5 minute read

Melayani Kristus dengan Melayani

dengan jumlah menurut pandangan umum besar, tetapi menolak memberi persepuluhan dengan hitungan yang benar. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin sulit untuk memberi persepuluhan. Jadi, pendapatan kecil maupun besar sama-sama menghadapi tantangan untuk memberi atau tidak memberi. Hari ini kita akan melihat hal-hal penting mengapa Allah meminta kita untuk menaati perintah-Nya dalam hal pengabdian harta. Apakah kalian sudah membaca Maleakhi 3:6-12?

Mempersembahkan Harta Melatih Ketaatan (Ayat 7-8)

Advertisement

Nabi Maleakhi menegur bangsa Israel yang sering tidak taat kepada Tuhan, tetapi tidak sadar akan kesalahan mereka. Bahkan ia mengatakan bahwa bangsa Israel telah menipu Tuhan. Mereka tidak taat dan menipu Tuhan melalui persembahan persepuluhan dan persembahan khusus. Mereka telah melakukan kecurangan dalam memberikan persembahan, sehingga Tuhan tidak berkenan. Jangan salah mengira, Tuhan Allah tidak membutuhkan harta kita. Dia adalah Pemilik segala sesuatu. Umat Israel memberi persembahan atau tidak, harta tetaplah milik Tuhan. Harta atau uang bukan tujuan utama, tetapi apakah jemaat menaati perintah-Nya, itulah tujuan utamanya. Di dalam 1 Samuel 15:22 juga dikatakan bahwa mendengarkan suara Tuhan lebih penting daripada korban bakaran atau korban sembelihan. Jadi bagi Tuhan, memberikan persembahan bukan tentang hartanya tetapi ketaatannya. Bagaimana dengan kita saat ini? Apa tanggapan kita pada perintah Tuhan untuk memberi persembahan dan persepuluhan di gereja? Apakah kita sudah menaatinya? Dengan mempersembahkan harta, kita membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan. Yohanes 14:15 mengatakan bahwa bila kita mengaku sebagai orang yang mengasihi Tuhan, maka kita akan menaati perintah-Nya. Tulislah ayat itu di sini ___________________________________________ ____________________

Harta Sebagai Korban Persembahan (Ayat 9-10)

Tujuan memberikan persembahan dan persepuluhan menurut ayat 10 adalah agar ada makanan di rumah Allah. Untuk saat ini, itu berarti adalah agar kita dapat membiayai kegiatankegiatan gereja dan juga memberi tanda kasih kepada gembala sidang serta para staf gereja. Tuhan tidak berkenan bila jemaat melalaikan tugas memelihara kehidupan hamba Tuhan. Bangsa Israel pada masa Perjanjian Lama, biasa menyerahkan persembahannya ke Bait Allah. Biasanya berbentuk hewan ternak dan unggas, atau tepung, dsb. Mereka mempersembahkan itu sebagai korban bagi Tuhan. Persembahan itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu, misal: Hewan atau barang yang dibawa harus yang terbaik, bermutu tinggi dan tidak bercacat cela. Bila melanggar, akan mendatangkan hukuman. Pada masa kini pun, Tuhan mau kita memberikan persembahan harta yang terbaik. Memberi yang terbaik dari milik kita itulah yang dimaksud dengan mempersembahkan korban sebab ada penyangkalan diri di situ. Masih ingat pada alasan-alasan yang diberikan banyak orang Kristen baik yang berpenghasilan pas-pasan maupun yang berpenghasilan besar ketika menunda memberi persembahan dan persepuluhan? Itu semua dikarenakan hati yang belum siap untuk berkorban. Pada ayat 10 juga dikatakan agar membawa persembahan seluruhnya, bukan sebagian. Contoh terbaik dari praktik membawa seluruh persembahan adalah yang ditunjukkan oleh seorang janda yang memberikan dua peser ke peti persembahan Bait Allah (Markus 12:44 dan Lukas 21:4). Tuhan Yesus berkata bahwa janda itu memberi lebih banyak daripada orang lain saat itu sebab dia memberi dari seluruh nafkahnya. Perempuan itu memberikan seluruh hartanya sebagai korban persembahan. Bukan soal jumlahnya, tetapi segenap hatinya. Memang kita memberi sebagian lewat persembahan dan persepuluhan, tetapi harta yang dipakai untuk hal lain pun menjadi persembahan karena bertujuan untuk memuliakan Allah. Ketika kita memberi persembahan dan persepuluhan, kita harus memberi yang terbaik. Kita harus berkorban. Bila memberi dengan sekadarnya, maka itu bukanlah korban. Di saat kita hanya memiliki sedikit, tetapi tetap memberi, itulah pengorbanan. Ketika kita tetap setia

memberi persepuluhan meskipun jumlahnya sangat besar, itu juga merupakan pengorbanan. Janganlah kita memberi kepada Tuhan secara sembarangan. Beberapa saran agar dapat mempersembahkan harta sebagai korban yang terbaik: 1. Bila berbentuk tunai, persiapkan persembahan sebelum berangkat ke gereja, bukan mencari-cari pada saat kantong persembahan diedarkan. 2. Persiapkan fisik uang yang kondisinya baik, tidak kumal. 3. Berikan jumlah maksimal yang bisa kita berikan. 4. Bila memberi persepuluhan, berikan dengan benar dihitung dari jumlah utuh, bukan setelah dipotong untuk berbagai keperluan.

Tuhan Memberkati Orang yang Mempersembahkan Hartanya (Ayat 11-12)

Seorang pendeta pernah berkata, “Jangan bicara iman sampai kamu terlebih dulu membuktikan kesetiaanmu memberi persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan. Itu adalah pembuktian paling nyata bahwa kamu percaya pada pemeliharaan Tuhan.” Dalam ayat 11-12, Tuhan berfirman bahwa Dia akan membuka pintu berkat bagi mereka yang menaati Firman-Nya dalam hal persembahan. Bahkan Tuhan menjaminkan diri-Nya untuk diuji. Dia juga akan menjaga hasil ladang bangsa Israel yang setia memberi persembahan dari hama supaya tanah menghasilkan panen berlimpah. Mempersembahkan harta sebagai korban tidak lepas dari iman bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita sesuai dengan Firman-Nya. Semakin iman kita bertumbuh, kita tidak akan ragu-ragu untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Namun bila kita meragukan Firman-Nya, itu merugikan diri sendiri. Perkara yang mudah bagi Tuhan untuk menjadikan umat-Nya miskin atau kaya. Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir tentang apa pun juga. Tuhan Yesus sendiri mengatakan itu dalam Lukas 12:22 dan 31. Asal kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita, maka semuanya itu, yaitu segala keperluan hidup kita akan ditambahkan. Juga Amsal 10:22 berkata bahwa bukan jerih payah yang membuat kita kaya, tetapi berkat Tuhan. Jadi bila kita sungguh-sungguh beriman bahwa Tuhan akan memelihara hidup kita, maka kita tidak akan ragu-ragu lagi untuk mempersembahkan harta kita bagi Dia.

Kesimpulan

Memberikan persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan bukanlah karena Dia membutuhkan harta kita. Tuhan adalah Pemilik bumi dan segala isinya. Memberikan persembahan bukan tentang uangnya tetapi tentang ketaatan kita pada perintah Tuhan. Salah satu perintah-Nya adalah memberikan korban tak bercacat sebagai persembahan, maka sifat dari persembahan kita adalah berkorban. Itu sebabnya persembahan kita haruslah yang terbaik, bukan sekadarnya. Bila kita sungguh-sungguh beriman bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita, maka tidak ada keraguan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Dia. Dan Tuhan akan menepati janji-Nya untuk memberkati berlimpah orang yang setia dalam persembahan dan persepuluhan.

Pencapaian Belajar

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Setelah kalian mempelajari pelajaran hari ini, apakah kalian akan memberikan persembahan dan persepuluhan? Mulai kapan?_________________________________________________________

2. Bila dalam satu minggu kamu mendapatkan uang jajan dari orang tua sebesar Rp50.000,-. Berapa rupiah yang harus kamu persembahkan sebagai persepuluhan pada hari Minggu? __________________________________________________________________________________________

Pendalaman

1. Penerapan: Menurut kalian, lebih sulit mana, memberi persembahan dan persepuluhan ketika berpenghasilan banyak atau sedikit? 2. Respons/Tindakan: Seseorang menolak memberi persepuluhan berbentuk uang kepada gereja dan menggantinya dengan memberi barang-barang seperti kursi, gitar, dsb.

Alasannya bahwa ia tidak memercayai pengelolaan keuangan di gereja dan beralasan bahwa nanti uangnya juga akan dipakai untuk keperluan-keperluan itu. Bagaimana menurutmu tindakan orang tersebut?

Penutup

Sebagai remaja, mungkin uang kita tidak banyak sebab kita belum bekerja. Tetapi dengan belajar mengelola uang termasuk memberi persembahan dan persepuluhan, maka kita belajar taat kepada perintah Tuhan sejak dini. Ketika dewasa kelak, kita akan terbiasa memberi persembahan dan persepuluhan.

This article is from: