4 minute read

Menelusuri Guratan Alam di Goa Bedug

Foto: Kompersh KPH Mantingan

Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, punya tempat wisata khusus. Namanya Goa Bedug. Lokasi yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata tersebut menawarkan pemandangan yang indah dengan kumpulan batu-batu alam dengan guratan alami yang terpahat di setiap batu. Keindahan alami yang khas di Goa Bedug menjadikan gua itu unik dan layak diklasifikasikan sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi.

Advertisement

Suasana suka cita namun penuh khidmat mengiringi pertemuan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Karangasem, Minggu, 18 Desember 2021. Pertemuan itu menegaskan kembali bahwa Perhutani KPH Mantingan dan LMDH Karangasem mendukung Goa Bedug menjadi rintisan lokasi wisata yang juga dikelola bersama LMDH Wanalaga, Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu.

Goa Bedug sendiri terletak di Kawasan Hutan Perhutani KPH Mantingan, Petak 124 B. Guna menindaklanjuti hal tersebut, Wakil Administratur Perhutani KPH Mantingan, Dwi Anggoro Kasih; Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis (PPB) dan Perencanaan Hutan, Kriswantoro; dan jajaran terkait, melakukan pertemuan dengan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) Karya Alam Lestari (Kalal), Isnina Sa’diyah; dan juga ketua LMDH Wanalaga, Mugni.

Di kesempatan itu, melalui wakilnya, Dwi Anggoro Kasih, Administratur Perhutani KPH Mantingan menyampaikan pesan agar lingkungan di sekitar Goa Bedug terus dipelihara. Ia juga menjelasakan, lingkungan Goa

Bedug harus dirawat karena tempat itu menawarkan pesona yang jarang ditemukan di tempat lain. Selain pemandangan yang indah, Goa Bedug dipenuhi batu-batu alam dengan guratan alami. Keunikan itu membuat Goa Bedug berpotensi untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata.

“Goa Bedug yang letaknya di kawasan hutan Perhutani ini perlu dirawat dan dijaga kelestariannya. Mohon agar para pengunjung yang datang ke sini jangan sampai ada yang mencoret-coret dinding goa, apalagi menggunakan cat, yang mengakibatkan keindahan alaminya hilang,” papar Anggoro.

Di kesempatan yang sama, Ketua LMDH Wanalaga, Mugni, sangat berharap dukungan Perhutani untuk turut menjadikan Desa Bulu menjadi desa wisata. Jika terwujud, hal itu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Sampai dengan akhir tahun 2021 Bulu adalah satu-satunya kecamatan di Kabupaten Rembang yang mempunyai banyak desa wisata rintisan ataupun unggulan. Untuk itu, kami ingin menjadikan Goa Bedug sebagai wisata rintisan desa yang menunjang perekonomian masyarakat Desa Karangasem,” katanya.

Layak Wisata Rintisan

Gua Bedug yang secara administratif berada di kawasan hutan yang termasuk Dusun Telogo, Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu dipandang layak menjadi lokasi wisata rintisan. Selain karena pesona pemandangan alam, lokasi Gua Bedug juga berdekatan dengan obyek wisata religi, yaitu makam Kiai Abdul Rahman. Kiai Abdul Rahman dipercaya oleh masyarakat setempat semasa hidupnya merupakan tokoh penyebar agama Islam dari Kadipaten Lasem. Saat ini, makam tersebut ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Pihak Perhutani KPH Mantingan pun sadar betul potensi Goa Bedug sebagai obyek wisata. Hal itu dikatakan Humas Perhutani KPH Mantingan, Ismartoyo. Menurut dia, potensi-potensi yang dimiliki kawasan tersebut begitu banyak tetapi menjadi satu kesatuan. Saat ini pun sudah ada wisatawan yang datang ke lokasi tersebut, meski saat ini promosinya belum terlalu banyak.

“Kadang sudah ada peziarah yang datang ke makam Mbah Abdul Rahman. Nanti digabungkan dengan pesona hutan alam. Syukur kalau dapat dilengkapi selfie deck, sehingga lebih memiliki daya tarik, “ ujarnya.

Ismartoyo menambahkan, bulan November 2021, pengurus Karang Taruna Desa Karangasem,

Foto : Foto: Kompersh KPH Mantingan

Foto : Foto: Kompersh KPH Mantingan

Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, sudah pernah berkomunikasi dengan pihak Perum Perhutani. Proses komunikasi itu kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan nota kesepahaman. Salah satu isi nota kesepahaman tersebut menyebutkan, jika wisata rintisan itu sudah siap, pengelolaan ke depan akan ditangani oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Menurut dia, saat ini proses komunikasi tersebut masih terus berjalan. Sebab, masih ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, sebelum wisata Gua Bedug bisa diajukan ke Direksi Perhutani.

“Ada syarat-syarat untuk menuju wisata rintisan, sehingga bisa kami ajukan ke direksi di satuan atas,“ imbuh Ismartoyo.

Berdayakan Masyarakat

Banyak potensi wisata dikandung Goa Bedug. Maka, pengembangan lokasi itu untuk kawasan wisata sangatlah menjanjikan. Namun, pengelolaan infrastruktur juga menjadi salah satu yang harus dipikirkan dalam proses pengembangan lokasi tersebut. Sebab, saat ini pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor, hanya bisa sampai di tempat parkir, untuk selanjutnya harus berjalan kaki agar bisa sampai di Goa Bedug.

Meski lokasi Goa Bedug belum bisa dijangkau sepeda motor, namun pengunjung tidak perlu terlalu jauh berjalan kaki untuk menuju Goa Bedug. Sebab, jaraknya dari area parkir kendaraan sudah cukup dekat.

Dan saat ini proses pengembangan kawasan Goa Bedug sebagai tempat wisata masih terus berjalan. Sambil menunggu proses tersebut berjalan, pihak Perhutani mendorong masyarakat di sekitar untuk ikut menjaga kelestarian Goa Bedug. Terutama batu-batu alam yang menjadi daya tarik utama gua itu. Dinding gua yang terbentuk secara alami itu diharapkan tetap terjaga dan jangan sampai rusak oleh tangan-tangan jahil manusia.

Harapan agar kelestarian Goa Bedug tetap terjaga itu perlu terus ditekankan. Terutama terkait dengan proyeksi bahwa wisata Goa Bedug di masa depan akan dikelola oleh BUMDes. Menyimak uniknya kondisi alamiah Goa Bedug itu juga perlu langkah optimal pemberdayaan masyarakat, khususnya yang nanti aktif di BUMDes itu.

Selain itu, perlu banyak fasilitas pertokoan BUMDes yang dibangun. Di sana nanti dapat dipusatkan perdagangan kuliner. Sebab, wisatawan yang datang berkunjung tentu punya kebutuhan makan. Maka, perlu dilakukan pembenahan termasuk SDM-nya, sehingga siap menerima para wisatawan.• DR/Mnt/Sgt

Perhutani mendorong masyarakat di sekitar untuk ikut menjaga kelestarian Goa Bedug. Terutama batu-batu alam yang menjadi daya tarik utama gua itu. Dinding gua yang terbentuk secara alami itu diharapkan tetap terjaga dan jangan sampai rusak oleh tangan-tangan jahil manusia.

This article is from: