4 minute read
• Jatara dan Darset,Tim Baru Sinergi Perhutani dan Warga Jaga Kelestarian Hutan
Jatara dan Darset,
Tim Baru Sinergi Perhutani dan Warga Jaga Kelestarian Hutan
Advertisement
Perhutani senantiasa melibatkan warga desa sekitar hutan dalam sinergitas pengelolaan hutan dan menjaga hutan selalu lestari. Pelibatan warga di sekitar hutan itu selain dalam rangka meningkatkan sinergitas menjaga kelestarian hutan, juga bertujuan untuk dapat mengoptimalkan petak-petak hutan, agar mempunyai produktivitas yang tinggi. Salah satu wujud sinergi itu tampak ketika Perhutani KPH Kendal membentuk dua tim dalam rangka menjaga kelestarian hutan, yaitu Jatara dan Darset, bersama warga desa sekitar hutan.
Terobosan baru itu berbentuk dua tim. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal membentuk Tim Jaga Tanam dan Pelihara (Jatara) dan Tim Pendataan dan Perawatan Aset (Darset), bersama warga desa sekitar hutan. Salah satu momen penting pembentukan tim-tim itu terlihat pada Kamis, 3 Februari 2022, di Kantor Perhutani KPH Kendal. Di hari itu, Administratur Perhutani KPH Kendal, Widodo Budi Santoso, melakukan penyerahkan Surat Keputusan (SK) Petugas Jatara dan Petugas Darset wilayah Kendal, Jawa Tengah.
Selain dalam rangka meningkatkan sinergitas dalam menjaga kelestarian hutan, pembentukan Tim Jatara dan Darset yang melibatkan warga desa sekitar hutan ini juga dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan petak-petak hutan agar memiliki produktivitas yang tinggi. Momen penyerahan SK tersebut turut disaksikan oleh Kepala Divisi Regional Jawa Tengah sebagai inisiator Petak Unit Bisnis (PUB). Di kesempatan itu, Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Budi Widodo, memberikan pembekalan
Foto: Supri Yono/Kompersh KPH Kendal
kepada petugas-petugas yang ditunjuk.
“Pembentukan Petak Unit Bisnis ini diharapkan mampu menjawab dua pertanyaan. Pertama, peningkatan produktivitas lahan. Dimana dengan dikelola petugas Jatara, diharapkan kepastian hasil akan didapat. Kedua, menjawab permasalahan kekurangan tenaga lapangan (mandor),” katanya.
Di hari itu, Administratur Perhutani KPH Kendal, Widodo Budi Santoso, menyerahkan SK Tim Petugas Jatara dan Darset yang tersebar di 6 wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) di KPH Kendal. Menanggapi acara tersebut, Kadivre Jawa Tengah Budi Widodo juga berharap, dengan adanya Petugas Jatara ini, selain akan meningkatkan pendapatan KPH, juga bisa membantu mengamankan hutan karena adanya tambahan personil yang bertugas di hutan.
“Petak Unit Bisnis dengan produk serasah, petai, jengkol, porang, karet, dan pisang diharapkan menjadi pioneer untuk petak yang lain. Semoga Petugas Darset dapat mendukung Perhutani dalam mengoptimalkan aset-aset yang tersebar di wilayah KPH Kendal yang selama ini belum dikerjasamakan,” lanjutnya.
Turut Jaga Hutan Lestari
Salah satu warga sekitar hutan yang ditunjuk menjadi salah satu Petugas Jatara, Suwardi Sahli, mengatakan siap mengemban tugas. Ia menegaskan akan bekerja maksimal dalam turut menjaga kelestarian hutan.
“Kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk mengelola PUB yang ada di kawasan hutan, sehingga dapat menambah penghasilan dan akan turut menjaga kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan,” katanya.
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari adalah proses pengelolaan hutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menyangkut produksi hasil hutan tanpa dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Tujuan pengelolaan hutan tersebut juga tidak boleh mengurangi nilai di dalamnya serta potensi yang diharapkan di masa depan. Agar dapat menjaga hutan sehingga tetap lestari, serta dalam rangka pengelolaan hutan supaya dapat meningkatkan dampak positif serta mengurangi dampak negatifnya, berbagai usaha perlu dilakukan. Termasuk pelibatan masyarakat untuk ikut menjaga hutan agar tetap lestari.
Pernah Jadi Percontohan
Perhutani KPH Kendal bukan baru kali ini menarik perhatian dalam hal pengelolaan hutan. Bahkan, Perhutani KPH Kendal pernah menjadi percontohan untuk pengelolaan hutan-hutan di luar Jawa. Itu terjadi tahun 2012 lalu. Ketika itu, Kementerian Kehutanan dan GIZ Forclime dari Jerman melaksanakan studi banding ke Perhutani KPH Kendal. Perwakilan dari Kementerian Kehutanan dan GIZ tersebut ketika itu melakukan studi banding untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman pengelolaan hutan di Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh Perhutani.
Dipilihnya KPH Kendal sebagai contoh untuk referensi pengembangan pembangunan KPH di luar Jawa ketika itu karena KPH Kendal sudah diakui dunia intemasional. Hal itu dibuktikan dengan penerimaan sertifikat Forest Stewardship Council (FSC). Sertifikat itu merupakan alat untuk mengukur pengelolaan hutan yang lestari, sehingga kayu Indonesia diakui pihak luar negeri sebagai kayu legal. Artinya, produk kayu yang diperoleh
Foto: Supri Yono/Kompersh KPH Kendal
dari hasil pengelolaan hutan yang lestari.
Ketika itu, KPH Kendal dinilai mampu menyeimbangkan sistem pengelolaan yang terdiri dari aspek-aspek produksi, sosial, dan lingkungan. Pengelolaan aspek produksi yaitu mulai dari perencanaan hutan, persemaian tanaman, pemeliharaan, keamanan tebangan, hingga produksi siap dipasarkan.
Sedangkan pengelolaan berbasis sosial yaitu hubungan antara Perum Perhutani dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Termasuk di dalamnya adalah timbal balik hutan dan masyarakat. Dan pengelolaan lingkungan maksudnya adalah pengelolaan mulai dari keberadaan kawasan hutan lindung, pelestarian satwa, sumber air, hingga kondisi fisik hutan itu sendiri. Jadi, KPH Kendal dinilai telah berhasil melakukan pengelolaan hutan secara profesional sesuai tiga kategori tersebut dan hal itu dibuktikan dengan penerimaan sertifikat SFC.
Kini, Perhutani KPH Kendal kembali hadir dengan inovasi. Terobosan baru dalam pengelolaan hutan lestari yang kini mereka hadirkan adalah pelibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan menjaga hutan.
Semoga pembentukan Tim Jatara dan Tim Darset yang melibatkan warga desa sekitar hutan ini dapat bermanfaat optimal dan maksimal dalam pengelolaan hutan.
Amin. • DR/Knd/Myk