5 minute read
Semangat Normal Baru Semangat Cerlang Nusantara
PKN hadir sebagai amanat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 demi menciptakan “ruang interaksi inklusif untuk pemajuan kebudayaan.” PKN 2019 dan 2020 mengangkat tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”, adapun tema PKN 2021 adalah “Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan.” Tema tersebut diangkat untuk menjawab tantangan kehidupan masa kini, khususnya di bidang pemenuhan kebutuhan hidup dasar: sandang, pangan, papan. Dengan memanfaatkan kekayaan potensi budaya setempat, kegiatan dalam PKN diharapkan menjadi solusi yang berkelanjutan bagi masalahmasalah dunia hari ini.
Kearifan lokal dari segenap warisan budaya kita diharapkan menjadi terang yang membimbing jalan bangsa Indonesia mencipta kewajaran baru yang tidak sekadar mengulang kewajaran lama. Mencipta gaya hidup baru berarti meninggalkan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan dalam sandang, pangan, dan papan. Di sini, kebudayaan menawarkan inspirasi yang berharga. Dalam hal sandang, kita memiliki khazanah busana berkelanjutan yang terkandung dalam berbagai praktik tenun tradisional. Penggunaan serat dan pewarna alam yang tanpa limbah telah lama dipraktikkan oleh masyarakat adat Nusantara.
Advertisement
Dalam hal pangan, kita juga memiliki model pengolahan pangan tradisional yang mengutamakan prinsip permakultur (tanpa limbah) dan diversitas bahan pangan di luar beras, gandum, jagung. Pengelolaan lahan yang memperhatikan keseimbangan ekosistem dan penggunaan bahan pangan alternatif seperti sorgum dan sagu telah menjadi bagian dari praktik masyarakat Nusantara sejak ribuan tahun lampau. Begitu pun dalam konteks aristektur. Khazanah papan vernakular kita sangat menekankan kekhasan geografi lokal dan sifat publik dari pemukiman. Lewat pola hunian Nusantara yang komunal, terkandung teknologi sosial yang berharga: pencarian solusi bersama atas masalah yang dihadapi individu warga. Keanekaragaman budaya inilah yang menjadi sarana untuk memecahkan aneka persoalan bangsa, memberikan jaminan keselamatan hidup bagi segenap warga bangsa.
penentuan tema PKN dilakukan setelah pelaksanaan forum-forum diskusi terpumpun yang melibatkan pakar-pakar di bidangnya yakni Samuel Wattimena (sektor sandang), Helianti Hilman (sektor pangan), dan Gregorius Antar Awal (sektor papan). Sektor-sektor tersebut menjadi landasan bagi penyelenggaraan program-program utama PKN yakni kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran serta Pekan Kebudayaan Daerah sebagai wadah interaksi budaya dari desa hingga ke pusat yang akan menjaring “Cerlang Nusantara” dari masing-masing daerah di Indonesia.
Slank-
Kuliner Indonesia untuk dunia -
Bangsa Berketahanan
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan mengatakan bahwa keseluruhan khazanah tradisi hari ini adalah buah dari adaptasi, inovasi, dan hibridisasi yang membuat kita sebagai bangsa semakin berketahanan dalam menghadapi aneka tantangan hidup. PKN memiliki misi menjadikan kebudayaan sebagai pandu menuju normal baru. Perhelatan kebudayaan ini diselenggarakan secara hibrid; daring dan luring. Puncak PKN dilaksanakan selama 7 hari, 19-26 November 2021. Rangkaian acara tayang melalui berbagai platform yakni kanal budaya Indonesiana TV di Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), laman PKN.id, dan juga kanal Youtube budayasaya. Kegiatan pembukaan dan penutupan pun tayang langsung melalui TVRI. 17 kompetisi budaya, 23 lokakarya, 11 sesi simposium, 60 pergelaran, pameran dan tidak kurang dari 20 sesi konferensi memeriahkan puncak PKN 2021. Dalam pelaksanaanya, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan 70 pemerintah daerah bersama 3000 pelaku budaya yang turut aktif menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Daerah yang juga merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan PKN.
Pertunjukan “Napas Jiwa” karya Atilah Soeryadjaya, Jay Subiakto, dan Rama Soeprapto menjadi sajian pembuka rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional 2021, yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi Mendikbudristek Nadiem Makarim. Sejumlah musikus seperti Slank, Andien, Dere, Diskoria, Shine of Black, Godbless, Viky Sianipar dan Voice of Baceprot turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Salah satu program andalan yang diusung pada PKN tahun ini ialah Ragam Budaya. Program ini merupakan variety show dan star jamming yang mengangkat potensi kearifan lokal serta kekayaan warisan budaya sandang, pangan, papan Nusantara seperti fashion show, dokumenter dari alam ke piring, arsitektur tradisional, dengan melibatkan komunitas lokal dan seniman Indonesia.
Sejumlah sutradara terkenal dengan reputasi dan prestasi yang telah diakui oleh masyarakat turut mengambil peran dalam proses produksi Ragam Budaya ini, di antaranya Riri Riza (Alam Takambang Jadi Guru : Serambi Minangkabau); Hanung Bramantyo (Lingsir Wengi); Eugene Panji (Dulu x Hari Ini); Buyung Reza (Sumba Waingapu: Permata dari Indonesia); Priagita Ariangeara (Sandar di Semenanjung Para Daeng); Adrianto Sinaga (Nyanyian Danau); Robby Ertanto (Cinta Ditanam, Negeri Dijunjung); Ismail Basbeth (Banda Dari Dekat Sekali); Lasja Susatyo (Lost Story Nias: Kisah Pulau Batu Besar dan Napas Bumi: Kalimantan); hingga Jay Subyakto, Rama Soeprapto, Hartati dan Atilah Soeryadjaya (Napas Jiwa).
Produksi tayangan Ragam Budaya mengambil tempat di sejumlah lokasi
yang sudah dikenal oleh masyarakat sebagai destinasi yang memiliki khazanah budaya seperti: Solok Selatan, Sulawesi Selatan, Nias Selatan, Kalimantan Timur, Borobudur, Banda Neira, Danau Toba, Sumba Timur, Muarajambi, Tana Toraja, dan Labuan Bajo. Melalui tayangan kekayaan budaya yang dirangkum menjadi tayangan variety show dan juga star jamming yang bertutur dan bercerita, diharapkan menjadi tayangan alternatif yang dapat menggugah dan menumbuhkan minat masyarakat untuk mengenal dan mencintai kearifan-kearifan lokal yang berada di daerah masingmasing. Karya-karya yang dibuat secara garis besar menggambarkan bagaimana anak-anak muda mencintai budayanya.
Tayangan dibungkus dengan cara yang modern namun tidak keluar dari tradisi yang ada. Bagaimana karya tersebut dapat menunjukkan bahwa tradisi itu keren, bagaimana tradisi dan sejarah bisa dijadikan pertunjukkan kekinian. Kita kerap menempatkan tradisi sebagai sesuatu lampau, dan PKN 2021 menunjukkan bahwa tradisi dapat disajikan melalui cara yang modern, karena tradisi harus selalu digarap, karena tradisi merupakan akar dari kebudayaan yang harus dilestarikan. Adaptasi pertunjukkan kebudayaan selama pandemi nyatanya memunculkan sisi positif – walaupun ditayangkan secara daring. Sutradara dan pelaku budaya dapat menyuguhkan semua detail pertunjukan dengan bantuan visualisasi melalui video.
Kebudayaan bangsa sesungguhnya merupakan sumur inspirasi yang tidak akan habis ditimba. Kebudayaan Nusantara mengandung pengalaman dari tak terhitung banyaknya generasi pendahulu yang mendiami kepulauan ini sejak ribuan tahun lampau. Kebudayaan Nusantara adalah semacam laboratorium tempat aneka strategi bertahan hidup dan memecahkan masalah yang didesain dan diujicobakan. Setiap dari kita mewarisi laboratorium hidup itu. Sudah waktunya kita menoleh kembali pada laboratorium turun-temurun itu dalam merumuskan langkah-langkah ke depan. Penyelenggaraan PKN sebagai pagelaran berbasis budaya di tengah-tengah situasi pandemi diharapkan dapat memastikan nyala api dan semangat kebudayaan tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat Indonesia (Jessika Nadya