5 minute read
UP TO DATE
Komunikasi dok.
Dies Natalis ke-67 Tandai Transformasi UM
Advertisement
S
udah 67 tahun Universitas Negeri Malang (UM) berdiri. Demi menyambut usia baru, Perayaan Dies Natalis terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, Road to Dies Natalis, dan puncak acara yang dilakukan tanggal (18/10). Kegiatan Road to Dies Natalis juga disemarakkan dengan tiga jenis agenda, yaitu agenda akademik, olahraga, dan seni. Pada Dies Natalis tahun ini, UM mengusung tema “Inovasi Bernas, Wujudkan Merdeka belajar”.
“Kata ‘Bernas’ berarti unggul. Ke depannya diharapkan UM selalu membuat inovasi unggul, tidak hanya untuk sekitar UM saja tetapi juga skala nasional maupun internasional,” papar Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T., selaku ketua pelaksana Dies Natalis UM. “Untuk bagian Merdeka Belajar, hal ini dicanangkan sendiri oleh Menteri Pendidikan. Merdeka dalam artian menjadi lebih mandiri dan kritis dalam kegiatan belajar,” tambahnya. Tema ini juga merupakan langkah UM untuk terus memajukan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dalam perayaan Dies Natalis tahun ini, UM tidak hanya merayakan bertambahnya satu tahun usianya, juga disertai kabar gembira bahwa UM juga menduduki klaster pertama. Sebagai informasi, klasterisasi perguruan tinggi adalah pengelompokan perguruan tinggi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemdikbud yang dilakukan setiap tahun.
Tiga agenda utama UM yang berlangsung selama Road to Dies Natalis berlangsung sejak bulan Juni. Karena Dies Natalis merupakan wujud UM mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), terdapat juga kegiatan akademik yaitu seminar nasional, seminar internasional, talk show, lomba video pendek MBKM, lomba membuat infografis dan video profil unit, dan yang diselenggarakan bersamaan dengan puncak Dies Natalis yaitu UM Expo (18-21/10).
Selain itu, untuk lebih membangkitkan semangat civitas akademik menjelang Dies Natalis, UM juga menyelenggarakan berbagai macam lomba mulai dari poster sampai video TikTok yang bisa diikuti oleh seluruh civitas akademik UM. Walau kebanyakan dilaksanakan secara daring, civitas akademik UM tetap bersemangat dalam mengikuti lomba. Tidak hanya lomba, UM juga mengadakan vaksinasi dosis pertama dengan merek Sinovac bagi para civitas akademik dan umum (24/9) di Graha Cakrawala lalu. Ayu
Raih Predikat Unggul, UM Terus Perbaiki Diri
Kabar baik datang untuk civitas academik Universitas Negeri Malang (UM). Selasa (07/09) UM telah memperoleh akreditasi unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebelumnya, UM memang telah mendapatkan predikat akreditasi A yang berarti sangat baik sejak 19 Juli 2014. Status tersebut telah diperpanjang hingga 5 Mei 2025 berdasarkan SK BAN-PT nomor 187/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/PT/V/2020 yang dikeluarkan pada 5 Mei 2020. Namun, dikarenakan adanya perubahan peraturan tentang akreditasi, maka dilakukan konversi predikat akreditasi. Hal ini tidak lain agar status akreditasi sesuai dengan peraturan terbaru yakni Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa predikat akreditasi meliputi unggul, baik sekali, dan baik. Sehingga akreditasi A berubah menjadi akreditasi unggul, akreditasi B berubah menjadi Baik Sekali, akreditasi C ke akreditasi Baik, dan predikat A, B, C tidak akan berlaku lagi.
Ketua Satuan Penjamin Mutu (SPM) UM, Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd yang bertanggung jawab sebagai koordinator dalam proses akreditasi perguruan tinggi menuturkan, UM telah sejak tahun 2020 mempersiapkan konversi akreditasi. “Karena banyak dan ada aturan-aturan baru yang harus kita siapkan datanya, dokumendokumen pendukungnya,” tutur dosen prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah tersebut pada Kru Komunikasi, Senin (20/09). Dalam proses tersebut, naskah ISK (Instrumen Suplemen Konversi) dibuat untuk mengubah peringkat menjadi unggul. Apabila tidak memenuhi syarat, maka akreditasi perguruan tinggi akan tetap kembali seperti akreditasi semula. Konversi predikat akreditasi ini tidak mengubah masa berlaku akreditasi yang berlaku hingga 5 Mei 2025, tetapi hanya mengubah predikat akreditasi dari A menjadi Unggul. Pengajuan itu kemudian berbuah manis dengan diperolehnya poin 372 dan status akreditasi unggul berdasarkan SK BAN-PT nomor 810/SK/BAN-PT/AK-SK/PT/IX/2021. Sebelumnya, UM telah melakukan perpanjangan status akreditasi pada Tahun 2020.
UM yang saat ini memiliki 120 prodi dinilai peringkat akreditasinya oleh tujuh asesor saat akreditasi perguruan tinggi. Setelah penilaian, dilakukan validasi oleh validator agar hasil penilaian kurang lebih sama. Apabila skor di atas 170, maka dilakukan Asesmen Lapangan (AL) ke perguruan tinggi. Dikatakan dalam masa pandemi ini, AL dilakukan secara daring melalui zoom. Namun, pada proses konversi akreditasi tidak perlu dilakukan asesmen lapangan.
Tentunya dalam akreditasi terdapat indikator yang menjadi penilaian. Pada penilaian sebelumnya, terdapat tujuh indikator penilaian. Sementara pada peraturan baru terdapat sembilan indikator yakni visi, misi, tujuan, dan strategi perguruan tinggi, tata pamong, tata kelola, dan kerja sama, mahasiswa, Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana, komponen pendidikan yang di dalamnya meliputi unsur kurikulum, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan luaran serta capaian tridarma seperti jumlah publikasi. Selain itu, pada peraturan baru, akreditasi prodi yang sebelumnya juga ditangani oleh BAN-PT akan beralih ditangani oleh LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri).
Sekretaris SPM UM, Dr. Swasono Rahardjo S.Pd., M.Si yang juga merupakan asesor BAN-PT menjelaskan, dalam proses penilaian akreditasi mula-mula perguruan tinggi harus mendaftarkan diri dan mengunduh instrumen akreditasi. Instumen tersebut dinamakan dengan LKPT (Laporan Kinerja Perguruan Tinggi) dan Laporan Evaluasi Diri (LED). Proses penilaian awal dilakukan secara daring melalui laman Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) ada di laman BANPT yakni sapto.banpt.co.id. Pengunggahan tersebut harus dilakukan maksimal enam bulan sebelum habis masa berlaku akreditasi. Setelah unggah, kelengkapan diverifikasi oleh BAN-PT. Setelah diterima BAN-PT akan menugaskan asesor untuk melakukan Asesmen Kecukupan (AK).
Ketua SPM UM berharap semua elemen UM bisa meningkatkan mutu agar perpanjangan akreditasi nantinya bisa berjalan dengan lancar. “Semua data harus masuk PDDIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, red). Semua unsur harus bekerja sama dan kualitasnya optimal,” tandasnya menjelaskan begitu pentingnya data-data PDDIKTI dalam akreditasi. Oleh karenanya, semua data di PDDIKTI harus selalu diperbaharui.
Akreditasi memang merupakan hal yang krusial. UM sebelumnya bahkan telah menerapkan aturan bahwa prodi akreditasi C tidak boleh meluluskan mahasiswa sebelum berubah akreditasi menjadi B. Hal ini dikarenakan tuntunan di masyarakat yang sebagian besar mempersyaratkan akreditasi minimal B. Selain akreditasi nasional, UM saat ini telah mempersiapkan akreditasi internasional untuk beberapa prodi salah satunya adalah Teknik Elektro. “Masyarakat atau dunia industri punya cara sendiri dalam menggunakan kualifikasi. Kualifikasi akreditasi pada alumni punya patokan sendiri, kualitas pembelajaran, kualitas pendidikan yang baik,” tutur Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. “Ayo kita sama-sama menjadikan UM ini yang terbaik, bisa memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat, InsyaAllah dengan cara itu kehadiran UM memang benar-benar bermanfaat,” pesan rektor UM.
Dikatakan oleh rektor, perbaikan diri akan terus dilakukan oleh UM dari segala segi, lulusan maupun produktivitas karya yang dihasilkan harus benar-benar dibutuhkan riil oleh masyarakat. “UM harus menjawab kebutuhan masyarakat akan SDM yang dihasilkan,” jelasnya. “Berkaryalah yang terbaik. Akreditasi dan pengakuan akan mengikuti.” Diah