Majalah Edents Volume 1 Edisi XXXIV Mei Tahun 2021

Page 57

KOLOM PU

Dinamika Kampus di Tengah Pandemi Oleh: Muhammad Annisulfuad

Dunia Perkuliahan mengalami pergeseran di kala pandemi Covid-19. Melalui Surat Edaran (SE) Nomor 36952/MPK.A/HK/2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan metode baru yaitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012, pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh menjelaskan bahwa PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Mahasiswa dan juga akademisi kampus diharuskan menyesuaikan dengan perubahan yang begitu cepat terjadi. Seluruh kegiatan belajar, administrasi, dan berbagai aktivitas kampus lain dilakukan secara daring. Mahasiswa mulai kembali ke daerah tempat tinggal, meninggalkan kos dan kontrakan masing-masing. Pergeseran tersebut telah terjadi lebih dari setahun. Membuat setiap mahasiswa akhirnya semakin terbiasa dengan konsep perkuliahan di era new normal. Covid-19 tidak hanya mempengaruhi pembelajaran di tingkat universitas. Lebih jauh, ada efek berantai dari berbagai sisi yang memengaruhi proses pembelajaran via daring. Terlebih lagi, banyak dinamika yang masih terjadi di Indonesia, terkait infrastruktur maupun perekonomian. Pada sisi ekonomi, pandemi membuat banyak orangtua mahasiswa kehilangan pendapatan. Data Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mencatat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi Covid-19 hingga awal Oktober 2020 sudah lebih dari 6,4 juta pekerja di PHK. Hal itu jelas berpengaruh ke kemampuan membayar biaya kuliah mahasiswa yang pendapatan orang tuanya terdampak pandemi. Banyak terjadi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di berbagai daerah untuk meminta penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama pandemi. Di sisi psikologis, mahasiswa dihadapkan situasi yang jelas berbeda. Dunia perkuliahan tidak hanya terkait kegiatan pembelajaran, administrasi, bimbingan, maupun hal akademik lainnya. Banyak hal lain seperti lingkungan, organisasi, kepanitiaan, seminar, dan kegiatan yang normalnya dilakukan langsung di lingkungan kampus, sekarang dilaksanakan via daring. Layar monitor menjadi teman keseharian setiap mahasiswa. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan seperti berkumpul dengan teman, berbincang dan bertukar pikiran, maupun sekedar jalan-jalan untuk menghilangkan kejenuhan di bangku kuliah tak dapat dilakukan lagi. Berbeda dengan sebelum pandemi, yang mana semua kegiatan dilakukan secara tatap muka dengan bertemu secara langsung. Itu dapat mempengaruhi sisi psikologis. Mahasiswa cenderung lebih mudah jenuh dengan aktivitas yang hanya dilakukan didalam rumah. Ditambah lagi,

EDENTS EDENTS

Volume 1 XXVI EdisiTahun XXXVI Volume 1 Edisi 2017

Tahun 2021

pembelajaran daring telah dilakukan selama setahun lebih. Faktor lain yang menjadi hambatan dalam pembelajaran jarak jauh adalah fasilitas yang ada. Meskipun pembelajaran jarak jauh lebih fleksibel, namun setiap mahasiswa memiliki kelengkapan alat penunjang perkuliahan yang berbeda. Ditambah lagi, kondisi setiap daerah atau tempat tinggal mahasiswa juga sangat beragam. Seringkali terdapat kendala jaringan dan koneksi internet, maupun gadget yang tidak memadai. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud menggelar survei pada Maret 2020 dengan jumlah responden 230.000 mahasiswa di 32 provinsi. Hasil menunjukkan bahwa 90 persen mahasiswa lebih memilih kuliah secara offline atau tatap muka di kelas. Lebih lanjut, 60 persen mahasiswa tidak siap melakukan sistem pembelajaran jarak jauh karena dilatarbelakangi soal jaringan internet yang lambat. Hal itu searah dengan data yang dikutip dari katadata.com yang menyebutkan bahwa Internet Indonesia tergolong lambat. Di kawasan Asia Pasifik, kecepatan akses internet Indonesia berada di peringkat empat terbawah. Dengan kecepatan rata-rata mencapai 2,4 Mbps dan 19.4 Mbps pada saat beban puncak. Kecepatan tersebut jauh berada di bawah kecepatan rata-rata akses internet dunia yang mencapai 3.9 Mbps dan 21.2 Mbps pada saat beban puncak. membuat pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal. Faktor ekonomi, psikologis, dan fasilitas tersebut merupakan contoh efek berantai yang terjadi dan menjadi dinamika dalam pembelajaran kampus selama masa pandemi. Pemerintah melalui Kemendikbud telah mengeluarkan beberapa kebijakan sebagai bentuk bantuan terhadap mahasiswa. Diantaranya adalah mengatur mekanisme penyesuaian UKT melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan ini bertujuan memberikan keringanan UKT bagi mahasiswa perguruan tinggi negeri yang menghadapi kendala finansial selama pandemi Covid-19. Kebijakan lainnya adalah penambahan jumlah penerima bantuan akan diberikan sebanyak 410.000 mahasiswa (terutama Perguruan Tinggi Swasta) di luar 467.000 mahasiswa yang menerima Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Dana Bantuan Pandemi ini khusus untuk mahasiswa dengan kondisi keuangan yang terkena dampak pandemi. Terbaru, pemerintah juga memberikan subsidi kuota yang dari tahun lalu telah di distribusikan ke mahasiswa maupun tenaga pendidik. Bantuan juga biasanya diberikan oleh pihak perguru-

54

56


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.