudkan adalah pembuatan buku tentang obyekobyek Pariwisata Perhutani. Khususnya buku tersebut menginformasikan kepada masyarakat luas tentang gambaran lokasi wisata, daya tarik wisata, bentukbentuk atraksi wisata unggulan, akomodasi, sarana transportasi dan peta untuk mencapai lokasi wisata tersebut.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

dalam pengembangan pariwisata tersebut. Partisipasi Masyarakat Lokal dalam memromosikan kawasan wisata berupa iklan obyek wisata, iklan perhotelan, iklan jasa biro perjalanan dan lain-lain. Bahkan sekarang banyak buku berisi promosi obyek wisata yang dijual umum. Pemerintah Daerah pun punya kewajiban memromosikan obyek wisata di wilayah administrasinya, berupa pembuatan booklet, pamflet, pembuatan baliho/billboard, iklan, siaran di radio, dan lain-lain. Kewajiban Perum Perhutani selaku pengelola obyek wisata dalam hal promosi kepariwisataan adalah membuat booklet, leaflet, iklan, baliho/billboard, surat kabar, majalah, buku pariwisata, dan lain-lain. Di dalam rangka promosi obyek wisata Perum Perhutani, yang perlu didorong untuk diwujudkan adalah pembuatan buku tentang obyek-obyek Pariwisata Perhutani. Khususnya buku tersebut menginformasikan kepada masyarakat luas tentang gambaran lokasi wisata, daya tarik wisata, bentuk-bentuk atraksi wisata unggulan, akomodasi, sarana transportasi dan peta untuk mencapai lokasi wisata tersebut. Jadi, butuh insan Perhutani yang kreatif untuk membuat buku tentang Wisata Pantai dan Wisata Alam Perum Perhutani tersebut, lalu dicetak dan dipasarkan ke jaringan Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, Tri Sera, dan lain-lain. Berkaca dari suksesnya Pariwisata di Pulau Bali, promosi wisata dan ketenarannya di manca negara disebabkan banyaknya turis asing yang menulis obyek wisata Pulau Bali dan pengalamannya sewaktu di Bali. Dari informasi buku pariwisata Bali tersebut, masyarakat mancanegara yang lain jadi tertarik. Akhirnya, Pariwisata Pulau Bali jadi agenda wisata tahunan mereka atau

tempat wisata yang difavoritkan. Buku tentang obyek wisata Perhutani perlu dibuat dengan tulisan yang menarik, gaya bahasa populer, penggambaran detail lokasi dengan contoh foto-foto yang mengesankan, serta tambahan informasi tentang hotel/penginapan dan informasi wisata kuliner yang khas. Sehingga, berkunjung ke obyek wisata tersebut menjadi impian yang harus segera direalisasikan. Pembangunan Pariwisata di Perum Perhutani berbasis masyarakat, akan menjadi multiplier effect di dalam perekonomian lokal, regional, dan nasional. Aktivitas kepariwisataan yang dilakukan di dalam kawasan wisata telah menumbuhkan berbagai aktivitas ekonomi, sehingga memacu bisnis baru yang menciptakan peluang usaha dan sangat bermanfaat bagi masyarakat lokal. Nilai tambah (added value) yang diterima masyarakat lokal melalui partisipasi atau keterlibatan dalam aktivitas pariwisata, mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada masyarakat lokal. Atraksi alam (panorama alam pantai, hutan, pegunungan) maupun budaya, menjadi kekuatan penentu yang menyebabkan wisatawan tertarik mengunjungi obyek wisata atau kawasan wisata. Potensi alam dan budaya itu akan terpelihara jika Perum Perhutani selaku pengelola wisata dapat menjaga dan meningkatkan kualitasnya dengan cara melibatkan masyarakat lokal, investor (pihak ketiga), pemerintah daerah, dan para pihak yang berkepentingan dalam membangun kawasan wisata yang terpadu. • DR *) Ir. Mubarak N.A. Sigit, MM Penulis adalah Tenaga Profesional Pusdikbang SDM Perum Perhutani

