3 minute read
Perhutani Forestry Institute
Perhutani
Forestry Institute
Advertisement
Dok. Kom PHT®2020
Wahyu kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani
Pada 29 Desember 2020, kita secara resmi meluncurkan sebuah lembaga bernama Perhutani Forestry
Institute, yang juga akan dikenal dengan sebutan singkatnya, Pefi.
Perhutani Forestry Institue (Pefi) hadir bukan saja sebagai respon terhadap kpi (key performance indicator) yang telah disetujui
Kementerian BUMN dan ditetapkan dalam RJPP (Rencana Jangka
Panjang Perusahaan) Perum
Perhutani. Namun lebih besar karena didorong kebutuhan Perum
Perhutani untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, perubahan teknologi informasi, dan preference konsumen, sehingga Perum
Perhutani dapat tetap mengikuti dinamika bisnis kehutanan dan industri kehutanan. Semua itu tentu demi terwujudnya visi dan misi
Perum Perhutani dan mendukung 5 prioritas BUMN yang telah ditetapkan Kementerian BUMN.
Insan-insan Perhutani yang saya cintai.
Kita punya mimpi besar yang terangkum dalam visi Perhutani, yaitu “Menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat”. Mewujudkan mimpi besar kita itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Apalagi di era disrupsi saat ini, yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat.
Spektrum bisnis Perhutani Grup sangat luas dan kini mencakup pengelolaan hutan, industri kayu, industri gondorukem, terpentin dan derivat, industri minyak kayu putih, wisata, agroforestry, rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan aset. Semakin luasnya spektrum bisnis Perhutani Grup membuat akan semakin besar kemungkinan untuk terkena badai disrupsi.
Pefi inilah yang akan menjadi jembatan penghubung, menutup gap yang terjadi antara dinamika lingkungan bisnis yang muncul -- baik disebabkan oleh perkembangan teknologi, perubahan pasar, maupun perubahan regulasi -- dengan strategi korporat serta operasional excellent. Sehingga, kita dapat berharap bahwa kita akan mampu melewati era disrupsi ini dengan tetap mendapatkan corporate growth dan dalam waktu yang bersamaan juga memberikan community wellfare. Sebab, hanya dengan kedua hal itulah kita dapat menggapai sustainable development di bisnis kehutanan dan industri kehutanan, dan tentu saja dalam pembangunan nasional, regional, dan global.
Insan-insan Perhutani yang saya banggakan.
Agar dapat mencapai itu semua, Pefi akan bergerak pada tiga tugas pokok. Pertama, Technical Research and Development, sehingga akan memunculkan inovasi-inovasi, termasuk peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama untuk menunjang terwujudnya opersional excellent dan tercapainya strategi korporat. Kedua, Policy Research, agar seluruh langkah korporat baik strategi maupun eksekusi tetap selaras dengan kebijakan dan regulasi, sekaligus dapat memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dan regulasi dengan berdasarkan pada data, fakta, dan riset. Ketiga, Global Presence, agar meningkatkan awareness perusahaan terhadap
perubahan atau dinamika global yang terjadi, sehingga dapat diatasi dan disinkronkan dengan kebijakan dan strategi korporat.
Dengan hasil-hasil research dan development yang mereka lakukan, maka Pefi juga akan menjadi learning center bagi seluruh insan Perhutani Grup dan insan-insan yang bergerak di bisnis kehutanan dan industri kehutanan di luar Perhutani Grup.
Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan.
Pefi akan didukung tenagatenaga profesional peneliti maupun pendidik yang dimiliki Perhutani maupun luar Perhutani. Selama ini, peneliti dan pendidik yang kami miliki bekerja dalam ruang terpisah. Namun, dengan Pefi ini peneliti dan pendidik akan berada dalam satu ruang diskusi, dalam dimensi perspektif yang sama, dan dalam satu tujuan yang sama.
Tentu saja, dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Pefi akan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, perusahaan kehutanan lainnya, BUMN, dan swasta, juga lembaga-lembaga global semisal CIFOR, ICRAF, dan lain-lain, serta lembaga-lembaga nasional semisal APHI, Asmindo, maupun LSM-LSM yang samasama hidup dalam ekosistem bisnis kehutanan dan industri kehutanan.
Kami melihat banyak sekali ruang dan peluang sinergi, baik strategic partnership, pembinaan hubungan dengan stakeholder dan regulator, membangun sistem database yang terintegrasi, partisipasi aktif dalam kegiatan eksternal dan dalam konteks global, membangun awareness masyarakat, mapun peningkatan kapabilitas SDM. Mudah-mudah hal ini dapat menjadi kenyataan.
Pada kesempatan ini pula tak lupa saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dewan Penasehat Pefi, yaitu Prof. San Afri Awang, Prof. Dudung Darusman, Prof. Ganis Lukmandaru, dalam proses terwujudnya Pefi ini. Keberadaan Profesor bertiga dalam Pefi ini tentu akan menjadi penyemangat sekaligus guru, dan menjadi jaminan mutu terhadap karya-karya yang dihasilkan oleh Pefi. Sehingga, karya-karya tersebut nantinya tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Perhutani saja, namun juga untuk kepentingan dunia kehutanan Indonesia.
Saya berharap, para profesor Dewan Penasehat Pefi akan terus memberikan masukan, kritik, dan arahan dalam berjalannya Pefi ini ke depan, agar tetap berjalan di relnya. Sehingga, Pefi dapat memberikan kontribusi solid terhadap perkembangan dunia kehutanan, serta ekosistem bisnis kehutanan dan industri kehutanan.
Di kesempatan ini pula, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih terbaiknya, baik tenaga, waktu, maupun pikiran, demi terwujudnya Perhutani Forestry Institute. Salam
• DR