LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN 3 ANGKATAN 2
OPTIMALISASI KEPATUHAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT OLEH TENAGA KESEHATAN RSUP.DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Disusun Oleh : Nama: Tulus Satriasih NIP: 198602062020122004 Jabatan: Dokter Pendidik Klinis Pertama Coach: Ir. Miftahur Rohim, M.Kes Mentor: Dr.dr.Ahmad Ramdan, Sp.OT(K), MKM
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI OPTIMALISASI KEPATUHAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT OLEH TENAGA KESEHATAN RSUP.DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan Tanggal 9 Agustus 2021, di Bapelkes Cikarang
Coach,
Ir. Miftahur Rohim, M.Kes
Mentor,
Dr.dr.Ahmad Ramdan, Sp.OT (K), MKM
NIP. 196903121992031014
NIP. 197708282003121003
Penguji,
Drs. Suherman, M.Kes NIP 196508121986031004
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Kepatuhan Pelaporan Efek Samping Obat Oleh Tenaga Kesehatan RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung” sebagai syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Angkatan II Bapelkes Cikarang Tahun 2021. Proses penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K),MMRS yang telah memberikan dukungan kepada saya untuk melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS. 2. Kepala KSM Farmakologi Klinik Prof.dr.Rovina Ruslami,Sp.PD, PhD yang telah memberikan arahan dan dukungannya untuk saya dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS. 3. Mentor pembimbing Dr.dr.Ahmad Ramdan,Sp.OT(K),MKM dan coach pembimbing Ir. Miftahur Rohim, M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses pembuatan rancangan aktualisasi. 4. Seluruh widya iswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan. 5. Keluarga tercinta, terutama suami, anak dan orang tua atas dukungannya yang tidak pernah berhenti.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan umumnya bagi seluruh masyarakat.
Bandung, Agustus 2021
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 1 LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... 2 KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3 DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 4 DAFTAR TABEL .............................................................................................................. 6 DAFTAR BAGAN ............................................................................................................. 7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 8 1.2 Tujuan Aktualisasi ............................................................................................ 9 1.3 Manfaat Kegiatan .............................................................................................. 9 1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi ............................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran umum RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ...................................... 10 2.2 Visi, Misi dan Tata Nilai RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung .......................... 11 2.3 Motto Pelayanan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ....................................... 12 2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ................................... 13 2.5 KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung …..................... 14 2.6 Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara ............................................... 15 2.7 Profil Peserta ..................................................................................................... 17
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu .................................................................................................. 18 3.2 Penetapan Isu ................................................................................................... 22 3.3 Deskripsi Isu Terpilih ....................................................................................... 23 3.4. Data dan Fakta Isu Terpilih ............................................................................ 25 3.5 Gagasan Pemecahan Isu ................................................................................... 26 3.6 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi …………………………………… 28 BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI …………………………….................…...…… 32 4.1 Kegiatan Minggu 1 …………………………………………….……………. 33 4
4.2 Kegiatan Minggu 2 ………………………………………………………… 38 4.3 Kegiatan Minggu 3 ………………………………………………………… 42 4.4 Kegiatan Minggu 4 …………………………………………………...……. 46
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 52 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 53
5
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.1 Isu di KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ................ 18 Tabel 3.1.2 Analisis Kelayakan Isu dengan Metode AKPL ................................................ 19 Tabel 3.1.3 Penetapan Isu Utama dengan Metode Penapisan USG ..................................... 20 Tabel 3.2.1 Analisis Dampak Lingkungan Isu Terpilih ........................................................ 23 Tabel 3.4.1 Data dan Fakta Isu Terpilih ................................................................................ 25 Tabel 3.5.1 Gagasan Pemecahan Isu ..................................................................................... 27 Tabel 3.5.2 Rancangan Kegiatan Penyelesaian Isu ............................................................... 28 Tabel 3.5.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .......................................................... 31
6
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Struktur Organisasi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ................................ 13 Bagan 1.2 Struktur Organisasi (Unit Kerja) …………………………………………... 14 Bagan 3.1 Diagram Fishbone Penyebab Isu Terpilih ..................................................... 25
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 10 adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Pelatihan Dasar (Latsar) bagi CPNS Golongan 3 angkatan 2 di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan bekal bagi para ASN untuk dapat mengabdi dengan baik di lingkungan kerja masing-masing dan juga di dalam kehidupan bermasyarakat. Tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 bahwa dalam diklat pelatihan dasar, CPNS akan diberikan penanaman nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang kemudian lebih dikenal dengan singkatan ANEKA. Selain itu materi pelatihan juga terdiri dari tiga buah substansi materi pembelajaran yaitu mengenai manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government (WOG). Sistem pembelajaran latsar CPNS di era pandemi ini terdiri atas empat tahap yang dilaksanakan mulai tanggal 29 Maret s/d 16 Juli 2021. Tahapan pertama yaitu Massive Open Online Course (MOOC) selama 16 hari dari tanggal 29 Maret s/d 20 April 2021, merupakan kegiatan pembelajaran mandiri dengan mempelajari seluruh materi latsar dan evaluasi di aplikasi, tahapan kedua yaitu Distance Learning (DL) selama 22 hari kerja dari tanggal 28 April s/d 2 Juni 2021 merupakan tahapan bekal dasar untuk melaksanakan aktualisasi dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh coach melalui zoom meeting dan pengumpulan tugas melalui aplikasi kolabjar juga presentasi rancangan aktualisasi yang dibimbing oleh mentor di unit kerja. Tahapan ketiga adalah Aktualisasi selama 30 hari dari tanggal 3 Juni s/d 7 Juli 2021 yaitu para peserta melakukan gagasan pemecahan isu terpilih dengan mengaktualisasikan di unit kerja masing-masing dan tahapan terakhir adalah Klasikal (6 hari) dari tanggal 9 Juli s/s 16 Juli 2021 yaitu para peserta diminta untuk mempresentasikan hasil dari aktualisasi di satuan kerja. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai salah satu rumah sakit pemerintah tipe A dan rumah sakit pendidikan, turut serta berpartisipasi untuk mengirimkan CPNS yang ditempatkan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Hal ini juga dimaksudkan untuk 8
meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pada KSM Farmakologi Klinik dengan memberikan inovasi dan memberikan gagasan pemecahan masalah yang ada di unit kerja dalam rancangan aktualisasi peserta latsar CPNS. Sosialisasi kegiatan pemecahan masalah diharapkan agar pelayanan dapat berjalan optimal, efektif dan efisien yang dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan.
1.2 Tujuan Aktualisasi Tujuan dari pelaksanaaan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di saturan kerja adalah sebagai berikut : a. CPNS mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi dalam menjalankan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. b. Berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi satuan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung c. Mampu mengimplementasikan substansi pembelajaran mengenai manajemen ASN, pelayan publik dan Whole of Government d. Memberikan sumbangsih dalam meningkatkan pelayanan di KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1.3 Manfaat Kegiatan Kegiatan aktualisasi ini diharapkan mampu menciptakan karakter ASN profesional yang senantiasa mengaplikasikan nila-nilai dasar ASN dalam kehidupan sehari-hari di tempat bekerja dan dalam masyarakat sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di satuan kerja terkait yaitu KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi Ruang lingkup aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah untuk RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan fokus utama pada pelayanan di KSM Farmakologi Klinik. Aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 3 Juni s/d 7 Juli 2021. Kegiatan yang dilakukan saat aktualisasi merupakan realisasi rancangan penyelesaian isu yang telah dipilih dan dibuat perencanaan solusinya dan mencakup sasaran kinerja pegawai (SKP) yang dilengkapi dengan inovasi 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung. Sebelumnya rumah sakit ini bernama R.S. Rancabadak. Pada tahun 2006 status rumah sakit berubah menjadi.. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“ . Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin atau yang familiar dengan singkatan RSHS yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas Negara. Bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 2006 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin bersama 12 rumah sakit lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Status RSUP 10
Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut : 1. Rumah Sakit Pemerintah. 2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI. 3. Termasuk rumah sakit tipe A. 4. Rumah Sakit Pendidikan. 5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat. 6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran Nuklir 7. Terakreditasi Paripurna Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Joint Commitee International (JCI).
2.2 Visi, Misi dan Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2.2.1 Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care).
2.2.2 Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang bermutu. Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik.
2.2.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung PAMINGPIN PITUIN Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas Dari nilai-nilai filosofis tersebut dituangkan ke dalam janji layanan sebagai berikut :
Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan
Inovatif
: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus
: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul
: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
Integritas
: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
11
2.3 Motto Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Motto pelayanan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” dengan tambahan motto SIGAP dan PRIMA yang dijelaskan sebagai berikut : a. SIGAP S : Senyum – sapa – salam - sopan – santun I : Inovatif dalam berkarya G : Gelorakan semangat pelayanan prima A : Amanah menjaga keselamatan pasien P : Peduli, perhatian dan perasaan b. PRIMA P : Profesional Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya. R : Respek Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.ww I : Integrasi Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi. M : Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi. A : Amanah Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
12
2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dijabarkan dalam bagan 1.1
Daftar Direktur Direktur Utama
: dr.R.Nina Susana Dewi,Sp.PK.(K),M. Kes., MMRS
Direktur Medik dan Keperawatan: Dr.Nucki Nursjamsi Hidayat, dr.,Sp.OT.(K),M. Kes.,FICS Direktur SDM dan Pendidikan
: dr.Yana Akhmad,Sp.PD.-KP
Direktur Umum dan Operasional : drg. Muhammad Kamaruzzaman, M. Sc. Direktur Keuangan
: Drs. Sudarto, MM
Daftar Dewan Pengawas Ketua Dewan Pengawas
: Drs. Purwadi, Apt., MM.
Anggota Dewan Pengawas : 1. dr. Eka Viora, Sp. KJ. 2. Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp. A., MARS 3. Dr. Drs. Bilmar Parhusip, M. Si. 4. Dra. Elly Fariani, Ak, M. Sc. Sekretaris Dewan Pengawas : Yoice Novita Fariani, S. H., LLM
13
2.5 KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Pelayanan dokter spesialis Farmakologi Klinik diperlukan untuk tetap menjaga kualitas pengobatan agar keamanan dan efikasi obat yang dikonsumsi pasien tetap terjaga. Seorang dokter spesialis Farmakologi Klinik telah mempelajari secara mendalam mengenai farmakokinetik, farmakodinamik dan farmakoekonomi suatu obat pada pasien yang menerima terapi pengobatan. Selain itu, farmakologi knik juga mempelajari lebih dalam tentang interaksi obat, efek samping obat, pemantauan kadar obat dalam darah, uji klinik obat, telaah kritis obat, post marketing survailannce obat, tata kelola obat, regulasi obat serta evaluasi obat kepada pasien. Aspek penting peran farmakologi klinik secara klinis yaitu terlibat dalam penatalaksanaan pasien untuk membantu memberi masukan terhadap pengobatan pada pasien dengan kondisi kesehatan yang kompleks. Dengan adanya dokter spesialis farmakologi klinik diharapkan mutu dan kualitas pengobatan tetap terjaga dengan baik. Tinjauan farmakoterapi yang dilakukan oleh dokter spesialis farmakologi klinik dapat menjadi masukan penting apabila ada temuan terkait obat yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien baik hasil yang baik ataupun yang tidak diinginkan. Sinergisme antara tatalaksana yang diberikan oleh DPJP dengan tinjauan farmakoterapi yang diberikan oleh farmakologi klinik diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.
Struktur Organisasi (Unit Kerja) Struktur organisasi Unit Kerja RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung dijabarkan dalam bagan 1.2. Kepala KSM Prof.dr.Rovina Ruslami Sp.PD, PhD
Sekretariat KSM dr. Tulus Satriasih Sp.FK
Penanggung Jawab Pelayanan dr.Tulus Satriasih Sp.FK
Penanggung Jawab Pendidikan / Penelitian dr.Trully Deti Sitorus, M.Si, Sp.FK
Tugas Pokok dan Fungsi (Unit Kerja) 14
Tugas : 1. Melaksanakan pengkajian obat berdasarkan medication review guna memaksimalkan pengobatan yang efektif dan aman. 2. Beperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi (TFT), Tim Geriatri dan PPRA. 3. Melakukan penelitian terkait peningkatan pelayanan pengobatan yaitu safety efficacy, tolerability serta cost effectivness. 4. Melakukan visite pasien di ICU serta pasien yang dikonsulkan oleh dokter penanggung jawab pasien. 5. Melakukan advokasi regulasi obat di RS 6. Memberikan saran tentang pilihan, interval & cara pemberian obat 7. Melakukan analisis medication error yang dicurigai dan dampaknya terhadap pelayanan
Fungsi : 1. Meningkatkan mutu pelayanan pasien dengan cara memberikan saran mengenai pemakaian obat yang efektif, aman dan efisien. 2. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi permasalahan terkait pengobatan. 3. Melakukan pencatatan dan pelaporan efek samping obat 4. Mengembangkan formularium (analisis obat baru, pemantauan & evaluasi penggunaan obat dalam formularium) 5. Mengembangkan clinical pathway dari sisi farmakologi berdasarkan kajian evidence base medicine (EBM).
2.6 Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara Nilai-nilai dasar keprofesian PNS yang menjadi penekanan pada kegiatan internalisasi terdiri dari 5 nilai, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau yang disingkat dengan ANEKA. Masing-masing nilai dasar memiliki indikator yang menggambarkan nilai tersebut. Di bawah ini adalah penjabaran masing-masing indikator nilai dasar. 1. Nilai dasar Akuntabilitas, terdiri dari indikator : a. Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan publik dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan
15
b. Mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan pribadi, kelompok, dan sektor c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis d. Memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik e. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan
2. Nilai Dasar Nasionalisme, terdiri dari indikator : a. Memahami peranan Pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme ASN b. Memahami fungsi dan peran ASN sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik c. Memahami peran ASN sebagai pelayan publik d. Memahami fungsi ASN sebagai pemersatu bangsa
3. Nilai Dasar Etika publik, terdiri dari indikator : a. Memahami kode etik dan perilaku pejabat publik b. Memahami bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya c. Menganalisis dan menilai ilustrasi aktualisasi nilai dasar etika publik.
4. Nilai Dasar Komitmen Mutu, terdiri dari indikator : a. Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; b. Menunjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
5. Nilai Dasar Anti Korupsi, terdiri dari indikator : a. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa b. Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi c. Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya
16
d. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa
2.7. Profil Peserta
Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
Nama
: dr. Tulus Satriasih, Sp.FK
NIP
: 198602062020122004
Jabatan/Golongan
: Dokter Pendidik Klinis Pertama / III B
Pendidikan Terakhir : Spesialis Farmakologi Klinik Unit Kerja
: KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi
: Kementerian Kesehatan RI
Dalam pelaksanaan aktualisasi, kegiatan yang dilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/atau tugas dari atasan serta kegiatan yang dilakukan di KSM Farmakologi Klinik, antara lain adalah :
Melakukan pelayanan medik spesialistik tanpa pembimbingan terhadap peserta dokter
Melakukan tindakan medik spesialistik tingkat sederhana tanpa pembimbingan terhadap peserta dokter
Melakukan pelayanan kesehatan lainnya dengan melaksanakan tugas jaga melalui panggilan / on call
17
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu Aktualisasi merupakan salah satu agenda utama dari rangkaian kegiatan pelatihan dasar CPNS Kemenkes RI tahun 2021 yang perlu dilaksanakan oleh para peserta di satuan kerja masing-masing. Sebelum melakukan aktualisasi, peserta diharuskan mengidentifikasi isu-isu di satuan kerja masing-masing yang akan diangkat menjadi bahan dasar rancangan aktualisasi. Isu yang diangkat merupakan isu yang benar-benar terjadi dan apabila tidak diselesaikan dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Selama masa percobaan di satuan kerja masing-masing, para peserta diminta untuk melakukan observasi identifikasi isu-isu yang terjadi di lingkungan kerja. Berdasarkan hasil observasi penulis, selama melaksanakan masa percobaan di KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung sejak bulan Januari 2021, terdapat beberapa isu yang dapat diangkat menjadi bahan aktualisasi yang dijabarkan di dalam Tabel 3.1.1.
Tabel 3.1.1 Isu di KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. No 1
Isu
Aspek
Belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping
Manajemen ASN, Pelayanan
Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga
Publik, Whole of Goverment
kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping
(WOG)
Obat (ESO) 2
Evaluasi penggunaan obat untuk obat dengan volume Manajemen ASN distribusi tinggi, obat mahal, obat dengan indeks terapeutik sempit, obat dengan insiden efek samping yang tinggi, antimikroba, obat yang digunakan untuk non-labelled indication dan obat yang digunakan pada pasien berisiko tinggi belum berjalan optimal.
3
Kajian mengenai polifarmasi yang berisiko
Manajemen ASN, pelayanan
menimbulkan interaksi obat sehingga muncul
publik
perubahan efek suatu obat terhadap proses farmakokinetik dan farmakodinamik obat belum berjalan maksimal. 18
Isu-isu tersebut dianalisis kelayakannya melalui meotde AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Kelayakan) yang dijelaskan sebagai berikut : a) Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang; b) Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang; c) Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya; d) Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas. Isu yang layak diangkat dan dicarikan solusinya harus memenuhi keempat kriteria dalam metode AKPL. Apabila ada nilai negatif (isu tidak memenuhi salah satu kriteria) maka isu tersebut dianggap tidak layak untuk ditindaklanjuti. Analisis kelayakan isu-isu yang ada di KSM Farmakologi Klinik menggunakan metode AKPL dijabarkan pada Tabel 3.1.2.
Tabel 3.1.2 Analisis Kelayakan Isu dengan Metode AKPL No. 1
ISU
FAKTOR A K P L Belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat + + + +
HASIL +
(MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO) 2
Evaluasi penggunaan obat untuk obat dengan volume +
+
+
+
+
+
+
+
+
distribusi tinggi, obat yang mahal, obat dengan indeks terapeutik sempit, obat dengan insiden efek samping obat yang tinggi, antimikroba, obat yang digunakan untuk nonlabelled indication dan obat yang digunakan pada pasien berisiko tinggi belum berjalan maksimal. 3
Kajian mengenai polifarmasi yang berisiko menimbulkan + interaksi obat sehingga muncul perubahan efek suatu obat terhadap proses farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang dimaksud belum berjalan .
Keterangan : (+) = Diangkat menjadi isu, (-) = Tidak diangkat menjadi isu 19
Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode AKPL, diperoleh tiga isu yang sesuai dengan SKP dan kompetensi penyusun yang selanjutnya akan disaring kembali untuk menentukan core issue atau isu utama menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
Urgency (U) artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.
Seriousness (S) artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth (G) artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Berikut ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode USG. Setiap aspek kemudian diberikan skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Isu dengan total nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu terpilih dan dibuat gagasan penyelesaian isu.
Tabel 3.1.3. Penapisan Isu Menggunakan Metode USG No 1
Kriteria Prioritas U S G Belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat 5 5 5 15 ISU
(MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO) 2
Evaluasi penggunaan obat untuk obat dengan volume
5
4
4
13
4
4
3
11
distribusi tinggi, obat yang mahal, obat dengan indeks terapeutik sempit, obat dengan insiden efek samping obat yang tinggi, antimikroba, obat yang digunakan untuk nonlabelled indication dan obat yang digunakan pada pasien berisiko tinggi belum maksimal. 3
Kajian mengenai polifarmasi yang berisiko menimbulkan interaksi obat sehingga muncul perubahan efek suatu obat terhadap proses farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang dimaksud belum berjalan optimal.
Keterangan: U: Urgency; S=Seriousness; G: Growth
20
Interval penentuan prioritas: Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak; Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak; Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak; Angka 4: mendesak/gawat dan dampak; Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah “Belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO)”. Isu ini menjadi lebih prioritas karena berdasarkan Urgencynya (U) laporan efek samping obat yang sudah berjalan sampai saat ini belum optimal, tenaga kesehatan yang melaporkan atau menulis di lembar kuning MESO masih minimal. Panduan SOP cara pelaporan ESO sudah ada, namun kemungkinan tidak semua tenaga kesehatan paham bagaimana cara melaporkan atau paham akan kriteria ESO yang perlu dilaporkan. Dari segi Seriousness (S), isu ini perlu dibahas agar Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dapat berjalan dengan lancar sehingga potensi kejadian efek samping terutama terhadap obat yang dapat mengancam keselamatan pasien dapat dihindari. Hal ini juga dapat berdampak terhadap laporan MESO ke Badan POM RI agar program Farmakovigilan dapat terlaksana dengan baik. Dari sisi Growth (G), kemungkinan memburuknya isu ini bila tidak terselesaikan dengan segera menyebabkan kejadian efek samping yang sama dapat terulang atau apabila terdapat gejala baru dari efek samping obat tidak terdeteksi, data frekuensi kejadian efek samping obat juga tidak terdeteksi secara maksimal yang akan mempengaruhi keselamatan pasien (patient safety), selain itu antisipasi dalam menangani gejala efek samping yang menetap atau mencegah agar efek samping yang sama tidak terulang kembali menjadi tidak maksimal.
3.2 Penetapan Isu Berdasarkan hasil tapisan menggunakan metode USG dengan skala Likert maka didapatkan hasil isu utama yaitu belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO). Isu ini dinilai yang paling utama karena secara global juga masih menjadi masalah yang umum, apabila di RSHS program MESO dapat berjalan dengan lancar maka menjadi suatu inovasi turut mensukseskan program farmakovigilans yang diselenggarakan Badan POM RI. Farmakovigilans merupakan aktivitas dalam melakukan deteksi, pengkajian, 21
pemahaman, dan pencegahan efek samping atau permasalahan lainnya terkait dengan penggunaan obat. Pelaporan efek samping obat sebagai aktivitas farmakovigilans sangat diperlukan untuk memperoleh informasi keamanan penggunaan obat berbasis populasi di Indonesia. Hal ini akan dapat berdampak pada jaminan keamanan obat (drug safety) yang pada akhirnya mempengaruhi jaminan keselamatan pasien (patient safety). Aktivitas farmakovigilans termasuk Monitoring Efek Samping Obat (MESO) masih bergantung pada pelaporan sukarela (voluntary reporting) dari tenaga kesehatan, dengan menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal sebagai Form Kuning. Hasil laporan efek samping obat akan dikaji oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) dan dilaporkan secara elektronik melalui website https://e-meso.pom.go.id. Setiap laporan ESO yang diterima dievaluasi oleh Badan POM RI sebagai Pusat MESO/Farmakovigilans Nasional untuk menentukan hubungan kausal produk obat yang dicurigai dengan efek samping yang dilaporkan, menggunakan kriteria yang telah ditetapkan. Kendala sampai saat ini adalah belum ada komitmen tinggi dari industri farmasi dalam implementasi farmakovigilans, rendahnya peran aktif tenaga kesehatan, pelaporan yang tidak lengkap, serta kurangnya dukungan perhimpunan/asosiasi profesi untuk menerapkan aktivitas farmakovigilans di sarana pelayanan kesehatan, membuat program farmakovigilans belum dapat berjalan secara optimal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan peningkatan kompetensi dalam bentuk workshop bagi tenaga kesehatan agar aktivitas farmakovigilans dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ini menjadi salah satu komponen penting dalam sistem regulasi obat, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan keamanan obat dan keselamatan pasien. Pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran dilakukan untuk mengetahui efektivitas (efectiveness) dan keamanan penggunaan obat pada kondisi kehidupan nyata atau praktik klinik yang sebenarnya. Pemantauan keamanan suatu obat harus secara terus menerus dilakukan untuk mengevaluasi konsistensi profil keamanan atau risk- benefit ratio-nya. Pertimbangan benefit harus lebih besar dari risiko, untuk mendukung jaminan keamanan obat beredar. Dari isu terpilih dilakukan analisis dampak lingkungan yang dijabarkan pada Tabel 3.2.1 dibawah ini.
22
Tabel 3.2.1 Analisis Dampak Lingkungan Isu Terpilih Isu
Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan
Belum optimalnya kajian Monitoring Efek 1. Kejadian efek samping belum terdata Samping
Obat
(MESO)
karena
masih
secara
keseluruhan
sehingga
kajian
minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan
mengenai efek samping obat baik dari
kejadian Efek Samping Obat (ESO)
angka
kejadian,
manfaat
dan
risiko
pengobatan serta antisipisanya belum dapat dievaluasi secara optimal. 2. Kejadian ESO dapat terulang kembali pada pasien yang sama atau pasien lain yang mendapatkan pengobatan sama.
3.3 Deskripsi Isu Terpilih Farmakovigilans (Pharmacovigilance) dalam definisi World Health Organization (WHO) dinyatakan sebagai ilmu dan aktivitas yang berhubungan dengan pendeteksian, penilaian, pemahaman dan pencegahan kejadian tidak diinginkan (adverse effects) atau kejadian lainnya yang terkait dengan penggunaan obat. WHO bekerjasama dengan Centre for International Drug Monitoring di Uppsala, Swedia membentuk program internasional untuk mengawasi penggunaan obat sebagai respon atas terjadinya tragedi Thalidomide. Tujuan program ini adalah untuk memberikan informasi yang seimbang dan terpercaya dalam penilaian profil risiko manfaat dari suatu obat. Termasuk dalam kegiatan Farmakovigilans adalah pengumpulan laporan dugaan efek yang tidak diinginkan (suspected adverse reaction). Adverse Drug Reaction adalah respons terhadap produk pengobatan (medical products) yang berbahaya dan tidak diinginkan, termasuk yang ditimbulkan pada kondisi penggunaan sesuai izin edar yang disetujui, penggunaan di luar izin yang disetujui termasuk penggunaan dalam dosis berlebih, penggunaan di luar indikasi (off-label use), penggunaan yang tidak tepat (misuse), penyalahgunaan (abuse) dan kesalahan pengobatan (medication error),
serta
paparan
akibat
pekerjaan
(occupational
exposure).
Secara
khusus
Farmakovigilans diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kesehatan masyarakat terhadap risiko akibat penggunaan obat. Selain WHO, Badan POM RI juga bekerja sama dengan Jepang dalam JICA (Japan International Cooperation Agency) yaitu Ensuring Drug and Food Safety mengenai penerapan farmakovigilans. Secara garis besar, penerapan farmakovigilans di Indonesia dan 23
di Jepang memiliki kesamaan, namun masih diperlukan penguatan beberapa aspek seperti penguatan regulasi, peningkatan pengawasan dan koordinasi lintas sektor / program terkait farmakovigilans, peningkatan kompetensi petugas, peningkatan pemahaman dan kesadaran keamanan obat bagi tenaga kesehatan, industri farmasi maupun masyarakat melalui kegiatan komunikasi, informasi, edukasi serta pemanfaatan teknologi informasi. Monitoring ESO dilakukan terhadap seluruh obat beredar yang digunakan di pelayanan kesehatan. Aktivitas monitoring ESO dan juga pelaporannya oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider merupakan suatu tool yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO yang serius dan jarang terjadi (rare). Setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping obat perlu dilaporkan, baik efek samping yang belum diketahui hubungan kausalnya (Kejadian Tidak Diinginkan/KTD) maupun yang sudah pasti merupakan suatu ESO (Adverse Drug Reaction/ADR). Selain dapat melihat frekuensi kejadian efek samping obat, program farmakovigilans juga dapat menilai efektivitas (efectiveness) obat yang telah dipasarkan. Karakteristik laporan efek samping obat yang baik meliputi beberapa elemen penting berikut: a. Diskripsi efek samping yang terjadi atau dialami oleh pasien, termasuk waktu mula gejala efek samping (time to onset of signs/symptoms). b. Informasi detail produk terapetik atau obat yang dicurigai, antara lain: dosis, tanggal, frekuensi dan lama pemberian, termasuk juga obat bebas/suplemen makanan/pengobatan lain yang sebelumnya telah dihentikan yang digunakan dalam waktu yang berdekatan dengan awal mula kejadian efek samping. c. Karakteristik pasien, termasuk informasi demografik (seperti usia, suku dan jenis kelamin), diagnosa awal sebelum menggunakan obat yang dicurigai, penggunaan obat lainnya pada waktu yang bersamaan, kondisi ko-morbiditas, riwayat penyakit keluarga yang relevan dan adanya faktor risiko lainnya. d. Diagnosa
efek
samping,
termasuk
juga
metode
yang
digunakan
untuk
membuat/menegakkan diagnosis. e. Informasi pelapor meliputi nama, alamat dan nomor telepon. f. Terapi atau tindakan medis yang diberikan kepada pasien untuk menangani efek samping tersebut dan kesudahan efek samping (sembuh, sembuh dengan gejala sisa, perawatan rumah sakit atau meninggal). g. Data pemeriksaan atau uji laboratorium yang relevan. 24
h. Informasi lain yang relevan. Oleh karena itu penulis mengangkat isu belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO) untuk dicari gagasan pemecahan masalahnya. Analisis penyebab isu terpilih dijabarkan pada diagram fishbone pada bagan 3.3.1.
Bagan 3.1 Diagram Fishbone Penyebab Isu terpilih Surroundings
Suppliers
Kepatuhan nakes melaporkan efek samping obat masih minimal
Dari SOP yang sudah ada pelaksanaannya belum tersosialisasi dengan baik
Umpan balik kajian meso ke KSM yang melaporkan belum berjalan efektif
Kemampuan/pengeta huan mengisi lembar kuning MESO yang dikeluarkan BPOM Masih belum optimal
System
Skill
Hasil kajian Efek Samping obat belum optimal
Tidak terdeteksi gejala akibat ESO sehingga tidak dilaporkan
Safety
3.4. Data dan Fakta Isu Terpilih Laporan ESO
Jumlah Data
Juni 2020
9
Bagian Yang Melapor KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi) Juli 2020
21
KSM Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi Farmasi (obat kemoterapi)
Agustus 2020
40
KSM Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi Farmasi (obat kemoterapi)
September 2020
40
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) 25
Oktober 2020
19
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) November 2020
105
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, KSM Ilmu
Kesehatan Anak, Instalasi Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB), Instalasi Farmasi (obat Covid-19) Desember 2020
204
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) Januari 2021
149
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) Februari 2021
169
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat Covid-19), Instalasi Farmasi (obat TB), Maret 2021
157
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) April 2021
155
KSM
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Instalasi
Farmasi (obat kemoterapi), Instalasi Farmasi (obat TB) Sumber: Formulir Kuning MESO BPOM
3.5. Gagasan Pemecahan Isu Terpilihnya isu mengenai belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO) dengan metode penapisan USG dan perlu direncanakan gagasan pemecahannya berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan perintah atasan dengan rincian pada Tabel 3.5.1. Gagasan pemecahan masalah yang diajukan oleh penulis untuk isu terpilih adalah melakukan sosialisasi mengenai cara pelaporan ESO, menjelaskan manfaat serta dampaknya apabila program MESO tidak berjalan dengan lancar serta menunjukkan frekuensi presentase kejadian efek samping yang selama ini dilaporkan. Harapan penulis, sosialisasi pelaporan ESO dapat berjalan optimal dan dapat diterima dengan baik oleh tenaga kesehatan sebagai suatu aktivitas yang tidak terpisahkan dalam menjalankan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan obat yang aman (drug safety) dan patient safety.
26
Tabel 3.5.1 Gagasan Pemecahan Isu No
Gagasan
Sumber
1.
Membuat resume kajian MESO yang dilaporkan setiap bulan ke TFT
SKP
2
Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan
SKP
3.
Menyampaikan permasalahan dan gagasan pemecahan masalah kepada
SKP, Inovasi
Kepala KSM, tim dan ketua Tim Farmasi Terapi (TFT) 4.
Pelaksanaan sosialisasi kepada tenaga kesehatan mengenai pemaparan Inovasi manfaat dan dampaknya apabila program MESO berjalan lancar serta simulasi studi kasus pelaporan efek samping obat di form kuning
5.
Evaluasi program meso setelah sosialisasi apakah dapat terlaksana SKP, Inovasi dengan baik atau tidak dengan melihat jumlah pelaporan efek samping obat yang masuk ke TFT
27
Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja Identifikasi Isu
: KSM Farmakologi Klinik - RSHS : Belum optimalnya kajian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) karena masih minimnya tenaga kesehatan yang
melaporkan kejadian Efek Samping Obat (ESO) Isu yang Diangkat : Optimalisasi Kepatuhan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Oleh Tenaga Kesehatan di RSHS Gagasan Pemecahan Isu : Sosialisasi kepada tenaga kesehatan mengenai pemaparan manfaat dan dampaknya apabila program MESO berjalan lancar serta simulasi studi kasus pelaporan efek samping obat di form kuning Tabel 3.5.2 Rancangan Kegiatan Penyelesaian Isu
No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output / Hasil
1
2
3
4
Penyampaian gagasan pemecahan masalah kepada kepala KSM, Tim dan Ketua Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
- Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan. - Melakukan resume kajian efek samping obat yang sudah dilakukan di tahun 2020 dan 2021 - Menyampaikan gagasan penyelesaian isu terpilih
Penyampaian gagasan masalah isu terpilih dapat diterima sehingga program pharmacovigilance yaitu kajian MESO dapat berjalan optimal dengan tujuan angka kejadian ESO dapat turun
1
Ketertarikan Substansi Mata Pelatihan 5 Menyampaikan gagasan pemecahan masalah dengan sikap sopan dan santun sesuai dengan nilai Etika Publik, dan menerangkan isu permasalahan dengan trasnparan dan akuntabel (Akuntabilitas)
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi 6 Menjadi Institusi kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi 7 Inovatif yaitu nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambung an
28
2
Analisis ke lapangan penyebab belum optimalnya pelaporan efek samping obat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, farmasi)
- Membuat catatan masalah yang ditemukan di lapangan. - Membuat laporan hasil identifikasi di lapangan mengenai kendala yang dihadapi. - Melihat kendala di lapangan dengan SOP MESO yang berlaku
Solusi pemecahan masalah dapat disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di lapangan, sehingga program MESO dapat berjalan lancar
Bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah tugas yang diberikan (Anti Korupsi) dan bekerjasama saling tolong menolong membantu tim agar pelayanan dapat berjalan lancar (Nasionalisme), Memberikan laporan identifikasi dengan transparan dan akuntabel (Akuntabilitas)
Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Unggul yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
3
Pelaksanaan program sosialisasi kepada tenaga kesehatan
- Menyiapkan bahan yang akan dipresentasikan - Menyiapkan undangan sosialisasi yang akan dilaksanakan melalui virtual zoom meeting. - Membuat daftar hadir
Program monitoring ESO dapat di aplikasikan di pelayanan kesehatan dalam praktik sehari-hari
Penulis melaksanakan tugas sesuai tupoksi sesuai dengan amanah tugas yang diberikan dalam tim (Anti Korupsi) dan memaparkan materi secara komunikatif dengan bahasa yang sopan dan santun (Etika Publik)
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
29
4
Pembuatan laporan evaluasi
- Membuat laporan hasil sosialisasi. - Membuat rencana tindak lanjut
Tenaga kesehatan lebih pro aktif dalam melaporkan efek samping obat yang terjadi pada pasien sehingga program monitoring ESO dapat berjalan secara optimal
Penulis membuat laporan akhir kegiatan sebagai bentuk pertanggung jawaban (Anti Korupsi) Laporan akhir dibuat sesuai analisa penulis dengan cermat sesuai nilai integritas pegawai ASN (Etika Publik) dan berkomitmen menjaga kualitas pelayanan menjadi lebih baik (Komitmen Mutu)
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.
Integritas merupakan nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
30
Tabel 3.5.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No
Kegiatan
Juni I
1
2 3
4 5
II
III
IV
Membuat resume kajian MESO yang dilaporkan setiap bulan ke TFT dan melaporkanya kepada ketua TFT serta anggota subtim MESO. Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan Menyampaikan permasalahan dan gagasan pemecahan masalah kepada Tim Farmasi Terapi (TFT), dan Ketua TFT, serta berkoordinasi dengan tim TFT untuk membuat kuesioner dalam bentuk google form. Melakukan Sosialisasi Pelaporan ESO kepada tenaga kesehatan melalui zoom meeting. Evaluasi pelakasanaan sosialisasi dengan membaca hasil kuesioner yang telah dibagikan ke peserta.
31
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI
Peserta diklat mengikuti kegiatan latsar di Bapelkes Cikarang secara online dan menerima materi serta berproses menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS untuk dapat mengaktualisasikannya di unit kerja peserta yaitu KSM Farmakologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah atasan, dan inovasi. Tujuan pelaksanaan program aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di unit kerja adalah untuk menginternalisasi dan habituasi nilai-nilai ANEKA pada diri CPNS. Program ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung mulai tanggal 3 Juni – 7 Juli 2021. Tabel 4.1.1. Status Pelaksanaan Kegiatan dan Sumbernya No 1
Kegiatan Membuat resume kajian MESO yang
Status
Sumber
Terealisasi
SKP
Terealisasi
SKP
Terealisasi
SKP, Inovasi
Terealisasi
Inovasi
Terealisasi
SKP, Inovasi
dilaporkan setiap bulan ke TFT dan melaporkanya kepada ketua TFT serta anggota subtim MESO.
2
Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan.
3
Menyampaikan permasalahan dan gagasan pemecahan masalah kepada Tim Farmasi Terapi (TFT), dan Ketua TFT, serta berkoordinasi dengan tim TFT untuk membuat kuesioner dalam bentuk google form.
4
Melakukan Sosialisasi Pelaporan ESO kepada tenaga kesehatan melalui zoom meeting.
5
Evaluasi pelakasanaan sosialisasi dengan membaca hasil kuesioner yang telah dibagikan ke peserta.
Kegiatan yang telah disusun tersebut diuraikan dalam tahapan kegiatan yang lebih terperinci. Dengan menguraikannya akan lebih mudah untuk melaksanakan dan mencapai hasil yang diharapkan 32
4.1 Kegiatan Minggu I Kegiatan 1
Membuat resume kajian MESO yang dilaporkan setiap bulan ke TFT dan melaporkanya kepada ketua TFT serta anggota subtim MESO.
Tanggal pelaksanaan
3-10 Juni 2021
Deskripsi kegiatan dan teknik Kegiatan ini terdiri dari membuat review kegiatan aktualisasi penerapan nilai-nilai Monitoring Efek Samping Obat (MESO) yang telah dasar ASN
dikerjakan setiap bulannya sejak tahun 2020 – 2021. Hasil resume kegiatan antara lain adalah bagian yang rutin melaporkan kejadian efek samping obat, efek samping yang sering terjadi serta penanganan terhadap efek samping tersebut. Resume tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala TFT dan anggota sub tim MESO. Kegiatan tersebut dilakukan memperhatikan dan berusaha untuk memenuhi nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari ANEKA yaitu
Akuntabilitas,
Nasionalisme,
Etika
publik,
Komitmen mutu dan Antikorupsi. Kendala
Tidak ada kendala dalam kegiatan ini karena subtim meso dapat memberikan informasi secara jelas dan lengkap sehingga data dapat dianalisis dengan lengkap, juga adanya support dari kepala TFT mengenai gagasan pemecahan masalah terhadap isu yang diangkat.
Nilai – nilai dasar yang relevan
Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada kegiatan tersebut di atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi). Tahapan yang pertama berdiskusi dengan anggota dalam Sub tim MESO TFT mengenai kendala pelaporan efek samping obat (ESO) dan memohon izin untuk meminjam data MESO sejak tahun 2020 – 2021 (Etika Publik ; Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama). Tahapan kedua memaparkan
hasil
kajian
resume
MESO
dengan
transparan (Akuntabel) dan membantu sub tim MESO 33
TFT dalam melakukan kajian (Nasionalisme ; Saling tolong menolong). Kontribusi terhadap Visi dan Penyampaian gagasan terkait perencanaan pelaksanaan Misi organisasi
optimalisasi rekapitulasi laporan data di Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang merupakan bentuk kontribusi terhadap visi dan misi di RSUP.Dr.Hasan Sadikin yaitu Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan
status
kesehatan
masyarakat
(Transformative leader in health care) dan tata nilai PAMINGPIN PITUIN yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas. Sosialisasi kepatuhan pelaporan ESO optimal berhubungan dengan patient safety. Penguatan
nilai
organisasi
–
nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Output
1. Didapatkan rekapitulasi data hasil laporan MESO yang dikumpulkan sejak tahun 2020-2021. 2. Berdasarkan rekapitulasi data terlihat masalah yang muncul mengenai pelaporan efek samping obat.
Manfaat/hasil capaian
Mencegah terjadinya efek samping yang sama ataupun terdapat antisipasi ketika terjadi efek samping.
Analisis dampak
Tanpa diterapkannya nilai-nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak akan berjalan optimal
34
Lampiran Kegiatan Minggu ke 1 Kegiatan
Keterangan Gambar Aktualisasi
1. Melakukan resume pelaporan ESO yang dilaporkan setiap bulan ke komite mutu RSHS sehingga terlihat jumlah kasus efek samping yang sering timbul dan bagian yang rutin melaporkan.
35
36
2. Melakukan koordinasi dan penyampaian gagasan isu pemecahan masalah kepada anggota TFT.
3. . Menyampaikan isu masalah yang diangkat kepada Kepala TFT dan Kepala KSM Farmakologi Klinik.
37
4.2 Kegiatan Minggu 2 Kegiatan Minggu ke 2
Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan
Tanggal pelaksanaan
14 – 18 Juni 2021
Deskripsi kegiatan dan
Kegiatan ini terdiri dari menelusuri langsung ke ruangan dan
teknik aktualisasi
bertanya kepada tenaga kesehatan mengenai pelaksanaan pelaporan
penerapan nilai-nilai
efek samping obat (ESO), menyampaikan SOP monitoring ESO dan
dasar ASN
tujuan dilakukannya monitoring efek samping obat (MESO) serta diskusi mengenai kendala yang terjadi di lapangan.
Kendala
Tidak semua ruang perawatan memiliki formulir kuning pelaporan ESO dan tidak dilampirkan di dalam buku rekam medis pasien sehingga tidak semua tenaga medis paham melaporkan ESO yang terjadi pada pasien.
Nilai – nilai dasar yang
Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di
relevan
atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi).
Kontribusi terhadap Visi Proaktif dalam menelusuri masalah yang ada di lapangan dan dan Misi organisasi
menyampaikan masalah secara transparan dan penuh tanggung jawab sesuai dengan amanah tugas yang diberikan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) terkait pelaksanaan optimalisasi rekapitulasi laporan data di yang merupakan bentuk kontribusi terhadap visi dan misi di RSUP.Dr.Hasan Sadikin yaitu Menjadi Institusi
Kesehatan
yang
unggul
dan
transformatif
dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care) dan tata nilai PAMINGPIN PITUIN yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas. Sosialisasi kepatuhan pelaporan ESO optimal berhubungan dengan patient safety. Penguatan nilai – nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi
kemitraan Inovatif
:
Nilai
yang
menggambarkan
keinginan
untuk
menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, 38
menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Output
Pelaporan ESO lebih optimal sesuai dengan SOP yang berlaku
Manfaat/hasil capaian
Mencegah terjadinya efek samping yang sama ataupun terdapat antisipasi ketika terjadi efek samping. Tanpa diterapkannya nilai-nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak
Analisis dampak
akan berjalan optimal
Lampiran Kegiatan Minggu ke 2 Kegiatan
Keterangan Gambar Aktualisasi
1. Menjelaskan mengenai SOP Pelaporan ESO dan mensosialisasikan cara pelaporan ESO serta menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat melaporkan ESO kepada tenaga kesehatan di ruangan.
2. Memberikan penjelasan kepada tenaga kesehatan
di
ruang
perawatan
mengenai hasil rekapitulasi laporan ESO
yang
selama
ini
sudah
melaporkan
3. Melakukan identifikasi masalah ke ruangan dengan bertanya langsung kepada perawat yang merawat pasien serta menjelaskan SOP pelaporan ESO.
39
4. Menyampaikan manajemen risiko di KSM Farmakologi Klinik dengan Komite Mutu RSHS, salah satunya mengenai belum optimalnya kepatuhan pelaporan ESO
40
SOP Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
41
4.3 Kegiatan Minggu 3 Kegiatan Minggu ke 3
Mengidentifikasi masalah pelaporan ESO di ruangan
Tanggal pelaksanaan
21 – 25 Juni 2021
Deskripsi kegiatan dan
Kegiatan ini terdiri dari, berkoordinasi dengan anggota Tim Farmasi
teknik aktualisasi
dan Terapi (TFT) beserta Ketua TFT agar pelaksanaan evaluasi dan
penerapan nilai-nilai
sosialisasi pelaporan ESO dapat berjalan lancar dan optimal.
dasar ASN
Menyampaikan masalah yang ditemukan di lapangan mengenai pelaporan ESO. Keputusan dalam rapat TFT agar kegiatan pelaporan ESO dapat berjalan lancar, yaitu dengan membuat draft surat agar point-point yang ada di dalam Formulir Kuning Pelaporan Meso dimasukkan ke dalam e-medical record sehingga dokter/perawat/apoteker diingatkan untuk mengisi formulir tersebut apabila menemukan kejadian ESO pada pasien. Merancang pertanyaan kuesioner dan membuatnya dalam google form untuk evaluasi pengetahuan dan sikap para tenaga kesehatan apabila menemukan kejadian ESO.
Kendala
Situasi saat ini
yaitu kasus covid-19 yang semakin meningkat
jumlahnya menjadikan prioritas utama RS adalah menangani kasus Covid terlebih dahulu dan beberapa tenaga kesehatan yang positif sehingga harus isolasi mandiri di rumah membuat koordinasi serta pelaksanaan sosialisasi menjadi terbatas. Nilai – nilai dasar yang
Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di
relevan
atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi).
Kontribusi terhadap Visi Proaktif dalam menelusuri masalah yang ada di lapangan dan dan Misi organisasi
menyampaikan masalah secara transparan dan penuh tanggung jawab sesuai dengan amanah tugas yang diberikan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) terkait pelaksanaan optimalisasi rekapitulasi laporan data di yang merupakan bentuk kontribusi terhadap visi dan misi di RSUP.Dr.Hasan Sadikin yaitu Menjadi Institusi
Kesehatan
yang
unggul
dan
transformatif
dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care) dan tata nilai PAMINGPIN PITUIN yaitu 42
Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas. Sosialisasi kepatuhan pelaporan ESO optimal berhubungan dengan patient safety. Penguatan nilai – nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan
organisasi
Inovatif
:
Nilai
yang
menggambarkan
keinginan
untuk
menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Output
Pelaporan ESO lebih optimal sesuai dengan SOP yang berlaku
Manfaat/hasil capaian
Mencegah terjadinya efek samping yang sama ataupun terdapat antisipasi ketika terjadi efek samping.
Analisis dampak
Tanpa diterapkannya nilai-nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak akan berjalan optimal
Lampiran Kegiatan Minggu ke 3 Kegiatan
Keterangan Gambar Aktualisasi
1. Rapat Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Melakukan koordinasi dengan tim dan Ketua TFT agar proses evaluasi dan sosialisasi pelaporan ESO dapat berjalan lancar.
43
2. Melakukan persiapan untuk evaluasi dan sosialisasi dengan membuat draft surat permohonan dibuatkan Form Kuning Pelaporan ESO dalam emedrec dan merancang pertanyaan kuesioner untuk dibuatkan dalam google form
3. Melakukan rancangan pertanyaan kuesioner dan membuat google form untuk mengisi kuesioner
44
45
4.4 Kegiatan Minggu 4 Kegiatan Minggu ke 4
Melakukan Sosialisasi Pelaporan ESO kepada tenaga kesehatan dan evaluasi hasil sosialisasi
Tanggal pelaksanaan
28 Juni – 3 Juli 2021
Deskripsi kegiatan dan
Kegiatan ini terdiri dari menyebarkan kuesioner tentang kepatuhan
teknik aktualisasi
pelaporan efek samping obat (ESO) kepada tenaga kesehatan dan
penerapan nilai-nilai
melakukan sosialisasi melalui zoom serta membuat draft surat
dasar ASN
kepada direksi agar formulir pelaporan efek samping obat dapat dimasukkan ke dalam e-medical record.
Kendala
Situasi pandemi covid saat ini, menyebabkan beberapa tenaga kesehatan ada yang sedang isolasi mandiri sehingga tidak semua bagian dapat mengikuti kegiatan sosialisasi. Draft surat permohonan formulir pelaporan efek samping obat dimasukkan kedalam e-medical record masih dalam tahap kajian di direksi sehingga belum dapat di tanda tangani.
Nilai – nilai dasar yang
Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di
relevan
atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi).
Kontribusi terhadap Visi Proaktif dalam menelusuri masalah yang ada di lapangan dan dan Misi organisasi
menyampaikan masalah secara transparan dan penuh tanggung jawab sesuai dengan amanah tugas yang diberikan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) terkait pelaksanaan optimalisasi rekapitulasi laporan data di yang merupakan bentuk kontribusi terhadap visi dan misi di RSUP.Dr.Hasan Sadikin yaitu Menjadi Institusi
Kesehatan
yang
unggul
dan
transformatif
dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care) dan tata nilai PAMINGPIN PITUIN yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas. Sosialisasi kepatuhan pelaporan ESO optimal berhubungan dengan patient safety. Penguatan nilai – nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi
kemitraan Inovatif
:
Nilai
yang
menggambarkan
keinginan
untuk 46
menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Output
Pelaporan ESO lebih optimal sesuai dengan SOP yang berlaku.
Manfaat/hasil capaian
Mencegah terjadinya efek samping yang sama ataupun terdapat antisipasi ketika terjadi efek samping.
Analisis dampak
Tanpa diterapkannya nilai-nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak akan berjalan optimal
Lampiran Kegiatan Minggu ke 4 Kegiatan
Keterangan Gambar Aktualisasi
1. Sosialisasi Pelaporan ESO kepada tenaga kesehatan (dokter, perawat, apoteker).
47
2. Menyebarkan kuesioner evaluasi pelaporan ESO dengan google form.
Peserta : 55% perawat, 15% dokter umum/residen, 15% dokter spesialis, 15% apoteker. Jumlah total peserta 22 orang. Definisi ESO 50% peserta menjawab benar, dan 45% menjawab tidak pernah melaporkan. 48
40% menjawab tidak pernah mengisi formulir meso dan 90% menjawab benar langkah-langkah cara pelaporan ESO.
Sebanyak 37,4% peserta menjawab benar mengenai obat apa saja yang perlu dipantau ESO dan dicatat di dalam rekam medis pasien dan Formulir MESO. 60% peserta menjawab benar petugas yang melakukan pengkajian MESO yaitu oleh sub tim meso TFT.
49
85% peserta mengetahui bahwa alergi termasuk reaksi ESO. 60% menjawab benar formulir pelaporan ESO dikeluarkan oleh Badan POM RI.
57,15% peserta mengetahui langkah pelaporan ESO sesuai SOP apabila yang menemukan pertama kali oleh tenaga medis selain dokter. Sebanyak 51% peserta mengetahui manfaat pelaporan ESO.
50
3. Membuat draft surat yang ditujukan kepada direksi agar formulir pelaporan ESO masuk ke dalam e-medical record.
51
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Proses aktualisasi dan habituasi yang dilakukan oleh Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu cara untuk mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Penyelesaian isu yang ada di tempat kerja dengan menerapkan nilai-nilai ASN diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengutamakan kepentingan umum. Pada akhirnya, kegiatan aktualisasi dan pelaksanaan kegiatan pemecahan isu diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
52
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). 2. Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. 3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. EtikaPublik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 201. Whole of Goverment: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 10. Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 201. PelayananPublik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
53