6 minute read
Kelola Wisata dengan Prosedur Kesehatan
Kelola Wisata
dengan Prosedur Kesehatan
Advertisement
wabah pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu masih melanda dunia. menyikapi hal ini, pemerintah menetapkan kondisi yang disebut masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal. artinya, aktivitas dan kegiatan ekonomi masih dapat berjalan, tetapi dengan tetap menerapkan prosedur kesehatan yang ketat. memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan harus terus dilakukan. termasuk di sektor wisata.
Meski telah berjalan setengah tahun, mungkin masih banyak yang belum paham tentang
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal. AKB merupakan proses bertahap yang tergantung pada situasi di daerah masingmasing. Menurut para ahli, situasi dapat berubah dengan cepat jika lebih banyak orang yang terkena
COVID-19. Yang perlu kita pahami adalah
AKB bukan berarti kembali ke kehidupan normal dan melakukan segala aktivitas secara sama seperti sebelum berjangkitnya pandemi. Ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan lakukan selama menjalani masa AKB. Utamanya, kita tetap di rumah dan hanya keluar jika memang benar-benar perlu. Terutama bagi orang yang berisiko tinggi, termasuk orang lanjut usia dan yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan paru. Siapa pun yang merasa sakit, ia harus tetap tinggal di rumah dan mencari pengobatan jika terdapat gejala memburuk.
Jika harus ke luar rumah, kita tetap harus berhati-hati. Selalu gunakan masker saat ke luar rumah. Sebab, kita mungkin membawa virus tetapi tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan, sehingga bisa menularkan ke orang lain. Jangan lupa, masker harus dipakai dengan benar. Jangan lupa, pastikan masker menutupi hidung, mulut, dagu, dan hanya dipakai satu kali. Masker kain dapat dipakai ulang setelah dicuci dengan deterjen. Sedangkan masker medis setelah dipakai harus dibuang begitu sampai di rumah.
Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Sebab, saat menyentuh benda-benda yang sering disentuh orang lain semisal pegangan pintu, uang, meja makan, dan lain-lain tangan Anda bisa terpapar virus. Mata, hidung, dan mulut merupakan pintu masuk virus.
Saat berada di luar rumah, selalu ambil jarak lebih dari satu meter dari orang-orang. Kadang kita merasa tidak nyaman saat ada yang berdiri terlalu dekat, semisal saat mengantri. Jangan ragu untuk meminta dengan sopan agar mereka menjaga jarak dengan mengatakan “Maaf, tolong jaga jarak, ya”.
Sering cuci tangan dengan sabun. Kita sudah sering mendengar hal ini, tetapi pastikan kita melakukannya dengan tepat, selama minimal 20 detik. Dan selalu lakukan hal itu saat tiba di rumah atau di tempat tujuan. Saat di luar rumah, cairan pencuci tangan yang mengandung alkohol merupakan pilihan jika sabun dan air mengalir tidak tersedia.
Terakhir, selalu ikuti perkembangan informasi dan hanya
Foto: Ridarsyah/Kompersh KPH Cianjur
ikuti sumber terpercaya. Sebab, setiap kali ada krisis, ada saja orangorang yang suka menyebarkan informasi palsu dan hoaks yang membingungkan masyarakat dan membuat situasi menjadi lebih buruk.
Festival Seni, budaya, dan agama
Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal, Perhutani menerapkan aturan ketat terkait penerapan prosedur kesehatan di wilayah kerja. Begitu juga dalam kegiatan wisata di lokasi wisata yang berada di wilayah kerjanya. Hal itu terlihat misalnya saat Perhutani KPH Cianjur bersama Kelompok Penggerak Pariwisata Curug Citambur menggelar Festival Seni, Budaya, dan Agama. Pelaksanaan festival tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai arahan Pemerintah.
Festival yang digelar sebagai salah satu ajang promosi lokasi wisata yang berada di wilayah Perhutani KPH Cianjur itu berlangsung pada Selasa, 17 Oktober 2020. Festival itu diadakan di Wana Wisata Curug Citambur. Di dalam festival ini terdapat ragam acara yang disuguhkan. Di antaranya adalah penampilan seni tradisional, tatamburan, angklung, maenpo, dan kacapi suling.
Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Cianjur, Prasetyo Lukito, di lokasi festival tersebut mengatakan, kegiatan festival ini merupakan ajang budaya yang bisa membangkitkan seni tradisional. Selain itu, juga memperlihatkan pesona alam dan mengangkat kembali obyek wisata yang dikelola Perhutani KPH Cianjur yang cukup terdampak oleh wabah pandemi covid-19. Khususnya Curug Citambur.
Ketua panitia festival tersebut adalah Rendi Mulyadinata. Sebagai Ketua Panitia, Rendi mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani yang telah membantu sehingga kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik.
“Selanjutnya, di masa New Normal ini, mudah-mudahan kegiatan sosial kemasyarakatan, sektor pariwisata, dan perekomomian warga, dapat segera pulih kembali. Juga semoga semua lokasi obyek wisata Perum Perhutani tetap bisa menjadi salah satu pendongkrak pendapatan perusahaan,” ucapnya.
Foto: Makbul M/Kompersh KPH Madura
Pamekasan Patuhi Prokes
Di Pulau Madura, penerapan protokol kesehatan di masa new normal juga menarik untuk disimak. Aktivitas itu terlihat misalnya tatkala Perhutani KPH Madura bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Pamekasan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sabuk Hijau, mengadakan pengecekan di ekowisata 1.000 mangrove, Senin, 9 November 2020. Lokasi ekowisata tersebut berada di Petak 61, RPH Pamekasan, BKPH Madura Timur, KPH Madura. Mereka memastikan protokol kesehatan (Prokes) selalu diterapkan.
Administratur Perhutani KPH Madura, Budi Hermawan, yang hadir langsung di acara itu, menyampaikan kepada petugas dan pemandu wisata, agar selalu menjalankan protokol kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. “Sebelum pengunjung masuk ke lokasi wisata, wajib dilakukan pengecekan suhu tubuh. Mereka juga harus selalu menggunakan masker selama berada di lokasi wisata,” katanya.
Budi juga meminta untuk menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci memakai sabun dengan air mengalir yang sudah disiapkan atau menggunakan hand sanitizer. Juga agar tetap memerhatikan untuk selalu menjaga jarak minimal 1 meter saat mengantri pengambilan tiket maupun selama berada di lokasi wisata.
Budi menegaskan, pihaknya juga akan terus mengingatkan pengunjung untuk selalu mematuhi protokol kesehatan tersebut melalui pemandu wisata dari Perum Perhutani. Pihaknya juga akan tetap memegang komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik.
Foto: Kompersh Divre Janten “Kami berharap agar pengunjung tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah,” ucapnya.
Senada dengan Perhutani, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pamekasan, Poni Indriyani, mengatakan, wabah pandemi Covid-19 mengharuskan seluruh masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan juga diterapkan di semua tempat dan seluruh aktivitas. Termasuk di lokasi wisata.
“Khususnya bagi para pengelola wisata. Diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan, karena sebagai tempat berkumpulnya banyak orang diharuskan menerapkan prosedur new normal untuk pencegahan dan penularan Covid-19 di lokasi wisata yang dikelolanya,” kata Poni.
Poni juga mengatakan, seluruh prosedur kesehatan itu diterapkan untuk kepentingan masyarakat sendiri. “Semua itu dilakukan untuk selalu menjaga keamanan, kenyamanan dan keselamatan para pengunjung wisata,” tegasnya.
Rutin Rapid Test
Hal terkait penerapan prosedur kesehatan. Di dalam rangka menjaga kualitas pelayanan kepada pengunjung sesuai standar protokol kesehatan Covid-19, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) bekerjasama dengan Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (UKM) melakukan pemeriksaan rutin rapid test untuk karyawan. Hal itu misalnya tampak ketika mereka melakukan pemeriksaan rutin rapid test untuk karyawan Cluster Ciwidey, Minggu, 29 November 2020.
Tim medis yang terlibat dalam pemeriksaan. tersebut terdiri dari empat orang perawat dan satu orang dokter. Di hari itu, jumlah peserta yang mengikuti pemeriksaan kesehatan tersebut sebanyak 30 orang, mulai dari karyawan Kawah Putih, Ranca Upas, dan Patuha Tjiwideij. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Baros Patuha Tjiwideij.
Menurut Cluster Manager Ciwidey, Trisna Mulyana, yang hadir mewakili General Manager KBM Ecotourism, Agus Mashudi, pemerikaan rutin rapid test ini perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta kepercayaan pengunjung wisata terhadap pengelola wisata kelola KBM Ecotourism di masa pandemi Covid-19. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus merupakan bentuk kepedulian manajemen dan screening awal, dalam upaya monitoring kesehatan para petugas.
Bertindak sebagai dokter pemeriksa adalah dr. Hendra Subroto, Sp.PK dari Rumah Sakit UKM. Di kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin di antara KBM Ecotourism dengan Rumah Sakit UKM dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Semoga kerja sama yang sudah terjalin ini ke depannya bisa terus berlanjut dan bisa lebih baik lagi,” katanya.
Sementara itu, mewakili karyawan yang mengikuti pemeriksaan tersebut, Erma Novianti, salah satu karyawan Kawah Putih – Cluster Ciwidey, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada manajemen, atas keseriusan manajemen dalam memerhatikan kesehatan karyawan. Khususnya di cluster Ciwidey.
“Kami mengucapkan terima kasih atas terlaksananya pemeriksaan rapid test yang akan dilaksanakan secara rutin ini. Kami sebagai karyawan merasa diperhatikan dan diproteksi oleh manajemen dari bahaya Covid-19. Dengan kegiatan ini, kami yakin bisa tetap melayani pengunjung dengan sehat dan prima,” ucapnya.
Memang, kesadaran kita semua dibutuhkan untuk dapat memutus mata rantai penularan wabah pandemi Covid-19. Hal itu dimulai dan ditunjukkan dengan selalu menerapkan prosedur kesehatan dalam setiap aktivitas. Semoga wabah pandemi ini segera berakhir.
• DR/Cjr/RDS/Mdr/Mbl/DivreJanten/RS