4 minute read
0PINI
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Advertisement
MALANG HERITAGE, MEMBANGKITKAN MEMORI MALANG TEMPOE DOELOE
oleh Ahmad Irfan Husaini
B
ulan Agustus, Oktober, dan November identik dengan momen hari bersejarah yang identik dengan kepahlawanan, sedangkan Kota Malang adalah bukti sejarah dengan terukirnya sejarah Pahlawan Trip. Peninggalan bangunan kuno, kawasan jalan bersejarah seperti Jalan Kayutangan (sekarang Jalan Basuki Rahmad), Jalan Besar Ijen dengan desain Boulevard dan peninggalan rumah Belanda menjadi bukti ciri khas Kota Malang. Seiring dengan itu, jika mengaku sebagai Arek Malang (Arema) asli pasti mengenal kampung Talun dan Kayutangan, dua kampung yang beririsan secara geografis. Pada dua tahun lalu, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama Komunitas Save Heritage Malang pernah menggelar Kampoeng Heritage Kajoetangan. Semarak sekali acara tersebut dengan menelusuri kampung dan koridor Heritage Talun dan Kayutangan atau Heritage Trail. Rangkaian acara lainnya bersama komunitas A Day to Walk juga menggelar pameran foto, menyajikan jualan aneka jajanan kampung serta cinderamata, ragam mainan tradisional anak-anak, musik, dan ajang pojok foto (Mulyadi, 2019).
Potensi kawasan Kayutangan Heritage sebagai koridor utama wisata heritage di Malang Raya menjadi aset bagi budayawan, seniman, dan intelektual untuk berkolaborasi membangun kota sejarah yang bermartabat. Disiapkannya anggaran untuk membenahi kawasan di Kayutangan tersebut mulai dari depan kantor PLN hingga sepanjang jalan Basuki Rahmat salah satunya adalah untuk membangun trotoar yang lebih luas untuk mendisplai sederet karya kreatif arek-arek Malang. Kawasan Kayutangan Heritage nantinya akan menggunakan sebagian jalan, yaitu kawasan tersebut nantinya hanya akan digunakan satu jalur saja. Dengan pelebaran trotoar, maka masyarakat dapat beraktivitas lebih leluasa. Selain itu juga akan disiapkan ruang khusus untuk memamerkan karya ekonomi kreatif arek-arek Malang. Artinya ada wilayah tertentu yang dipergunakan khusus
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
e-money. Karena ini rencana tersebut merupakan hasil kontemplasi karya anak-anak ekonomi kreatif, sehingga akhirnya juga akan diadakan displai ekonomi tradisional. Dipilihnya Kayutangan lantaran kawasan tersebut memang satu-satunya jalan dengan nama Kayutangan yang ada di Indonesia.
Potensi Kayutangan Heritage sebagai kawasan wisata khusus tempo dulu itu juga bekerja sama dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ini menjadi sinergitas yang dibangun untuk keberlanjutan wisata di Malang Raya. Terlebih saat ini, Singosari sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) yang secara otomatis memberi pengaruh pada perekonomian di Malang Raya. Malang Raya saat ini menjadi kawasan wisata yang sudah mendunia. Target mendatang pemerintah kota dan Kabupaten Malang bahwa Bandara Abdurrahman Saleh direncanakan menjadi bandara internasional sehingga optimistis jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Malang Raya akan terus bertambah secara signifikan. Wisata di Malang Raya sudah menjadi destinasi wisatawan lokal dan mancanegara sehingga wajar jika warga Malang Raya terus berusaha untuk mengembangkan destinasinya apalagi berbasis budaya dan sejarah lokalnya sebagai destinasi wisata.
Membangun Kota Sejarah
Saat ini Kota Malang terus berbenah menata kotanya, mulai dari destinasi kearifan lokal hingga Kayutangan Heritage sebagai kawasan wisata berbasis sejarah kemerdekaan. Tepat sekali kepedulian Pemkot Malang dalam mendukung spirit kearifan lokal dengan memberdayakan warganya untuk ikut serta terlibat dalam balutan nilai sejarah. Perbaikan trotoar, saluran irigasi sampai dengan melakukan aneka rekayasa jalur lalu lintas kendaraan di kawasan Jalan Basuki Rahmad sebagai upaya wujud membangun kawasan bersejarah yang patut diapresiasi oleh warga di Malang Raya. Bukti gairah memaknai nilai sejarah telah dibuktikan dengan upaya menata kawasan Heritage sebagai ikon dan ciri khas wisata kota. Memang secara singkat dapat dikatakan kalau pembangunan berupa visualisasi kota secara historis identik dengan nuansa keindahan tata kota Malang yang berbasis nilai-nilai sejarah.
Begitu juga yang menghiasi sudut Kota Malang yang pernah menyandang predikat sebagai Kota “Paris van Java” pada masa Kolonial Belanda, saat ini kelihatannya telah hilang “nyawanya”. Salah satu penyebabnya ialah tergerusnya modernisasi yang menyebabkan lunturnya dalam mempertahankan keaslian peninggalan kuno yang seharusnya dipertahankan keasliannya. Sehingga tidak heran, adanya efek yang muncul dari pelanggaran tata ruang kota itu sendiri oleh masyarakat karena desakan kepentingan bisnis dan kemauan untuk mengganti ke ranah arsitektur rumah modern.
Dalam rangka membangun kota sejarah melalui pembangunan kawasan wisata Heritage di Kayutangan, diharapkan Arema sebagai bagian masyarakat yang ada di Malang Raya terpanggil untuk saling bahu-membahu terlibat dalam proses perencanaan pembangunan. Saat ini, bukan jamannya lagi pemerintah “bekerja sendirian“ dalam membangun kota dengan mengabaikan peran serta nyata dari semua elemen masyarakatnya. Sehingga dalam konteks kekinian, menyikapi apa yang terjadi dalam perkembangan Kota Malang ini, setidaknya ada kolaborasi warga bahwa Arema tidak hanya piawai di sepakbola saja tetapi juga cerdik dalam mendukung sejarah kotanya. Di sinilah kelihatannya Arema perlu menerapkan budaya “Malang Tempoe Doeloe” yang berpusat di kawasan Kayutangan, sebagai sebuah harapan nuansa kota sejarah, seni, dan budaya.
Akhirnya, jelas sudah kalau kita ingin Kota Malang ini menjaga jati diri dan mempertahankan citra kotanya tidak hanya dalam batas prestasi Adipura Kencana saja, lebih dari itu ingin menyentuh prestasi nilai sejarahnya dengan memberdayakan potensi kawasan Kayutangan Hertage. Nilai luhur pada “Malang Tempoe Doeloe” merupakan bagian dari konservasi heritage meliputi bangunan, kesenian dan budaya di Kota Malang. Implementasinya dengan menggiatkan dan menghadirkan rasa masa lalu dalam tontonan, pesan, dan kesenian yang disajikan dalam satu paket acara. Kondisi inilah sebagai bagian dari arkeologi publik melalui sentuhan para intelektual dan sejarawan. Dengan demikian, potensi di Malang Raya akan menjadi rujukan wisatawan yang strategis karena merasa nyaman bernostalgia di Kota Malang.