5 minute read

Borobudur, Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Borobudur,

Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Advertisement

Mitigasi erupsi Merapi di Borobudur-

Syefri Luwis

Candi Borobudur merupakan satu destinasi wisata utama di Magelang, Jawa Tengah, yang menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara untuk dikunjungi. Berbentuk teratai, bunga suci agama Buddha, Candi Borobudur merupakan sebuah releksieksepsional dari perpaduan antara ide asli terkait pemujaan nenek moyang dan konsep Buddhisme dalam mencapai nirwana. Kesepuluh teras berundak dari keseluruhan strukturnya merupakan tahapan yang harus dicapai oleh Bodhisatwa sebelum mencapai keBuddha-an. Monumen Buddha yang dibangun pada masa Dinasti Sailendra (abad 8–9 M) itu menggunakan deskripsi bentuk candi dan stupa, motif pahatan, relief serta lorong galeri. Candi ini secara vertikal dibagi menjadi 3 dan mengikuti konsep filosofis Buddha dalam mencapai nirwana. Kini Borobudur telah berumur 1200 tahun.

Borobudur sebagai konsep wisata tunggal rupanya telah melemahkan potensi besar yang dimilikinya, yaitu potensi ekonomi dan potensi spiritual. Hingga tahun 2019, Borobudur merupakan objek wisata tunggal Tanah Air yang paling banyak dikunjungi wisatawan sehingga menyandang statusstatus: warisan dunia, kawasan cagar budaya peringkat nasional, kawasan strategi nasional, objek vital nasional dan sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas. Destinasi pariwisata super prioritas merupakan bagian dari program “10 Bali Baru” yang dicanangkan pemerintah yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi kreatif yang bermanfaat bagi warga setempat. Oleh karena itu, Kemdikbud, Riset, dan Teknologi melalui Dirjen Kebudayaan menginisiasi koordinasi antara kementerian terkait sehingga penetapan Candi Borobudur sebagai DPSP dapat

berjalan baik dengan tetap mengutamakan kelestarian candi. Inisiasi tersebut lantas ditanggapi secara positif dengan koordinasi oleh Kemenkomarves. Berbagai pertemuan antara kementerian dan lembaga terkait telah dilakukan dan memunculkan kesepakatan untuk meninjau ulang rencana pembangunan Kawasan Candi Borobudur.

Komitmen dari berbagai instansi ini menjadi solusi terhadap tantangan utama yang dihadapi Candi Borobudur, yakni menjaga keberlanjutan struktur bangunan candi sebagai warisan budaya nasional. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah wisatawan yang mencapai 8000 orang per hari pada tahun 2019. Sementara hasil studi dari Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bawah kawasan puncak candi idealnya hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.

Bulan Maret 2020, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan; Mendikbudristek Nadiem Anwar Makariem; Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno; Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo; Gubernur Jateng Ganjar Pranowo; Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid; Dirjen Cipta Karya KemenPUPR Diana Kusumastuti; dan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian melakukan kunjungan lapangan ke Kawasan Borobudur dalam rangka pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Titik pembangunan yang dikunjungi terdiri atas Lahan Otorita Borobudur, Lapangan Samigaluh, Kampung Seni Borobudur atau Lapangan Kujon, Kembanglimus Community Center, Gerbang Palbapang, Manohara Study Center dan Concourse Candi Borobudur di Magelang.

Hal-hal yang terkait rencana pengelolaan terpadu Candi Borobudur; seperti peningkatan kualitas lingkungan hidup dan

Borobudur kala pandemi-

Syefri Luwis

Pembatasan wisatawan ke Candi Borobudur -

Syefri Luwis

Menparekraf Sandiaga Uno, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Mendikbudristek Nadiem Makarim, Menko Marves Luhut Panjaitan,

- Dir. PPK

Intan Soekotjo menyanyi berlatar Borobudur. Kegiatan itu menjadi bagian dari pemanfaatan kawasan Borobudur -

Deny Eka Setiyawan

sumber daya alam, peningkatan fasilitas interpretasi dan informasi mengenai nilai penting Kompleks Candi Borobudur, peningkatan kegiatan konservasi cagar budaya di kawasan, perbaikan tata kelola, pengembangan pariwisata berkelanjutan yang turut mendukung pelindungan Kompleks Candi Borobudur serta peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diatur oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Dirjen Kebudayaan. Hal ini seturut dengan UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

- Pelindungan

Upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan cara penyelamatan, pengamanan, zonasi, pemeliharaan, dan pemugaran cagar budaya.

- Pengembangan

Peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi cagar budaya serta pemanfaatannya melalui penelitian, revitalisasi, dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan pelestarian.

- Pemanfaatan

Pendayagunaan cagar budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya.

Terkait pengembangan, berbagai atraksi penunjang di sejumlah titik di Kompleks Candi Borobudur sejatinya bertujuan untuk menyebar kunjungan wisata agar berfokus tidak hanya pada titik puncak candi. Hal ini diselaraskan dengan semangat melindungi lansekap budaya Kompleks Candi Borobudur yang salah satu tujuannya adalah dengan mengembangkan dan menguatkan narasi hebat Candi Borobudur sebagai Outstanding Universal Value dan budaya yang melingkupinya. Berbagai kegiatan pengembangan dan pemanfaatan telah dilakukan; seperti Sarasehan Budaya Spiritual Kawasan Candi Borobudur, Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia, hingga pembuatan konten variety show “Lingsir Wengi (Borobudur)” karya Hanung Bramantyo yang menjadi salah satu suguhan dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2021.

Hingga November 2021, pemerintah tengah melakukan penajaman dan penerapan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-YogyakartaPrambanan untuk pengembangan DPSP Borobudur menjadi pariwisata yang berkualitas dengan melibatkan masyarakat secara aktif untuk memastikan dampak pelestarian Candi Borobudur yang berkelanjutan. Salah satu peserta aktif yang diharapkan adalah mahasiswa yang dalam hal ini diharapkan dapat memperdalam studi kawasan Borobudur. Selain itu mahasiswa juga dapat menumbuhkan sense of belonging, meningkatkan rasa tanggung jawab untuk turut serta merawat serta melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi yang akan datang.

Rencana induk pengembangan

infrastruktur telah disusun secara terpadu mulai dari konektivitas, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, serta kebudayaan – yang menjadi titik tolak pengembangan kawasan wisata Candi Borobudur. Pembangunan infrastruktur; seperti pembangunan Eco-Cultural Tourism seluas 309 hektar, pembangunan pasar seni dan area parkir, pembangunan science park dan boardwalk sepanjang 2 km yang terbentang dari Candi Mendut hingga Candi Borobudur dan melintasi sungai Elo Progo telah mulai dilakukan. Sebagai tambahan, di setiap desa wisata akan digelar festival kesenian rakyat bulanan.

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan bahwa dalam konteks penataan kawasan Candi Borobudur, fokus utamanya adalah konservasi. Wisata berbasis warisan dan pembangunan berkelanjutan adalah kekuatan Borobudur dan wilayah Jawa Tengah. Terdapat perbedaan yang sangat penting antara atraksi dan destinasi. Candi Borobudur adalah atraksi, bukan destinasi. Destinasi sangat bergantung pada kemampuan kita dalam membuat dan menciptakan atraksi yang menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara. Jika atraksinya hanya Candi Borobudur maka yang menjadi destinasi hanya Candi Borobudur. Sekarang, ini menjadi tugas kita – pemerintah dan masyarakat Indonesia – untuk menjadikan Pawon, Mendut, serta belasan candi yang ada di Kawasan Candi Borobudur menjadi atraksi tambahan dalam destinasi pariwisata kita agar Borobudur tidak lagi menjadi wisata tunggal yang harus menanggung tekanan itu sendirian. Tujuannya adalah agar Borobudur dapat dinikmati ratusan bahkan ribuan tahun lagi (Jessika Nadya

Ogesveltry, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan).

“Mari kita jadikan Candi Borobudur sebagai panggung kekayaan budaya dan kebinekaan Indonesia.” – Nadiem Makarim.

Kunjungan lapangan para menteri dan pejabat dari Kemdikbudristek, Kemenparekraf, Kemenko Marves, Kemen PUPR, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo -

Dir. PPK

This article is from: