6 minute read

• Inovasi Teknologi Perum Perhutani dan Kementerian ATR/BPN Layak Go Global

Penilaian Esri, penyedia solusi geospasial terkemuka di Indonesia, menunjukkan, inovasi teknologi hasil kolaborasi

Perum Perhutani dan Direktorat

Advertisement

Jenderal (Ditjen) Tata Ruang

Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Penilaian yang positif itu diwujudkan Esri dengan memberikan

Penghargaan Teknologi Berskala

Global kepada Perum Perhutani dan

Ditjen Tata Ruang Kementerian ATR/

BPN. Penghargaan tersebut adalah

Special Achievement in GIS (SAG)

Award. Pemberian penghargaan dari

Esri itu diberikan dalam ajang konferensi tahunan Esri User

Conference (Esri UC) ke-42 yang dilaksanakan di San Diego, Amerika

Serikat. Di dalam ajang itu, Perum

Perhutani dan Ditjen Tata Ruang dinyatakan mengungguli lebih dari 300.000 kandidat lain dari seluruh dunia, sehingga layak mendapatkan penghargaan. Perum Perhutani menerima penghargaan atas optimisasi pemanfaatan data kehutanan untuk wilayah di Pulau Jawa dan Madura melalui aplikasi berbasis teknologi geospasial. Aplikasi berbasis teknologi geospasial tersebut adalah

Perhutani Digital Forest. Inovasi tersebut menggabungkan secara sistematik data lapangan dari seluruh Prestasi membanggakan diukir Perum Perhutani bersama Direktorat Jenderal (Ditjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Badan Pertanahan Nasional (BPN) meraih penghargaan teknologi berskala global yaitu Special Achievement in GIS (SAG) Award. Mengungguli lebih dari 300.000 kandidat di seluruh dunia, raihan penghargaan tersebut menegaskan bahwa Perum Perhutani dan Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR telah menunjukkan inovasi gagasan dan transformasi digital di bidang mereka masing-masing.

wilayah ke dalam satu dashboard terpusat.

Sedangkan Ditjen Tata Ruang Kementerian ATR menerima penghargaan untuk pencapaian pemanfaatan penerapan teknologi ArcGIS dari Esri untuk penataan ruang pembangunan kota berbasis data melalui RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Real-time. Sebuah simulasi berbasis web 3D yang mendukung proses pengambilan keputusan tata kota untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Prestasi yang ditorehkan itu menjadi bukti bahwa Perum Perhutani dan Ditjen Tata Ruang telah menunjukkan inovasi gagasan dan transformasi digital di bidangnya masing-masing. Yaitu pengelolaan hutan dan perencanaan tata ruang kota. Sekaligus juga menegaskan kerja sama yang terjalin apik di antara keduanya.

Tentang pemberian penghargaan tersebut, Country Manager Esri Indonesia, Christanto Yanuar, mengatakan, pencapaian Perum Perhutani dan Ditjen Tata Ruang itu luar biasa. Pencapaian dari kedua organisasi itu menunjukkan bagaimana pemanfaatan teknologi GIS dapat membuka potensi Indonesia untuk meningkatkan inovasi dan akselerasi transformasi digital di sektor swasta dan pemerintahan.

“Esri Indonesia bangga dapat berkolaborasi dengan organisasi-

Foto: Prasetyo Herlambang/Kadip Arsitektur dan Pengembangan IT

Foto: Prasetyo Herlambang/Kadip Arsitektur dan Pengembangan IT organisasi terkemuka dan mendukung pemanfaatan teknologi digital di era Industri 4.0, yaitu teknologi Geographic Information System (GIS) untuk memberikan solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini,” ujar Chris.

Solusi Efisiensi

Sementara itu, Muhammad Denny Ermansyah mengatakan, Perhutani mengelola kawasan hutan negara yang luas. Dan sebagai perusahaan milik negara yang mengelola salah satu kawasan hutan terbesar di dunia, Perum Perhutani mengandalkan pemanfaatan data untuk perencanaan pengelolaan hutan berkelanjutan.

“Sebelum membangun solusi Perhutani Digital Forest, perusahaan menghadapi berbagai tantangan pada sistem pengumpulan dan pengolahan data, pekerja lapangan yang menghadapi hambatan saat bekerja secara remote, proses menjaga akurasi data yang pada akhirnya menyebabkan informasi kehutanan tidak lengkap, tidak konsisten, dan sering disalahgunakan,” kata Denny.

Dengan menggunakan teknologi ArcGIS, Perum Perhutani mengembangkan sebuah solusi yang memberikan efisiensi pengumpulan data di lapangan. Data yang dikumpulkan di lapangan itu dapat dikirimkan secara realtime ke dasbor terpusat untuk memastikan akurasi data yang dapat diakses oleh berbagai pemegang kepentingan.

“Teknologi GIS telah memungkinkan pengembangan teknologi infomasi yang tangguh dan akan memberikan nilai bisnis jangka panjang. Dengan memastikan keakuratan data dalam sistem, kami percaya analisa yang didapatkan dapat mendukung tim kami untuk mengambil keputusan yang tepat dan cerdas,” kata Denny.

Denny percaya, solusi yang ditawarkan Perhutani itu sangat bermanfaat. “Solusi Perhutani Digital Forest tidak hanya dapat membantu kami mengelola jutaan hektare hutan lindung secara berkelanjutan, tetapi juga menjadi inovasi yang akan membantu memerangi dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Sementara Ditjen Tata Ruang Kementerian ATR melakukan pengembangan penataan ruang berbasis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Real Time yang berisikan peraturan zonasi, peta, dan pengawasan pembangunan dalam skala 1:5.000 untuk setiap kotamadya di Indonesia. Di bawah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Ditjen Tata Ruang telah melakukan transformasi untuk alur kerja antar divisi serta penyelarasan rencana tata ruang perkotaan dengan program pembangunan nasional dan daerah. Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Dr Ir Abdul Kamarzuki, MPM.

Abdul Kamarzuki mengatakan, aplikasi tersebut memungkinkan pemanfaatan data real-time dari berbagai departemen, mengidentifikasi masalah perkotaan yang kritis semisal kapasitas infrastruktur, kontrol pembangunan, kemacetan lalu lintas, dan mitigasi bencana. “Didukung oleh teknologi ArcGIS, RDTR Real Time diharapkan dapat melayani lebih dari 600 pengguna dari jajaran pemerintah pusat, pemerintah kota, asosiasi perencanaan kota, dan akademisi,” katanya.

Perhutani Digital Forest

Perhutani Digital Forest selanjutnya dapat dikembangkan menjadi salah satu andalan Perum Perhutani. Sebab, sebagai perusahaan milik negara yang mengelola salah satu kawasan hutan terbesar di dunia, Perum Perhutani mengandalkan pemanfaatan data untuk perencanaan pengelolaan hutan berkelanjutan. Dan solusi

Foto: Prasetyo Herlambang/Kadip Arsitektur dan Pengembangan IT

pemanfaatan data tersebut ada di Perhutani Digital Forest itu.

Sebelum membangun solusi Perhutani Digital Forest, Perum Perhutani menghadapi berbagai tantangan pada sistem pengumpulan dan pengolahan data. Juga terdapat kendala-kendala semisal pekerja lapangan yang menghadapi hambatan saat bekerja secara remote, serta kesulitan menjaga akurasi data yang pada akhirnya menyebabkan informasi kehutanan tidak lengkap, tidak konsisten, dan sering disalahgunakan.

Kehadiran Perhutani Digital Forest menjawab kendala-kendala tersebut. Dengan menggunakan teknologi ArcGIS, Perum Perhutani mengembangkan sebuah solusi Perhutani Digital Forest yang memberikan efisiensi pengumpulan data di lapangan serta dapat dikirimkan secara real-time ke dasbor terpusat untuk memastikan akurasi data yang dapat diakses oleh berbagai pemegang kepentingan.

Direktur SDM, Umum, dan IT Perum Perhutani, Muhammad Denny Ermansyah, mengatakan hal itu. Ia menegaskan, visi organisasi Perhutani adalah mengelola semua sumber daya hutan dengan cara berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Maka, programprogram yang ditelurkan hendaklah bermanfaat untuk jangka panjang dan berkelanjutan pula.

“Teknologi GIS telah memungkinkan pengembangan teknologi infomasi yang tangguh dan akan memberikan nilai bisnis jangka panjang,” jelasnya.

RDTR Real Time

RDTR Real Time merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Tata Ruang. Di bawah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Tata Ruang telah melakukan transformasi untuk alur kerja antar divisi serta penyelarasan rencana tata ruang perkotaan dengan program pembangunan nasional dan daerah.

Direktorat Jenderal Tata Ruang melakukan pengembangan penataan ruang berbasis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Real Time yang berisikan peraturan zonasi, peta, dan pengawasan pembangunan dalam skala 1:5.000 untuk setiap kotamadya di Indonesia. Aplikasi tersebut memungkinkan pemanfaatan data real-time dari berbagai departemen, mengidentifikasi masalah perkotaan yang kritis semisal kapasitas infrastruktur, kontrol pembangunan, kemacetan lalu lintas, dan mitigasi bencana.

Didukung oleh teknologi ArcGIS, RDTR Real Time diharapkan dapat melayani lebih dari 600 pengguna dari jajaran pemerintah pusat, pemerintah kota, asosiasi perencanaan kota, dan akademisi. Penggunaan teknologi itu diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar.

“Kami sangat berterima kasih atas penghargaan untuk RDTR Real Time yang telah dipercaya sebagai sebuah terobosan bagi pengembangan pembangunan kota yang efisien dan perencanaan tata ruang untuk Indonesia,” kata Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM.

Jadi, inovasi teknologi hasil kolaborasi Perum Perhutani dan Ditjen Tata Ruang itu jelas memberikan manfaat besar. Hasil penelitian Esri menunjukkan hal itu. Hal itulah yang memdasari Esri memberikan Penghargaan Special Achievement in GIS (SAG) Award kepada Perum Perhutani dan Ditjen Tata Ruang Kementerian ATR/BPN. Salut! • DR

This article is from: