Tabel 6. Penerapan Konsep Desa Wisata
Prinsip Penerapan Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata Fasilitas wisata dikembangkan di dalam desa, dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam dimana akan terdapat pusat fasilitas wisata atau dekat dengan desa. yaitu di kawasan agrowisata. Fasilitas dikembangkan oleh masyarakat setempat utamanya komunitas Pokdarwis dalam skala kecil dan memanfaatkan sumber daya lokal. Fasilitas wisata yang akan dikembangkan utamanya adalah ruang pameran produk lokal dan jalur pesepeda. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut Fasilitas, pelayanan dan atraksi wisata dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa, dikembangkan dengan memanfaatkan salah satu bisa bekerja sama atau individu sumber daya lokal yang dimiliki masyarakat yang memiliki. setempat, misalnya pemanfaatan lahan pertanian untuk wisata edu-farming, wisata kuliner di rumah-rumah produksi olahan khas jabungan, dan pengelolaan wisata yang dilakukan komunitas lokal. Pengembangan desa wisata didasarkan pada Pengembangan desa wisata Jabungan salah satu “sifat” budaya tradisional yang didasarkan oleh potensi lokal yang khas dan lekat pada suatu desa atau “sifat” atraksi yang menjadi “sifat” Kelurahan Jabungan, seperti dekat dengan alam dengan pengembangan suasana pedesaan di wilayah kota desa sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan metropolitan dan kampung empon-empon. yang mengunjungi kedua atraksi tersebut. Pengembangan dilakukan dengan tipe terbuka (spontaneus), dimana kawasan wisata tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal atau wilayah desa menjadi pusat wisata. Sumber : Kelompok 9A, 2020
44