5 minute read
• Rebranding Wisata Alam, Perhutani Tingkatkan Kualitas Produk dan Layanan
Foto: Kanpus/Hendra Jaya DS
Rebranding Wisata Alam, Perhutani
Advertisement
Tingkatkan Kualitas Produk dan Layanan
Selama berlangsungnya masa pandemi Covid-19, industri pariwisata termasuk salah satu yang terkena dampaknya. Terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata. Termasuk wisata alam di kawasan Perhutani. Kini, pasca pandemi Covid-19, diperkirakan akan terjadi ledakan pengunjung (rebound) ekowisata. Menyikapi hal itu, Perum Perhutani melakukan rebranding wisata alam melalui peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Hal itu dilakukan untuk mendorong brand image wisata yang dikelola Perum Perhutani.
Sesuai dengan program strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perum Perhutani melakukan rebranding wisata alam melalui peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Hal itu dilakukan untuk mendorong brand image wisata yang dikelola Perhutani. Rebranding wisata alam tersebut dipesankan kepada para pelaku wisata Perhutani, direksi Perum Perhutani menggelar acara bertajuk “BoD Messages to Frontliners”.
Acara “BoD Messages to Frontliners” digelar Perum Perhutani pada medio November 2021. Pesan tersebut disampaikan langsung oleh Board of Directors (BoD) kepada para pengelola hingga jajaran terdepan. Harapannya, Perhutani dan para pengelola hingga jajaran terdepan itu dapat bersama-sama menyukseskan program tersebut.
Kegiatan Rebranding wisata alam dalam acara “BoD Messages to Frontliners” tersebut dilaksanakan dengan safari bermotor atau touring pada 11-13 November 2021. Kegiatan itu dimulai dari acara pembukaan/ pelepasan di Wisata Gunung Puntang Jawa Barat, menyusuri lintas Selatan Pulau Jawa menuju Pantai Menganti di Jawa Tengah, dan berakhir di Wisata Mojosemi Jawa Timur. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 serta prosedur keamanan touring. Safari bermotor tersebut diikuti oleh BoD Perum Perhutani, Kepala Divisi Perhutani Kantor Pusat, segenap Kepala Divisi Regional, seluruh Administratur, dan peserta serta undangan lainnya, dengan total ± 200 peserta.
Acara pembukaannya dihadiri oleh Direktur Komersial Perhutani, Ahmad Ibrahim; dan Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Perhutani, Kemal Sudiro; beserta jajaran. Di kesempatan itu, Ahmad Ibrahim mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap industri pariwisata serta perilaku konsumen atau wisatawan yang telah menyesuaikan diri dengan kondisi new normal.
“Maka, para pelaku di industri pariwisata harus bisa segera beradaptasi dengan ‘era disrupsi’. Yaitu era dimana terjadinya perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru agar bisa bertahan dan bangkit, ” kata Ibrahim.
Menangkap Peluang
Tentang proses rebranding wisata alam yang dilakukan Perhutani, Direktur Utama Perum
Perhutani, Wahyu Kuncoro, mengungkapkan, hal tersebut dilakukan untuk menangkap peluang pasca pandemi Covid-19. Sebab, diperkirakan akan terjadi ledakan pengunjung (rebound) ke lokasi ekowisata. Sehingga, hal itu perlu dimanfaatkan secara optimal.
Wahyu pun menerangkan, dalam rebranding wisata alam Perum Perhutani, terdapat 5 kegiatan utama action plan. Pertama, Penerapan Standar Pariwisata untuk meningkatkan kualitas produk, pengelolaan, dan pelayanan, yaitu Cleanliness Health Safety & Environment Sustainability (CHSE – Indonesia Care) Kemenparekraf, SNI Pengelolaan Pariwisata Alam 8013:2014. Kedua, Digitalisasi melalui pengembangan Virtual Reality, Payment Gateway, dan integrasi Union E-ticketing Perhutani, untuk memudahkan pemantauan kinerja secara real time melalui sistem dashboarding.
Ketiga, Penambahan/Perbaikan fasilitas untuk meningkatkan daya tarik wisata, kualitas aksesibilitas, dan daya saing. Keempat, Pengembangan Produk diversifikasi dan wisata minat khusus untuk meningkatkan customer experience, customer spending, dan revenue generator. Kelima, Product Identity Branding, mempromosikan brand wisata Perhutani melalui penempatan Logo and Brand Message pada berbagai media.
Rebranding wisata alam Perhutani dilaksanakan secara bertahap. Untuk tahun 2021 terdapat 2 (dua) lokasi wisata, yaitu Wana Wisata (WW) Gunung Puntang dan WW Ranca Upas yang melaksanakan 5 action plan tersebut secara lengkap.
Lokasi wisata lain yang sudah mulai berproses melaksanakan
Foto: Kanpus/Hendra Jaya DS
rebranding wisata alam di Jawa Barat adalah Kawah Putih, Patuha Resort, Cikole Jayagiri, Curug Cilember, Curug Panjang, Galunggung, Karaha Bodas, serta di Jawa Timur Tanjung Papuma, Padusan, Kakek Bodo, Dlundung, Putuk Truno, Foresta Resort Tretes, Coban Rais, dan Coban Talun. Ditargetkan, di tahun 2024 Sejumlah 100 lokasi wisata Perhutani dapat memenuhi Implementasi 5 action plan rebranding tersebut secara lengkap.
Diawali di Gunung Puntang
Proses Rebranding Wisata Alam pada obyek wisata alam Perhutani yang dikelola mandiri maupun yang dikerjasamakan dengan LMDH dan swasta itu diawali di Gunung Puntang, Jawa Barat. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan pada sektor pariwisata, proses Rebranding Wisata Alam tersebut diawali seremonial. Lokasi seremonial pertama bertempat di wisata Gunung Puntang, yang berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banjaran, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjaran, Kamis, 11 November 2021.
Acara seremonial di Gunung Puntang tersebut merupakan tanda awal kegiatan Rebranding Wisata Alam yang dilaksanakan tanggal 11-13 November 2021 di
Foto: Kanpus/Hendra Jaya DS
tiga Divisi Regional, yaitu Jawa Barat & Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan pada Rebranding Wisata Alam tersebut adalah menerapkan standar pariwisata Perhutani, CHSE, SNI PPA 8013:2014, melakukan digitalisasi pada penggunaan e-ticketing, payment gateway, VR, penambahan/perbaikan fasilitas, pengembangan produk serta product identity branding (penempatan Logo dan Brand Message, Promotion Strategy BAS (Branding-Advertising-Selling), Media Strategy POSE (Paid Owned Social Endorser Media).
Di dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Komersial Perhutani, Ahmad Ibrahim; Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Perhutani, Kemal Sudiro; beserta jajaran, Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten, Amas Wijaya; beserta jajaran, segenap Administratur dan undangan lainnya. Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemberian santunan dan bantuan sosial.
Secara simbolis, santunan dan bantuan sosial itu diserahkan oleh Kemal Sudiro kepada 10 orang anak yatim piatu yang berdomisili di sekitar Gunung Puntang serta bingkisan sembako kepada 10 penyadap getah pinus lingkup BKPH Banjaran.
Pemandangan dan Udara Segar
Gunung Puntang sendiri merupakan salah satu lokasi wana wisata yang menarik di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gunung Puntang memiliki ketinggian hingga 2.224 meter di atas permukaan laut. Gunung tersebut juga dijadikan sebagai kawasan Bumi Perkemahan.
Kawasan Bumi Perkemahan Gunung Puntang tersebut tidak berada di puncak gunung, melainkan di ketinggian sekitar 1.300 mdpl. Masih di lereng gunung. Sehingga udara di kawasan tersebut masih tergolong udara yang sejuk dan segar.
Daya tarik utama wisata Gunung Puntang tentu saja adalah pemandangannya. Obyek wisata alam di Kabupaten Bandung itu menyajikan pemandangan alam yang luar biasa indah dan asri. Di sana, pengunjung bisa menikmati pemandangan sebagian Kota Bandung dari puncak gunung. Keindahan Kota Bandung dipandang dari ketinggian itu tentu menyajikan pesona tersendiri.
Tak hanya pemandangannya yang indah, Wisata Alam Gunung Puntang juga dapat digunakan pengunjung untuk melaksanakan kegiatan yang dekat dengan alam. Misalnya berkemah, tracking, hingga downhill.
Banyak sekali wisatawan lokal maupun luar kota yang datang ke wisata Gunung Puntang. Tujuannya tentu untuk menikmati pemandangan dengan bersepeda. Wisata Gunung Puntang ini sangat cocok untuk para wisatawan yang senang dengan aktivitas yang memacu adrenalin. Pengunjung juga kerap tak tahan untuk mencoba melakukan tracking di gunung yang populer di Bandung
tersebut. • DR/PR/2021-XI-27