5 minute read

Sudah Seminggu Stok Kosong

Next Article
Perbaiki Stamina

Perbaiki Stamina

„ Mendag Hentikan Distribusi Minyakita di Supermarket dan Toko Grosir

JAKARTA, TRIBUN - Kelangkaan minyak goreng kemasan MinyaKita dirasakan para pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Bahkan, pedagang mengaku sudah seminggu ini tak punya stok minyak dari Kementerian Perdagangan itu.

Advertisement

Seorang pedagang, Cici (40) mengatakan, sudah satu minggu kehabisan stok minyak tersebut untuk dijual kembali. Pasalnya dirinya juga membeli di toko grosir yang mana juga tidak banyak stoknya. Selain mengeluhkan sulit didapat, Cici juga mengeluhkan harganya yang sudah naik. “Sudah satu minggu tidak ada stok MinyaKita.

Kalaupun ada, paling banyak hanya 10, sekarang harganya dari grosir juga sudah naik.

Kita pedagang eceran enggak bisa jual Rp 14.000 lagi,” kata Cici, Jumat (10/2).

Hal ini diungkapkan Cici bagai pisau bermata dua, di mana mereka sebagai pedagang eceran yang membeli dari toko grosir dengan harga

Rp15.500 sehingga agar tidak rugi, mereka harus jual di kisaran harga Rp16.000 hingga Rp17.000. “Kita saja beli dari toko grosir Rp15.500, mana mungkin kita jual harga sesuai yang ditetapkan pemerintah Rp14.000, ya kita rugi dong,” kata Cici.

Hal senada diungkapkan

Dewi, pemilik toko grosir yang juga menjual minyak gorek kemasan MinyaKita. Dirinya mengatakan sudah satu minggu tokonya tidak ada stok barang yang masuk dari sales distributor MinyaKita. “Sudah satu minggu stok barang yang masuk kosong, sementara ini kita jual yang masih ada. Kata sales-nya stoknya belum ada, sementara harganya juga sudah naik. Kami jualnya ke pe- dagang eceran itu Rp 15.500,” kata Dewi.

Dewi mengaku, dirinya biasa memesan minyak goreng kemasan MinyaKita sebanyak 100 dus, di mana satu dusnya berisi 12 pouch. Dewi mengaku per dusnya dibeli dari sales distributor seharga Rp185.000.

Hal yang sama juga ditemui di toko ritel modern seperti Indomaret dan Ramayana di daerah Palmerah, keduanya kehabisan stok minyak goreng kemasan MinyaKita. “Sudah dua minggu stoknya habis, enggak masuk lagi. Katanya, sih, belum ada stok lagi dari penyuplainya,” kata Mira, pegawai toko Indomaret.

“Belum ada stok barang masuk sudah dua minggu,” kata Agung pegawai Ramayana Palmerah.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, pembelian minyak goreng curah merek Minyakita saat ini difokuskan ke pasar-pasar tradisional. Kemudian, masyarakat tak perlu menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk mendapatkan minyak tersebut. Hanya pembelian Minyakita dibatasi 2 liter per orang.

“Sekarang kita tambahin dua liter. Nanti pembeli hanya beli dua liter atau dua botol. Enggak perlu (pakai KTP),” ucapnya seusai pelepasan ekspor makanan olahan, di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/2).

Lebih lanjut kata Zulhas, para produsen minyak kini didorong untuk memproduksi minyak goreng curah sebanyak 450.000 ton per bulan. Selama ini, produsen hanya menghasilkan minyak goreng curah sebanyak 300.000 ton per bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi kelang-

PERSEDIAAN NIHIL z Kelangkaan minyak goreng kemasan MinyaKita masih dirasakan para pedagang di pasar tradisional. z Pedagang mengaku sudah seminggu ini tak punya tok minyak curah dari Kementerian Perdagangan itu. z Jikapun ada, harganya sudah naik melebihi harga eceran tertinggi. kaan penjualan Minyakita serta tingginya harga minyak goreng curah tersebut di pasaran.

“Kita tambah pasokan untuk mengatasi bulan puasa dan lebaran,” katanya. Pasar tradisional

Harga penjualan Minyakita ini oleh pemerintah dibanderol sebesar Rp14.000 per liter. Sementara karena kondisi kelangkaan Minyakita, harga di sejumlah daerah bisa menembus hingga Rp 20.000.

Maka dari itu, Ketua Umum

PAN ini mengambil langkah menghentikan distribusi minyak goreng curah di supermarket dan toko-toko grosir. Hanya berfokus penjualan di pasar-pasar tradisional dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.

“Kita sekarang fokus ke pasar tradisional. Jadi kalau cari Minyakita, ya, ke pasar.

Kalau cari di supermarket susah, kita enggak kasih dulu (penjualan minyak goreng curah Minyakita), harus ke pasar,” ujar Zulhas.

Dirinya meminta bagi masyarakat mampu agar tetap membeli minyak goreng premium. Karena Minyakita hanya diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah. (ktn/kpc)

Setor 29 Juta Liter

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan bersama produsen minyak goreng dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan, yakni ID

Food dan Perum Bulog untuk membahas komitmen penyaluran Minyakita. Hal ini juga menjadi upaya percepatan pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) komoditas minyak goreng atau Cadangan Minyak Goreng Pemerintah (CMGP).

Dari pertemuan tersebut Arief mengatakan, dihasilkan komitmen penyaluran produsen minyak goreng ke BUMN Pangan sebanyak total 29 juta liter per bulan dimulai dari Februari-Maret ini.

“Jumlah tersebut terdiri dari 18 juta liter minyak goreng curah dan 11 juta liter minyak goreng kemasan,” ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (10/2).

Arief memaparkan, dari total 29 juta liter tersebut, ID Food akan mendapatkan penyaluran sebanyak 22 juta liter dan Bulog sebanyak 7 juta liter. Jumlah tersebut akan dipasok oleh 7 produsen minyak goreng, yang terdiri dari PT Bina Karya Prima sebanyak 33 ribu liter, PT SMART 11 juta liter, Apical Group 8 juta liter, KPN Group 600.000 liter, PT Mahesi Agri Karya 666.000 liter, PT LDC Indonesia 3 juta liter, dan PT Permata Hijau Group 6 juta liter. Sedangkan jumlah penyaluran dari PT Salim Ivomas dan PT Tanjung Sarana Lestari, kata Arief, akan disampaikan kemudian. Ia menuturkan komitmen penyaluran produsen minyak goreng ke BUMN Pangan untuk cadangan minyak goreng pemerintah tersebut sudah ditandatangani oleh seluruh perwakilan perusahaan produsen, Satgas Pangan Polri, ID Food, Bulog, dan Bapanas. Ia berharap dalam pelaksanaannya para produsen dapat menjalankan sesuai komitmen yang diawasi oleh Satgas Pangan Polri. Pasalnya, komitmen penyaluran untuk cadangan minyak goreng pemerintah ini juga merupakan tindak lanjut dari kebijakan penambahan alokasi Domestic Market Obligation (DMO) yang diputuskan dalam Rapat Koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi 6 Februari lalu. (kpc)

Pendampingan Industri untuk

Genjot Angka Ekspor DIY

YOGYA, TRIBUN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY terus berupaya untuk meningkatkan angka ekspor. Salah satunya dengan pendampingan ekspor untuk industri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti mengatakan pihaknya bersinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan ekspor, termasuk dengan pemasaran dan bussiness matching “Kami melakukan pendampingan terus menerus melalui ekspor coaching program, pemasaran produk, bussiness matching. Kami juga melakukan peningkatan pelayanan ekspor maupun konsultasi ekspor,” katanya, Jumat (10/2). Ia menyebut kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak diperlukan untuk mendorong ekspor. Pasalnya, inflasi di negara tujuan ekspor masih menjadi kendala ekspor. Untuk itu, pihaknya menggandeng BUMN, BUMD, perguruan tinggi, asosiasi, hingga swasta untuk meningkatkan ekspor melalui berbagai fasiliitasi program kegiatan. “Kalau industri memang khususnya ekspor ke Amerika dan Eropa ada penurunan permintaan, karena inflasi. Tetapi, untuk berapa penurunannya, kami masih mendata,” ujarnya. Saat ini, pihaknya tengah menjajaki pasar Timur Tengah dan ASEAN yang menurutnya masih belum tergarap optimal. Khususnya untuk produk pakaian jadi tekstil, mebel, kerajinan, dan pangan. “Selama ini sudah ekspor ke Timur Tengah dan ASEAN, tetapi masih belum maksimal, sehingga kami perlu menjajaki lagi untuk meningkatkan ekspor,” imbuhnya. (maw)

Tekan Inflasi Komoditas Beras, Disperindag Sleman Segera Gelar Pasar Murah

SLEMAN, TRIBUN - Tren harga beras yang terus meningkat turut menjadi sorotan Dinas Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman. Berdasarkan data

Info Pangan Kabupaten Sleman pada Jumat (10/2), harga beras IR 1 mencapai Rp12.812 per kilogram dan IR 2 mencapai Rp11.938 per kilogam, terpantau perlahan meningkat mulai Selasa (10/1).

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Astuti, menilai, bahwa kenaikan harga beras di Kabupaten Sleman termasuk tinggi. Pasalnya, penambahan atau kenaikan harga komoditas tersebut bisa mencapai Rp2.500 per kilogram.

“Itu termasuk tinggi. Karena, biasanya kenaikan itu hanya di kisaran Rp200-250 saja per kilogramnya. Maka, dengan memperhatikan tren kenaikan itu, mulai minggu depan kami akan mengadakan pasar murah,” urainya, Jumat (10/2). Pasar murah itu akan digelar di 17 Kapanewon di Sleman, pada 14-21 Februari 2023. Disperindag Sleman akan bekerja sama dengan Bulog Kanwil Yogyakarta sebagai penyedia komoditas beras dan sebagainya. Tiap harinya akan menyasar tiga kapanewon dan di tiap titik disediakan 7-8 ton beras.

“Untuk komoditas yang lain, menyesuaikan stok yang ada di Bulog. Untuk beras medium, nanti dijual Rp9.400 per kilogam,” imbuh Kurnia.

Nantinya, pihaknya juga akan menjual beras premium seharga Rp12.200 per kilogam. Sedangkan, komoditas lain yang akan dijual saat pasar murah itu berupa gula pasar seharga Rp13.000 per kilogram, Minyakita seharga Rp13.500 per liter, minyak goreng premium Rp17.000 per liter dan tepung terigu seharga Rp11.500 per kilogam. Di sisi lain, pihaknya turut menyinggung penyebab situasi kenaikan harga beras yang dianggap tinggi tersebut. Di antaranya karena belum masuk musim panen raya dan faktor cuaca.

“Sebenarnya, kalau beras itu kan kondisinya bukan masalah langka, tapi kenaikan harga. Karena, stok kami itu sangat cukup. Mungkin di kisaran 30 ton beras adalah cadangan kami. Tapi, kan, ketika harga di sini naik, di tempat lain juga naik,” sambung Kurnia. Hal itu terjadi, menimbang Sleman menjadi bagian dari lumbung padi di DI Yogyakarta. Pasokan beras dari Sleman, umumnya didapatkan dari sentra lumbung pangan di Moyudan, Minggir ,dan Seyegan. (nei)

This article is from: