6 minute read

12.Kelahiran Yesus

Pelajaran 12

Ayat Hafalan

Advertisement

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

(Lukas 2:6-7)

Senin Matius 2:1-2 Selasa Matius 2:3-4 Rabu Matius 2:5-6 Kamis Matius 2:7-8 Jumat Matius 2:9-10 Sabtu Matius 2:11-12

BIBLE

READING PLANS

Jangan lupa menyelesaikan Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca

Sumber gambar: alkitab.sabda.org

Kompetensi Belajar

Murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.

KELAHIRAN YESUS

Lukas 2:1-7

Pendahuluan

Hampir semua orang Kristen merindukan hari Natal. Ada yang rindu membuat kue-kue, pulang ke kampung halaman dan bertemu sanak saudara. Juga merindukan mendapat hadiahhadiah; kesibukan persiapan Natal di gereja, seperti menyiapkan dekorasi, susunan acara perayaan, baju seragam, latihan musik, drama; dan banyak lagi. Ketika Virus Corona mewabah, semua yang dirindukan itu tiba-tiba menjauh. Banyak orang Kristen menjadi sedih dan Natal sepertinya tidak sama lagi. Namun kemudian, kita menjadi sadar akan makna Natal yang sesungguhnya di mana kelahiran Kristus harus menjadi pusat perhatian kita. Dengan memusatkan perhatian kepada peristiwa kelahiran Juru Selamat, maka sikap kita seharusnya lebih kepada ucapan syukur yang ditujukan kepada Allah. Merayakan Natal yang berlebihan dan untuk kesenangan sendiri tentu bukan yang dikehendaki 43

Allah. Saat ini, meskipun merayakan Natal tidak lagi semeriah tahun-tahun yang lalu, tetapi itu tidak menjadi masalah sebab fokus kita pada peristiwa kelahiran Sang Juru Selamat. Hari ini kita belajar bersama-sama bahwa ketika Tuhan Yesus lahir sebagai manusia, Allah ingin menunjukkan betapa agung rencana dan kuasa-Nya melebihi apa pun di dunia. Dan inilah yang harus kita renungkan dan kita syukuri bersama di saat Natal ini.

Tuhan Berkuasa Mengendalikan Segala Situasi (Ayat 1-3)

Sebagai orang Yahudi yang taat, Yusuf dan Maria memahami nubuatan bahwa kelahiran Mesias akan terjadi di kota kelahiran Raja Daud, yaitu BetlehemEfrata (bacalah Mikha 5:1). Mereka berdua tentu bertanya-tanya sebab mereka tinggal di Nazaret bukan di Betlehem meskipun mereka keturunan Daud. Kota Betlehem-Efrata letaknya di sebelah selatan Palestina, sedangkan Nazaret di sebelah utara dengan jarak sekitar 128 km. Namun suatu hari, keluarlah sebuah perintah besar dari kaisar Roma bahwa semua orang harus kembali ke tempat asal-usulnya untuk disensus. Peristiwa ini terjadi kira-kira tahun 8 Sebelum Masehi (SM). Perlu kita ketahui bahwa Palestina adalah salah satu daerah jajahan kekaisaran Romawi saat itu dan dimasukkan dalam Provinsi Siria. Jadi perintah itu harus ditaati seluruh warga Palestina termasuk Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria mulai menyadari bahwa Allah sedang terus melaksanakan rencana-Nya. Perintah sensus sangat mengejutkan sebab baru pertama kali dilaksanakan di Palestina bahkan di Peta Palestina di Zaman Yesus seluruh Siria. Bagi mereka saat itu, perintah ini adalah perintah yang berat. Mereka yang sudah menetap lama dengan tenang di perantauan harus menempuh perjalanan jauh ke kampung halaman masing-masing. Dan kepergian mereka bukan untuk berwisata tetapi untuk memenuhi perintah kaisar menghitung mereka dan melunasi pembayaran pajak. Di balik situasi yang riuh dan tampak tidak menyenangkan ini, siapa menyangka bahwa memang Allah sedang menggunakan situasi ini untuk menggenapi rencana-Nya. Bahkan Allah melibatkan bangsa-bangsa pada peristiwa ini (Roma, Palestina, Syria) karena Allah mau dunia mencatatnya dalam sejarah. Maka dunia juga tahu bahwa kelahiran Tuhan Yesus nyata adanya. Dari sini kita dapat memahami bahwa Allah berkuasa atas segala situasi. Mungkin kita tidak tahu mengapa ada hal yang kita anggap buruk terjadi dalam hidup kita. Meskipun begitu, hendaknya kita tetap taat seperti Yusuf dan Maria sebab Tuhan sedang melakukan rencana-Nya yang paling baik, yang mungkin baru kita mengerti di kemudian hari.

Tuhan Berkuasa Atas Seluruh Manusia (Ayat 4-5)

Meskipun pada saat itu orang biasa berjalan kaki, tetapi perjalanan dari Nazaret di tanah Galilea menuju Betlehem di tanah Yudea bukan perjalanan yang mudah, khususnya bagi Maria yang sedang mengandung besar. Yusuf dan Maria tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal karena mereka harus banyak berhenti untuk beristirahat. Mereka mungkin harus menempuh perjalanan sekitar 6-7 hari. Sungguh perjalanan yang melelahkan. Apakah mereka mengeluh? Kemungkinan besarnya tidak sebab mereka tentu juga sudah menunggu saat ini di mana nubuat Nabi Mikha akan digenapi. Pada saat itu ada tiga orang yang sedang berkuasa. Pertama, adalah kaisar Romawi yang bernama Octavianus Agustus. Kedua, adalah Kirenius seorang yang saat itu menjabat pelaksana administratif kegiatan sensus di Provinsi Siria yang berarti termasuk Palestina. 44

Dan ketiga, adalah penguasa tanah Yudea di Palestina di mana Kota Betlehem termasuk di dalamnya. Namanya Herodes (lihat Matius 2:1). Perintah Kaisar Agustus ini membuat sibuk Kirenius, Herodes, dan para pejabat lain serta seluruh rakyat. Mereka berbondong-bondong berangkat ke tanah asal-usul masing-masing. Perhatikanlah bahwa situasi ini sama sekali bukan kebetulan. Kaisar Agustus, Kirenius, maupun Herodes dan seluruh rakyat Palestina termasuk Yusuf dan Maria mengikuti skenario Allah yang ajaib. Bagi Kekaisaran Romawi perintah ini mungkin dianggap ide cemerlang. Kaisar Agustus membuat catatan bahwa tindakannya melakukan sensus di tahun 8 SM sebagai prestasi tanpa menyadari bahwa dialah yang sedang berada dalam kendali Allah untuk mewujudkan rencana agung-Nya. Nubuatan Nabi Mikha dalam Perjanjian Lama harus digenapi dan Allah menggunakan perintah sang kaisar sehingga Yusuf dan Maria berangkat ke Betlehem. Jadi rencana Tuhan berada di atas rencana manusia. Tuhan dapat menggunakan tindakan siapa pun, entah dia pejabat tinggi ataupun orang biasa untuk melaksanakan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, jangan khawatir dengan manusia, sebab Allah kita berkuasa atas manusia dan segala tindakan mereka.

Nilai Kebesaran Tuhan Tidak Sama dengan Nilai Duniawi (Ayat 6-7)

Ketika Yusuf dan Maria sampai di Betlehem, semua rumah sudah penuh dengan orangorang yang terlebih dahulu datang. Yusuf dan Maria tidak mendapat tempat menginap. Kemudian seseorang menawarkan kepada mereka sebuah ruangan yang biasanya untuk hewan. Hanya itu yang ada. Setelah beberapa saat di situ, tiba saatnya bagi Maria untuk melahirkan. Walaupun mungkin dalam ruangan itu tidak ada hewan, tetap saja itu bukan ruangan yang layak bagi kelahiran seorang bayi. Maria terpaksa meletakkan bayi Yesus di dalam tempat makan hewan atau palungan yang ada di situ. Banyak orang bertanya-tanya mengapa Yesus Sang Mesias datang dalam kesederhanaan? Bukankah Allah adalah Pemilik langit dan bumi? Kemiskinan yang dialami Yesus hanyalah sebuah pertanda bahwa Dia datang untuk orang-orang yang miskin secara rohani. Semua manusia mengalami kemiskinan rohani akibat dosa. Yesus datang dalam kesederhanaan untuk membawa kita menerima kekayaan rohani, yaitu kehidupan kekal bersama Bapa di surga. Kaisar Roma, Kirenius, Herodes dan para pejabat yang memiliki kekayaan dan kekuasaan secara duniawi sebenarnya di mata Allah mereka menderita kemiskinan secara rohani. Sebaliknya orang yang sederhana seperti Yusuf dan Maria juga para gembala yang kemudian datang adalah orang-orang yang telah menerima kekayaan rohani dan memiliki kebahagiaan sejati. Jadi saat ini, ketika kita menjalani kehidupan ini, janganlah kita terlalu mengejar kekayaan dan jabatan secara duniawi melebihi kerinduan membangun hubungan dengan Tuhan Yesus. Gemerlapnya dunia sering mengalihkan perhatian kita dari hal-hal rohani. Kita harus selalu ingat bahwa kemuliaan duniawi itu seperti bunga rumput yang fana, yang akan berakhir ketika Tuhan menghendakinya. Tetapi hubungan dengan Kristus itu bernilai kekal dan membawa kita kepada keselamatan dan kehidupan di surga yang penuh kemuliaan. Itulah kekayaan yang sejati.

Kesimpulan

Natal bukanlah tentang kemeriahan dan hadiah-hadiah yang kita inginkan. Natal adalah tentang datangnya Yesus ke dalam dunia seperti yang telah dijanjikan-Nya melalui nubuat para nabi. Melalui perayaan akan kedatangan-Nya ke dunia seharusnya, membawa pemahaman bahwa Allah mampu mengendalikan sejarah untuk melaksanakan rencana-Nya. Dia dapat menggunakan situasi apa pun dan siapa pun untuk menggenapi rencana-Nya. Kita yang menerima Dia akan memiliki kekayaan sejati anugerah-Nya, yaitu bebas dari maut dan mewarisi Kerajaan Surga. Itulah makna Natal yang seharusnya selalu ada dalam pemahaman kita.

Pencapaian Belajar

1. Menurutmu apakah kita perlu memperingati dan merayakan Natal? __________________________________________________________________________________________

2. Apa hal penting yang harus kita ingat saat Natal tiba? __________________________________________________________________________________________

3. Bagaimana caramu merayakan Natal? __________________________________________________________________________________________

Pendalaman

1. Penerapan: Bila ada seseorang yang bertanya mengenai makna Natal bagi kalian secara pribadi, apa jawaban kalian? __________________________________________________________________________________________

2. Respons/Tindakan: Pada momen Natal tahun ini, apa rencanamu untuk merayakannya?

Adakah satu hal khusus yang akan kamu buat?

Penutup

Hari Natal tidak saja pengingat kelahiran Tuhan Yesus. Natal adalah sebuah pembuktian kekuasaan Allah atas waktu dan sejarah. Natal membuktikan kendali-Nya atas manusia. Natal adalah pemenuhan sebuah janji. Salah satu kegiatan yang bernilai kekekalan adalah membaca Firman Tuhan setiap hari.

This article is from: