1 minute read

4. Pemaksaan Aborsi

Kekhususan berikutnya adalah perkosaan untuk tujuan komersial, di Indonesia pengaturan mengenai ini diatur dalam UU PKDRT, adapun rumusan pasal-pasalnya adalah sebagai berikut:

Pasal 8 huruf b UU PKDRT

Advertisement

“pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.” Pasal 2 ayat (1) UU PKDRT:

(1) Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi: a. Suami, istri, dan anak b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. Pasal 47 UU PKDRT

“Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling sedikit Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”

Sama halnya dengan Indonesia, Singapura dan Inggris juga mengatur mengenai perkosaan dengan tujuan komersial tetapi spesifik pada anak-anak. Di Singapura terdapat pada Pasal 376AA Penal Code Singapura yakni penetrasi seksual yang eksploitatif terhadap anak di bawah umur atau di atas 16 tahun tetapi di bawah usia 18 tahun. Sedangkan, di Inggris pun sama yakni penetrasi seksual yang eksploitatif terhadap anak tetapi dengan umur di bawah 18 tahun sesuai dengan Pasal 47 (6) Sexual Offences Act 2003.

Kekhususan berikutnya adalah perkosaan dengan alat atau benda. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Indonesia tidak mengatur mengenai perkosaan dengan menggunakan alat atau benda. Berbeda dengan Singapura dan Inggris, kedua negara ini mengatur secara jelas bahwa yang dimaksud dengan perkosaan adalah tidak hanya terbatas pada penetrasi penis ke vagina, namun juga melingkupi berbagai bentuk penetrasi lainnya terhadap lubang tubuh lainnya, seperti anus dan mulut. Inggris dan singapura juga mengatur perkosaan dengan unsur yang lebih luas, yakni mencakup

This article is from: