4 minute read
Ekspresi Wajah Manusia dalam Topeng
Topeng tidak hanya menutup wajah, tetapi juga menyingkapkan kepribadian baru. Tradisi topeng tidak dapat dilepaskan dari tradisi rias wajah. Rias wajah atau lukisan pada wajah membuat kepribadian seseorang berbeda dengan aslinya. Dalam tradisi wayang wong atau wayang orang dari Jawa, warna, garis, dan ragam hias pada rias wajah wayang wong menunjukkan karakter sang tokoh.
Ekspresi -
Advertisement
Woro Mastuti
Tokoh-tokoh dalam opera Peking (Beijing) memiliki arti tersendiri dalam rias wajah mereka. Karakter rias wajah dalam opera Peking memiliki 4 macam karakter, yaitu sheng, dan, jing, chou. Keempat jenis karakater rias wajah tersebut terbagi dalam dua bagian, yakni mocai (memberi bedak dan mewarnai wajah secara natural) dan goulian (menggambar dan melukis wajah). Demikian pula dengan tradisi rias wajah dan topeng Nusantara. Setiap daerah di Indonesia memiliki kosakata topengnya sendiri: tapuk (Bahasa Jawa Kuno), tapel (Bali, Lombok), kedok (Jawa-Sunda), hudoq (Dayak), toping (Batak Simalungun), gundala-gundala (Karo). Pada perkembangannya, istilah topeng mengalami perluasan makna. Inilah yang tercermin dalam seni ondelondel (Betawi), ogoh-ogoh (Bali), barong landung (Bali), sisingaan (Sunda), burak atau buroq (Cirebon) yang bukan hanya menutupi wajah, tetapi juga menutupi seluruh tubuh orang yang memakainya.
Rumah Joglo Woro Mastuti
Rumah Topeng dan Wayang Setiadarma
Rumah Topeng & Wayang Setiadarma (RTWSD) yang terletak di Banjar Tengkulak Tengah, Sukawati, Gianyar (Bali) memiliki koleksi sekitar 1300 topeng dari berbagai daerah di dalam dan luar negeri, antara lain Betawi, Cirebon, Yogyakarta, Madura, Bali, Lombok, Batak, Sulawesi, dan Papua. Koleksi topeng mancanegara berasal dari Kamboja, Mynamar, Jepang, Korea, China, India, Italia, Afrika. Selain topeng, terdapat koleksi wayang yang jumlahnya sekitar 6000 buah berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. RTWSD didirikan tahun 2006 oleh Hadi Sunyoto, seorang pemerhati budaya dan pebisnis bersama rekannya, (alm.) Prayitno, yang juga pemerhati budaya. Tujuan didirikannya RTWSD ini adalah untuk mengenalkan masyarakat pada inpirasi budaya yang dapat berguna untuk kehidupan kini dan masa depan.
Koleksi topeng di RTWSD dipamerkan di berbagai rumah tradisional. Rumah Tembakau digunakan untuk kegiatan pameran karya seni-budaya dan seminar/ diskusi. Koleksi Barong Bali, Barong Plok, Barong Kemiren, Barong Tiongkok, Reog Ponorogo dipamerkan di Rumah Joglo Plumpang. Koleksi Topeng dan Wayang Kulit Bali dipamerkan di Rumah Joglo Boma. Di Rumah Joglo Senori dapat disaksikan koleksi Topeng Nusantara. Rumah Joglo Keben terdapat koleksi Wayang Kulit dalam dan luar negeri. Rumah Joglo Bojonegoro menyimpan koleksi Wayang Golek dalam dan luar negeri. Sementara itu, koleksi topeng luar negeri (Afrika, Italia, Meksiko, Bolivia, Korea, Jepang, China, Tibet, Srilanka, Nepal) dapat disaksikan di Rumah Joglo Blora. Setiap topeng memiliki aura tersendiri yang berbeda dengan topeng lainnya. Bentuk dan topeng setiap daerah menampilkan karakater yang unik. Tari Topeng Cirebon, misalnya, membuat topeng tersebut terasa hidup karena ditarikan oleh sang penari. Seolah-olah topeng tersebut memiliki jiwa dan roh. Topeng dengan karakter tersenyum akan memberikan pengaruh kepada mereka yang melihatnya, sehingga menimbulkan kesan damai dan bahagia di hati. Topeng dengan mata besar dan melotot memberikan kesan berbeda pada setiap orang yang melihatnya, misalnya marah, seram, sehingga menimbulkan kesan menakutkan.
Topeng terbagi dalam berbagai ukuran. Ada topeng seluruh dan setengah muka, topeng kecil, topeng ukuran perut. Di RTWSD juga terdapat ‘topeng’ dengan ukuran besar dan tinggi sekitar 3 meter,
yaitu barong landung (Bali), ondel-ondel (Betawi), topeng karya ‘Newman’. Topeng atau ogoh-ogoh Jaya Pangus, Kang Ching Wei, beserta 2 tokoh lainnya menghiasi Rumah Adat Joglo Plumpang. Jaya Pangus dan Kang Ching Wei merupakan legenda rakyat Bali terkait dengan akulturasi budaya China – Bali.
Ragam dan Fungsi Topeng
Jenis topeng dapat dibedakan berdasarkan ukurannya. Topeng-topeng ukuran besar seperti topeng naga dalam pertunjukan barongsai, topeng barong dalam permainan Reog Ponorogo, Ondelondel Betawi. Topeng dalam bentuk kecil umumnya seukuran dengan wajah, bulat lonjong, atau setengah wajah. Topeng Panji dan Galuh Candra Kirana merupakan topeng bentuk kecil. Topeng adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai karya seni dan benda hiasan. Dalam memahami topeng diperlukan pemahaman aspek-aspek ekspresif, simbolis, struktur, unsur, makna (kesatuan makna). Setiap aspek memiliki sudut pandang yang berbeda, seperti aspek teknis, estetika, religius, fungsi pragmatis, ekonomi.
Selain sebagai benda seni, topeng juga berfungsi sebagai pelindung. ‘Masker’ di masa pandemi Covid-19 adalah topeng pelindung dari penularan virus Corona. Topeng dalam dunia industri berfungsi untuk alasan keamanan. Para pegawai pabrik kimia atau bahan berbahaya wajib menggunakan masker yang dirancang khusus melindungi seluruh wajahnya disertai alat pernapasan. Topeng binatang merupakan salah satu kekayaan khazanah topeng. Hal ini menunjukkan takterbatasnya imajinasi manusia dalam dunia kesenian. Jenis topeng binatang yang sering ditemukan adalah topeng burung, binatang bertanduk, binatang buas, binatang jinak, makhluk fantasi atau abstrak.
Bahan Pembuatan Topeng
Bahan yang digunakan untuk membuat topeng dikembangkan dari sebuah tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, atau sejarah yang panjang. Bahan pembuatan topeng tergantung pada tujuan, keinginan atau gagasan pembuatnya, dan sebagian lagi berdasarkan ketersediaan bahan. Bahan topeng yang dipilih mempengaruhi dan menentukan jenis, kualitas, bentuk, karakter, serta menuntut teknik serta peralatan yang berbeda.
Dua Wajah - https://www.freepik.com/ premium-photo/mask-made-wooden-shopmask-bali-shopping-bali-indonesia_2549609. htm#page=1&query=barong&position=8&from_ view=search
Tidak dapat dipungkiri bahwa topeng merupakan benda seni yang memiliki berbagai nilai, seperti nilai estetika, nilai sosial, nilai personal, nilai komunal, nilai sakral dan sekular, nilai religi. Apresiasi terhadap karya seni topeng pun berbeda sesuai dengan peruntukan pembuatan topeng tersebut dan sejarah keberadaan topeng tersebut.
(Dwi Woro Retno Mastuti, Pendiri Sanggar Rumah Cinta Wayang).
Senyum -
Woro Mastuti
Tak hanya dari Nusantara -
Woro Mastuti