3 minute read
Simpang Siur KPK Dalangi Aksi Mahasiswa
Dewi Purnamasakty
Pada September 2019 lalu sejumlah pelajar, jurnalis, serikat pekerja, dan mahasiswa dari berbagai Univers itas di Indonesia turun ke jalan untuk menyuarakan aksi terkait revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dianggap ganjal. Aksi tersebut berlangsung selama satu minggu dua hari terhitung dari tanggal 23 September hingga 2 Oktober 2019. Aksi yang terjadi pada saat itu dianggap sebagai aksi besar-besaran oleh mahasiswa setelah sekian lama sehingga sangat menarik perhatian berbagai media dan portal berita membahas hal tersebut.
Advertisement
Saat itu sebuah akun anonim di twitter muncul dengan unggahan sebuah video yang memperlihatkan beberapa mahasiswa sedang berada di dalam gedung DPR bersama orang-orang KPK dengan caption “Cih ternyata oknum KPK & LSM berkedok anti korupsi jadi dalang penggerak demo anarkis mahasiswa. Makin terungkap KPK telah jadi sarang gerakan politik radikalis untuk menipu rakyat. Memalukan!”. Cuitan akun tersebut mendapatkan 83 komentar, 173 retweet, dan 334 like.
Tidak lama setelah cuitan tersebut viral, muncul sebuah artikel dengan penjelasan “Telah beredar video di media sosial yang menarasikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang rapat bersama mahasiswa jelang demonstrasi di gedung DPR pada Selasa (25/9/2019) lalu dan menjadi penggerak demo mahasiswa.
Menyikapi isu tersebut, saya mencoba terjun ke lapangan dengan tujuan untuk melakukan riset terkait berita dan isu yang beredar di sosial media dengan didampingi oleh salah satu panitia FIGUR 2019 dan beberapa peserta FIGUR lainnya. Untuk mengumpulkan data, saya mencari seorang narasumber yang bersedia memberikan pandangannya terhadap isu yang saya angkat, tentunya narasumber harus memiliki pengetahuan yang cukup terkait pergerakan mahasiswa. Lokasi riset yang saya pilih ialah di lingkup kampus Universitas Hasanuddin tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adapun narasumber yang saya dapatkan adalah seorang dosen FISIP Unhas yang bernama Arya Ashari berusia 35 tahun. Simpang Siur KPK Dalangi Aksi Mahasiswa
Setelah membaca berita yang saya berikan terkait KPK sebagai penggerak demo mahasiswa, Arya Ashari selaku narasumber berpendapat bahwa sumber berita yang tidak jelas asal-usulnya menjadikan isu yang beredar belum bisa dikatakan benar.
Beliau juga mengatakan saat ini mahasiswa mengikuti aksi demonstrasi biasanya murni karena kemauan sendiri tanpa campur tangan orang lain. Tak hanya sampai disitu, saya juga menanyakan pandangan narasumber terkait literasi digital yang muncul seiring perkembangan teknologi. Menurut narasumber, saat ini hampir semua masyarakat melakukan literasi digital, “Bahkan sekarang pun membaca atau mencari berita tak perlu di koran, sesimpel kita buka gadget kita sudah bisa membaca semua berita” ujarnya.
Menurutnya, jika mendapat informasi yang tidak memiliki sumber jelas dan abal-abal maka tidak boleh langsung percaya atau langsung menyebarkan, baiknya mencari tahu fakta terlebih dahulu, menganalisis, lalu setelah itu ditentukan apakah informasinya penting dibagikan atau tidak. Setelah mendapatkan beberapa data di lapangan, selanjutnya saya mencoba melakukan literasi digital dengan benar dan mencari tahu lebih dalam mengenai berita yang membahas soal KPK sebagai penggerak demo mahasiswa. Setelah menelusuri berbagai portal berita ternama dan artikel terpercaya, saya mendapatkan fakta terkait isu KPK tersebut.
Dilansir dari artikel Kompas.com yang menulis klarifikasi terkait isu yang beredar adalah dis-informasi. Faktanya, pertemuan tersebut terjadi pada 11-12 September 2019 ketika KPK menerima audiensi sejumlah perwakilan masyarakat anti korupsi diantaranya GAK, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan akademisi yang concern dengan isu antikorupsi. Saut Situmorang selaku Wakil Ketua KPK menegaskan bahwa pertemuan tersebut terjadi jauh sebelum demo mahasiswa. Tak hanya sampai disitu, juru bicara KPK, Febry Diansyah mengatakan KPK telah mengeluarkan rilis resmi terkait kegiatan tersebut. Di dalam rilis yang dikeluarkan audiensi membahas beberapa isu di antaranya calon pimpinan KPK, Revisi UU KPK, serta revisi KUHP.
Selain Kompas.com, portal berita terpercaya seperti Kominfo.go.id dan Tempo.co juga telah merilis artikel klarifikasi mengenai isu KPK yang beredar. Dalam kasus seperti di atas, penting bagi kita semua para pelaku literasi digital untuk lebih teliti lagi dalam menyaring berbagai informasi yang ada. Sejalan dengan hasil wawancara dengan narasumber tadi, sebelum menyebarluaskan berita kita sebagai pembaca harus bisa menganalisis dan mengetahui mana yang penting untuk dibaca dan mana yang tidak penting.