DUTA Rimba 71


envirorimba

Peringati Hari Lingkungan Hidup, 56.000 Mangrove Ditanam di Cilacap Kecintaan terhadap lingkungan hidup perlu terus ditanamkan dan ditumbuhkembangkan. Ada banyak cara untuk memupuk rasa cinta terhadap lingkungan hidup itu di tengah masyarakat. Salah satunya dengan menggelar kegiatan penanaman pohon. Hal itulah yang dilakukan Perhutani KPH Banyumas Barat. Saat mengadakan Peringatan Hari Lingkungan Hidup, mereka melakukan penanaman puluhan ribu bibit pohon mangrove di Cilacap.

K

awasan hutan yang termasuk wilayah kerja Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat itu menjadi lokasi kegiatan memeringati Hari Lingkungan Hidup. Tepatnya, peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2020 itu digelar di Petak 47, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cilacap, yang secara administratif termasuk wilayah Desa Kutawaru, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Di sana, Peringatan Hari Lingkungan Hidup ditandai dengan penanaman 56.000 bibit pohon mangrove, Senin, 15 Juni 2020. Lebih dari seratus orang hadir dalam acara tersebut. Di antaranya adalah jajaran Perhutani, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Pertamina Cilacap, serta lebih dari 50 orang Anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Jadi, acara tersebut merupakan hasil kolaborasi Perhutani

72 DUTA Rimba

KPH Banyumas Barat, Pertamina Cilacap, dan LMDH setempat. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyumas Barat, melalui Kasi Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan, Antika Trihandayani, mengatakan, penanaman pohonpohon mangrove tersebut penting untuk mendukung upaya melestarikan ekosistem pantai mangrove. “Hutan mangrove berfungsi sebagai penghalang gelombang pasang, sehingga dapat mencegah erosi dan abrasi pantai serta mencegah intrusi air laut merembes ke daratan. Ekosistem mangrove juga menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai macam ikan, udang, kepiting, dan burung laut, serta biota lainnya,” kata Antika Trihandayani. Sementara itu, Manager Pertamina Cilacap, Hartono, mengapresiasi adanya partisipasi dari

Perhutani yang telah menjadi tuan rumah dalam kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup itu. Hal tersebut, menurut dia, merupakan satu bentuk kepedulian Perhutani kepada program melestarikan ekosistem mangrove. Hartono pun menyatakan terima kasih atas kerja sama yang baik di antara pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.

Cinta Lingkungan Hidup Setiap tahun, tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED). Di tahun 2020 ini, Program Lingkungan PBB (UNEP) memilih Kolombia sebagai tuan rumah dalam puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020 dalam kemitraan dengan Jerman. Tema besar Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020 ini adalah Time For Nature dengan fokus pada "Keanekaragaman Hayati" atau "Biodiversity".

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Eko Supriyono/Kompersh Banyumas Barat

Keanekaragaman hayati menjadi bagian dari kehidupan manusia yang diwujudkan dari makanan sampai obat-obatan. Keanekaragaman hayati, seperti tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, juga membantu agar dampak perubahan iklim tidak terjadi saat hutan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dan melepaskannya ke udara yang lantas kita hirup sambil terus menyejukkan bumi. Maka, sangat penting untuk terus menjaga kelestarian alam. Sebab, alam yang lestari, termasuk kondisi hutan yang terjaga dengan baik, memberikan kontribusi besar untuk kehidupan di alam semesta ini. Maka, pesan utama dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia sesungguhnya adalah imbauan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

untuk terus dan selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Upaya KPH Banyumas Barat Perum Perhutani selalu berupaya mengurangi laju kerusakan hutan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Antara lain dengan melakukan upaya preventif dan represif. Upaya preventif dilakukan dengan pelaksanaan program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), patroli rutin dan gabungan, dan peningkatan petugas keamanan hutan. Program PHBM di Perhutani KPH Banyumas Barat sudah berjalan cukup baik. Di dalam pelaksanaannya terdapat program bagi hasil atau

