4 minute read
Rekam Jejak Dolanan Jawa dalam Naskah Kuno
Dolanan anak tidak saja ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tradisi lisan, namun juga direkam dalam manuskrip-manuskrip kuno maupun naskah cetak kuno di Nusantara yang terbentang luas dari ujung barat ke timur dan mengandung banyak informasi berupa ilmu pengetahun, sosial, budaya, agama, dan lain-lain. Tradisi tulis lebih awet dalam menyimpan ingatan memori budaya masa lampau dibandingkan dengan tradisi lisan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang serba berbasis teknologi, dolanan anak mulai dilupakan oleh masyarakat milenial. Anak-anak lebih memilih gawai dan bermain di kamar sembari rebahan ketimbang bermain bersama temantemannya sambil bersosialisasi dan berolahraga. Hal tersebut mengakibatkan terputusnya pelestarian permainan tradisional dolanan anak khususnya di Jawa. Ingat akan nama-nama dolanan anak saja rasanya sudah bersyukur, terlebih ingat secara lengkap cara dan aturan bermainnya. Keberuntungan masyarakat Indonesia adalah memiliki peradaban tulis yang maju pada masa lampau, sehingga dolanan anak masih bisa kita pelajari dan hidupkan kembali dengan membuka lembar demi lembar manuskrip.
Advertisement
Manuskrip Dolanan
Ada banyak manuskrip ataupun naskah cetak kuno yang menyimpan ingatan memori dolanan anak, di antaranya adalah manuskrip berjudul Dolanan dengan kode koleksi F31, Dolanan Bocah kode koleksi F32, Dolanan Driji F9 dan F10, Dolanan Lare-Lare kode koleksi F8 yang tersimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta; Gendhing Dolanan UR25, Dolanan Bocah-Bocah ing Klathen kode koleksi UR22-UR24, Dolanan WarniWarni kode koleksi UR9 dan UR10 yang menjadi koleksi Perpustakaan Universitas Indonesia; dan Jongensspelen kode koleksi KBG 926 yang merupakan koleksi Perpustakaan Nasional RI. Dari data terebut memperlihatkan bahwa dolanan anak tradisional di Jawa cukup beragam.
Salah satu dari keberagaman manuskrip dan naskah cetak kuno yang memuat ingatan memori dolanan anak dan lagu atau tembang bocah adalah Serat Lagu Bocah-Bocah (disingkat SLBB). SLBB ini merupakanKoleksi Grahatama Pustaka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I. Yogyakarta dengan kode koleksi L 784.624 Suk S. Penyampaian teks dalam bentuk prosa yang ditulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa. R. Sukardi (Prawira Winarsa) menulis SLBB ini di Imogiri, Yogyakarta. Pada tahun 1912 SLBB diterbitkan oleh percetakan H.A. Benjamins di kota Semarang dengan ukuran naskah 13,5 cm x 22 cm.
Teks SLBB memuat 212 lagu bocah dan dolanan anak, dilengkapi dengan aturan dan cara bermainnya, serta ilustrasi sederhana yang menggambarkan tiap permainan. Dolanan bocah yang terhimpun dalam naskah SLBB terbagi dalam tiga jenis penyajian 1) dolanan bocah disertai dengan lagu, 2) dolanan bocah saja, dan 3) lagu bocah saja.
(Muhammad Bagus Febriyanto, Filolog).
Laman-laman untuk
bermain - Aswinna
Berikut ini contoh-contoh nama dolanan bocah yang disertai lagu:
No. No. urut dalam naskah
1. 1.
2. 2.
3. 4. 5. 6. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Nama dolanan
Gula ganthi
Sepet-sepet aking
Hanti Thung-thung Cublak-cublak suweng Godhong-godhong sembukan Emprit-emprit peking Bek kung bibis Cempa rowa Cengkir-cengkir legi Blarak-blarak sempal Ancung Sulur-sulur kangkung Sluku-sluku bathok Tumbaran Lepetan Srek-usreke Ceplok endhog Lintang rembulan Jamuran Nini-nini katisen Dhungkul Kacang-kacang goreng Cengkowak Luru-lurus
Berikut ini contoh nama-nama dolanan bocah :
No. No. urut dalam naskah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 34. 39. 90. 91. 128. 135. 136. 137. 138. 139. 151. 152. 153. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 171. 174. 175. 176. 177. 179. 180. 181. 182. 183. 190. 203. Nama dolanan
Jelung umpet Uthuk-uthuk Genukan Gobag grendul Gobag gendul Gobag sodhor Gobag gerit Koko-koko Dhakon Obrog (sela) Obrog (kajeng) Macanan, tiyang 21 sima 1 Macanan, tiyang 8 sima 2 Macanan, tiyang 3 sima 1 Macanan, tiyang 4 sima 1 Mulmulan Basbasan Damel gambar griya Gatheng Gatheng tandheg Gatheng brojol Gatheng rante Benthik Benthik maling Uncal Ondhel Jirak byok Dekepan Gendeng
Menjaga permainan, menjaga peradaban
- Zullubis
No. No. Urut dalam naskah Nama dolanan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 35. Pring sadul-sadul 36. Sondom belo 37. Kembang celung 40. Locici 44. Kebo brintik 47. Celeng Gonteng 49. Sang goreng sonjin 50. Sliring gendhing 54. Hurti hurta 58. Bang-abang 60. Dhungkul bobonang 62. Embleg-embleg duduh tape 63. Jonjang lotha-lathi 65. Rujak manggis 69. Pring gadhing 70. Godhong kamitetep 71. Orong-orong bangkong 73. Bung menthalit 76. Kroto-kroto I 78. Dhoro-dhoro thik 80. Godhong-godhong sembukan 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 87. Ri ri welut 92. Riti-riti II 93. Titi gung 95. Kidul kono ana lintang 96. Kembang thokla-thakli 101. Ima-ima 107. Jeruk inggu 115. Pring gong-gong 123. Dhungkul dhola-dhali dhembleng 126. Pring-pring celumpring 130. Cumplo nangka 132. Dhungkul lur galur 144. Uyek-uyek ranti II 147. Thil sarinthilan 148. Bi bibi tumbas timun 154. Pelem-pelem mentah II 155. Rujak nanas 166. Bung pring ori 207. Suri-suri dhablang 208. Anakku 209. Sulur-sulur rambate 211. Randhu-randhu cengklung 212. Jeruk gulung II