5 minute read

Golden Sectuon: Refurbishment

Text by Rosalin Citra Utami

Advertisement

ENERGI BAGI KOTA DAN KOTA DALAM ENERGI

Hadirnya sebuah kota merupakan hasil dari sinergi antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Berkembangnya sebuah kota juga dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan kota tersebut serta kondisi manusia yang bermukim di d a l a m n y a (gurugeografi.co.id). Dari segi tampilan fisik, sebuah kota memiliki berbagai a s p e k y a n g d a p a t m e n g e m b a n g k a n , m e n g a n g k a t , d a n menciptakan ciri khas yang khusus bagi kota itu sendiri. Salah satu aspek fisik tersebut adalah bangunanbangunan yang ada di dalam kota. Bangunan yang ada akan mendefinisikan bagaimana tampilan kota tersebut. Sebuah kota akan berkembang dengan baik ketika 'wajah' nya ditata dengan baik. Namun, proses perkembangan s e b u a h k o t a m e n j a d i k o m p l e k s k e t i k a a d a b a n y a k t u n t u t a n d a n tantangan yang dihadapi kota tersebut.

Salah satu tantangan besar yang diprediksi akan hadir di masa depan adalah krisis energi. Hal ini juga pernah ditekankan oleh M a n t a n M e n t e r i Perindustrian Indonesia, Saleh Husin pada tahun 2 0 1 6 . M e n u r u t n y a , I n d o n e s i a a k a n menghadapi tantangan t e r k a i t k r i s i s e n e r g i sepanjang tahun 2020- 2030. Saleh mengatakan bahwa Indonesia hanya bisa menyuplai 210 watt listrik per orangnya. Angka ini lebih rendah dari standar 500 watt per orang. Dengan kondisi seperti inilah, upaya efisiensi energi harus dilakukan.

Menurut Environmental and Energy Study Institute, efisiensi energi secara s e d e r h a n a b e r a r t i meggunakan energi yang lebih kecil untuk melakukan kegiatan yang sama. Dengan kata lain efisiensi energi juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang d i l a k u k a n u n t u k menghilangkan pemborosan energi. Upaya penghematan energi ini dapat dilakukan dalam berbagai metode, s a l a h s a t u n y a d a l a m perancangan bangunan.

Dikutip dari Overview of D e s i g n C o n c e p t s a n d Architectural Inventions, bangunan seperti yang u m u m d i r a n c a n g d a n d i g u n a k a n s a a t i n i berkontribusi terhadap masalah lingkungan yang serius karena konsumsi energi dan sumber daya lainnya yang berlebihan. Tidak hanya itu, bangunan terkoneksi erat dengan kerusakan lingkungan ketika p e r m i n t a a n t e r k a i t pemanasan, pendinginan, ventilasi dan penerangan s e m a k i n m e n i n g k a t . Permasalahan energi juga tidak lepas kaitannya dengan jejak karbon yang dihasilkan selama bangunan tersebut dibangun hingga kemudian beroperasi. Berkaca dari halhal tersebut, kecermatan d a l a m p e m b a n g u n a n menjadi sebuah pekerjaan rumah tersendiri bagi para arsitek dan praktisi di dunia arsitektur. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana kecermatan pembangunan itu dapat diterapkan?

REFURBISHMENT DALAM DUNIA ARSITEKTUR

Penerapan pembangunan yang cermat atau smart development dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan melakukan refurbishment. Menurut Institute of Historic Building Conservation, Refurbishment merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses perbaikan dengan membersihkan, mendekorasi, dan memperlengkapi kembali. Proses ini juga dapat mencakup elemen perkuatan dengan tujuan membuat bangunan menjadi lebih hemat energi dan berkelanjutan. Dengan melakukan refurbishment pada bangunanbangunan lama, diharapkan energi yang perlu dikeluarkan akan menjadi lebih sedikit.

Dalam desain hemat energi, seringkali yang diperhatikan justru bagaimana membuat sebuah bangunan baru yang hemat dan efisien. Padahal menjadi suatu hal yang penting bagi para praktisi untuk memperhatikan permasalahan bangunan yang muncul dari bangunan-bangunan yang sudah ada cukup lama. Siklus hidup bangunan berkonotasi erat dengan terciptanya emisi karbon, dimana 35% dari emisi karbon global berasal dari bangunan. Terkait desain hemat energi dan rendah karbon, seringkali perhatian difokuskan pada bagaimana membuat sebuah konstruksi baru yang hemat dan efisien dalam penggunaan energi. Tetapi juga menjadi penting untuk mengatasi permasalahan bangunan yang mengancam kondisi lingkungan terutama selama proses renovasi dan penggantian bahan. Jejak karbon dan dampak lingkungan lain menjadi penting untuk diperhatikan pada tahap ini. Ini dapat membantu menentukan apakah akan lebih berkelanjutan untuk merenovasi atau menghancurkan dan membangun lagi, dan juga bahan dan produk yang harus digunakan untuk mencapai emisi yang lebih rendah selama seluruh siklus hidup.

Referensi Environmental and Energy Study Institute

Overview of Design Concepts and Architectural Inventions www.designingbuildings.co.uk/ www.oneclicklca.com/low-carbon-refurbishment/ https://gresb.com

APAKAH REFURBISHMENT LAYAK DILAKUKAN?

Tidak hanya semata-mata mengurangi emisi karbon yang terbentuk, penerapan konsep refurbishment juga secara tidak langsung berdampak pada penghematan keuangan dalam satu gedung. Meningkatnya kesadaran akan penghematan keuangan d e n g a n m e n g o p t i m a l k a n e fi s i e n s i operasional gedung juga berkontribusi daalam menanggulangi emisi operasional. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan energi yang lebih sedikit, tentu biaya operasional yang dikeluarkan juga akan menjadi lebih rendah. Dan jelas bahwa ada potensi bagi pelaksanaan refurbishment untuk diterapkan secara massal ketika secara nyata masih banyak bangunan tua yang melalui proses pemeliharaan setiap tahunnya dan sebagian besar justru tidak efisien energi. Dengan segala nilai positif yang diberikan oleh refurbishment, kini menjadi tugas seorang arsitek untuk menjadi lebih jeli dalam mendesain bangunan hemat energi. Disaat banyak pihak memilih untuk membangun bangunan baru dari awal, hadir opsi lain yang m e m b e r i k a n d a m p a k b e s a r b a g i keberlanjutan energi di masa depan.

This article is from: