9 minute read

SEPUTAR KAMPUS

Next Article
SEPUTAR KAMPUS

SEPUTAR KAMPUS

dok. pribadi

Kuritabaya, Media Lestarikan Eksistensi Bahasa dan Budaya Jawa

Advertisement

Tahun ini, Universitas Negeri Malang (UM) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional yakni melalui Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2021. Mufazatul Istiqomah (Akuntansi 2019), Nur Alfiyatuz Zahro (Akuntansi 2019), M. Hafidz Rifki F. (Akuntansi 2019), dan Fatimah Az-Zahra (Desain Komunikasi Visual 2019) berhasil menciptakan buku cerita Bahasa dan Budaya Jawa untuk siswa tingkat sekolah dasar (SD) dengan fitur lift the flap yang memadukan teknologi augmented reality untuk mengembalikan eksistensi bahasa dan budaya Jawa. Produk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan ini dibuat sebagai salah satu produk inovatif pertama di Indonesia yang diperuntukkan bagi anak usia SD, di mana seri pertama Kuritabaya ditargetkan untuk anak SD yang duduk di bangku kelas 1–3. Selain itu, program inovasi kreasi buku cerita anak ini menggunakan metode Whole Language Approach untuk dapat membantu para guru dan orang tua dalam menyampaikan teks berbahasa daerah melalui dongeng atau cerita beredukasi budaya yang disertai ilustrasi menarik serta disesuaikan bagi anak-anak.

Sebagai media pembelajaran, tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya Kuritabaya tidak lepas dari semakin melemahnya penggunaan bahasa dan pengetahuan budaya yang saat ini ada di masyarakat, terutama untuk kalangan siswa SD. Padahal, dapat diketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika dengan beragam bahasa dan budaya yang perlu dilestarikan. Dengan demikian, latar belakang tersebut menjadi kunci diciptakannya Kuritabaya. Bahasa Jawa yang digunakan dalam Kuritabaya bertujuan agar pembaca dari berbagai wilayah dengan dialek bahasa Jawa yang berbeda, dapat memahami isi buku dengan baik. Selain itu dalam buku seri pertamanya, Kuritabaya mengangkat budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena DIY memiliki bahasa Jawa tingkat standar yakni bahasa Jawa yang dapat dipahami oleh penutur bahasa Jawa lain yang berasal dari berbagai daerah di Jawa. Selain itu, wilayah DIY juga menjadi pusat kekayaan budaya baik dari situs bersejarahnya maupun aktivitas budaya masyarakatnya.

Tim Kuritabaya menjelaskan beberapa tujuan yang ingin mereka capai melalui penciptaan Kuritabaya, di antaranya Kuritabaya dapat menjadi solusi untuk mengolaborasikan tipe belajar setiap orang baik kinestetik, audio, maupun visual, Kuritabaya dapat mengatasi permasalahan rendahnya minat siswa untuk mempelajari bahasa daerah karena lebih tertarik kepada budaya asing, dan Kuritabaya dapat mengajarkan nilainilai lokal budaya bangsa pada Generasi Z untuk menghindari punahnya kebudayaan atau bahkan pengambilalihan budaya oleh pihak asing.

Sebagai penutup, Tim Kuritabaya berharap khususnya kepada generasi muda yang ada di Kota Malang untuk bisa lebih mengkritisi berbagai masalah yang ada sehingga dapat lebih berkontribusi dalam membantu masyarakat di lingkungan sekitar. Kontribusi tidak selalu harus dalam skala besar melainkan bisa saja dalam skala kecil karena yang terpenting adalah bermanfaat bagi masyarakat. Selaras dengan hal tersebut, Tim Kuritabaya juga berharap agar generasi muda lebih peka terhadap situasi budaya bangsa sendiri serta tidak melupakan kekayaan warisan budaya yang senantiasa harus dilestarikan. Nuriyatul

Komunikasi dok.

Raih Pendanaan PKM, Mahasiswa UM Kembangkan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program atau agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) untuk mewadahi berbagai ide kreatif dari mahasiswa Indonesia. Tidak heran jika program ini memiliki daya tarik tersendiri di kalangan mahasiswa Indonesia. Apalagi, tahapan seleksi yang ketat semakin menambah nuansa persaingan ide dan gagasan kreatif mahasiswa Indonesia. Dari puluhan ribu proposal yang masuk, hanya ide dan gagasan yang paling kreatif dan mematuhi syarat administrasi yang akan didanai.

Pada tahun ini, Tim PKM Bidang Kewirausahaan Terra Vulca yang digawangi oleh Jumadi (Geografi 2018), Frandika Haris Nando (Geografi 2018), Margareta Susanti (Akuntansi 2019), Pertiwi Pujiyati Nur Anisa (Desain Komunikasi Visual, 2019) dan Hafizh Putra Wedyapratama (Desain Komunikasi Visual 2019) berkesempatan meramaikan persaingan ide dan gagasan PKM Kewirausahaan. Tim yang dibimbing oleh Nailul Insani, S.Pd., M.Sc mengusung media pembelajaran mitigasi bencana berbasis Augmented Reality yang diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun.

Jumadi selaku ketua tim menyatakan bahwa latar belakang pengambilan tema produk diselaraskan dengan kondisi wilayah Kabupaten Malang yang rawan terjadi bencana alam. Selain itu, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan angka korban bencana yang tinggi terjadi pada kalangan anak-anak. “Program ini membantu meminimalkan gangguan psikologis pada anak yang menjadi korban bencana,” ujar Jumadi.

Produk PKM Kewirausahaan Terra Vulca berupa boneka karakter hewan. Karakter Terra diperankan oleh seekor kucing yang dibekali penjelasan mitigasi bencana gempa bumi dan karakter Vulca, diperankan oleh seekor burung Kutilang yang dibekali penjelasan mitigasi bencana gunung meletus. Boneka ini dilengkapi dengan penjabaran ‘fakta unik hewan’ sebelum terjadinya bencana alam dan tahapan dalam mitigasi bencana yang terintegrasi dengan Augmented Reality. Nantinya, boneka Terra dan Vulca juga akan dilengkapi dengan e-book yang berfungsi untuk memudahkan user dalam penggunaan produk. Produk boneka Terra Vulca dibanderol dengan harga yang terjangkau yakni Rp75.000,- saja. Di setiap pembelian Boneka Karakter Terra Vulca, pembeli akan memperoleh merchandise menarik dengan bonus pengetahuan terkait mitigasi bencana yang penting untuk diketahui.

Harapannya, produk Boneka Karakter Terra Vulca dapat menjadi salah satu media pembelajaran mitigasi bencana yang disukai oleh anak-anak. Di samping menjadi produk usaha yang berorientasi pada profit, Boneka Karakter Terra Vulca juga diharapkan menjadi produk usaha yang mendukung kebijakan pemerintah terkait perlindungan anak dari dampak peristiwa bencana alam. Hal tersebut tertuang di dalam UndangUndang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 2019 tentang Koordinasi Perlindungan Anak. Berlian

repro internet

T

IKA UM Gandeng SGMW Gelar Webinar dan Pelatihan Siap Kerja

ingkat pertumbuhan yang tinggi dan berpotensi memiliki kebutuhan yang berkelanjutan, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang tepat untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Saic General Motor Wuling (SGMW) hadir di Indonesia melalui Wuling Motor. Dalam kesempatan ini, Engineering Career Center (ecc.co.id) bersama Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) serta PT SGMW sukses menyelenggarakan Create A Better Life with Wuling Motors pada (14/9).

Meskipun dilaksanakan daring, kegiatan ini tetap mencuri perhatian dari ratusan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi yang setia mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. Pemateri yang didatangkan juga tidak tanggungtanggung yaitu Shyntia Dewi selaku Organization Planning & Recruitment Supervisor PT SGMW Indonesia serta Lukman Hakim selaku Training & Development Specialist PT SGMW Indonesia. Acara yang keren ini dipandu oleh pembawa acara yang tak kalah kerennya yaitu Nika Woelan selaku Psikolog ECC.

PT SGMW merupakan perusahaan internasional yang dibangun dari komitmen tiga perusahaan ternama. Dari sinilah, perusahaan ini membuka rekrutmen Management Trainee Program bagi fresh graduate atau alumni dari perguruan tinggi yang dilaksanakan pada (25/8-15/9) melalui website yaitu ecc.co.id. Tentunya nanti para pendaftar akan melalui initial interview, final interview dan medical check up.“Program ini kami lakukan kembali setelah 2 tahun off dikarenakan ada pandemi dan sekarang kami buka,” ujar Shyntia Dewi.

“Melalui program ini, tujuannya untuk membangun individu agar sesuai dengan kompetisi dan softskill yang diperlukan perusahaan. Kemudian untuk konsep program ini kami menerapkan 70% Job tranning. Jadi dalam waktu 1 tahun, kalian akan belajar di lapangan terkait dengan semua departemen yang ada diperusahaan dan 6 bulan kedua, kalian akan ditempatkan dalam 1 departemen. Ke depannya setelah melakukan tranning selama 1 tahun ini, harapannya kalian akan selalu siap untuk berkontribusi dimana saja,” jelas Dewi saat penyampaian materinya.

Selain itu, pemateri kedua, Lukman Hakim juga memberikan masukan terkait persiapan pelaksanaan wawancara, “yang perlu kita hindari agar pelaksanaan interview berjalan dengan baik adalah datang maksimal 30 menit sebelum pelaksanaan interview. Jangan sampai datang terlalu mepet dengan jadwal interview. Kalau datang mepet pastinya akan memberikan kesan tergesa-gesa dan konsentrasi berfikir yang sudah disiapkan dengan maksimal akan sedikit kacau. Sehingga saat interview itu akan mudah sekali lidah kita terpleset (gugup, red)”.

Kemudian Lukman Hakim juga memberikan tips dan trik interview ketika diberikan pertanyaan mengenai bagaimana cara menyelesaikan permasalahan. “Sebenarnya tementemen harus mencoba mengingat-ingat kembali dari definisi masalah itu seperti apa, karena setiap masalah itu pasti timbul melalui sebuah kegiatan organisasi, kepanitian dan lain-lainnya. Temen-temen pasti akan memberikan pemecahan masalahnya,” ujarnya. Sependapat dengan Lukman, Nika Woelan juga menambahkan, “saya yakin sekali, apapun itu tidak harus masalah tapi tantangan. Kita mencari tempat kuliah, jauh dari orang tua. Itu bisa dijadikan 1 cerita yang bisa menjadi bahan wawancara”.“Ketika menjawab pertanyaan seputar gaji. Setidaknya kita sudah tahu UMR di daerah perusahaan tersebut berapa. Akan tetapi, itu berlaku kepada level SMA atau SMK, lalu untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Temen-temen harus meminta sedikit di atas UMR. Tapi ingat, kita juga harus melihat lingkup perusahaan tersebut apakah hanya di kota, nasional maupun internasional. Kemudian kalian harus bisa mengidentifikasi dan eliminasi kebutuhan sehari-hari dan bukan lagi suatu keinginan ya,” tandas Lukman Hakim. Izam

repro internet

LKMM-TL: Bekali Fungsionaris Kampus dengan Keterampilan Manajemen

Guna membekali mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan manajemen yang baik, Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL) pada Senin-Rabu (4-6/10) secara daring melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan LKMM-TL ini merupakan suatu program lanjutan dari LKMM Tingkat Dasar dan LKMM Tingkat Menegah yang telah diikuti oleh peserta, sebelumnya. Peserta yang mengikuti ini terdiri dari kader-kader calon fungsionaris UM yaitu perwakilan fakultas dan ormawa yang sudah terseleksi. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Mu’arifin, M.Pd., selaku Wakil Rektor (WR) III UM yang sekaligus memberikan kata sambutan. Dalam sambutanya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan latihan kepemimpinan dan manajemen ini, nantinya akan melatih mahasiswa menjadi pemimpin dan manajemen yang andal. Kata kunci dari seorang pemimpin adalah kepercayaan. Mahasiswa dituntut untuk mempunyai kompetensi yang cukup agar kepercayaan pada kepribadian diri mereka muncul. Sebagai seorang manajer, diperlukannya kepercayaan dan koraborasi agar mencapai tujuan bersama. Tentunya pasti banyak kendala dan masalah yang akan dihadapi. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk memecahkan masalah tersebut dengan sendirinya. “Tanamkanlah kepercayaan kepada orang lain. Kalau tidak mampu, minimal menjadi pemimpin pada diri sendiri barulah Anda memimpin orang-orang yang ada di sekitar Anda kemudian komunitas atau organisasi,” ujar WR III UM.

Selain itu, pemateri LKMM-TL, Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si juga menyampaikan bahwa proses perlatihan sekarang ini sebenarnya membentuk mahasiswa agar mampu melakukan manajerial diri dengan pelatihan yang selama ini dilakukan. Selain Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si, penyelenggaraan LKMM-TL juga menghadirkan pemateri andal lainnya, seperti Mochamad Nasrul Chotib, S.S., M.hum, Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd, Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd., M.H, Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si, dan Dr. Dra. Hayuni Retno Widarti, M.Si.

Materi yang disajikan selama 3 hari juga menarik, yakni diskusi analisis dan diagnosis situasi, diskusi demokrasi dan HAM, indikator kesejahteraan, diskusi visi dan misi masa depan bangsa, diskusi sistem swabina, diskusi analisis wacana, diskusi manajemen wacana dan diskusi sosialisasi wacana. “Ini yang membedakan antara kegiatan sebelumnya dengan sekarang yakni kalau yang sebelumnya materi lebih mengarah ke manajerial dan cara berkomunikasi yang baik. Kalau sekarang materinya lebih ke lingkup yang luas,” ungkap Sunaryono.

Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa matang dalam merumuskan persoalan-persoalan organisasi dan mampu mentranformasikan masalah organisasi menjadi target yang harus dicapai dalam rangka pemecahan masalah. Mahasiswa diberikan materi mengenai penyusunan instrumen dan analisis lapangan secara daring, tentunnya peserta diwajibkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara kelompok dan ditutup dengan presentasi. Izam

This article is from: