4 minute read

Menyusuri Pantai Baron dan Pantai Kukup

Ke Kota Yogyakarta yang istimewa tidak akan terasa istimewa jika tidak berkunjung atau menelusuri tempat-tempat selain kuliner. Apalagi penelusuran itu dilakukan dengan mengendarai motor alias motoran. Motoran bukan hanya satusatunya alat transportasi menelusuri kota gudeg itu. Kita juga bisa menggunakan moda lainnya seperti bis, becak, hingga kendaraan pribadi. Semua bisa digunakan untuk menikmati kota itu.

Kali ini, untuk perjalanan saya ke Yogya, saya memilih menggunakan kereta api yang berhenti di Stasiun Tugu. Tak perlu khawatir tidak mendapatkan kendaraan untuk menuju tempat penginapan dari sini. Dari stasiun ini, tersedia beraneka moda transportasi di sepanjang waktu. Entah Anda datang pada waktu pagi, siang, sore, malam bahkan tengah malam, tersedia banyak pilihan moda transportasi.

Soal penginapan juga tak perlu khawatir. Bisa pesan jauh-jauh hari lewat aplikasi online atau dadakan. Saya kebetulan menginap di kawasan Malioboro, khususnya di Jalan Prawirotaman. Jalan ini jangan ditanya, mulai dari hotel besar di sepanjang jalan, hingga tempat penginapan kecil yang masuk gang-gang tersedia. Jadi, salah satu hal istimewa kota gudeg ini adalah juga karena banyaknya penginapan yang tersedia.

Jelajah kota dengan motor

Ini memang masalah selera. Kalau ingin lebih sedikit lelah badannya, maka bisa pilih sewa mobil sehingga dapat berkunjung atau menjelajahi ke daerah-daerah terpencil seputaran Yogyakarta dan juga daerah-daerah lain, semisal Bantul, Magelang hingga Gunung Kidul.

Saya memilih sewa motor. Saya ingin motoran ke daerah Gunung Kidul karena di sana ada Pantai Baron dan Pantai Kukup. Dua pantai ini memang menjadi bagian dari Gunung Kidul. Jaraknya hanya sekitar tiga jam dari pusat Kota Yogyakarta dengan menggunakan motor.

Langkah berikutnya saya mulai cari tahu tempattempat penyewaan motor untuk menjangkau dua pantai itu. Sekrol-sekrol di internet, saya menemukan jasa sewa motor yang menurut saya harganya terjangkau. Hanya dengan Rp70.000,00 sehari untuk motor matic, saya sudah dapat momotoran menjelajahi Yogyakarta.

Esok harinya, pagi pukul tujuh, saya meluncur, meliuk-liuk di seputaran Kota Yogyakarta. Sebelum isi bensin motor, saya isi perut dulu. Mampir di daerah Pasar Beringharjo menikmati sarapan gudeg. Ini sarapan khas yang nikmat. Selepas itu kira-kira pukul delapan lewat baru menelusuri ke arah Gunung Kidul.

Pantai Baron

Meski di jalan cuacanya panas, tak memupus semangat saya untuk menelusuri Gunung Kidul khususnya Pantai Baron. Siang sekitar pukul 14.00 WIB saya tiba. Kenapa begitu lama waktu tempuhnya dari Yogyakarta ke Gunung Kidul?

Pantai Baron

Meski di jalan cuacanya panas, tak memupus semangat saya untuk menelusuri Gunung Kidul khususnya Pantai Baron. Siang sekitar pukul 14.00 WIB saya tiba. Kenapa begitu lama waktu tempuhnya dari Yogyakarta ke Gunung Kidul? Ya, karena memang saya motorannya tak terlalu kencang. Kecepatan 70-80 km/j saja motor saya pacu sambil menikmati situasi perjalanan.

Ini yang unik. Masuk Pantai Baron hanya dikenakan parkir motor saja. Ah, saya beruntung hanya membayar Rp15.000,00. Karena itu sudah mencakup dua pantai, yaitu Baron dan Kukup. Maka siang itu, saya benar-benar menikmati dan berleha-leha di pinggir pantai. Di Pantai Baron sendiri pemandangan cukup indah. Ada kapalkapal nelayan yang disewakan bagi pengunjung untuk membawa pelancong agak ke tengah laut. Di pinggir pantai, aneka jajanan, seperti kelapa muda, kue-kue kering hingga jajanan olahan laut, semacam udang tepung, kepiting hingga ikan teri dan lainnya berjejer di jalan menuju pantai.

O iya, kenapa pantai itu dinamai Pantai Baron. Ada sejarahnya. Nama Baron menurut cerita dari mulut ke mulut diambil dari nama seorang bangsawan Belanda bernama Baron Skeber. Dia inilah yang menjelajahi pantai itu dengan menambatkan perahunya pertama kali sekitar tahun 1930-an. Di kawasan pantai inilah, di zaman itu banyak orang Belanda yang ikut menikmati suasana indahnya pantai.

Selain sejarah itu, pantai ini juga punya keistimewaan lain, yaitu adanya sungai air tawar bawah tanah. Jelas pantai dengan sungai bawah tanah tidak dimiliki pantai-pantai lainnya di Indonesia ini. Sehingga warga Gunung Kidul amat bangga dengan keunikan alam itu.

setelah satu jam di pantai itu. saya melipir ke pantai sebelahnya yaitu Pantai Kukup. Pantai Baron dan Pantai Kukup menjadi seperti kompleks pantai di Gunung Kidul. Itu sebabnya wisatawan lokal seperti saya, bisa milih mau ke pantai mana.

Pantai Kukup

Setelah puas menikmati Pantai Baron saya pindah ke Pantai Kukup. Hanya sekitar 10 menit dengan motor. Dua pantai ini merupakan bagian dari Pantai Selatan Jawa. Berbicara mengenai Pantai Selatan, tentu yang terkenal adalah halhal yang berbau mistis. Tapi di siang hari itu, yang nampak adalah keindahan. Bukit Karst yang indah menambah kenikmatan dalam memandangi pantai ini. Paduan yang memanjakan mata, membuat Pantai Kukup nyaman untuk dinikmati berlamalama.

Siang itu karena terik, menikmati es kelapa muda dengan tamparan lembut udara laut menjadi sesuatu yang melegakan.

Pukul empat sore, ketika langit sudah berwarna merah, saya memutuskan untuk meninggalkan dua pantai itu. Melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Yogyakarta yang ngangenin. Motor saya nyalakan, lalu cuss, saya melaju tak terlalu kencang menyusuri jalan-jalan lengang Gunung Kidul.

Penulis: Yuliantino S

Editor: Fajar

This article is from: