4 minute read

• Luntur Jawa Burung Khas Pasundan yang Terancam Punah

Luntur Jawa

Burung Khas Pasundan yang Terancam Punah

Advertisement

Di Indonesia, burung Luntur Jawa termasuk hewan yang dilindungi. Sebab, keberadaan burung itu di alam memang kini semakin terancam kepunahan. Konon, populasi hewan ini diduga terus mengalami penurunan. Penyebab utamanya adalah karena deforestasi. Maka, penting untuk selalu menjaga kelestarian hutan. Sebab, hutan lestari merupakan habitat alami banyak satwa. Jika hutan semakin berkurang, keberadaan hewan-hewan itu pun terancam. Menjaga hutan lestari berarti juga menjaga kelangsungan hidup satwa-satwa tersebut. Termasuk burung Luntur Jawa.

Mungkin belum banyak orang yang mengenal satwa endemik Jawa Barat ini. Tetapi unggas satu ini punya kekhasan tersendiri.

Burung Luntur Jawa atau biasa disebut juga Luntur

Gunung merupakan salah satu burung langka asal Jawa

Barat. Bahkan, burung endemik

Pulau Jawa nan cantik ini kini populasinya semakin terancam kepunahan akibat deforestasi hutan. Hewan ini punya nama latin Apalharpactes reinwardtii yang bersinonim dengan Harpactes reinwardtii. Di dalam bahasa Inggris, burung Luntur Jawa kerap dikenal sebagai Javan Trogon atau Blue-tailed Trogon. Sedangkan di Indonesia, selain dinamai Luntur Jawa dan Luntur Gunung, terkadang burung ini disebut juga sebagai kasumba ekor biru. Habitat aslinya di daerah pegunungan, sehingga memunculkan nama lainnya yaitu Luntur Gunung.

Burung Luntur Gunung merupakan burung pemakan serangga dan beberapa jenis

Foto: Lip Kee Yap (Wikipedia)

buah-buahan. Di dalam satu masa kawin, burung ini hanya bertelur satu atau dua butir. Telur Luntur Jawa berwarna kuning tua. Telur itu biasanya dierami dalam sarang di lubang pohon yang dibuat burung lain.

Burung Luntur Gunung punya daerah persebaran yang terbatas di wilayah Jawa Barat bagian tengah. Tepatnya di sekitar Gunung Halimun, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, Gunung PatuhaTilu, Gunung Wayang, dan Gunung Papandayan.

Sayangnya, saat ini populasi hewan endemik Jawa ini diduga terus mengalami penurunan. Berdasarkan catatan birdlife, diperkirakan saat ini hanya terdapat 250-999 ekor individu dewasa. Sedangkan total populasi burung Luntur Jawa itu diperkirakan di bawah 1.500 ekor.

Ciri dan Karakteristik

Ada ciri-ciri khusus burung Luntur Jawa. Tubuh burung Luntur Jawa (Apalharpactes reinwardtii) berukuran cukup besar, dengan panjang mencapai 34 cm. Pada burung dewasa, bulu bagian atas (sayap dan punggung) berwarna hijau mengkilat kebiruan. Kulit di sekitar matanya berwarna biru. Bulu ekor biru mengilap kehijauan, dengan tiga bulu samping bertepi putih dan ujungnya lebar putih. Bulu primer hitam bertepi putih, penutup sayap hijau bergaris-garis halus kuning pada burung jantan atau coklat pada burung betina.

Tubuh bagian bawah berwana kuning dengan pita hijau kelabu pada dada bagian atas. Pada burung muda, umumnya berwarna kecokelatan dengan punggung sedikit biru kehijauan. Iris berwarna coklat, paruh merah oranye (dewasa) dan coklat (burung muda), kaki oranye.

Jika bertengger di ranting pohon, burung yang satu ini mudah dikenali. Warna-warna cerah di tubuhnya selalu berhasil memikat hati. Warna kuning hampir menutupi seluruh bagian bawah burung ini, sedangkan bagian dadanya tertutupi warna hijau tua.

Bagian atas nampak hijau mengkilap kebiruan. Ada tiga bulu samping memiliki tepi putih dengan ujung lebar berwarna putih sebagai pemanis. Mata kecilnya terlihat bersinar dengan lingkaran mata berwarna biru. Cantik menawan.

Ada lagi yang khas. Suara burung Luntur Jawa agak parau dengan bunyi seperti “ciirr, ciirr” atau “turr” yang keras dengan sangat cepat. Saat berkicau, burung endemik Jawa ini kerap menggerak-gerakkan ekor naik turun, lalu mengembangkan ekor dan melipat ekornya itu.

Tubuh burung Luntur Jawa (Apalharpactes reinwardtii) berukuran cukup besar, dengan panjang mencapai 34 cm. Pada burung dewasa, bulu bagian atas (sayap dan punggung) berwarna hijau mengkilat kebiruan. Kulit di sekitar matanya berwarna biru. Bulu ekor biru mengilap kehijauan, dengan tiga bulu samping bertepi putih dan ujungnya lebar putih.

Foto: ebird.org

Foto: Macaulay Library

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Trogoniformes

Famili : Trogonidae

Genus : Apalharpactes Species : Apalharpactes reinwardtii Sinonim : Harpactes reinwardtii

Secara umum, suara kicauan Burung Luntur Jawa berbeda dari Luntur Sumatera. Namun burung ini punya kemampuan meniru suara kicauan burung Luntur Sumatera dengan sangat baik.

Terancam Punah

Mengingat kecilnya populasi burung Luntur Gunung dan semakin hilangnya habitat alami burung tersebut, IUCN Red List mengklasifikasikan burung dari keluarga Trogonidae ini dalam status konservasi Endangered (Terancam Punah). Sedangkan CITES memasukkan burung ini dalam Apendix I, yang berarti semua bentuk perdagangan antar negara dilarang.

Ancaman terhadap burung ini lebih diakibatkan oleh rusaknya habitat mereka. Hilangnya hutan (deforestasi), dan alih fungsi daerah hutan menjadi lahan pertanian, serta pembangunan lokal, menjadi penyebab utama burung ini terancam punah.

Penyebaran Luntur Jawa berada di Tanah Parahyangan. Wilayah bergunung-gunung di Jawa Barat, terpantau ada di tujuh hutan pegunungan di Jawa Barat: Gunung Halimun, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, Gunung Patuha-Tilu, Gunung Wayang, Gunung Papandayan, dan Ciwidey. Namun, satu-satunya lokasi di mana jenis ini mudah ditemukan adalah di Gunung Halimun.

Di Indonesia, burung ini termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Juga berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. • DR

This article is from: