2 minute read
Sekda: Menata Kearsipan Dengan Hati
BOGORPemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus), menggelar Sosialisasi pengawasan kearsipan internal tahun 2023 dan Permendagri Nomor 83 tahun 2022 tentang kode klasifikasi arsip di lingkungan Kemendagri dan Kota Bogor di Hotel Onih, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, beberapa waktu lalu. Sosialisasi dipandu langsung Kepala Diarpus Kota Bogor, Rudiyana, dan dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, serta menghadirkan narasumber dari Kemendagri dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Dalam pembukaan sosialisasi, Syarifah menyampaikan, bahwa di beberapa daerah arsip berada di urutan kedua yang kemudian diletakan di bagian pojok. Namun untuk di Kota Bogor, kata Syarifah, arsip menjadi bagian penting yang kemudian harus ditata. Kearsipan dan perpustakaan di Kota Bogor, dibangun begitu besar dan sangat memadai untuk skala kota, dengan target berada pada skala global.
“Alhamdulilah, sekarang kita membangun perpustakaan tingkat kota yang berfungsi juga untuk warga masyarakat. Tidak hanya untuk menyimpan data pemerintah, tapi diharapkan ini jadi pusat literasi, di man a masyarakat akan lebih leluasa menggunakan fasilitas perpustakaan dan arsip untuk mencari informasi,” katanya.
Selain fasilitas, sumber daya kearsipan pun diisi oleh orangorang yang memiliki potensi di bidang kearsipan dan perpustakaan, untuk bisa menjadikan kearsipan dan perpustakaan bertaraf global.
Ia pun berpesan, agar menata kearsipan dan perpustakaan dengan hati.
“Arsip itu tidak banyak orang yang mencintai, jadi kita harus mulai bekerja dengan hati. Pada saat bapak ibu ditunjuk menangani arsip. Jadi arsip dinamis pak Ara, statis Bu
Ica. Jadi dua ini yang menangani arsip,” katanya. Selain Diarpus, lanjut Sekda, para sekretaris di dinas, OPD yang membawahi arsip harus mulai menata kembali kearsipan yang ada. Karena saat ini diera digitalisasi, Arsip bertransformasi juga melalui penyimpanan digital.
“Arsip digital itu menjadi salah satu indikator pencapaian birokrasi reformasi. Jadi, kalau sekarang arsip berbicara juga tentang SDMnya. Di Kota Bogor memang belum bisa mencakup semua OPD,” katanya.
Meski demikian, kata Sekda, Pemkot Bogor terus berupaya memenuhi kebutuhan SDM dan sarana prasarana.
Untuk Kota Bogor, dengan delapan area perubahan area reformasi birokrasi, saat ini sudah memiliki nilai BB dari yang sebelumnya B yang terus ditingkatkan untuk mencapai nilai A. “Jadi nanti kita bisa menampilkan dari delapan area perubahan ini adalah perubahan menuju arsip digital semua,” katanya.
Kepala Diarpus Kota Bogor, Rudiyana mengatakan, maksud tujuannya acara ini, untuk menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah dan standar kearsipan dengan penyelenggara kearsipan.
“Ini pesertanya adalah para sekretaris OPD, dinas, badan dan kepala BUMD, bagian umum dan kepegawaian, juga sekretaris camat,” katanya. Saat ini, lanjut Rudiyana, Perwali tentang kode klasifikasi arsip Kota Bogor sedang di konsultasikan ke biro hukum Provinsi Jawa Barat. Untuk meningkatkan kearsipan, Kota Bogor juga sudah melakukan penilaian dengan hasil yang baik, jika dibandingkan dengan keberadaan SDM anggaran dan Sarpras. Idealnya lanjut Rudiyana, setiap OPD memiliki arsiparis. “Tapi memang sebagian besar baru ada pengolahan datanya saja,” tutupnya. (*/ded) sawah. Semoga ke depan bisa digarap lebih serius. Dapat diatur UMKM yang berjualan di sini, supaya bisa lebih semi permanen, karena ini unik. Sehingga bisa buka selain di momen ramadan,” tuturnya. Sementara itu, Camat Bogor Timur, Feby Darmawan menyebut, lokasi tersebut diisi 27 kios pedagang lokal, yang menyediakan berbagai penganan takjil. Ke depan, kata dia, lokasi tersebut rencananya akan dibuka setiap tahun, dan di momen tertentu lain, seperti 17 Agustus. (fat/c)