PUISI
DUNIA DILANDA CORONA (Dewi Nur Aini)
Dunia bagai digencar polusi Melilitkan seluk beluk depresi Kesakitan itu bukan sebuah intonasi Melainkan ancaman deskriminasi sang Ilahi Bagaimana tidak? Wabah merabak, tak menonjolkan mata Baunya mendongak, begitu menyesakkan dada Dunia mengatakan, semua ini bukan asap yang melanda Melainkan makhluk kecil yang membutakan jiwa Bayangkan! Ribuan insan membangkai dalam sekejap Sisi lain, keluarga menanti untuk saling menyantap Namun, makhluk itu tak mengizinkan untuk saling bertatap Seolah namanya bergengsi diaudisi beratap Menyusuri langkahku, keramaian rohani bagai ditelan api Tapak-tapak suci tak lagi mengairi Masjid-masjid ditutup tak lagi membuka hati Silaturahim dibatasi Corona, corona akan terus menghantui Cobalah kita berfikir Bagaimana kondisi sosial, politik, ekonomi, dan lainnya Dimana suara yang mengatakan banyak ras, suku, dan budaya Dimanakah pantai-pantai yang menawarkan rayuan mautnya saat pemilu Kondisi melemah Lembaran rupiahpun digunting menjadi kepingan koin Dunia terpuruk! Hidup kita sudah ada diujung tanduk Duduk diesensi zaman yang terpuruk Bumiku menangis semalam suntuk Bagaimana mengembalikan dunia yang terkutuk Agar hati manusia kembali terketuk Untuk saling mengetuk
41