MAJALAH AL FIRDAUS EDISI 20

Page 15

Jati diri

Meneguhkan Jati Diri dalam Mengarungi Globalisasi Laju perubahan wajah dunia semakin cepat saja. Betapa tidak? Coba kita perhatikan perubahan percepatannya tersebut! Dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, bahkan dari abad ke abad kita akan mengetahuinya yang begitu sangat menyolok. Hal ini akan kita ketahui kalau kita rajin mengulik sejarah. Maka benar adanya, kalau kita mau mencermati apa yang pernah disampaikan oleh Bapak Proklamator kita, Bung Karno, “JASMERAH�, jangan sekali-kali kita melupakan sejarah. Coba kita simak, dari perjalanan sejarah nenek moyang kita. Ketika putera Nabi Adam yang bernama Qobil yang telah membunuh rivalnya, Habil, dalam merebutkan calon istri mereka. Waktu itu, ia sedang kebingungan bagaimana merawat orang yang telah meninggal itu. Maklum, waktu itu belum ada orang meninggal kecuali Habil. Habil yang telah menjadi mayat menyebabkan Qobil kebingungan mencari solusi terakhir. Tidak ia sengaja, dia melihat sepasang burung gagak sedang bertarung ternyata salah satu darinya terkapar, mati. Setelah salah satu didapatinya mati kemudian dia angkut ke tempat sepi. Kemudian, yang masih hidup menggerakgerakkan paruh dan kakinya untuk membuat lubang. Lalu, dikuburlah yang telah mati itu oleh yang masih hidup. Setelah tahu hal itu, Qobil baru mempunyai ide. Bahwa, orang yang telah meninggal itu sebaiknya, seperti burung yang telah mati itu. Dari kebingungan Qobil setelah membunuh saudaranya, Habil. Dia baru menyadari bahwa orang meninggal itu dimakamkan. Hal yang demikian itu, berlaku juga untuk hal-hal yang lain.

Dampak Globalisasi Berpijak dari hal itu, roda sejarah terus berputar, yang makin lama, makin kencang saja perputarannya hingga sampai ke jaman now (sekarang). Teknologi melesat sangat cepat. Yang dulu, sesuatu terjadi hanya dalam mimpi sekarang sudah mewujud dalam alam nyata. Begitu hebatnya alat transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Begitu canggihnya alat komunikasi. Hal itu, cepat atau lambat, akan memengaruhi tatanan sosial. Hal ini sering kita kenal dengan nama zaman globalisasi. Dengan globalisasi, kata orang Jawa, dunia menjadi selebar daun kelor. Tidak ada tempat yang jauh. Tidak ada tempat yang tidak terjangkau. Mau pergi ke Makkah, Madinah, dan, atau ke kota kota populer lainnya bisa setiap saat yang dimau. Amerika serasa di Ameriki. Apa yang terjadi disana bisa kita nikmati disini. Hal yang demikian itu akan berdampak terhadap tatanan kehidupan umat manusia, baik dampak yang positif maupun yang negatif. Globalisasi akan menampilkan suatu corak hubungan antar bangsa yang tidak seimbang. Hubungan antar negara-negara maju dan negara-negara berkembang masih ditandai oleh polarisasi kuat-lemah. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya akulturasi asimetris (posisi tawar-menawar yang tidak seimbang), yaitu bahwa pengaruh negara-negara maju yang lebih dominan dalam berbagai bidang atas negara-negara berkembang, apa lagi Negara miskin.

13


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.