
3 minute read
Who’s Bubbling
from Scuba Holic #18
merupakan penggerak POSSI Jogja dan pendiri Sentra Selam Jogja. Sempat vacuum beberapa saat tak mengurangi aktifitasnya. Kini ia kembali aktif menjadi seorang instruktur setelah anak keduanya berumur dua tahun.
Mengenai penyelamannya di Laut Selatan, berawal di tahun 2010 mewakili Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melakukan inventarisasi, identifikasi, dan survei kegiatan konservasi, saka bahari, dan pembuatan apartemen ikan. Meski pada awalnya takut untuk menyelam di Laut Selatan, namun setelah dilakoni tidak apa-apa. Hal penting baginya adalah jika turun di Laut Selatan harus benarbenar melihat cuaca dan bertanya pada nelayan. Menurutnya air Laut Selatan tidak seperti perairan lain, warna air tidak kebiruan namun kehijauan. Di dalamnya terdapat alur-alur gundukan pasir yang sangat tinggi bahkan di kedalaman 24 meter. Visibility tergantung kondisi, terkadang jernih terkadang keruh. Meski terumbu karangnya tidak terlalu banyak dan bagus, namun ikannya banyak dan beragam. Swing masih dirasakan hingga kedalaman 8-10 meteran akibat ombaknya yang begitu besar.
Advertisement
Di Wedi Ombo menurutnya ombak tidak terlalu besar, namun terdapat banyak celah yang bisa menyeret seseorang kedalamnya. Mbak Ika dan tim pun pernah terseret kala itu. StopThink-Act memang penting dalam kondisi darurat seperti itu. Satu yang ia pikirkan adalah jika dilawan tenaga akan habis. Kejadian dramatik dan aneh pun sempat dialaminya. Saat itu ia menyelam untuk dokumentasi pembuatan apartemen ikan di Pok Tunggal, “Sepersekian detik semuanya sempat gelap, dan sampai sekarang tidak tersimpulkan itu apa karena kondisinya sangat gelap.” Katanya, “Tapi yasudah lah.” Pengalaman tak terlupakan yang disimpannya sebagai kenangan atas perjalanan hidup dan prestasinya hingga kini.



Pukat Harimau
Mendengar namanya, sosok hewan buas, besar, dan kuat terbayang. Asosiasi penggunaan alatnya cukup sesuai dengan namanya. Harimau merupakan hewan berburu yang hebat. Dengan indera pendengaran dan penglihatan yang tajam membuatnya menjadi pemburu efisien. Namun tak sepenuhnya nama Harimau sesuai. Perbedaan paling mendasar dari keduanya ada pada jumlah dan pemilihan mangsanya. Kini jumlah Harimau kian menipis, sementara Pukat Harimau yang sudah dilarang justru kian bertambah secara ilegal. Selain itu sebagai predator utama dalam rantai makanan, Harimau tetap mempertahankan populasi di bawahnya sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Sementara Pukat Harimau justru menangkap apa pun yang dilewatinya dan merusak keseimbangan ekosistem.
Pukat Harimau atau trawlmeruu pakan alat tangkap ikan semacam kantong yang ditarik pada jarak panjang. Ada dua jenis, midwater trawl untuk menangkap ikan-ikan pelagis, dan bottom trawl yang dioperasikan di dasar perairan. Keduanya merusak terumbu karang, menimbulkan kekeruhan di dasar perairan, dan menangkap hewan bukan target. Sehingga alat ini mengundang protes pecinta lingkungan maupun nelayan tradisional.
Pukat Harimau digunakan pertama kali di Laut Tengah dan masuk ke negara-negara Eropa di abad 16. Di Indonesia, pukat harimau dikenalkan Belanda sebagai sarana penelitian bidang kelautan. Setelah Indonesia merdeka, Angkatan Laut menggunakannya sebagai alat riset. Lantas dimodifikasi sebagai alat peningkatkan hasil tangkapan perikanan Indonesia. Keluarlah bantuan kredit nelayan untuk memodernisasi alat tangkapnya tersebut. Program kredit ini awalnya berjalan dengan baik, hingga mencapai puncak kejayaannya ditahun 1970-an.
Karena memunculkan berbagai persoalan, dikeluarkanlah KEPPRES No. 39 tahun 1980 untuk menghentikan dan melarangnya sebagai alat tangkap ikan di wilayah perairan Indonesia. Sejalan dengan instruksi Presiden No. 11 tahun 1982 dan SK Mentri pertanian No. 503/ KPTS/ UM/7/1980 tentang langkah-langkah pelaksanaan penghapusan jaring (pukat) tahun pertama dan juga didukung dengan surat edaran Mahkamah Agung No. 3 tahun 1988 bagi seluruh hakim di Indonesia agar memberikan sanksi berat bagi siapa pun yang tertangkap menggunakannya atau menyimpannya.

Teks : Kamalia Rizqi Awalina