“provit sharing”. Artinya, dari setiap keuntungan yang diperoleh pihak Perum Perhutani, sejumlah 20% kepada diberikan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Hal itu membuktikan, Perum Perhutani telah memberikan hak penduduk dari keuntungan pengelolaan hutan, sesuai perjanjian antar desa PHBM ataupun pihak lain dengan pihak Perhutani. Tentu kesepakatan tersebut dilakukan dengan tetap mengedepankan aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup. Upaya menekan laju kerusakan hutan juga dilakukan Perum Perhutani dengan melakukan patroli rutin yang cukup baik, karena dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan dengan masyarakat, yaitu melalui patroli simpatik. Hal itu diharapkan dapat melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan penjagaan hutan, serta mengajak masyarakat langsung turut serta dalam upaya mengurangi laju kerusakan hutan. Upaya represif yang dilakukan Perhutani adalah dengan melakukan pendekatan proporsional. Pendekatan proporsional adalah usaha perlindungan hutan yang utamanya ditujukan kepada manusia yang meliputi usaha represif terhadap pelanggaran-pelanggaran ketentuan hukum yang terdapat dalam peraturan perundangundangan hutan. Tindakan yang telah dilakukan adalah reboisasi, operasi gabungan dengan Polsek/Polres setempat dengan mengedepankan fungsi represif dan tindakan hukum terhadap pelaku tindak pidana perusakan hutan. Tindakan Perhutani dalam upaya represif adalah melakukan operasi gabungan berdasarkan laporan masyarakat. Sehingga, masyarakat punya peran dalam pengamanan hutan. Bravo! • DR/BYB/Eko S

DUTA Rimba 73


wisatarimba

Dari Kawasan Galunggung, Curug Cikahuripan Menyapa Tanah Pasundan seakan tak pernah henti menghadirkan pesona keindahan panorama alam. Banyak sekali obyek wisata alam yang memanjakan mata dan hati wisatawan terdapat di Jawa Barat. Kini, tambah lagi satu lokasi yang menampilkan potensi wisata alam yang menjanjikan. Berada di antara lekuk indah kawasan Gunung Galunggung di Tasikmalaya, panorama indah Curug Cikahuripan pun menyapa. Ingin tahu keindahan alam air terjun yang satu ini? Simak saja.

S

elama wabah pandemi Corona Virus Deasease 2019 (Covid-19) melanda, sektor pariwisata memang seakan tiarap lantaran terkena dampak pandemi. Setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan pemerintah, sejumlah lokasi wisata mulai membuka kembali wahananya. Termasuk Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Barat dan Banten. Setelah membuka kembali wisata ternama Gunung Galunggung pasca pandemi Covid-19, KBM Ecotourism Perum Perhutani Divre Jawa

74 DUTA Rimba

Barat dan Banten (Janten) melakukan launching lokasi wisata terbaru mereka. Lokasi wisata bernama Curug Cikahuripan itu pun resmi diluncurkan pada Sabtu, 20 Juni 2020. Air terjun cantik Curug Cikaruripan yang ketinggiannya sekitar 60 meter lebih ini masih berada dalam satu klaster dengan kawasan wisata Galunggung. Berjarak sekitar 1 kilometer dari Kawah Galunggung, keindahan Curug Cikahuripan ini sudah terasa mulai saat menyusuri perjalanan membelah hutan yang asri dan alami dengan iringan nyanyian burungburung. Yang menarik, unsur-unsur hidup terasa sangat kental melekat di sana. Maka tak heran jika nama air terjun ini adalah Curug Cikahuripan.

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Kompersh KBM Ecotourism

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 75


Foto: Kompersh KBM Ecotourism

wisatarimba

Nama Curug Cikahuripan sendiri diambil dari bahasa Sunda. Curug artinya air terjun. Ci atau cai berarti air. Kahuripan berarti kehidupan. Maka, nama Curug Cikahuripan berarti air terjun kehidupan. Konon, nama itu disematkan karena air terjun tersebut dipercaya oleh masyarakat sebagai air yang memberikan kehidupan bagi makhluk-makhluk di sekitarnya.

Eksotis Berundak-undak Daya tarik dari air terjun setinggi 60 meter lebih ini adalah bentuk landscape-nya yang berundakundak. Bentuk alamiah itu membuat air terjun ini unik, sehingga nampak sangat eksotis. Keeksotisan itulah yang kini akan terus diangkat agar kian dikembangkan. Rencana pengembangan Curug Cikahuripan ini lokasinya ada di dalam wilayah pengembangan wisata Galunggung itu dituturkan oleh General Manager KBM Ecotourism Perhutani Divre Jabar dan Banten, Agus Mashudi. “Harapannya, Curug Cikahuripan ini bisa menambah obyek wisata di kawasan Galunggung, selain kawah dan pemandian air panas. Jadi, kita manjakan pengunjung Galunggung

76 DUTA Rimba

Daya tarik dari air terjun setinggi 60 meter lebih ini adalah bentuk landscape-nya yang berundak-undak. Bentuk alamiah itu membuat air terjun ini unik, sehingga nampak sangat eksotis. Keeksotisan itulah yang kini akan terus diangkat agar kian dikembangkan. dengan banyak pilihan obyekobyek yang menarik dan tentunya memberikan pengalaman baru,” jelasnya. Agus menuturkan, di masa depan pengembangan wisata Galunggung akan dijadikan wisata air yang dilengkapi dengan kolam renang dan plaza pandang ke arah curug. Mereka juga akan memberikan fasilitas tambahan yaitu wahana yang digunakan sebagai area bagi pengunjung untuk menikmati curug sekaligus bird watching. Nah, ini juga hal yang menarik. Lokasi wisata air terjun Cikahuripan ini memiliki kekayaan fauna yaitu burung-burung yang banyak sekali, baik jumlah maupun jenisnya. Cluster Manager Galunggung, Yaya Sutia, menambahkan, Curug

Cikahuripan merupakan salah satu inovasi pembukaan wahana baru setelah terlebih dahulu mereka melakukan eksplorasi atas Curug Cikahuripan. Awalnya, air terjun ini sering dikunjungi para peziarah dengan akses jalan kaki menyusuri sungai. Aktivitas itu memerlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan. “Kini dibuatkan akses untuk kendaraan roda empat sepanjang 500 meter dan jalan trap sepanjang 300 meter. Sehingga, untuk sampai di Curug Cikahuripan hanya perlu waktu 20 menit,” tuturnya. Yaya melanjutkan, aktivitas yang bisa dilakukan di Curug Cikahuripan antara lain photo hunting, prewedding, bermain air di sekitar tempat jatuhan air terjun, camping, susur sungai, dan lainnya. “Karena

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Kompersh KBM Ecotourism

Air Terjun Cikahuripan terletak tepat di sebelah kanan kawah Gunung Galunggung (jika kita menghadap ke tangga kawah). Udara di sekitar air terjun ini cukup dingin, selain karena airnya banyak, juga karena terletak tepat di gunung yang berhawa sejuk.

saat ini masih promo, maka untuk masuk ke area curug, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis,” ujarnya.

Pesona Alami Air Terjun Cikahuripan terletak tepat di sebelah kanan kawah Gunung Galunggung (jika kita menghadap ke tangga kawah). Udara di sekitar air terjun ini cukup dingin, selain karena airnya banyak, juga karena terletak tepat di gunung yang berhawa sejuk. Jarak dari Kawah Galunggung ke Curug Cikahuripan ini tidak jauh, tetapi untuk menuju ke sana tidak mungkin berjalan lurus. Maka, pengunjung harus memutar dulu dan kembali ke kampung Ciakar 3 yang terletak di kaki Gunung

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

Galunggung. Setelah itu, kita berjalan kaki menapaki bukit-bukit dan menikmati keindahan alam khas pegunungan nan eksotis. Untuk mencapai Kampung Ciakar 3, pengunjung tidak bisa menggunakan mobil atau kendaraan roda empat. Pengunjung harus menggunakan sepeda motor. Jadi jika pengunjung datang dengan mengendarai mobil, mereka harus memarkir mobilnya lebih jauh lagi, yaitu di Kampung Ciakar 1, sekitar 5 km dari Ciakar 3. Dari sana, mereka dapat menggunakan jasa ojek sepeda motor dari warga sekitar. Jadi rute untuk menuju Curug Cikahuripan adalah Tasikmalaya Sukaratu - Ciakar 3 - ke arah kawah Gunung Galunggung - Curug

Kahuripan. Memang, jalurnya masih cukup berat dan cukup menyulitkan bagi pengunjung yang tidak biasa melakukan aktivitas jalan kaki lintas alam. Selain jalurnya menanjak, banyak terdapat hewan kerbau liar, harus menelusuri jalur naik-turun sungai berbatu-batu dengan tinggi 5-7 meter, dan untuk mencapai lokasi yang bagus tepat di depan curug harus naik bukit berbatu kerikil. Tetapi, dijamin semua kesulitan itu terbayar lunas tatkala sudah tiba di hadapan Curug Cikahuripan. Keindahan terjun ini benar-benar menyajikan pesona indah nan alami. Keindahan alami yang rasanya sulit ditemukan di tempat lain, apalagi di tengah kehidupan yang telah tersentuh ingar-bingar kota besar. Siapa pun pengunjung akan sangat terpesona menatap keindahan luar biasa ciptaan Sang Maha Kuasa. Tidak percaya? Datang saja ke Tasikmalaya dan saksikan keindahan alam Cikahuripan yang menyapa. • DR/Divre/Ren

DUTA Rimba 77


Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

inovasi

78 DUTA Rimba

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Kerja Sama Penerapan Teknologi Tepat Guna

di Masa Pandemi Covid-19 Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan menggandeng Universitas PGRI Madiun (Unipma), untuk mengembangkan teknologi tepat guna yang dapat diakses oleh masyarakat. Terutama di masa berjangkitnya pandemi Covid-19 ini, masyarakat mengalami keterbatasan dalam beraktivitas. Keberadaan teknologi tepat guna dirasakan akan banyak membantu masyarakat dalam beraktivitas di tengah banyak pembatasan akibat pandemi. Maka, langkah kerja sama ini pun diharapkan hadir sebagai solusi itu.

R

abu, 4 Juni 2020, ruang kerja Administratur Perhutani KPH Saradan menjadi tempat pertemuan dengan delegasi dari Universitas PGRI Madiun (Unipma). Lima orang Dosen dari Unipma yang datang ke kantor Perhutani KPH Saradan saat itu dipimpin oleh Dosen Ketua Program Study Bahasa dan Sastra Unipma, Dwi Rochman. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rochman, di ruang kerjanya. Usai pertemuan, Noor Rochman pun memberikan penjelasan tentang kerja sama yang mereka jalin. Di dalam keterangannya, Noor Rochman menyampaikan,

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

kedatangan lima dosen Unipma tersebut bertujuan untuk melakukan kerja sama dalam hal teknologi tepat guna (TTG) yang mampu diakses oleh masyarakat di masa pandemi Covid-19. Lebih spesifik, TTG tersebut yaitu peralatan untuk pertanian. “Atas nama pimpinan manajemen Perhutani KPH Saradan, kami memberikan apresiasi dan sangat mendukung kegiatan penerapan TTG dari Unipma tersebut, terutama untuk halhal prioritas yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya. Program TTG yang akan dikerjasamakan dengan Unipma Madiun tersebut, menurut Noor Rochman, adalah berupa

pembuatan peralatan pertanian yang bisa dipakai untuk mendukung kegiatan Agroforestry di lahan Perhutani. Misalnya, pembuatan alat perajang umbi porang (membuat chip porang), alat pengering chip porang (oven), alat untuk menanam jagung, dan lain sebagainya. Semua peralatan tersebut menggunakan teknologi tepat guna, yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat. Di tempat yang sama, Dwi Rochman mengatakan, sinergi dengan Perhutani KPH Saradan merupakan hal positif. Apalagi, pengembangan teknologi tepat guna akan sangat besar manfaatnya bagi masyarakat. Terutama untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dan sehari-hari menjadi mitra

DUTA Rimba 79


Perhutani. Terlebih di masa pandemi ini. ”Di masa pandemi Covid-19 ini, Unipma Madiun akan bekerjasama dan bersinergi dengan Perhutani KPH Saradan untuk membuat kegiatan atau program teknologi tepat guna (TTG) yang pas dan mudah untuk diterapkan oleh para pihak, sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar hutan, khususnya LMDH yang menjadi mitra Perhutani. Hal itu untuk mendukung peningkatan produktivitas bidang agroforestry di Saradan,” ujar Dwi Rochman.

Bukan Sinergi Pertama Sebenarnya, ini bukan kali pertama Perhutani KPH Sarana bersinergi dengan Unipma. Terutama dalam hal mengembangkan inovasi. Sebelumnya, Universitas PGRI Madiun bersama Perhutani KPH Saradan juga telah melakukan pembahasan tentang kerja sama di bidang pengembangan obyek wisata religi. Obyek wisata religi yang dibahas untuk dikerjasamakan

80 DUTA Rimba

Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

inovasi

pengelolaannya itu adalah situs Ki Ageng Mangir yang berlokasi di Petak 19g Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pepe, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Petung, KPH Saradan. Lokasinya berhimpitan dengan wilayah Desa Sidorejo, Dusun Mangir, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Univesitas PGRI Madiun juga pernah menjalin sinergi dengan Perhutani, khususnya Pusdikbang SDM Perhutani di Madiun. Tepatnya, bulan Oktober tahun 2019 lalu Unipma bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten

Madiun, PPPPTK BOE, dan LP2KS mengadakan kegiatan pelatihan penguatan kepala sekolah seluruh Kabupaten Madiun. Kegiatan tersebut saat itu terbagi menjadi 3 angkatan. Angkatan pertama dilaksanakan tanggal 30 September – 7 Oktober 2019. Angkatan kedua dilaksanakan tanggal 10 – 17 Oktober 2019. Dan Angkatan ketiga dilaksanakan tanggal 21 – 28 Oktober 2019. Total Peserta pada kegiatan itu adalah 443 orang. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah Kapupaten Madiun itu dilaksanakan

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

Ruang lingkup perjanjian kerja sama ini mencakup pembuatan peralatan pertanian yang bisa dipakai untuk mendukung kegiatan Agroforestry di lahan Perhutani. Misalnya, pembuatan alat perajang umbi porang (membuat chip porang), alat pengering chip porang (oven), alat untuk menanam jagung, dan lain sebagainya. selama delapan hari untuk masingmasing angkatan. Tujuan dari kegiatan pembekalan kepada seluruh kepala sekolah di Madiun itu adalah untuk menguatkan SDM Kepala Sekolah di Kabupaten Madiun. Pada hari pertama di setiap angkatan, dilaksanakan pembukaan yang bertempat di Graha Cendekia Universitas PGRI Madiun. Hari kedua sampai hari keenam bertempat di Ruang Ebony, Pusdikbang SDM Perhutani Madiun. Kegiatannya berupa penyampaian materi. Dan pada Hari ketujuh dilaksanakan Post-test untuk

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

mengukur penilaian bagi seluruh peserta mengenai materi yang sudah diberi selama kurang lebih 6 hari. Pada Hari terakhir ditutup dengan penyerahan piagam yang dilakukan secara simbolis kepada perwakilan peserta.

Sangat Bermanfaat Pemanfaatan teknologi tepat guna yang kini dikerjasamakan antara Perhutani KPH Saradan dengan Unipma dirasakan sangat bermanfaat. Selain dapat membantu pelaksanaan kegiatan agroforestri di kawasan hutan Perhutani KPH Saradan, juga dapat menjadi

sarana penerapan keterampilan mengembangkan teknologi tepat guna di kalangan perguruan tinggi. Apalagi, ruang lingkup perjanjian kerja sama ini mencakup pembuatan peralatan pertanian yang bisa dipakai untuk mendukung kegiatan Agroforestry di lahan Perhutani. Misalnya, pembuatan alat perajang umbi porang (membuat chip porang), alat pengering chip porang (oven), alat untuk menanam jagung, dan lain sebagainya. Semua peralatan tersebut menggunakan teknologi tepat guna, yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat. Hal itu sejalan dengan tridarma perguruan tinggi. Yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain Pendidikan dan Pengajaran, serta Penelitian dan Pengembangan, darma ketiga perguruan tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat juga penting untuk dilakukan. Maka, jalinan kerja sama antara Perhutani KPH Saradan dengan Unipma dalam hal penerapan teknologi tepat guna itu merupakan sebuah terobosan atau inovasi yang layak diapresiasi. • DR/Srd/Swn

DUTA Rimba 81


pojokkph

Di Telawa,

Antisipasi Keamanan Hutan dan Karhutla Terus Dilakukan Kita tidak pernah menginginkan terjadinya musibah, termasuk ancaman keamanan dan kejadian kebakaran. Namun, kita juga harus selalu siap seandainya kejadian yang tidak kita inginkan itu benar-benar terjadi. Maka, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Di dalam rangka menjaga dan meningkatkan kewaspadaan itulah, Perhutani KPH Telawa dan pemangku kepentingan di sektor keamanan di wilayah hutan mereka, bahu membahu dalam antisipasi keamanan hutan dan karhutla di wilayah hutan yang masuk lingkup Polsek Juwangi.

K

esiapsiagaan terlihat melingkupi aktivitas sejumlah personel Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, pada Selasa, 30 Juni 2020. Di hari itu, Perhutani KPH Telawa menggelar Patroli Hutan bersama-sama dengan Kepolisian Sektor (Polsek) Juwangi, Komando Rayon Militer (Koramil) 19 Juwangi, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rekso Wono. Patroli Hutan tersebut digelar guna meningkatkan antisipasi keamanan hutan dan karhutla di wilayah hutan yang masuk lingkup tugas Polsek Juwangi. Administratur Perhutani KPH Telawa, Arif Fitri Saputra, melalui Wakil Administratur Budi Sutomo,

82 DUTA Rimba

menyampaikan, kegiatan yang mereka lakukan itu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan bersama-sama, dengan maksud untuk mengantisipasi secara dini gangguan keamanan hutan serta kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan, segenap stakeholder bersama-sama menjaga kelestarian hutan. Kegiatan patroli itu sendiri dimulai dari Kantor Pabin Jagawana KPH Telawa dengan menyusuri jalan menuju Petak 38 b, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bulu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungcumpleng, KPH Telawa. Patroli Hutan berlanjut dengan rute Kantor Pabin – Hutan Timur Desa Kalimati – Kantor BKPH Krobokan, lalu dilanjutkan memasuki

hutan wilayah RPH Ngaren sampai menuju Pos Pantauan Keamanan dan Kebakaran Hutan dan Lahan. Di sela-sela perjalanan, petugas bertemu dengan pesanggem (masyarakat petani penggarap lahan hutan). Kepada para pesanggem, Kapolsek Juwangi, IPTU Sarwoko, menyampaikan arahan tentang betapa pentingnya menjaga keamanan hutan serta mencegah kebakaran hutan dan lahan, agar hutan lestari untuk keberlangsungan ekosistem. Juga diarahkan agar di masa pandemi Covid-19 ini, untuk menjaga kesehatan, menjaga jarak, serta tidak lupa mengenakan masker. Kegiatan ini bukan saja menjadi agenda rutin yang dilakukan untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang dapat muncul sewaktu-waktu. Tetapi juga diharapkan akan dapat menumbuhkan terjalinnya kerja sama yang lebih baik di antara Perhutani, Polsek Juwangi, Koramil 19 Juwangi, serta LMDH, untuk menjaga dan melestarikan hutan di wilayah kerja Perhutani KPH Telawa.

KPH di Jawa Tengah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa adalah salah satu unit manajemen Perhutani yang berada di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah. Luas wilayahnya 18.667,30 Hektare, meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Boyolali, Grobogan, serta Sragen. Berdasarkan Revisi

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Foto: Bambang Winarto Kompersh KPH Telawa

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020

DUTA Rimba 83


Foto: Bambang Winarto Kompersh KPH Telawa

pojokkph

RPKH jangka 2009 sampai dengan 2018, untuk periode 2014 sampai dengan 2018, kawasan hutan KPH Telawa adalah Kawasan Hutan Produksi seluas 18.667,3 Hektare, yang terdiri dari Kawasan untuk perlindungan seluas 2.297,4 Hektare (12,3 %), kawasan untuk produksi seluas 15.933,0 Hektare (85,4 %), dan kawasan untuk penggunaan lain seluas 436,9 Hektare (2,3 %). Berdasarkan BABT (Berita Acara Tata Batas) tahun 1926 – 1927 dan BABT tahun 1937, kawasan hutan Perhutani KPH Telawa merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari 8,49 % lahan datar, landai (65,17%), bergelombang (22,59%) dan agak curam (3,75%). KPH Telawa berada di ketinggian 17 sampai dengan 379,3 mdpl. Berdasarkan Geologi, kondisinya terdiri dari batu kapur, batu lain-lain, dan vulkanik. Iklim di kawasan KPH

84 DUTA Rimba

Telawa termasuk tipe C dengan curah hujan 95,76 mm per tahun.

Karakteristik Wilayah Jenis tanah yang terdapat di kawasan hutan KPH Telawa yaitu jenis tanah Regosol kelabu, Grumosol, Grumusol kelabu tua, Litosol, Litosol Mediteran dan Rensina. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di kawasan hutan KPH Telawa adalah jenis Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu tua. Susunan jenis tanah pada masing–masing Bagian Hutan (BH) di KPH Telawa dapat terbagi dalam empat Bagian Hutan (BH). Pertama, BH Telawa tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua dan Grumusol. Kedua, BH Karangsono tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua serta kompleks Litosol Mediteran dan Rensina. Ketiga, BH Karanggede

tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua serta asosiasi Litosol dan Grumusol kelabu tua. Keempat, BH Gemolong ditempati macam tanah asosiasi Litosol dan Grumusol kelabu tua. Pengelolaan kawasan hutan di KPH Telawa diorganisasikan dalam 7 BKPH dan 28 RPH. Masingmasing RPH mempunyai pelaksana lapangan untuk kegiatan tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh/ sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan (BKPH). Ketujuh BKPH yang ada di KPH Telawa tersebut adalah Karangrayung, Ketawar, Krobokan, Karangwinong, Kedung cumpleng, Guwo dan Gemolong. Luas BKPH Karangrayung adalah 2.562,9 Hektare, meliputi wilayah kerja RPH Termas, RPH Sumber, RPH Soroweyo dan RPH Lengkong.BKPH Ketawar memiliki luas 1.923,0 Hektare, meliputi RPH Larangan, RPH Mangin, RPH Cekel dan RPH Kedunggedang. BKPH Karangwinong seluas 2.718,6 Hektare, membawahi RPH Brangkal, RPH, Rejosari, RPH Karangwinong, dan RPH Karengan.

Sementara BKPH Kedungcumpleng punya luas 3.004,7 Hektare, meliputi RPH KedungJati, RPH Bulu, RPH Bodeh dan RPH Ngaren. Lalu BKPH Krobokan memiliki luas 2.917,8 Hektare, membawahi RPH Bercak, RPH Wuluhgede, RPH Kedungdawung dan RPH Ledok. Dan BKPH Guwo mempunyai luas 2.514,4 Hektare, meliputi RPH Guwo, RPH Bogor, RPH Sokokerep, RPH Ngombo. Serta BKPH Gemolong 2.625,3 Hektare meliputi RPH Grenjengan, RPH Juranggandul, RPH Kadirejo, dan RPH Kedungtombro. Selain itu, wilayah KPH Telawa juga meliputi alur seluas 400,60 Hektare. • Tim Kompersh Pusat

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020



DUTARIMBA MENGUCAPKAN

Selamat Hari Raya

Idul Fitri 1441 Hijriah

www.perhutani.co.id

@PerumPerhutani

Perum Perhutani


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.