2 minute read

ALKITAB dan PEDOMAN

Hidup Umat

*) Dr. Sigit Triyono.

Advertisement

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berubah. Berubah dalam ukuran (volume maupun jumlah) juga berubah dalam kualitas. Yang tidak berubah pastilah benda mati. Begitupun dengan bahasa. Bahasa yang hidup, yang aktif digunakan, pastilah juga mengalami perubahan.

Bahasa yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berelasi, selalu mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya kata “preman” di tahun tujuh puluhan berarti “tidak resmi”. Dalam penerapannya, misalnya polisi berpakaian preman, berarti dia sedang tidak memakai pakaian dinas. Sekarang kata “preman” dikonotasikan dengan para pelaku kejahatan. Misalnya ada beberapa “preman” di Pasar Tanah Abang.

Bahasa di dalam Alkitab memerlukan pembaruan dari segi ejaan dan penulisan. Bukan saja kata yang berubah makna, ejaan atau penulisan kata pun diperbarui dari masa ke masa. Alkitab terjemahan baru dua (TB 2) sedapat mungkin mengikuti kaidah terkini, dengan acuan pada Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD edisi kelima, 2022) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi kelima, 2017).

Selain membarui penulisan dan kosa kata yang semakin usang, Alkitab TB2 meninjau kembali beberapa padanan dalam Alkitab TB 1974 dari segi ketepatan, kejelasan, dan kewajaran bahasa yang digunakan. Pada umumnya prinsip penerjemahan yang mencirikan Alkitab TB 1974 tetap dipertahankan dalam Alkitab TB 2, yakni mengutamakan terjemahan yang cenderung harfiah tetapi tetap memberi ruang bagi terjemahan yang agak bebas demi kejelasan dan ketepatan makna yang diungkapkan.

Usia teks-teks Alkitab sudah sedemikian kuno, antara dua sampai tiga milenia. Sangatlah wajar jika terdapat kata-kata yang sulit dipahami, apalagi jika kata-kata itu hanya digunakan satu kali dalam seluruh Alkitab. Oleh karena itu, ada ayat-ayat yang terbuka untuk diterjemahkan dengan beberapa padanan yang berbeda. Tentu saja, tidak semua pilihan yang terbuka ini dapat dihadirkan sekaligus sehingga terjemahan-terjemahan Alkitab dalam berbagai bahasa di dunia memilih salah satu arti yang mungkin dari teks-teks yang sulit. Alkitab TB

2 pada umumnya mempertahankan padanan dalam TB. Namun, bilamana perlu, terjemahan Alkitab TB 1974 ditinjau kembali dengan mempertimbangkan penelitian naskah-naskah sumber Alkitab dan kajiankajian mengenai maknanya.

Hal-hal di atas menjadi alasan dasar pentingnya pembaruan terjemahan Alkitab dan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerbitkan Alkitab TB 2 yang diluncurkan pada 9 Februari 2023. Pada dasarnya

Alkitab TB 2 melanjutkan apa yang telah dimulai dalam Alkitab TB 1974 dan membarui terjemahannya agar terus menyapa umat Tuhan dari berbagai latar belakang gereja, tradisi, dan generasi.

Dalam menghadapi era digital, LAI tidak menutup mata dan tidak berdiam diri. Analisis kritis terus dilakukan dan memunculkan banyak peluang untuk menjangkau semua generasi sesuai dengan Visi LAI.

Sejak tahun 2000, LAI sudah menerbitkan Alkitab digital dengan platform versi tahun tersebut. Saat itu file disimpan dalam Compact Disc (CD) dan harus diinstal ke Personal Computer (PC). Perkembangan teknologi digital terus diikuti. Adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020 sampai 2023 ini, mempercepat LAI memanfaatkan berbagai platform digital untuk menyebarkan kabar baik sampai ujung bumi.

Berbagai platform digital yang gunakan, seperti Website, Apps, Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, Teve, Radio, TikTok, Webtoon, WhatsApp Group, Email blass, Podcast, Online Shop, Line, LinkedIn, dan Metaverse dalam mengupayakan agar Firman Tuhan dipahami, dimengerti, dan digunakan sebagai panduan hidup keseharian umat.

Namun demikian oleh karena Alkitab TB2 adalah produk yang masih baru terbit, penjemaatannya masih terus berjalan, maka LAI mengambil kebijakan untuk menerbitkan dalam bentuk cetak terlebih dahulu. Alkitab TB2 juga disertai buku kecil Penjelasan Singkat Alkitab TB2.

LAI adalah lembaga yang berfungsi sebagai “logistik”nya gereja-gereja di bidang Alkitab. Dari perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi berbagai program selalu melibatkan para mitranya. Mitra utama LAI adalah gereja-gereja.

LAI tidak mengambil alih tugas dan panggilan gereja dalam mendekatkan umat kepada Alkitab. LAI bersama gereja melakukanya secara sinergis.

Ada berbagai program yang sudah dilaksanakan LAI bersama gereja-gereja dalam mandat “Bible engagement” atau upaya menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup umat. Kursus Alkitab, seminar Alkitab, Talk show Alkitab, Pengembangan Komunitas-komunitas Sahabat Alkitab dari anak, remaja, pemuda, dewasa, sampai lanjut usia (lansia), sudah sedang dan akan terus dilakukan LAI bersama semua mitranya.

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3: 16).

Salam Alkitab untuk semua.

This article is from: