9 minute read

Di Raden Sekar Park Madiun, Seratus Ekor Burung Pulang ke Habitatnya

bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup kembali ditunjukkan insaninsan Perhutani. kali ini hal tersebut terlihat di madiun, tatkala Perhutani kesatuan Pemangkuan hutan (kPh) madiun bersama stakeholders melepasliarkan burung-burung kembali ke habitatnya di alam liar. keberlangsungan kegiatan itu disertai harapan agar burung-burung tersebut selanjutnya dapat berkembangbiak secara alami di habitatnya, sehingga kelestarian dan keseimbangan alam dan lingkungan hidup pun dapat terjaga.

Lokasi wisata Raden Sekar Park, Madiun, Jawa Timur, menjadi tempat pelepasliaran burungburung ke alam. Pada Sabtu, 7 November 2020, Perhutani

Advertisement

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama sejumlah stakeholders, yaitu Bank BPR

Artanawa Dolopo Madiun dan

Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) Risqi Abadi Desa

Krandinan Kecamatan Dolopo

Kabupaten Madiun, melepasliarkan 100 ekor burung perkutut. Lokasi pelepasliaran 100 ekor perkutut itu di Wisata Raden Sekar Park, terdapat di Petak 104 c, Resort

Pemangkuan Hutan (RPH)

Tambak Merang, Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH)

Dagangan, KPH Madiun.

Di sela-sela mengikuti kegiatan tersebut, Kepala BPR Artanawa,

Purnomo, mengatakan, tujuan kegiatan pelepasliaran burungburung tersebut adalah sebagai perwujudan kepedulian sosial terhadap alam. Intinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem, dengan harapan agar burung-

Foto: Yudi Triyanto Kompersh KPH Madiun

burung tersebut nanti dapat berkembang biak di alam liar sesuai habitatnya. Sehingga lingkungan hidup pun ikut lestari.

“Kegiatan semacam ini juga sebagai wujud kebersamaan di antara sesama pemangku kepentingan dalam melestarikan lingkungan dan ekosistemnya,” tambah Purnomo.

Menanggapi kegiatan tersebut, Administratur Perhutani KPH Madiun, Wakhid Nurdin, menyampaikan, pelepasliaran burung-burung itu adalah salah satu upaya menjaga kelangsungan ekosistem. “Dalam upaya menjaga ekosistem hayati, perlu kita melepasliarkan satwa sehingga dapat berkembangbiak secara

alami di habitatnya, demi terjaganya kelestarian dan keseimbangan lingkungan,” tutur Wakhid.

Sementara itu, Sumedi, yang sehari-hari adalah Penyuluh Kehutanan CDK Madiun, sebagai pendamping kegiatan LMDH wilayah Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, menyampaikan terima kasih kepada Bank BPR Artanawa Dolopo dan Perhutani KPH Madiun, yang telah bersamasama memfasilitasi kegiatan tersebut. Menurut Sumedi, pemilihan lokasi kegiatan tersebut juga mereka sudah rencanakan. Mereka sengaja memilih kawasan hutan lokasi wisata Raden Sekar Park sebagai tempat untuk pelepasliaran burung perkutut, karena kondisi alamnya sesuai dengan habitat asli burungburung itu. "Karena selain kondisi geografis yang masih alami, di hutan ini juga ditemukan habitat serupa. Selain itu, juga untuk ajang promosi wisata Raden Sekar Park agar ke depan semakin ramai dikunjungi wisatawan,” tambahnya.

Burung Perkutut

Perkutut merupakan salah satu burung yang menarik perhatian orang lantaran suara kicaunya yang merdu. Salah satu jenis perkutut itu adalah Perkutut Jawa. Suara Perkutut Jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis Perkutut Thailand atau yang acap kali disebut dengan nama Perkutut Bangkok.

Perkutut Jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung tersebut merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja. Tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.

Perkutut Jawa yang sering disebut sebagai perkutut lokal diketahui memiliki ciri-ciri khusus. Burung tersebut memiliki tubuh berukuran kecil (panjang 21 cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang.

Kepala burung Perkutut Jawa umumnya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, serta punggung berwarna coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor perkutut berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh berwarna abu-abu biru, kaki merah jambu tua.

Burung perkutut umumnya hidup berpasangan atau kelompok kecil. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Perkutut Jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Biasanya Perkutut Jawa berbiak pada bulan Januari hingga September. Telurnya berwarna putih, jumlah 2 butir.

Perkutut Jawa umumnya menyebar di wilayah Filipina, Semenanjung Malaysia, Thailand, Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok. Maka, pemilihan wisata Raden Sekar Park, Madiun, sebagai lokasi pelepasliaran seratus ekor perkutut itu dipandang tepat.

Foto: Yudi Triyanto Kompersh KPH Madiun

Raden Sekar Park

Wisata Raden Sekar Park merupakan lokasi yang menjadi ikon baru wisata di Dolopo, Madiun, Jawa Timur, yang berada di lahan Perhutani. Taman di Desa Kradinan ini dikonsep flower garden dengan banyak spot foto cantik. Taman wisata ini dilengkapi juga dengan miniatur Kincir Angin khas Belanda, sehingga pengunjung betah bersantai di sana hingga berlamalama.

Bagi pengunjung yang lelah setelah bermain di taman, sudah disiapkan tempat untuk beristirahat. Terdapat 12 gazebo yang tersebar di beberapa titik, serta warung untuk sekadar membeli makan dan minum. Bagi anak-anak, juga ada tempat untuk bermain dan rumah kelinci.

Saat ini, pengunjung yang ingin menikmati indahnya wanawisata Raden Sekar Park, diminta untuk selalu memerhatikan protokol kesehatan. Setiap pengunjung harus memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk taman wisata. Raden Sekar Park buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. • DR/Mdn/Yud

Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

Menikmati Udara Sejuk dan Aroma Hutan Pinus Alam di Watu barut, kebumen

kabupaten kebumen punya destinasi wisata baru lagi. namanya watu barut. Pembukaan lokasi wisata baru itu dilakukan medio desember 2020. Obyek wisata hutan yang terdapat di kecamatan sempor, kabupaten kebumen, Provinsi Jawa tengah, itu kini menjadi salah satu lokasi wana wisata pilihan di kebumen. apa saja keunggulan dan nilai lebih dari wana wisata watu barut itu?

Kebumen adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Kebumen dikenal sebagai sebuah kabupaten yang memiliki segudang bahkan semilyar panorama dan pesona alam yang sangat menakjubkan bagi siapa saja yang melihat langsung keindahan wisata alamnya. Keindahan wisata alam di Kebumen ini belum seluruhnya terekspos ke publik, karena masih ada beberapa lokasi wisata alam yang tersembunyi. Sehingga, banyak dari wisatawan, bahkan warga

Kebumen sendiri, yang masih belum mengetahui obyek wisata yang ada di Kebumen tersebut. Salah satu lokasi wisata di

Kebumen yang belum banyak diketahui orang itu adalah Watu Barut. Kini, obyek wisata Watu Barut itu mulai diperkenalkan sebagai lokasi wisata rintisan di Kabupaten Kebumen. Pembukaan obyek wisata baru itu pun menandai langkah untuk mengangkat wana wisata tersebut.

Secara resmi, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan melakukan pembukaan obyek wisata hutan Watu Barut, pada Kamis, 17 Desember 2020. Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, hadir saat pembukaan, didampingi Kepala Seksi Kelola Sumber Daya Hutan dan Perhutanan Sosial, Ayurani Prasetyo, serta Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Rita Rubiantari. Mereka memantau langsung di lokasi, bersama Kelompok Sadar Wisata Desa Semali.

Wana wisata Watu Barut itu terdapat di Petak 102, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedung Bulus, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Utara, KPH Kedu Selatan. Secara administratif, posisinya termasuk wilayah Desa Semali, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Di kesempatan itu, Yudha Suswardhanto menyampaikan, wana wisata Watu Barut memiliki keunikan karena menyajikan suasana alam yang sejuk dengan suara gemericik air terjun, serta medan yang berbukit-bukit. Apalagi, letak Watu Barut ada di pinggir jalan beraspal. Keunggulan dan keunikan wana wisata itu membuat Watu Barut layak menjadi satu destinasi wisata yang potensial.

Yudha pun berpesan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan

Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

(LMDH) Ngudi Makmur dan Karang Taruna Desa Semali, untuk membuka kerja sama simbiosis mutualisme dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, sehingga mereka ikut juga mengelola wisata hutan. “Tentu saja dengan tetap mengikuti aturan, di antaranya tidak mengubah bentang alam, tetap menjaga kelestarian hutan, melengkapi persyaratan administrasinya, dan lainnya. Semoga dengan dibukanya wisata ini, kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujarnya.

Kesejukan Hutan Pinus

Sementara itu, Anggota Kelompok Sadar Wisata Desa Semali, Eko, mengatakan, pihaknya mengapresiasi pembukaan destinasi wisata Watu Barut. Pihaknya juga senang karena dilibatkan dalam pengelolaan wisata Watu Barut itu. Sebab, pihaknya juga merasa terpanggil untuk menggali potensi wisata yang ada di daerah mereka. ”Kami sebagai anak muda Desa Semali merasa terpanggil untuk menggali potensi yang ada di wilayah desa kami. Di antaranya adalah wisata rintisan Watu Barut ini. Dan puji syukur, di desa kami yang sebagian wilayahnya masuk kawasan hutan Perhutani, juga terdapat lokasi alam yang punya nilai estetika, sehingga dapat kami kembangkan. Kami juga mengharap bimbingan dan arahan dari Perhutani, Pemerintah setempat, Dinas Pariwisata, serta dinas terkait, agar pengembangan wisata Watu Barut tetap dalam kaidah-kaidah yang berlaku," urainya.

Di Wisata Watu Barut, pengunjung bisa menikmati sejuknya alam hutan pinus sembari menikmati indahnya matahari terbit, serta melihat tingkah kera dan rusa kecil. Watu Barut juga merupakan lokasi wisata yang nyaman untuk aktivitas bersepeda gunung, berkemah, dan lain-lain. Eko pun berharap, banyak pengunjung menikmati lokasi wisata tersebut.

"Mudah-mudahan Watu Barut bisa menjadi wisata alam yang banyak diminati pengunjung,” ucapnya.

Hutan pinus selalu menarik perhatian wisatawan, khususnya para penyuka Susana alam yang berudara sejuk dan segar. Hutan pinus selalu menyajikan udara yang segar, lantaran umumnya berada di dataran yang sejuk dan jauh dari keramaian kota. Oleh karena itu, banyak orang yang menjadikan wana wisata hutan pinus sebagai salah satu alternatif lokasi liburan dengan suasana yang tenang. Apalagi untuk mereka yang jenuh dengan aktivitas sehari-hari yang rutin. Sejuk hutan pinus dapat menjadi pilihan untuk refreshing.

Tak hanya tenang, hutan pinus juga menjadi tempat wisata favorit karena kerap menyajikan spot yang instagrammable. Sehingga, wisatawan khususnya kaum milenial bisa mendapatkan banyak stok foto saat pulang dari hutan pinus. Stokstok foto itulah yang bisa mereka

share di laman web atau akun Instagram mereka.

Kecamatan Sempor

Wana wisata Watu Barut berada di Desa Semali, Kecamatan Sempor. Sempor adalah sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Sempor terletak di sebelah barat laut Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Sempor dari Kota Kebumen adalah 29 kilometer. Luas wilayahnya 138,4 km . Kecamatan Sempor terdiri dari 16 desa, 74 RW, dan 368 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Sempor berada di Desa Bejiruyung.

Kecamatan Sempor memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Sempor adalah 140 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncak tertingginya adalah Gunung Wadasputih yang memiliki ketinggian 654 meter di atas permukaan laut.

Kecamatan Sempor berada di perbatasan Desa Sampang dengan Kecamatan Rowokele. Kecamatan ini juga dialiri sejumlah sungai. Sungai-sungai di wilayah ini yakni Sungai Jatinegara, Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Sampang, Sungai Seliling, Sungai Kedungjati, Sungai Kaliputih, Sungai Kalimandi, Sungai Karangtiris, Sungai Petus, Sungai Kedungtangkil, dan Sungai Pesuruhan.

Kecamatan Sempor cukup mudah untuk dijangkau, karena terdapat banyak alat transportasi yang melewatinya. Transportasi di Kecamatan Sempor berupa angkutan pedesaan yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Sempor dengan pusat Kecamatan. Sarana dan Prasarana penunjang semisal jalan hotmix dan jembatan sudah baik di ruas vitas wilayah ini. Terdapat juga ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Banjarnegara melalui Kecamatan Gombong lalu melintasi sejumlah Desa di Kecamatan Sempor semisal Desa Jatinegoro, Desa Sempor, Desa Tunjungseto, dan Desa Sampang.

Desa Semali adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa Semali ini juga ditempati Puskesmas Sempor 2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Sempor berprofesi sebagai petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta, dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar semisal Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Kota Purwokerto, dan sejumlah kota besar di luar pulau semisal Sumatera, Bali, dan Kalimantan.

Mayoritas penduduk Kecamatan Sempor memeluk agama Islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagian besar adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama.

Keunggulan wisata yang terdapat di Watu Barut menjadikan lokasi wisata rintisan ini potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya, perlu langkah-langkah strategis untuk meningkatkan popularitas wana wisata Watu Barut. Promosi dan publikasi perlu digalakkan agar wana wisata Watu Barut kian dikenal publik dan selanjutnya menjadi pilihan lokasi wisata di Kebumen. Cag! • DR/Kds/Rwi

Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

This article is from: