Majalah Komunikasi UM Edisi 338 | Januari - Februari 2022

Page 31

Pustaka

Ali & Ratu Ratu Queens:

Seperti Halnya Laki-laki, Perempuan Berhak Menjadi Manusia yang Utuh Oleh Deshinta Tungga Devi

A

li & Ratu Ratu Queens” merupakan film garapan sutradara Lucky Kuswandi dan penulis Gina S. Noer. Film yang dirilis pada tahun 2021 ini memeriahkan dunia perfilman Indonesia sejak perilisan perdananya pada 17 Juni melalui layanan media streaming digital Netflix. Film ini dianggap membawa tema yang fresh, khususnya mengenai keluarga. “Ali & Ratu Ratu Queens” mengisahkan perjalanan sosok pemuda bernama Ali yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan. Perjalanan tersebut bermula ketika Ali menemukan surat-surat yang dikirimkan oleh ibunya, Mia (Marissa Anita) pada sebuah laci usang. Melalui surat-surat tersebut pula, Ali mengetahui bahwa ayahnya (Ibnu jamil) selama ini telah menghapus jejak Mia yang telah meninggalkan keduanya jauh sebelum hari kematian sang ayah. Surat-surat tersebut pun membawa Ali pada suatu keputusan untuk melakukan perjalanan ke New York demi bertemu dengan sang ibu. Meski pada awalnya keputusan Ali ditentang oleh pihak keluarga tetapi Ali pun berhasil mendapat restu. Dengan berbekal nekat dan uang tak seberapa yang ia dapat dari menyewakan rumah, Ali pun memulai perjalanannya ke New York. Sayangnya, perjalanan tersebut tidak langsung mempertemukan Ali dengan ibunya. Sebagai gantinya, Ali justru bertemu dengan empat imigran asal Indonesia di sebuah apartemen yang

dahulu dihuni oleh Mia. Keempat imigran tersebut adalah Party (Nirina Zubir), Biyah (Asri Welas), Cintha (Happy Salma), dan Ance (Tika Panggabean). Melalui bantuan keempat imigran tersebut, Ali pun dapat menemukan keberadaan ibunya. Meskipun demikian, Mia tampaknya tak lagi menginginkan kehidupan yang telah diputus oleh ayah Ali secara sepihak. Melalui penolakan yang ia dapat dari ibunya dan bantuan dari Party, Ance, Cintha, dan Biyah, Ali belajar memahami ibunya serta menemukan arti baru sebuah keluarga. Melalui garis besar kisah pencarian ibu oleh seorang pemuda bernama Ali, selain perspektif baru mengenai keluarga film “Ali & Ratu Ratu Queens” justru menghadirkan berbagai perspektif mengenai tokoh perempuan di dalamnya.

atas pilihan yang hendak ia ambil. Melalui tokoh Mia pula, pandangan perempuan sebagai sosok nomor dua pun terlihat. Mia dipandang oleh suaminya sebagai sosok yang tidak seharusnya memiliki ambisi atas sebab posisinya yang sudah terlanjur menjadi seorang ibu dan istri. Ayah Ali menganggap bahwa mimpi Mia tidak lebih penting jika dibandingkan dengan keberadaan Ali serta sang ayah. Ayah Ali turut menegaskan bahwa tidak ada yang lebih penting bagi seorang perempuan selain menjadi ibu dan istri yang baik. “Ali & Ratu Ratu Queens” mencoba meninggalkan pertanyaan implisit pada benak penonton. Apakah benar perempuan harus mengunci dirinya rapat-rapat dalam sebuah laci karena sesungguhnya menjadi ibu

Sebut saja, Mia. “Ali & Ratu Ratu Queens” bisa dibilang cukup berani dalam menghadirkan Mia sebagai sesosok perempuan yang berambisi pada situasi masyarakat yang menganggap perempuan sudah sewajarnya tahu batasan untuk bermimpi sebab telah berkeluarga. Apalagi, tokoh perempuan tersebut memiliki keberanian untuk meninggalkan keluarga hingga tempat ia lahir dan dibesarkan demi memberi makna pada kehidupannya. Tokoh Mia menegaskan bahwa, seperti halnya lakilaki seorang perempuan juga memiliki ambisi yang disertai pula dengan pemikirannya sendiri sehingga sudah sewajarnya ia merasa memiliki hak penuh ilustrasi oleh : Alfan Khoirul Huda

Tahun 43 Januari - Februari 2022 |

31


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.