5 minute read

Ketahanan Pangan dari Hutan

Perhutani memegang erat komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam bidang Ketahanan Pangan. Hal itu ditunjukkan dengan membolehkan lahan hutan untuk ditanami tanaman program agroforestry yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Hutan (MDH) dengan menanam tanaman pangan di bawah tegakan dan lahan calon tanaman Jati dalam kawasan hutan produksi Perhutani. Penanaman tanaman pangan dengan pola tumpangsari itu diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi pencapaian program ketahanan pangan nasional.

Salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan dari hutan terlihat di Cianjur, Jawa Barat. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur melakukan pembahasan bersama dengan Bupati Cianjur untuk mendukung program Pemerintah dalam bidang ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Cianjur. Pembahasan itu diadakan di Aula Kantor Pemerintah Kabupaten Cianjur, Rabu, 23 Februari 2022.

Advertisement

Acara tersebut dihadiri oleh Administratur Perhutani KPH Cianjur, Andi Mulya, beserta jajaran; Bupati Cianjur, H. Herman Suherman, beserta jajaran; dan Keluarga Wakil Peresiden, Siti Khomariah, beserta jajaran. Di kesempatan itu, Andi Mulya menjelaskan, Perum Perhutani KPH Cianjur siap mendukung kegiatan program ketahanan pangan, sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.81 Tahun 2016 tentang Kerja Sama Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.

“Kami selalu terbuka memberikan peluang kepada siapa saja yang ingin bekerjasama dan melakukan kegiatan program ketahanan pangan, dengan menyamakan persepsi guna memberikan keamanan dan kenyamanan dalam bekerjasama, sehingga bisa memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak. Dengan menyamakan persepsi, diharapkan dapat terjalin sinergitas yang baik dengan semua pihak. Sehingga, apa yang kita harapkan ke depan bisa tercapai dan tidak ada pihak yang dirugikan,” jelas Andi.

Sedangkan Bupati Cianjur, H. Herman Suherman, mengucapkan terima kasih terhadap Perhutani yang telah siap mendukung Program Ketahanan Pangan, sehingga akan banyak memberikan manfaat dan menjadikan hubungan yang sinergi dalam pelaksanaannya nanti. “Sebagai Mitra kerja Perhutani, kami selalu siap melalui musyawarah dan berkomunikasi dalam mendukung program pemerintah ini guna kemajuan masyarakat kami, khususnya masyarakat di sekitar hutan, sehingga dapat meningkatkan penghasilan bagi masyarakat juga Perhutani,” pungkasnya.

Foto: Kompersh KPH Cianjur

Foto: Soeharmanto Tiluk/Kompersh KPH Randublatung

Siti Khomariah juga mengapresiasi adanya pembahasan tersebut. “Bahwa dengan adanya sinergi ini, pihak pemerintah sangat mendukung dan antusias sehingga program ini bisa terlaksana sesuai harapan pemerintah,” ucapnya.

Panen Raya Jagung di Randublatung

Langkah menuju ketahanan pangan juga sudah diayun di kawasan hutan Perhutani KPH Randublatung. Pada Rabu, 9 Februari 2022, Perhutani KPH Randublatung bersama Bupati Blora secara simbolis melakukan Panen Raya Jagung Program Agroforestry. Kegiatan tersebut diadakan di Petak 64, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Temetes, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanjang, KPH Randublatung.

Panen raya tersebut merupakan panen tanaman program agroforestry yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Hutan (MDH) dengan menanam jagung di bawah tegakan dan lahan calon tanaman Jati dalam kawasan hutan produksi Perhutani KPH Randublatung. Dengan luas total 4.330 Hektare, program agroforestry itu menghasilkan produksi jagung basah sebanyak 25.980 ton.

Sejumlah pemangku kepentingan hadir dalam kegiatan itu. Di antaranya adalah Bupati Blora, Arif Rohman; Wakil Administratur Perhutani KPH Randublatung, Agus Kusnandar; Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 1 Blora, Gunawan; perwakilan produsen jagung PT Bisi Internasional Tbk; serta para pesanggem penggarap agroforestry di wilayah Perhutani KPH Randublatung.

Melalui Wakil Administratur Wilayah Utara, Agus Kusnandar, Administratur Perhutani KPH Randublatung, Dewanto, menyampaikan, Perhutani sangat mendukung program ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan lewat kegiatan agroforestry di dalam hutan produksi yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Perhutani terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, baik Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), instansi pemerintah, maupun stakeholder lain, guna tercapainya produksi jagung yang optimal dari wilayah hutan Perhutani KPH Randublatung. Semoga program ini membawa masyarakat sekitar hutan lebih sejahtera,” ujar Agus.

Sementara itu, Bupati Blora, Arif Rohman, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Perhutani dan semua pihak atas keberhasilan para pesanggem dalam menanam jagung. “Saya sampaikan terima kasih kepada Perhutani atas kerjasamanya dalam membina para pesanggem dan ketersediaan lahan kawasan hutan produksi untuk agroforestry jagung. Semoga ini akan membawa masyarakat lebih sejahtera,“ kata Arif.

Budi Daya Jagung di Parengan

Masih berkaitan dengan program ketahanan pangan, Perhutani KPH Parengan bersama PT Pandika Nusa Nusantara melakukan sosialisasi tentang budi daya dan off taker jagung kepada petani hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah RPH Giwang, BKPH Malo, KPH Parengan. Kegiatan tersebut diadakan pada Selasa, 25 Januari 2022.

Di dalam sosialisasi tersebut, petani akan mendapatkan angin segar. Sebab, dalam budi daya jagung itu nantinya mereka akan diberikan biaya operasional untuk penanaman hingga pemanenan. Bahkan sampai penyerapan pasar untuk hasil panennya.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Parengan, Slamet Juwanto, yang diwakili oleh Asisten Perhutani (Asper) BKPH Malo, Moch Badar, mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan melalui agroforestry, pihaknya menggandeng PT Pandika Nusa Nusantara, agar bisa membantu dan memfasilitasi petani hutan yang tergabung di LMDH. Sedangkan Perhutani akan menyediakan lahan 50 hektare untuk demplot.

“Kami berharap, setelah sosialisasi ini para petani bisa memahami hak dan kewajiban, sehingga nantinya kerja sama ini bisa membawa hasil baik untuk semua pihak, baik Perhutani, para petani, dan LMDH, maupun PT Pandika Nusa Nusantara,” terangnya.

Sementara itu, Yono mewakili PT Pandika Nusa Nusantara, menjelaskan, permodalan mulai biaya pembersihan lahan, bibit, obat obat, pupuk, dan biaya saat pemanenannya, pinjaman semua biaya akan ditanggung oleh PT Pandika Nusa Nusantara. Bibit jagung yang digunakan adalah bibit varietas Bhineka 08. “Dan jika gagal panen, petani akan diganti mulai dari biaya bibit, biaya pembersihan lahan,” katanya.

Yono menjelaskan, keunggulan bibit varietas Bhineka 08 adalah meski hanya mendapat penyinaran matahari 50 persen, ia masih mampu menghasilkan 8 ton per hektare. Sehingga, bibit itu tak masalah ditanam di sela-sela tanaman pokok kehutanan.

“Namun, jika ditanam pada hamparan bebas bisa menghasilkan 11-12 ton per hektare, dengan ketinggian tanaman 2,5 – 3,0 meter, jika semua itu mengikuti aturan sesuai petunjuk teknis dari PT Pandika Nusa Nusantara,” jelas Yono.

Di kesempatan yang sama, salah satu perwakilan LMDH Wono Mulyo, Tarto, mengatakan, pihaknya berharap budi daya dan off taker jagung itu bisa mendatangkan hasil yang terbaik. “Semoga apa yang disampaikan oleh pihak PT Pandika Nusa Nusantara ini bisa menghasikan hasil yang sangat memuaskan untuk petani, dan tidak hanya sekadar teori belaka, tetapi hasil yang nyata, sehingga petani merasakan hasilnya,” ucapnya. • DR/

Foto: Kompersh KPH Parengan

Cjr/DR/Rdb/Hmt/Prg/Ags

This article is from: