4 minute read

• Bersama CDK III Sukabumi, Perhutani Dukung Budi Daya Lebah Madu

Foto: Kompersh KPH Sukabumi

Pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan selalu menjadi salah satu perhatian Perum Perhutani. Di dalam proses pemberdayaan masyarakat itu, kerap kali Perhutani menggandeng pemangku kepentingan. Hal itu juga terlihat di Sukabumi, Jawa Barat. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi menggandeng Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah III Kabupaten Sukabumi untuk memfasilitasi masyarakat di sekitar hutan dalam melakukan budi daya lebah madu. Seperti apa jalannya kolaborasi tersebut?

Advertisement

Masyarakat sekitar hutan di Sagaranten, Sukabumi, Jawa Barat, terlihat bahagia. Di hari

Selasa, 16 November 2021,

Perhutani Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Sukabumi bersama

Cabang Dinas Kehutanan (CDK)

Wilayah III Kabupaten Sukabumi memfasilitasi dan mendorong masyarakat sekitar hutan, dalam melakukan budi daya lebah madu.

Budi daya lebah madu itu berada di Petak 85, Resort Pemangkuan

Hutan (RPH) Bentang Timur, Bagian

Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sagaranten, KPH Sukabumi.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, mengatakan, ia mengapresiasi dan mendukung upaya budi daya yang dilakukan para peternak lebah madu tersebut. Sebab, saat ini kebutuhan madu nasional sedang meningkat. Asep menambahkan, ada sejumlah manfaat madu. Selain menjaga imunitas, madu juga bermanfaat untuk menjaga stamina tubuh. Hal tersebut menjadi salah satu bentuk kepedulian perusahaan sesuai yang tertuang dalam visi-misi Perum Perhutani.

“Semoga dengan adanya budi daya yang dilakukan peternak lebah madu ini bisa bermanfaat dan berdampak pada peningkatan sektor ekonomi masyarakat sekitar hutan,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan CDK Wilayah III Kabupaten Sukabumi, Iman, menyatakan, pihaknya siap membantu dan mendukung upaya budi daya yang dilakukan peternak lebah madu di kawasan hutan milik Perhutani. Sebab, ada banyak manfaat dari budi daya tersebut. Baik, untuk petani peternak, masyarakat sekitar, maupun untuk hutan itu sendiri.

“Apabila tatanan hutan terjaga ekosistemnya, maka akan banyak sekali manfaat yang diperoleh.

Salah satunya yaitu untuk budi daya lebah madu. Apalagi, saat ini harga madu sudah mahal dan sedang banyak dicari karena manfaat yang didapat sangat banyak,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Dian Sudiansyah, mewakili para peternak lebah madu setempat, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Sukabumi yang telah mengizinkan wilayah hutannya untuk digunakan sebagai lahan usaha budi daya lebah madu. Hal itu sekaligus akan memberdayakan warga sekitar hutan.

Diminati Pengusaha Peternak

Saat ini, usaha budi daya hewan ternak menjadi salah satu peluang usaha yang banyak diminati orang. Khususnya para pengusaha peternak pemula. Tidak mengherankan. Sebab, permintaan hewan ternak relatif tinggi di pasaran. Termasuk ternak lebah madu.

Beternak lebah madu memiliki banyak manfaat. Apalagi untuk kesehatan manusia. Madu yang dihasilkan oleh lebah madu juga terbukti ampuh untuk menjaga kesehatan tubuh, serta dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tentu saja khasiat yang lebih lengkap dapat dirasakan jika melakukan budi daya lebah madu sendiri, alih-alih membeli produk madu yang sudah dicampur dengan bahan tambahan lainnya.

Madu adalah subtansi makanan manis dan kental yang dibuat oleh lebah madu dan beberapa serangga lain. Lebah menghasilkan madu dari sekresi gula tumbuhan (nektar bunga) atau dari sekresi serangga lain (semisal honeydew atau madu serangga). Madu terbentuk melalui regurgitasi, aktivitas enzimatik, dan penguapan air. Lebah menyimpan madu dalam struktur lilin yang disebut sarang lebah.

Variasi madu yang dihasilkan oleh lebah madu adalah madu yang paling terkenal, karena diproduksi secara komersial dan paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Madu tersebut dikumpulkan dari koloni lebah liar. Atau bisa juga dari sarang lebah peliharaan peternakan lebah.

Madu mendapatkan rasa manisnya dari monosakarida

Foto: Kompersh KPH Sukabumi

Madu adalah subtansi makanan manis dan kental yang dibuat oleh lebah madu dan beberapa serangga lain. Lebah menghasilkan madu dari sekresi gula tumbuhan (nektar bunga) atau dari sekresi serangga lain (semisal honeydew atau madu serangga).

Foto: Kompersh KPH Sukabumi

Ternak lebah merupakan perawatan koloni lebah madu yang menetap di sarang. Peternak lebah dapat mengumpulkan madu serta produk lain dari sarangnya, misalnya lilin lebah, propolis, pollen, serta royal jelly. Selain itu, peternak lebah juga dapat menghasilkan lebah untuk kemudian dijual kepada peternak lainnya.

fruktosa dan glukosa, serta memiliki rasa manis yang hampir sama dengan sukrosa (gula meja). Lima belas mililiter (1 sendok makan Amerika) madu menyediakan sekitar 190 kilojoule (46 kilokalori) energi. Madu memiliki sifat kimia yang menarik untuk memanggang dan memiliki rasa yang khas jika digunakan sebagai pemanis. Kebanyakan mikroorganisme tidak tumbuh di dalam madu, sehingga madu yang tersegel tidak akan rusak, bahkan setelah ribuan tahun sekalipun.

Penggunaan dan produksi madu memiliki sejarah yang panjang dan bervariasi serta bisa ditelusuri sejak zaman kuno. Beberapa lukisan gua di Cuevas de la Araña, Spanyol, menggambarkan manusia yang mencari madu. Lukisan gua tersebut diperkirakan berasal dari setidaknya 8.000 tahun yang lalu.

Berdayakan Masyarakat

Upaya memberdayakan masyarakat yang dilakukan Perhutani KPH Sukabumi layak diapresiasi. Apalagi, budi daya lebah madu dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan itu akan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat. Sebab, kualitas hidup mereka akan meningkat seiring dengan meningkatnya standar ekonomi mereka jika budi daya madu mereka berhasil. Peningkatan kualitas hidup itu tentu akan menaikkan juga kepercayaan diri masyarakat. Dan mereka pun akan lebih berdaya.

Saat ini pun lebah madu sedang banyak dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Dulu, mereka biasa mencari madu di hutan dengan sistem pengasapan. Pengasapan menggunakan sabut kelapa atau daun kelapa kering yang dibakar, untuk menghalau lebah, untuk kemudian dipanen madunya. Hal itu kerap kali mengundang risiko terjadinya kebakaran hutan. Maka, dengan merangkul masyarakat di sekitar hutan sebagai petani peternak lebah madu dengan melakukan serangkaian kegiatan pendampingan, Perhutani KPH Sukabumi telah melakukan langkah meningkatkan kemampuan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian hutan.

Ternak lebah merupakan perawatan koloni lebah madu yang menetap di sarang. Peternak lebah dapat mengumpulkan madu serta produk lain dari sarangnya, misalnya lilin lebah, propolis, pollen, serta royal jelly. Selain itu, peternak lebah juga dapat menghasilkan lebah untuk kemudian dijual kepada peternak lainnya. Singkatnya, budi daya lebah madu menjadi sangat prospektif, terlebih di masa

sekarang. • DR/Skb/HN

This article is from: