Cerpen “pas kegiatan kayak gitu aja aku ikutnya”. “ya gak pa pa to, disana aku di PMII soalnya”. “tuuu kaaaan kamu yang aktifis…”. Dengan sedikit memperhatikan penampilan ku sekarang. Pakai gamis, berjilbab agak lebar. Hasfa berkomentar dengan candaannya “Kayaknya kamu sekarang anak kajian juga ya?”. “ikut kajian tok tapi kalo males ya enggak”. “pantesan salaman gak mau”. “ya, sama kamu tok gak maunya”. Dan Kami pun saling senyum kemudian tertawa. Sembari ngobrol, sesekali kami menengok ke tembok sebelah timur yang mepet dengan tempat duduk kami. Disana terpampang kaca yang besar dan lebar memenuhi seluruh dinding disekitarnya. Melalui kaca itu aku dan Hasfa sesekali saling curi pandang, sampai bahkan berpandangan. Meskipun sebenarnya kami telah duduk berhadapan. Berpandangan langsung pun tak terhalang. Namun entah kenapa aku dan Hasfa saat itu hanya sering saling pandangan melalui kaca besar itu sembari sesekali melontarkan senyuman. Puas kami bertemu di rumah makan itu. Bercerita, bercanda seakan tak ingin waktu segera berlalu. Hari itu Rabu pertengahan bulan Januari 2002, Hasfa memintaku menemuinya di Stasiun Kota Kediri. Hasfa harus segera kembali ke Jakarta meskipun libur kuliah belum usai, Karena ada urusan yang harus dia kerjakan disana. Sembari menunggu jam berangkat kereta, aku dan Hasfa duduk menghadap ketimur dikursi tunggu teras stasiun dekat rel yang sudah ditempati oleh kereta api jurusan Kediri-Jakarta. “sudah zuhuran?”. “sudah”. “lila, aku ingin kasih ini untuk kamu”. “apa ini fa?”. “buka aja”. Kemudian aku membuka kain yang masih dibungkus plastik itu. Begitu aku buka ternyata kain itu adalah jasket warna hitam dan berbordir benang putih dengan tulisan LIFA. “LIFA, apa maksudnya?”. “LILA dan HASFA”. Sembari tersenyum dia menjelaskannya padaku. Dengan wajah memerah tersipu Aku pun membalas senyuman Hasfa. Tak kusangaka Hasfa memiliki ide seperti itu. “ooo lila dan Hasfa…”. “ini yang ku pake sama kaya itu, gak pa pa kan?”. “i-iya, gak pa pa… makasih lho”. Sesaat kemudian terdengar pengumuman begitu keras dan jelasnya melalui corong speaker stasiun itu.
20