4 minute read

VR & AR: Piranti Baru Para Arsitek untuk "Menggila"

Text by Sekar Wangi & Bryan Dharmanta

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap waktu dan setiap kesempatan yang ada, pasti terjadi perkembangan dan penemuan dalam banyak aspek kehidupan terutama teknologi dan pembangunan yang bertujuan untuk mempermudah dan mengakomodasi segala aktivitas manusia, dan membuat apa yang semula mustahil, menjadi mungkin. Perkembangan teknologi dan pembangunan terjadi karena banyak faktor antara lain tuntutan zaman, persaingan pangsa pasar, dan permintaan spesifik dan unik dari klien yang mengharuskan instansi tertentu untuk mengembangkan cara-cara baru untuk memuaskan dan memenuhi permintaan dari klien

Advertisement

Dalam dunia arsitektur, desain merupakan salah satu faktor penting yang diutamakan bagi klien. Desain selain menarik, juga harus memiliki nilai fungsionalnya tersendiri dan untuk menciptakan sesuatu yang baru ini diperlukan kreatifitas seorang desainer atau konseptor. Namun, dewasa ini, trentren baru muncul terus sehingga diperlukan sesuatu yang unik dan baru agar bisa standout daripada pesaing yang lainnya. Disaat kata-kata dan sketsa tidak lagi bisa menggambarkan isi otak seorang konseptor, maka dikembangkanlah teknolgi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality) untuk membantu para konseptor atau desainer untuk bebas berkespresi dan berkarya dalam mendesain sebuah produk.

PERKEMBANGAN VR DAN AR

Pada tahun 1994, Milgram dan Kishino menciptakan konsep realitas campuran, menggambarkan skala realitas, mulai dari lingkungan nyata hingga lingkungan virtual, termasuk Augmented Reality (AR) dan Augmented Virtuality (AV), khususnya penggunaannya dalam arsitektur. Keduanya menawarkan jenis representasi desain alternatif dan memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan ide dan desain arsitektur. Pengembangan VR dan AR tidak berjalan secepat yang diharapkan, terutama karena masalah teknis dan biaya perangkat yang mendukung jenis realitas tersebut. VR dapat dialami baik dengan HMD (Head Mounted Display) atau di dalam ruang imersif.

Komersialisasi HMD yang terjangkau untuk mendukung VR seperti Oculus Rift, HTC Vive, Samsung Gear VR atau Google CardBoard teknologi rendah, untuk beberapa nama, membuatnya lebih mudah diakses untuk institusi, universitas atau studio arsitek untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi VR. Ruang imersif seperti platform CAVE atau Panoscope masih mewakili investasi tinggi untuk lembaga atau perusahaan tetapi telah menunjukkan kelayakannya.

Di sisi lain, aplikasi AR tersedia di berbagai perangkat layar, termasuk yang mudah diakses, seperti ponsel cerdas dan tablet. Portabilitas perangkat-perangkat tersebut membuatnya cocok untuk dikembangkan di aplikasi lapangan untuk membantu desainer, pekerja, dan pembuat keputusan untuk menangani masalah desain dan konstruksi.

FUNGSIONAL VR DAN AR

Dua landasan VR adalah imersi dan interaksi. Keduanya jarang sepenuhnya tercapai tetapi tetap menjadi tujuan dan sasaran aplikasi VR. VR memberikan kemungkinan untuk mengalami sensasi dan gerakan dalam lingkungan buatan yang merupakan simulasi dari beberapa aspek dari dunia nyata. Mengenai bidang arsitektur, pemanfaatan aplikasi VR sangat luas, mulai dari desain itu sendiri, konstruksi dan komunikasi proyek serta pengambilan keputusan kolaboratif.

Di sisi lain, sistem AR menggabungkan nyata dan virtual, dan mendukung interaksi waktu nyata dan pendaftaran 3D. Aplikasi AR dalam domain arsitektur dapat dikembangkan melalui tipe besar sistem, menerapkan HMD AR, Tangible AR, SDAR (Smart Device AR) atau SAR yang semuanya mencakup penggabungan lingkungan nyata dan informasi virtual menggunakan teknik yang berbeda. Demokratisasi penggunaan smartphone dan tablet membuka jendela bagi AR di tempat untuk mendukung desain interior, perbaikan gedung atau manajemen konstruksi. SAR dan Tangible AR menawarkan jenis penggunaan lain selama proses desain. SAR memberikan kesempatan untuk bereksperimen di tapak atau lahan, desain skala 1: 1 dengan menampilkan data virtual pada ruang fisik, termasuk dinding, lantai, meja atau benda nyata lainnya.

KEUNTUNGAN VR DAN AR DALAM PROSES DESAIN

Manfaat paling penting dari menggunakan augmented reality adalah kesempatan untuk memberi klien rasa skala yang tidak mungkin pada monitor komputer atau kertas yang dicetak. Untuk semua desainer dan arsitek yang mencoba menunjukkan proyek dalam skala 3D, AR adalah teknologi yang sempurna dan paling tersedia untuk menjadikannya nyata. Hanya dengan menggunakan telepon, pengguna dapat secara fisik berjalan di sekitar benda (furnitur, misalnya) dan merasakan seberapa besar ruang tersebut.

Aplikasi AR modern dapat juga digunakan untuk perbaikan rumah dan keperluan renovasi. Dengan bantuan perangkat lunak AR, pengguna dapat sepenuhnya menata kembali ruang kerja, rumah, kantor, dan lainnya dengan biaya yang relatif rendah. Aplikasi ini memproyeksikan peta desain yang telah ditentukan pada objek nyata dan menunjukkan kepada pengguna bagaimana hasilnya. Setelah itu, pengguna dapat membuat perubahan pada prototipe langsung dari ponsel atautablet.

VR DAN AR DALAM DUNIA ARSITEKTUR

Teknologi Virtual-Reality saat ini telah banyak diterapkan dalam dunia arsitektur. Cluny merupakan salah satu kota di Perancis yang berhasil menerapkan teknologi ini. Kota peninggalan Romawi ini memanfaatkan teknologi VR dan AR dalam upaya melestarikan bangunan-bangunan bersejarahnya. Menggunakan layar yang dipasang di sekitar situs kota pengunjung dapat melihat fragmen-fragmen sejarah kota Cluny yang hilang. Proyeksi yang terbentuk merupakan konfrontasi langsung antara masa lalu dan masa kini. Melalui proyeksi ini bangunan dan areal kota dikembalikan ke dalam bentuk aslinya sebelum hancur.

Image by: Ray-on, an on-site photometric augmented reality device, Journal on researchgate

This article is from: