4 minute read

Melacak Jejak Gajah Purba di Pati

Lagi, fosil gajah purba ditemukan di kawasan hutan Perum Perhutani. Kali ini, fosil berupa gading gajah purba yang telah membatu ditemukan di kawasan hutan Perhutani KPH Pati. Fosil gading gajah sepanjang 183 cm tersebut kini diamankan di Museum Purbakala Patiayam Terban, Kudus, Jawa Tengah. Lantas apakah temuan tersebut bisa menunjukkan bahwa ada jejak gajah purbakala yang pernah hidup di kawasan itu?

Sore itu cuaca sedang mendung di kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. Tepatnya di petak 51 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Pati Ayam, KPH Pati. Melihat hujan akan segera mengguyur, Untung bergegas hendak pulang ke rumah. Perlahan hujan gerimis mulai turun. Warga Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, bernama Untung, yang bekerja di lahan garapan Perhutani KPH Pati, itu pun kian memercepat langkahnya.

Advertisement

Di tengah hujan gerimis yang turun, Untung terpeleset jatuh karena kondisi tanah saat itu sudah basah dan licin. Semula, Untung menduga dirinya jatuh karena ia telah menginjak akar tunggak. Namun, saat akan beranjak pergi dari tempat ia jatuh itu, Untung spontan merasa curiga. Perasaannya menggugah curiga bahwa benda yang ia injak dan lantas membuat ia terjatuh itu bukan akar tunggak. Maka ia pun berbalik ke tempat ia jatuh dan mengeruk tanah di sekitar benda yang diduga akar itu dengan menggunakan sabit. Setelah digali lebih dalam, semakin jelas bahwa benda itu bukan akar, melainkan bentuk sebuah gading gajah.

Itu adalah kejadian di hari Senin, 8 Februari 2021. Kejadian itu dikisahkan Untung, tentang awal mula penemuan fosil berupa gading gajah purba di kawasan hutan Perhutani, tepatnya di Petak 51, RPH Tlogo, BKPH Muria Pati Ayam, KPH Pati.

Usai mengajami kejadian tersebut, Untung lantas melaporkan hasil temuannya itu ke Kepala RPH Tlogo, Suprapto, kemudian

Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

melanjutkan informasi tersebut ke Kepala BKPH Muria Pati Ayam, hingga akhirnya ke KPH Pati. Menanggapi laporan tersebut, Manajemen Perhutani KPH Pati segera membentuk tim evakuasi bersama. Tim itu juga melibatkan petugas dari Museum Purbakala Pati Ayam Terban Kudus.

Salah seorang petugas museum, Jamin, menyarankan untuk mengamankan lokasi temuan tersebut. Ia menyatakan, hasil pengecekan didapat setelah dilakukan penggalian kurang lebih sedalam 30 cm.

“Kami, tim kecil dari Perhutani dan Museum Purbakala melakukan cek lapangan guna memastikan bahwa temuan itu berupa fosil gading gajah. Fosil gading gajah sepanjang 183 cm tersebut kami amankan di Museum Purbakala Patiayam Terban, Kudus. Di lokasi ini ada dua fosil gading gajah.

Kepala BKPH Muria Pati Ayam, Subiyanto menyampaikan, di akhir tahun 2020 kemarin juga telah ditemukan fosil gading gajah purbakala yang berbentuk utuh dengan panjang hampir 3 meter di wilayah hutan Perhutani KPH Pati.

Yang satu posisinya lebih dalam dan dikhawatirkan akan rusak jika dipaksakan digali. Oleh karena itu, untuk gading yang satu ditunda pengambilannya sambil menunggu Tim Balai Besar Sangiran,” jelasnya.

Habitat Gajah Purba?

Fosil gading gajah purba hasil temuan Untung itu menjadi menarik. Sebab, temuan Untung itu mengundang pertanyaan, apakah memang gajah purba pernah hidup di kawasan hutan itu? Apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Sebab, sebelum ini pun fosil gajah purba juga pernah ditemukan. Hal itu dikatakan Administratur Perhutani KPH Pati melalui Kepala BKPH Muria Pati Ayam, Subiyanto. Ia menyampaikan, di akhir tahun 2020 kemarin juga telah ditemukan fosil gading gajah purbakala yang berbentuk utuh dengan panjang hampir 3 meter di wilayah hutan Perhutani KPH Pati.

Beberapa waktu sebelumnya, fosil gajah purba juga ditemukan di wilayah Kabupaten Pati. Fosil gajah purba itu ditemukan di kawasan hutan Kaliampo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, September 2018. Waktu itu, Jumlahnya ada puluhan fragmen

fosil gajah purba jenis stegodon, meliputi tulang ekor dan dada. Temuan berupa puluhan fragmen itu lalu dititipkan di Museum Patiayam, Kudus.

Penemuan fosil tersebut berawal dari kecurigaan seorang warga desa yang berada di kawasan hutan tersebut. Temuan benda mencurigakan yang masih dalam kondisi masih terkubur di tanah itu kemudian dilaporkan kepada instansi terkait, lantas diteruskan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Proses evakuasi fosil tersebut membutuhkan waktu cukup lama, 25-29 September 2018. Saat itu, lokasi penemuannya berada di daerah turunan, yang diduga sebagai tempat saluran air. Sehingga, fosil tersebut terlihat seperti bebatuan. Temuan fosil gajah purba tersebut merupakan yang pertama kalinya di wilayah Pati.

Jika dihubungkan hasil temuan di tahun 2018 itu dengan hasil temuan sekarang, adalah wajar jika muncul pertanyaan, apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Tetapi, sampai kini pertanyaan tersebut masih berupa wacana.

Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

Jika dihubungkan hasil temuan di tahun 2018 itu dengan hasil temuan sekarang, adalah wajar jika muncul pertanyaan, apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Tetapi, sampai kini pertanyaan tersebut masih berupa wacana.

Ribuan Fragmen

Terkait dengan fosil-fosil hasil temuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati juga mewacanakan untuk membuat museum guna menyimpan benda-benda bersejarah yang ditemukan di daerah tersebut. Termasuk fosilfosil purba itu. Saat ini, memang fosil-fosil hasil temuan tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. Setelah itu, nanti akan beranjak ke tahap penelitian.

Penemuan fosil di kawasan sekitar Situs Patiayam itu ternyata bukan baru satu atau dua kali terjadi. Bahkan, sudah sering kali fragmen fosil ditemukan di sekitar kawasan Patiayam dan kemudian dikonservasi di Situs Purbakala Patiayam.

Bahkan, ada data yang menyebutkan, sejak tahun 2004 hingga 2018, tercatat ada sekitar 6.200 fragmen yang telah ditemukan di kawasan itu. Di Dusun Karang Subur, Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, juga pernah ditemukan fosil di lahan Perum Perhutani dan lahan milik warga sekitar hutan. Namun, proses konservasinya masih menunggu waktu yang tepat.

Di kedua lokasi tersebut diperkirakan ada fragmen fosil gading gajah purba dan kepala banteng. Jika benar fragmenfragmen fosil yang ditemukan itu merujuk pada kesimpulan bahwa kawasan itu dulunya adalah habitat gajah purba, tentu temuan-temuan tersebut akan menjadi kontribusi positif bagi khazanah ilmu

pengetahuan.• DR/Pti/Gto

This article is from: