4 minute read
untuk PLTU
Biomassa
dari Perhutani, PTPN III, dan PLN, untuk PLTU
Advertisement
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
Ketika tiga BUMN berkolaborasi, jalinan kerja sama pun terjadi. Hal itu terlihat saat Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III (PTNPN III) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) tentang kerja sama Penyediaan Biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Tentu, sinergi dan terobosan yang sangat strategis yang ditempuh oleh tiga BUMN utama dalam penyediaan enegeri berbasis biomassa itu merupakan hal baik. Sebab, energi biomassa memang menjadi salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan.
Peristiwa menarik itu terjadi pada Jumat, 22 Januari 2021. Di hari itu, Perum Perhutani bersama PT
Perkebunan Nusantara III (PTNPN
III) melakukan penandatanganan
Nota Kesepahaman (Memorandum
Of Understanding/MoU) tentang
Kerja Sama Penyediaan Biomassa
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) Batubara. Acara penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan secara daring melalui
Zoom Meeting. Sejumlah pejabat BUMN terkait hadir dalam kesempatan tersebut.
Di antaranya adalah Direktur Utama
Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro;
Direktur Utama PTPN III, Mohammad
Abdul Ghani; Wakil Direktur Utama
PTPN III, Denaldy M Mauna; Direktur
Utama PT PLN, Zulkifli Zaini; Direktur
Perencanaan Korporat, M Ikbal Nur;
Direktur Mega Proyek, Ikhsan Asaad; serta Direktur Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana. MoU tersebut ditandatangani oleh Wahyu Kuncoro, Mohammad
Abdul Ghani, dan Zulkifli Zaini. Dirjen
EBTKE, Dadan Kusdiana, beserta seluruh tamu undangan yang hadir menyaksikan penandatanganan MoU tersebut. Saat menyampaikan kata sambutan, Wahyu Kuncoro mengatakan bahwa Perhutani sangat membuka diri untuk melakukan kerja sama dengan pihak manapun. Kerja sama dengan banyak pihak memang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu sesuai dengan Visi Perhutani, yaitu “Menjadi Perusahaan Pengelolaan Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan”.
“Selaras dengan hal tersebut, kami mendukung percepatan pencapaian target bauran energi nasional yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Kami sangat mengapresiasi kepada pihak-pihak terkait yang telah bekerja dengan cepat sehingga MoU ini dapat terwujud,” kata Wahyu.
Wahyu juga menyampaikan, sejak tahun 2013 Perum Perhutani telah merintis bisnis berbasis biomassa hutan, dengan melakukan uji coba penanaman tanaman energi seluas 2.000 Hektare. Pada tahun 2019, Perhutani mulai mengembangkan bisnis biomassa dengan menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70.000 Hektare dan rencana industri turunannya yaitu wood chip dan wood pellet. Pengelolaan bisnis biomassa dan industri turunannya itu pun telah menjadi salah satu program dalam RJPP 2020-2024.
Siap Berkolaborasi
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Mohammad Abdul Ghani menyampaikan, pada prinsipnya pihaknya sangat mendukung upaya pencapaian target bauran energi nasional. Pihaknya juga berterima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara itu.
“Kami siap berkolaborasi dan mendukung dalam upaya pencapaian target bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025,” ujarnya.
Sedangkan Zulkifli Zaini di kesempatan itu juga menyampaikan, pelaksanaan penandatanganan MoU tersebut merupakan suatu tantangan dan peluang dalam salah satu fokus transformasi PLN ‘Green’. Transformasi PLN ‘Green’ bertujuan untuk melakukan transisi energi Indonesia melalui peningkatan energi baru dan terbarukan secara pesat dan efisien.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas penandatangan MoU ini. Dan mudahmudahan MoU ini memberikan manfaat yang sebesar-bersanya untuk negara, terutama dalam hal energy security,” katanya.
Sementara itu, Dadan Kusdiana mewakili menteri ESDM mengatakan, pihaknya memiliki perhatian yang khusus terhadap pengembangan biomassa sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku yang lainnya. Pihaknya juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih terhadap jalinan sinergi dan terobosan yang sangat strategis
di antara tiga BUMN utama dalam hal penyediaan energi baru dan terbarukan berbasis biomassa.
“Menurut saya, tidak ada lagi yang lebih besar dibandingkan 3 BUMN ini untuk mendorong pemanfaatan energi listrik yang berbasis biomassa,” katanya.
Menurut dia, penandatanganan MoU tersebut merupakan awal yang baik untuk melakukan upaya konkret selanjutnya. Pihaknya juga siap untuk memfasilitasi dan mendukung agar MoU ini dapat terealisasi.
Energi Biomassa
Energi biomassa adalah energi yang bersumber dari biomassa. Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman budi daya, alga, dan sampah organik. Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa kayu, biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder.
Biomassa juga dapat dikategorikan menjadi limbah pertanian, limbah kehutanan, tanaman kebun energi, dan limbah organik. Sifat kimia, sifat fisik, kadar air, dan kekuatan mekanis pada berbagai biomassa sangat beragam dan berbeda-beda.
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan dengan kualitas yang rendah. Teknologi konversi termal yang menggunakan biomassa sangat rumit dan harus disesuaikan dengan pemanfaatannya. Biomassa bersifat beragam tergantung pemanfaatannya dan relatif rumit. Di dalam proses gasifikasi, karakteristik utama biomassa berkaitan dengan analisis proksimat, analisis ultimat, temperatur abu fusi, sifat mempan gerus, dan indeks pengembangan.
Biomassa tersusun dari berbagai macam bahan organik. Sebagian besar biomassa tersusun dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sisanya merupakan mineral yang tersusun dari natrium, fosfor, kalsium, dan besi.
Senyawa utama yang membentuk biomassa adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Ketiga senyawa ini merupakan pembentuk dinding sel pada tanaman. Biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar secara langsung atau melalui proses pembriketan. Selain itu, biomassa juga digunakan sebagai bahan bakar penghasil energi listrik.
Jadi, kolaborasi tiga BUMN dalam kerja sama pengelolaan energi biomassa untuk PLTU merupakan langkah yang positif. Semoga besar pula manfaatnya bagi kemaslahatan masyarakat. • DR/Kom-
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
PHT/PR/2021-I-2