Majalah Komunikasi UM | Edisi 326 Januari - Februari 2020

Page 24

Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Lika-liku Perjalanan BPJS Kesehatan Akankah Kenaikan Premi Menjadi Sebuah Jalan Keluar? oleh Nur Irene Siswandari

B 24 | Komunikasi Edisi 325

eberapa waktu ini tengah gencar diberitakan mengenai kenaikan premi BPJS, baik untuk kelas satu, kelas dua, maupun kelas tiga. Faktanya, masalah defisit BPJS kesehatan memang masih menjadi polemik hingga saat ini. Lalu apakah kebijakan tersebut dapat menjadi solusi dari peliknya permasalahan BPJS? Jika melihat ke belakang, defisit atau kerugian BPJS memang tergolong terus mengalami peningkatan sejak Tahun 2014 hingga 2017. Berawal dari defisit yang dialami sebesar Rp3,3 triliun pada tahun 2014, dilanjutkan pada tahun 2015 sebesar Rp5,7 triliun, tahun 2016 sebesar Rp9,7 triliun, dan tahun 2017 sebanyak Rp9,75 triliun. Hingga sempat mengalami sedikit penurunan defisit pada tahun 2018 menjadi Rp9,1 triliun. Diperkirakan, BPJS Kesehatan akan kembali mengalami defisit sebesar Rp28 triliun pada tahun 2019 ini. Memang BPJS sempat mengalami penurunan defisit dari Tahun 2017 ke 2018, akan tetapi penurunan tersebut tidak cukup signifikan meskipun telah ada sumbangsih dana alokasi dari cukai rokok. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan RI bahwa BPJS Kesehatan mendapatkan suntikan dana dari

cukai hasil tembakau sebesar Rp1,48 triliun. Namun, hanya beberapa daerah yang bisa mendapatkan suntikan dana tersebut, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Tentunya hal ini sekaligus membuktikan bahwa sumbangan dana dari cukai rokok pun masih belum cukup efektif untuk mengatasi masalah ini. Ketidakefektivan penggunaan dana cukai rokok juga dilatarbelakangi oleh ketimpangan antardaerah. Hal tersebut dikarenakan tidak semua daerah memperoleh dana bagi hasil cukai tembakau untuk dialokasiakan ke pelayanan kesehatan di daerah masing-masing. Selain itu, menurut Staf Ahli Menteri bidang Hukum Kesehatan, Tritarayati, ada sekitar 70% biaya yang tersedot oleh penyakit akibat paparan asap rokok seperti penyakit jantung, ginjal, dan stroke. Hal diperkuat oleh pendapat Soewarta Kosen dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan bahwa kerugian ekonomi untuk biaya kesehatan mencapai Rp596,61 triliun di tahun 2015. Sementara pada laporan penelitian yang dilansir Kemenkes pada tahun yang sama menunjukkan bahwa perkiraan total belanja rokok oleh perokok


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Meniti Jejak Sejarah Andalusia yang (Bukan) Sekadar Dongeng Klasik

3min
page 36

Nanti Kita Tanyakan pada Bunda

6min
pages 34-35

Be Yourself!

3min
page 29

E-Voting Kawal "Jurdil" Pemira UM 2019

2min
page 28

Lika-liku Perjalanan BPJS Kesehatan

5min
pages 24-25

Mengenal Festival Imlek

1min
page 23

Kabitaru , Inovasi Kamus Bahasa Inggris Ramah Tunarungu

3min
page 22

Belajar Bahasa Inggris Bersama Lala & Lilo

2min
page 20

Reddi Apparel Raih Omzet Lebih Dari Rp400 Juta

1min
page 19

Boomi Watch Raup Untung Puluhan Juta Tiap Bulan

1min
page 18

FE UM TAKLUKAN KEMBALI SERTIFIKASI ISO 9001:2015

1min
page 17

FMIPA UM Perlebar Kerja sama dengan NTHU

2min
page 16

FT UM Bawa Pulang 4 Kemenangan di ICCI 2020

1min
page 15

"All The Thing That I Love" Cinta dalam Karya UKM Himafo

1min
page 14

Rayakan Imlek dengan Lomba Drama "Dongeng Tiongkok"

1min
page 13

Kelas Bahasa Mandarin Jembatan Menuju Negeri Tirai Bambu

1min
page 12

Ajak Generasi Muda Berwirausaha dengan SBC

1min
page 11

Gedung Baru FIK

2min
page 10

Scientist dan Akselerator Publikasi UM

6min
pages 30-31

Prof. Dr. Gunadi Harry Sulistyo, M.A in memoriam "Don't Use My Name, I am Not An Expert."

5min
pages 26-27

FT UM Bawa Pulang 4 Kemenangan di ICCI 2020

1min
page 15

Simawa: Wadah Prestasi dan Aktivitas Mahasiswa

11min
pages 6-9
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.